12
1. Menghindari sinar matahari langsung
2. Memilih jenis lampu yang dapat memberikan sifat dan taraf
penerangan yang tepat, misalnya lampu pijar akan memberikan cahaya yang bersifat setempat, lampu TLPLFluorescent akan memberikan
cahaya yang merata Difused, sedangkan lampu sorot akan memberikan cahaya yan terfokus pada obyek tertentu.
Penggunaan lampu TLFluorescent sebagai alat penerangan sebaiknya dengan menggunakan komponen lampu TL yang baik sehingga dapat
mengurangi getaran yang timbul dari sumber cahaya tersebut.
Sedangkan menurut Kepmenkes RI No.14045MENKESXI2002 tentang Persyaratan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri:
Standar kadar intensitas cahaya yaitu minimal 100 Lux. Nilai pencahayaan lux yang terlalu rendah akan berpengaruh terhadap proses akomodasi
mata yang terlalu tinggi, sehingga akan berakibat terhadap kerusakan retina pada mata. Upaya pencahayaan agar memenuhi persyaratan
kesehatan perlu dilakukan tindakan, seperti pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan dan memiki
intensitas sesuai dengan peruntukannya. Penempatan bola lampu yang baik dapat menghasilkan penyinaran yang optimum. Bola lampu yang terlihat
mulai berdebu sebaiknya dibersihkan dan bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pencahayaan ruangan harus
diperhatikan karena hal ini sangat berdampak pada pemustaka dan bahan pustaka. Apabila pencahayaan ruangan tidak sesuai dengan standar maka akan
mengakibatkan penurunan gairah membaca pemustaka dan terjadinya kerusakan pada bahan pustaka. Pengaturan intensitas cahaya harus sesuai dengan standar
kadar intensitas cahaya yaitu minimal 100 Lux.
2.3.2 Gedung dan Ruang Perpustakaan
Menurut pendapat Lasa 2005: 147 bahwa: Bangunan maupun ruang untuk perpustakaan sebenarnya tidak
sesederhana yang dibayangkan orang. Ditinjau dari segi bangunan, perpustakaan merupakan suatu oraganisasi yang memiliki sub-sub sistem
yang memiliki fungsi berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam perencanaan gedung dan tata ruang perlu memperhatikan fungsi tiap ruang, unsur-unsur
keharmonisan dan keindahan, baik dari segi interior maupun eksterior. Ruang yang tertata baik akan memberikan kepuasan kepada pemakainya.
Gedung perpustakaan merupakan salah satu fasilitas perpustakaan yang
Universitas Sumatera Utara
13
mutlak perlu ada sebab perpustakaan tidak mungkin digabungkan dengan unit kerja lainnya di dalam satu ruangan.
Dalam membangun gedung perpustakaan ada beberapa aspek yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan.
Menurut Sutarno 2006:80-81, aspek yang perlu diperhatikan pada unsur gedung adalah:
a. Lokasi, harus di tempat yang mudah dan ekonomis didatangi
masyarakat pemakainya. b.
Luas tanah jika perpustakaan menempatkan gedung tersendiri, diusahakan
cukup menampung
bangunan gedung,
dengan kemungkinan perluasan dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang.
c. Luas gedung atau ruangannya harus cukup menampung ruang koleksi
bahan pustaka, ruang baca dengan kapasitas minimal 10 dari jumlah masyarakat yang akan dilayani, ruang layanan, ruang kerja pengolahan
dan administrasi.
d. Ruangan-ruangan lain yang diperlukan, seperti gudang dan kamar
kecil. e.
Konstruksi, mencakup aspek kekuatan dan pengamanan. f.
Cahaya di dalam ruang harus tenang. g.
Kesejukan di dalam ruangan dan pertukaran udara ventilasi harus baik.
h. Lingkungan yang tenang.
i. Tempat parkir kendaraan secukupnya.
j. Taman, dan lain-lain.
