commit to user 14
2.2.5. Material Penyusun Beton Mutu Tinggi
Komponen pembentuk Beton Mutu tinggi adalah semen, agregat halus, air dan bahan tambahan lain yaitu serat baja ,
silika fume
dan tepung kuarsa sebagai
filler
nano material.
2.2.5.1.Semen
Portland
Semen merupakan bahan yang mempunyai sifat adesif dan kohesif. Bahan yang mempunyai kedua sifat ini memiliki fungsi sebagai bahan perekat. Semen
portland adalah semen hidraulis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker, yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalium yang bersifat hidraulis,
dengan gips sebagai bahan tambahan. Semen hidraulis adalah semen yang akan mengeras apabila bereaksi dengan air, menghasilkan bahan yang tahan air
water resistance
dan stabil dalam air. Klinker adalah bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan semen, sebagai hasil dari pembakaran pada suhu tinggi terhadap
bahan-bahan mentah pembentuk semen.
Semen yang baik mempunyai sifat-sifat antara lain sebagai berikut : a.
Kehalusan butir, dimana semakin halus permukaan butiran semakin luas permukaan
butiran semen
tersebut, sehingga
pengikatannya dan
pengerasaannya juga semakin sempurna. b.
Pengikatan awal dimulai setelah satu jam setelah dicampur dengan air. c.
Kekuatan adukan setelah mengeras mempunyai nilai tertentu. Komposisi kimia semen Portland pada umumnya terdiri dari CaO, SiO
2
, Al
2
O
3
dan Fe
2
O
3
yang merupakan oksida dominan. Oksida yang lain jumlahnya hanya beberapa persen dari berat semen. Keempat oksida utama tersebut didalam semen
berupa senyawa C
3
S, C
2
S, C
3
A dan C
3
AF dengan perbandingan tertentu pada setiap produk semen, tergantung pada komposisi bahan bakunya. Komposisi
kimia semen Portland dapat dilihat pada Tabel 2.2.
commit to user 15
Tabel 2.2. Komposisi Kimia Semen
Portland
Oksida Persen
Kapur CaO Silika SiO
2
Alumina Al
2
O
3
Besi Fe
2
O
3
Magnesia MgO Sulfur SO
3
Sodapotash Na
2
O + K
2
O 60 – 65
17 – 25 3 – 8
0,5 – 6 0,5 – 4
1 – 2 0,5 – 1
Sumber:Kardiyono Tjokrodimuljo, 1995 Senyawa-senyawa utama semen
Portland
yatiu C
3
S, C
2
S, C
3
A dan C
4
AF memiliki sifat yang menentukan sifat kekuatan semen, sifat-sifat senyawa tersebut
antara lain : 1.
Trikalsium Silikat C
3
S atau 3CaO.SiO
2
Senyawa ini mengalami hidrasi sangat cepat disertai pelepasan sejumlah besar panas, selain itu juga berpengaruh besar terhadap pengerasan semen terutama
sebelum mencapai umur 14 hari. Senyawa ini juga kurang tahan terhadap agresi kimiawi, dan mengalami disintegrasi oleh sulfat tanah yang dapat menyebabkan
retak-retak pada beton. 2.
Dikalsium Silikat C
2
S atau 2CaO.SiO
2
C
2
S bereaksi dengan air lebih lambat sehingga berpengaruh terhadap pengerasan semen setelah berumur lebih dari 7 hari dan memberikan kekuatan akhir. Unsur
ini juga membuat semen tahan terhadap serangan kimia dan juga mengurangi besar susut pengeringan.
3. Trikalsium Aluminat C
3
A atau 3CAO.Al
2
O
3
Senyawa ini mengeras dalam beberapa jam dengan melepas sejumlah panas. Kuantitas yang terbentuk dalam ikatan menentukan kekuatan beton pada umur 14
commit to user 16
hari. Senyawa ini juga mudah bereaksi dengan sulfat sehingga menyebabkan terjadinya retak-retak pada beton.
4. Tetrakalcium Aluminoferrit C
4
AF atau 4CAO.Al
2
O
3
.Fe
2
O
3
Senyawa ini tidak terlalu mempengaruhi kekuatan dan sifat semen. C
4
AF hanya berfungsi mempercepat dan menyempurnakan reaksi pada dapur pembakaran
proses pembentukan semen.
