Kepatuhan Wajib Pajak Landasan Teori

pajak dengan jumlah yang benar, dan membayar pajak tepat pada waktunya Kiryanto, 2000.

4. Kesadaran Perpajakan

Kesadaran Perpajakan adalah suatu kondisi dimana wajib pajak mengetahui, memahami, dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela Muliari dan Setiawan, 2009. Menurut Musyarofah dan Purnomo 2008, kesadaran wajib pajak diperlukan untuk membayar pajak kepada negara yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan demi kepentingan dan kesejahteraan umum. Meningkatkan kesadaran pada wajib pajak untuk membayar pajak juga tergantung dari cara pemerintah mensosialisasikan dan bagaimana memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai wajib pajak agar anggapan dan pandangan yang keliru tentang arti dan fungsi pajak dapat dihilangkan.

5. Sikap Rasional

Sikap rasional dalam perpajakan adalah pertimbangan wajib pajak atas untung ruginya dalam memenuhi kewajiban pajaknya, ditunjukkan dengan pertimbangan wajib pajak terhadap keuangan apabila tidak memenuhi kewajiban pajaknya dan risiko yang akan timbul apabila membayar dan tidak membayar pajak Siat dan Toly, 2013. Menurut Santi dan Zulaikha 2011, apabila wajib pajak lebih mementingkan keuangan dan kepentingan diri sendiri bertambah, maka wajib pajak akan bersikap tidak patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Pada dasarnya seseorang selalu ingin menguntungkan dirinya sendiri namun apabila terdapat penerapan peraturan pajak yang tidak tegas, sanksi administrasi yang relatif ringan dan fiskus yang sampai diajak kompromi, makah wajib pajak akan menganggap bahwa apabila tidak memenuhi kewajiban perpajakannya dianggap tidak menimbulkan risiko yang berat, maka sikap rasional wajib pajak untuk menguntungkan diri sendiri bertambah dan kepatuhan wajib pajak berkurang. Menurut Prabawa dan Noviari 2013, terdapat tiga pengukuran komponen sikap, antara lain : 1. Komponen kognitif Komponen kognitif merupakan represensiapa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki individu mengenai sesuatu. 2. Komponen Afektif Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek kesadaran. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif disamakan dengan kesadaran yang dimiliki seseorang. 3. Komponen konatif Komponen Konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang.

6. Sunset Policy

Sunset Policy adalah fasilitas penghapusan sanksi administrasi pajak berupa bunga. Penghapusan sanksi administrasi berupa bunga diharapkan membangkitkan niat Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajibannya dengan jujur dan terbuka tanpa adanya sanksi administrasi atas kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya Ernawati dan Purnomosidhi, 2010. Menurut Rantung dan Adi 2009, program Sunset Policy memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memulai kewajiban perpajakannya dengan benar melalui pembetulan SPT Tahunan PPh. Sunset Policy diberlakukan dalam jangka waktu terbatas dan merupakan bagian dari program pengampunan pajak yang diterapkan dalam perpajakan Indonesia. Silitonga 2008 mengatakan bahwa salah satu cara terbaik untuk meningkatkan penerimaan pajak tanpa menambah beban pajak baru kepada masyarakat, dunia usaha, dan para pekerja adalah melalui program pengampunan pajak. Pengampunan pajak akan diharapkan dapat menghasilkan penerimaan pajak yang selama ini belum dibayar dan meningkatkan kepatuhan serta efektivitas pembayaran karena daftar kekayaan wajib pajak makin akurat.

7. Pelayanan Fiskus

Menurut Jotopurnomo dan Mangoting 2013, pelayanan pada sektor perpajakan merupakan pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk membantu Wajib Pajak

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN, KESADARAN WAJIB PAJAK SERTA PELAYANAN PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN (Studi Empiris Pada Pegawai Negeri di Lingkup Universitas Jember)

2 34 20

PENGARUH SIKAP WAJIB PAJAK ATAS PELAKSANAAN SANKSI ADMINISTRASI, PELAYANAN FISKUS DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas di Bandar Lampung)

1 41 71

PENGARUH LINGKUNGAN DAN INDIVIDU WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK KPP PRATAMA MAKASSAR SELATAN

2 10 12

PENGARUH ADMINISTRASI PERPAJAKAN, KUALITAS LAYANAN FISKUS, TERHADAP PERILAKU WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi pada wajib pajak Badan di kantor pelayanan pajak Malang Selatan)

2 11 16

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG

0 3 14

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, PENGETAHUAN PERPAJAKAN, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

3 58 12

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK, PELAYANAN FISKUS, PENGETAHUAN AKAN PERATURAN PERPAJAKAN, PERSEPSI ATAS EFEKTIVITAS SISTEM PERPAJAKAN, SANKSI PAJAK, TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS (Studi

0 1 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN PAJAK (Studi Empiris Terhadap Pengusaha Kena Pajak di Wilayah KPP Pratama Kudus)

0 1 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA ATAS PENGGELAPAN PAJAK (Studi Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang)

1 1 18

PENGARUH SOSIALISASI, SANKSI PERPAJAKAN, BIAYA KEPATUHAN, PENERAPAN E-FILLING DAN TAX AMNESTY TERHADAP KEPATUHAN PAJAK (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Kudus dan Pati)

1 1 19