Teknik Pengumpulan Data Gambaran Umum ObyekSubyek Penelitian

4 Setuju 5 Sangat Setuju. Semakin skor jawaban responden mengarah ke skor 5 maka menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak semakin tinggi dalam meningkatkan penerimaan pajak.

b. Sikap Rasional

Sikap rasional dalam perpajakan adalah pertimbangan wajib pajak atas untung ruginya dalam memenuhi kewajiban pajaknya, ditunjukkan dengan pertimbangan wajib pajak terhadap keuangan apabila tidak memenuhi kewajiban pajaknya dan risiko yang timbul apabila membayar dan tidak membayar pajak Siat dan Toly, 2013. Indikator yang digunakan : merasa untung apabila membayar pajak, merasa membayar pajak harus mendapat pujian, merasa bila tidak membayar pajak berisiko ketahuan oleh instansikantor pajak, membandingkan risiko kerugian tidak membayar pajak dengan keuntungan membayar pajak Santi dan Zulaikha, 2011. Dalam variabel ini terdapat 4 pernyataan menggunakan pengukuran skala likert dengan 5 poin penilaian, yang terdiri dari: 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju. Semakin skor jawaban responden mengarah ke skor 5 maka menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak semakin tinggi dalam meningkatkan penerimaan pajak.

c. Sunset Policy

Sunset policy merupakan penghapusan sanksi administrasi bagi wajib pajak yang belum memiliki NPWP dan kurang bayar pajak, serta merupakan kesempatan untuk menyampaikan dan membetulkan SPT yang salah sebelum adanya penegakan hukum pajak Rantung dan Adi, 2009. Indikator pengukuran yang digunakan : Kemauan mengikuti sunset policy, batas waktu, sunset policy bukan suatu jebakan, kesadaran manfaat sunset policy, tetap membayar pajak sunset policy berakhir Ngadiman dan Huslin, 2015. Dalam variabel ini terdapat 5 pernyataan menggunakan pengukuran skala likert dengan 5 poin penilaian, yang terdiri dari: 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju. Semakin skor jawaban responden mengarah ke skor 5 maka menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak semakin tinggi dalam meningkatkan penerimaan pajak.

d. Sanksi

Sanksi merupakan hukuman negatif kepada orang yang melanggar peraturan, sehingga dapat dikatakan bahwa sanksi perpajakan adalah hukuman negatif kepada orang yang melanggar peraturan perpajakan dengan cara membayar uang maupun kurungan penjara Jotopurnomo dan Mangoting, 2013. Indikator pengukuran yang digunakan : sanksi diperlukan, sanksi pidana ringan, sanksi administrasi ringan, sanksi berat untuk mendidik, sanksi dikenakan tanpa negosiasi, sanksi tidak dapat dinegosiasikan Santi dan Zulaikha, 2011. Dalam variabel ini terdapat 6 pernyataan menggunakan pengukuran skala likert dengan 5 poin penilaian, yang terdiri dari: 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju Semakin skor jawaban responden mengarah ke skor 5 maka menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak semakin tinggi dalam meningkatkan penerimaan pajak.

e. Pelayanan Fiskus

Pelayanan Fiskus adalah pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk membantu Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakannya. Pelayanan pajak termasuk dalam pelayanan publik karena dijalankan oleh instansi pemerintah, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan undang-undang dan tidak berorientasi pada profit atau laba Halim dan Ratnawati, 2014. Indikator pengukuran yang digunakan : sikap kooperatif fiskus, menegakkan aturan perpajakan, bekerja secara jujur, mempersulit wajib pajak, pernah dikecewakan, informasi belum cukup baik Pelayanan cukup baik, bersikap adil Santi dan Zulaikha, 2011. Dalam variabel ini terdapat 6 pernyataan menggunakan pengukuran skala likert dengan 5 poin penilaian, yang terdiri dari: 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju Semakin skor jawaban responden mengarah ke skor 5 maka menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak semakin tinggi dalam meningkatkan penerimaan pajak.

f. Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna dan atau pengaruh tertentu kepada individu Jotopurnomo dan Mangoting, 2013. Indikator pengukuran yang digunakan : masyarakat mendukung perilaku tidak patuh terhadap pajak, masyarakat mendorong untuk melaporkan pajak secara tidak benar guna mengurangi beban pajak, masyarakat melaporkan pajak secara tidak benar, melaporkan pajak secara tidak benar karena anjuran masyarakat sekitar Santi dan Zulaikha, 2011. Dalam variabel ini terdapat 4 pernyataan menggunakan pengukuran skala likert dengan 5 poin penilaian, yang terdiri dari: 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju Semakin skor jawaban responden mengarah ke skor 5 maka menunjukkan bahwa kepatuhan wajib pajak semakin tinggi dalam meningkatkan penerimaan pajak.

F. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan dan kecermatan suatu alat ukur. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang relevan dengan tujuan pengukuran dan harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson product moment. Instrumen penelitian dikatakan valid jika memiliki faktor loading lebih besar dari 0,40 Nazarudin dan Basuki, 2015.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda apabila dilakukan kembali kepada subyek yang sama. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan cronbach alpha nya. Suatu variabel dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha nya lebih besar dari 0,60 Umar, 2011.

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum yang relevan dengan responden dengan menggunakan table distribusi yang merincikan variable-variabel keseluruhan dalam penelitian yang diperoleh dari hasil jawaban yang diterima dari responden. Statistik deskriptif dalam penelitian ini memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum.

2. Uji Asumsi Klasik

Analisis regresi mensyaratkan untuk dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian ini digunakan untuk memastikan bahwa persamaan regresi telah terbebas dari multikolinieritas, heteroskedastisitas dan uji asumsi klasik sendiri meliputi :

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, terdapat variabel pengganggu atau residual yang memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi normalitas data, pada penelitian ini akan dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov Test K-S. Apabila nilai probabilitas signifikan K- S ≥ 5 atau 0.05, maka data berdistribusi normal Umar, 2011.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi yang disusun ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang tidak bebas multikolinieritas dapat mengakibatkan nilai-nilai t yang tidak signifikan, arah yang salah pada koefisien-koefisien regresi. Model regresi tidak mengandung multikolinieritas jika nilai VIF 10 dan Tolerance 0,1 Ghozali, 2011.

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi terdapat ketidaksamaan varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain konstan, maka dapat disebut sebagai homoskedastisitas. Tetapi apabila varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tidak konstan, maka disebut heteroskedastisitas. Metode pengujian menggunakan uji glejser. Model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas jika nilai sig 0,05 Ghozali, 2011.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini di uji menggunakan regresi linier berganda, karena untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut : � = � + � 1 . KP + � 2 . SR + � 3 . SP + � 4 . SAN + � 5 . PEL + � 6 . LIN + � Di mana : Y : Kepatuhan wajib pajak � : konstanta � 1 − � 5 : koefisien regresi KP : kesadaran perpajakan SR : sikap rasional SP : sunset policy SAN : sanksi PEL : pelayanan fiskus LIN : lingkungan e : error

a. Uji Koefisien Determinasi Adjusted R Square

Uji koefisien determinasi � 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu. Nilai � 2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen terbatas. Sebaliknya jika nilai � 2 yang tinggi berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

b. Uji Nilai F

Uji F pada dasarnya untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model penelitian mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai sig F dengan α 0,05. Jika sig F α 0,05, maka terdapat pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen.