Gambar 2.1. Semen OPC yang digunakan
Senyawa kimia yang terkandung dalam semen merupakan bahan yang reaktif terhadap air. Apabila semen bercampur dengan air, maka senyawa-senyawa
tersebut akan bereaksi menghasilkan suatu pasta yang akan mengeras menurut waktu. Proses bereaksinya semen dengan air itulah yang dinamakan hidrasi
semen.
Reaksi hidrasi ini berlangsung sangat lambat dan bertambah lambat sejalan dengan bertambahnya waktu. Hal ini disebabkan makin terbentuknya lapisan
pasta semen yang menyelimuti butiran semen. Menurut Paulus Nugraha 1988 : 28, secara teoritis proses hidrasi akan berhenti bila tebal lapisan mencapai 25µm.
Perubahan komposisi kimia semen yang dilakukan dengan cara mengubah prosentase 4 komponen utama semen dapat menghasilkan beberapa jenis semen
sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Adapun klasifikasi semen
Portland
menurut
SII 0013-81 dapat dilihat pada Tabel 2.3.
commit to user 17
Tabel 2.3. Jenis-Jenis Semen
Portland
Jenis Semen Karakteristik Umum
Jenis I Semen portland untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus Jenis II
Semen portland yang penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang
Jenis III Semen portland yang penggunaannya memerlukan persyaratan
kekuatan awal yang tinggi setelah pengikatan Jenis IV
Semen portland yang penggunaannya menuntut panas hidrasi rendah
Jenis V Semen portland yang penggunaannya menuntut persyaratan
sangat tahan terhadap sulfat Sumber : Kardiyono Tjokrodimuljo, 1995
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa semen yang paling baik digunakan dalam pembuatan beton mutu tinggi adalah semen dengan kandungan C
3
S
Tricalsium Silicate
yang berfungsi memberi kekuatan pada saat permulaan dan menambahan kekuatan secara kontinyu.
2.2.5.2.Agregat
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton.Berdasarkan ukuran besar butirnya, agregat
yang dipakai dalam adukan beton dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu agregat halus dan agregat kasar.UHPC saat ini dikembangkan hanya
menggunakan agregat halus yaitu pasir ukuran 0.125 – 0.5 mmHarianto Hardjasaputra,2008.
Menurut Tjokrodimuljo 1996, agregat halus adalah agregat yang berbutir kecil antara 0,15 mm dan 5 mm. Pemilihan agregat halus harus benar-benar
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Karena sangat menentukan dalam
commit to user 18
hal kemudahan pengerjaan
workability
, kekuatan
strength
, dan tingkat keawetan
durability
dari beton yang dihasilkan. Pasir sebagai bahan pembentuk mortar bersama semen dan air, berfungsi mengikat agregat kasar menjadi satu
kesatuan yang kuat dan padat.
Pasir di dalam campuran beton sangat menentukan dalam hal kemudahan pengerjaan
workability
, kekuatan
strength
, dan tingkat keawetan
durability
dari beton yang dihasilkan. Mutu pasir harus dikendalikan untuk memperoleh hasil beton yang seragam. Oleh karena itu pasir sebagai agregat halus harus
memenuhi gradasi dan persyaratan yang ditentukan. Batasan susunan butiran
agregat halus dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Batasan Susunan butiran agregat halus
Ukuran saringan mm
Persentase lolos saringan Daerah 1
Daerah 2 Daerah 3
Daerah 4
10,00 4,80
2,40 1,20
0,60 0,30
0,15 100
90-100 60-95
30-70 15-34
5-20 0-10
100 90-100
75-100 55-90
35-59 8-30
0-10 100
90-100 85-100
75-100 60-79
12-40 0-10
100 95-100
95-100 90-100
80-100 15-50
0-15
Sumber :Kardiyono Tjokrodimuljo 1996 Keterangan:
Daerah 1 : Pasir kasar
Daerah 2 : Pasir agak kasar
Daerah 3 : Pasir agak halus
Daerah 4 : Pasir halus
Seperti halnya beton normal, beton mutu tinggi dapat pula direncanakan untuk berbagai variasi penggunaan agregat. beton mutu tinggi saat ini dikembangkan
hanya menggunakan agregat halus yaitu pasir ukuran 0.125 – 0.5 mm [DIN 4226 -
1] dengan analisa saringan seperti pada Gambar 2.2.
commit to user 19
Gambar 2.2.Tipikal Analisis Saringan untuk pasir halus yang digunakan pada
campuran beton mutu tinggi
Filler
adalah sekumpulan mineral yang umumnya lolos saringan no.200, yang mengisi rongga
voids
diantara partikel agregat kasar dalam rangka mengurangi besarnya rongga dan meningkatkan kerapatan dan stabilitas dari massa tersebut.