Jika diperhatikan dari aspek unsur gedung di atas, lokasi gedung perpustakaan merupakan hal pertama yang perlu diperhatikan. Dalam perencanaan
gedung, pemusatan lokasi gedung perpustakaan sebaiknya diperhatikan bagi setiap perguruan tinggi sebab sangat dianjurkan perpustakaan perguruan tinggi
tersebut berada di dalam satu lingkungan universitas yang mudah dijangkau dari segala arah. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, misalnya jarak antara fakultas
dengan perpustakaan cukup jauh maka adanya perpustakaan fakultas sangat dianjurkan. Hal ini dapat mempengaruhi keinginan pengguna dalam
memanfaatkan perpustakaan. Oleh karena itu dalam penempatan perpustakaan perlu dipilih lokasi yang strategis. Dalam membangun perpustakaan, setelah
adanya gedung perpustakaan unsur lainnya yang perlu dimiliki adalah ruang
Universitas Sumatera Utara
14
perpustakaan. Ruang perpustakaan pada dasarnya disediakan untuk koleksi, pengguna, staf atau pegawai pustakawan, dan keperluan lainnya.
Menurut Sjahrial-Pamuntjak 2000: 18,
pada dasarnya setiap
perpustakaan, besar ataupun kecil memerlukan ruangan yang berikut: 1.
Ruangan untuk menyimpan buku, majalah dan bahan rekaman lain 2.
Ruangan untuk membaca 3.
Ruangan untuk mengadakan administrasi peminjaman 4.
Ruangan kerja untuk pegawai 5.
Ruangan kantor kepala perpustakaan Menurut Perpustakaan Nasional RI: Standar Nasional Indonesia Bidang
Perpustakaan dan Kepustakawanan 2011: 6: Perpustakaan menyediakan gedung dengan ruang yang cukup untuk
koleksi, staf dan penggunanya. Perpustakaan harus menyediakan ruang sekurang-kurangnya 0,5 m
2
untuk setiap mahasiswa. 1.
Ruang koleksi Areal koleksi seluas 45 yang terdiri dari ruang koleksi buku, ruang
multimedia, ruang koleksi majalah ilmiah.
2. Ruang pengguna
Ruang pengguna seluas 30 yang terdiri dari ruang baca dengan meja baca, meja baca berpenyekat, ruang baca khusus, ruang diskusi, lemari
katalogkomputer, meja sirkulasi tempat penitipan tas dan toilet.
3. Ruang staf
Ruang staf perpustakaan seluas 25 terdiri dari ruang pengolahan, ruang penjilidan, ruang pertemuan, ruang penyimpanan buku yang
baru diterima, dapur dan toilet.
Selain ruangan-ruangan ini, dapat pula disediakan ruangan ruangan lain jika keadaan menginzinkan. Misalnya ruangan untuk mengadakan pertemuan,
diskusi, ruangan untuk membaca microfilm dan sesuai dengan keperluan masing- masing perpustakaan.
Adapun pembagian persentase yang diberikan untuk ruang-ruang tersebut menurut Soedibyo 1987: 148, alokasinya sebagai berikut:
1. 25 untuk keperluan pemakai
2. 50 untuk keperluan koleksi
3. 25 untuk keperluan ruang kerja petugas
Menurut Soedibyo 1987: 156-157, perincian perlengkapan untuk ruangan:
Universitas Sumatera Utara
15
1. Ruang administrasi, diperlukan meja dan kursi-meja, meja dan kursi
khusus untuk pengetik; mesin tik, almari, filing cabinet. 2.
Ruang pelayanan teknis, memerlukan meja dan kursi petugas sesuai dengan jumlahnya; almari, kereta buku, almari katalog, filing cabinet.
3. Gudang, diperlukan almari, rak buku.
4. Ruang penjilidan dan penggandaan. Untuk penjilidan diperlukan alat
pemotong kertas, alat penjilid, alat press, gunting, dan lainnya. Untuk penggandaan diperlukan mesin stensil, meja dan kursi petugas, almari,
alat fotocopy.
Dari uraian di atas dapat dimpulkan bahwa fasilitas yang disediakan untuk tiap ruangan tentu saja berbeda-beda. Ruangan difasilitasi sesuai kebutuhan
kegiatan yang dilakukan di ruangan tersebut sehingga kegiatan di perpustakaan menjadi lebih efisien dan efektif.
2.4 Minat Berkunjung