c. Uji Nilai t

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial atau secara individual apakah terdapat pengaruh hubungan antara variabel independen kesadaran perpajakan, sikap rasional, sunset policy, sanksi, pelayanan fiskus, dan lingkungan terhadap variabel dependen kepatuhan wajib pajak. Hipotesis diterima jika nilai sig α 0,05 dan koefisien regresi searah dengan hipotesis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ObyekSubyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrument angket atau kuesioner yang telah didistribusikan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi. Jumlah kuesioner yang disebar adalah sebanyak 100 kuesioner yang disebar ke Wajib Pajak Orang Pribadi yang berada di KPP Pratama Sleman dan KPP Pratama Wates. Tabel 4.1 Jumlah Kuisioner yang Disebar di KPP Pratama Sleman dan KPP Pratama Wates No Nama KPP Jumlah Kuesioner Disebar Diperoleh Tidak Dipakai Dipakai 1 KPP Pratama Sleman 50 50 - 50 2 KPP Pratama Wates 50 50 - 50 Total 100 100 100 Outliers Total data yang diolah 100 Sumber: Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.1 diatas terdapat 100 kuesioner yang disebar sedangkan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 100 kuesioner. Dari kuesioner yang kembali tersebut, semua lembar kuisioner diisi lengkap oleh responden di KPP Pratama Sleman dan Wates. Sehingga data yang dipakai adalah 100 lembar kuisioner. Karekteristik responden diukur dengan menggunakan skala interval yang menunjukan besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, umur responden, pendidikan terakhir dan jenis pekerjaan responden. Pada karakteristik responden, terdapat 100 responden. Data karakteristik dari responden dapat dilihat pada pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Data Karakteristik Responden Karakteristik Deskripsi Jumlah Persentase Jenis Kelamin Jumlah Responden Pria Wanita 100 51 49 51 49 Umur Responden Jumlah Responden 20-24 tahun 25-35 tahun 35 tahun 100 4 34 62 4 34 62 Pendidikan Terakhir Jumlah Responden SMA D1 D3 Sarjana 100 18 3 12 59 18 3 12 59 Pekerjaan Jumlah Responden Wiraswasta Pegawai Negeri Pegawai Swasta 100 39 20 41 39 20 41 Sumber: Data Primer yang diolah, 2016 Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini mayoritas pria berjumlah 51 wajib pajak dengan presentase sebesar 51, umur responden mayoritas 35 tahun dengan presentase sebesar 62, pendidikan terakhir responden mayoritas sarjana dengan presentase 59, pekerjaan responden mayoritas pegawai swasta dengan presentase sebesar 41.

B. Statistik Deskriptif

Hasil tabel statistik deskriptif yang disajikan tabel 4.3 memberikan gambaran deskriptif yang terdiri atas variabel kepatuhan wajib pajak sebagai variabel dependen, sedangkan kesadaran perpajakan, sikap rasional, sunset policy, sanksi, pelayanan fiskus, dan lingkungan sebagai variabel independen. Distribusi data dapat dikatakan baik apabila nilai deviasi standarnya dibawah nilai rata-rata. Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel N Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Mean Std. Deviation Kesadaran Perpajakan 100 6-30 22-30 26.55 2.687 Sikap Rasional 100 4-20 14-20 28.45 1.690 Sunset Policy 100 5-25 15-25 18.17 1.551 Sanksi 100 6-30 19-30 21.94 2.689 Pelayanan Fiskus 100 6-30 18-30 26.51 2.754 Lingkungan 100 4-20 13-20 26.90 2.702 Kepatuhan Wajib Pajak 100 6-30 19-30 17.90 1.784 Sumber: Data Primer yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat kisaran teoritis, kisaran empiris, mean dan std.deviation. Kisaran teoritis merupakan perkiraan nilai minimum dan maksimum total skor jawaban dari setiap variabel. Nilai kisaran minimum diperoleh dari cara mengkalikan total pernyataan dalam kuesioner dengan nilai jawaban terendah. Kisaran empiris merupakan nilai maksimum dan minimum dari total skor jawaban actual yang diperoleh setelah dilakukannya analisis deskriptif. Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa variabel kesadaran perpajakan meniliki mean sebesar 26,55 dengan standar deviasi 2,687, berarti kesadaran perpajakan dalam penelitian ini masuk kategori tinggi. Sikap rasional memiliki mean 28,45 dengan standar deviasi 1,690, berarti sikap rasional dalam penelitian ini masuk kategori tinggi. Sunset Policy memiliki mean 18,17 dengan standar deviasi 1,551, berarti sunset policy dalam penelitian ini masuk kategori tinggi. Sanksi memiliki mean 21,94 dengan standar deviasi 2,689, berarti sanksi dalam penelitian ini masuk kategori tinggi. Pelayanan fiskus memiliki mean 26,51 dengan standar deviasi 2,754, berarti pelayanan fisksus dalam penelitian ini masuk kategori tinggi. Lingkungan memiliki mean 26,90 dengan standar deviasi 2,702, berarti lingkungan dalam penelitian ini masuk kategori tinggi. Kepatuhan wajib pajak memiliki mean 17,90 dengan standar deviasi 1,784, berarti kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini masuk kategori tinggi.