Rongga udara pada agregat kasar diisi oleh partikel lolos saringan no.200, membuat rongga udara lebih kecil dan kerapatan massanya lebih besar. Dengan
bubuk isian yang berbutir halus maka luas permukaan butir akan bertambah luas, yang akibatnya terhadap geser menjadi lebih besar selanjutnya stabilitas geseran
akan bertambah Suprapto Totomiharjo,1994.
Perbedaan perancangan beton mutu tinggi dengan beton normal adalah bagaimana mencari susunan gradasi ukuran butir yang dapat mengisi ruang kosong pada
matrix
semen, sedangkan pada beton mutu tinggi dengan
filler
nano material ukuran butir yang digunakan dalam rentang nanometer, yang disingkat
nm.Pemilihan gradasi yang tepat akan diperoleh kepadatan per satuan volum yang
tinggi .Gambar 2.3. adalah contoh dari gradasi ukuran butiran yang dipakai untuk
Ukuran Butiran mm P
e r
s e
n
L o
l o
s
Ukuran Butiran mm
commit to user 20
mix design
dengan kode Campuran M 1Q dan Campuran B 3Q yang kembangkan oleh Prof. Schmidt di Universitas Kassel Jerman
Gambar 2.3.Grafik ukuran partikel dan kumulatip persentasi Vol dari masing
masing partikel untuk desain campuran UHPC tipe M1Q dan B3 Q Menurut
Prof. Schmidt di Universitas Kassel Jerman
Campurannya terdiri dari butiran-butiran sangat halus terletak pada ukuran submikroskopis, yaitu: mikrosilika berukuran antara 0.05 – 0.8 micron, tepung
kuarsa dan semen berukuran 10 – 60 micron, pasir halus berukuran 500 – 1250 micron.
2.2.5.3.Air
Air merupakan bahan dasar pembuat dan perawatan beton, penting namun harganya paling murah. Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen, serta untuk
menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air yang memenuhi syarat sebagai air minum, memenuhi syarat pula
untuk bahan campuran beton, tetapi tidak berarti air harus memenuhi persyaratan air minum. Ketika diperoleh air dengan standar air minum, maka dapat dilakukan
Campuran Campuran
Pasir kuarsa Tepung kuarsa
Pasir kuarsa
Mikrosilika
Ukuran Butiran mm P
e r
s e
n
L o
l o
s K
o m
u l
a t
i f
commit to user 21
pemeriksaan secara visual yang menyatakan bahwa air tidak berwarna, tidak berbau, dan cukup jernih.
Menurut Tjokrodimuljo 1996 kekuatan beton dan daya tahannya berkurang jika air mengandung kotoran. Pengaruh pada beton diantaranya pada lamanya waktu
ikatan awal serta kekuatan beton setelah mengeras. Adanya lumpur dalam air diatas 2 gramliter dapat mengurangi kekuatan beton. Air dapat memperlambat
ikatan awal beton sehingga beton belum mempunyai kekuatan dalam umur 2-3 hari.
Sodium karbonat
dan
potasium
dapat menyebabkan ikatan awal sangat cepat dan konsentrasi yang besar akan mengurangi kekuatan beton.
2.2.5.4.Bahan Tambah
Bahan tambah
admixture
ialah bahan selain unsur pokok beton air, semen, dan agregat halus yang ditambahkan kedalam campuran saat atau selama
pencampuran berlangsung. Penggunaan bahan tambah biasanya didasarkan pada alasan yang tepat, diantaranya perbaikan kelecakan dan dapat menggunakan
penggunaan semen Tjokrodimulyo, 1996. Tujuan penambahan
admixture
ini adalah untuk mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam
keadaan segar atau setelah mengeras.
a. Serat Baja