C. Hasil Uji Kualitas Instrumen Data

1. Hasil Uji Validitas

Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson product moment. Instrumen penelitian dikatakan valid jika memiliki faktor loading lebih besar dari 0,40. Hasil dari uji validitas penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Butir Component Kriteria Ket Kesadaran Perpajakan Kesadaran_1 0,498 0,4 Valid Kesadaran_2 0,446 0,4 Valid Kesadaran_3 0,628 0,4 Valid Kesadaran_4 0,640 0,4 Valid Kesadaran_5 0,651 0,4 Valid Kesadaran_6 0,754 0,4 Valid Sikap Rasional Sikap_1 0,680 0,4 Valid Sikap_2 0,761 0,4 Valid Sikap_3 0,654 0,4 Valid Sikap_4 0,730 0,4 Valid Sunset Policy Sunset_1 0,836 0,4 Valid Sunset_2 0,848 0,4 Valid Sunset_3 0,750 0,4 Valid Sunset_4 0,776 0,4 Valid Sunset_5 0,692 0,4 Valid Sanksi Sanksi_1 0,748 0,4 Valid Sanksi_2 0,721 0,4 Valid Sanksi_3 0,704 0,4 Valid Sanksi_4 0,669 0,4 Valid Sanksi_5 0,772 0,4 Valid Sanksi_6 0,691 0,4 Valid Pelayanan Fiskus Pelayanan_1 0,758 0,4 Valid Pelayanan_2 0,756 0,4 Valid Pelayanan_3 0,744 0,4 Valid Pelayanan_4 0,700 0,4 Valid Pelayanan_5 0,721 0,4 Valid Pelayanan_6 0,632 0,4 Valid Lingkungan Lingkungan_1 0,733 0,4 Valid Lingkungan_2 0,757 0,4 Valid Lingkungan_3 0,768 0,4 Valid Lingkungan_4 0,776 0,4 Valid Kepatuhan Kepatuhan_1 0,743 0,4 Valid Kepatuhan_2 0,763 0,4 Valid Kepatuhan_3 0,737 0,4 Valid Kepatuhan_4 0,605 0,4 Valid Kepatuhan_5 0,736 0,4 Valid

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN, KESADARAN WAJIB PAJAK SERTA PELAYANAN PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Empiris Pada Pegawai Negeri di Lingkup Universitas Jember)

2 34 20

PENGARUH SIKAP WAJIB PAJAK ATAS PELAKSANAAN SANKSI ADMINISTRASI, PELAYANAN FISKUS DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas di Bandar Lampung)

1 41 71

PENGARUH LINGKUNGAN DAN INDIVIDU WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK KPP PRATAMA MAKASSAR SELATAN

2 10 12

PENGARUH ADMINISTRASI PERPAJAKAN, KUALITAS LAYANAN FISKUS, TERHADAP PERILAKU WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi pada wajib pajak Badan di kantor pelayanan pajak Malang Selatan)

2 11 16

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG

0 3 14

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

3 58 12

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK, PELAYANAN FISKUS, PENGETAHUAN AKAN PERATURAN PERPAJAKAN, PERSEPSI ATAS EFEKTIVITAS SISTEM PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK, TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS (Studi

0 1 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN PAJAK (Studi Empiris Terhadap Pengusaha Kena Pajak di Wilayah KPP Pratama Kudus)

0 1 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA ATAS PENGGELAPAN PAJAK (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang)

1 1 18

PENGARUH SOSIALISASI, SANKSI PERPAJAKAN, BIAYA KEPATUHAN, PENERAPAN E-FILLING DAN TAX AMNESTY TERHADAP KEPATUHAN PAJAK (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kudus dan Pati)

1 1 19