9
Proses aterosklerosis ini sudah dimulai pada masa kanak-kanak dan menjadi nyata secara klinik pada kehidupan dewasa. Lebih dari setengah insiden
penyakit ini dapat diterangkan kejadiannya oleh hiperkolesterolemia, hipertensi, dan merokok. Terdapat beberapa faktor risiko lain yang juga berperan akan tetapi
dalam derajat yang lebih kecil misalnya obesitas, dan aktivitas fisik yang kurang. American Heart Association,2013.
2.4.2 Epidemiologi
Epidemiologi PJK dimulai di Amerika Utara, Eropah dan Australia diawal abad 17. Di beberapa Negara industri , jumlah kematian akibat penyakit ini
mencapai puncaknya di tahun 60-an hingga awal 70-an dan sampai saat ini perkembangannya meningkat dibeberapa Negara.
Perbedaan etnis dan ras terhadap kemungkinan terkena PJK masih belum banyak dibuktikan, walaupun pada kenyataannya PJK relatif lebih tinggi pada
kulit hitam Amerika, orang Karibia, dan orang Indian di Afrika Tengah, Timur dan Selatan. Hal ini banyak dihubangkan dengan status sosial ekonominya yang
diperkirakan memiliki korelasi dengan peningkatan resiko mendapatkan PJK pada umur pertengahan dengan jenis kelamin pria dan kebanyakkan diantaranya
memiliki riwayat kegemukan, hipertensi dan diabetes mellitus. Masyarakat perkotaan umumnya memiliki pola dan gaya hidup berbeda dengan masyarakat
desa dan ini menjadi faktor resiko bagi ditemukannya PJK dengan konsumsi karbohidrat,konsumsi minyak nabati, pekerjaan yang keras dan merokok.
Di Negara berkembang termasuk Indonesia, pada mulanya PJK itu menyerang pasien golongan sosial ekonomi tinggi. Mereka memiliki gaya hidup
yang berisiko terpapar PJK, seperti konsentrasi lemak tinggi, jarang olahraga, merokok dan suasana hidup stres. Tetapi saat ini PJK sudah merambat ke
golongan social menengah kebawahan. Di Indonesia berdasarkan data dari rumah sakit dpat dilihat adanya
pengeseran urutan PJK sebagai macam Penyakit Jantung Pembuluh Darah PJPD, terbanyak sebelum tahun 1970, menjadi urutan pertama sesudah tahun
1970 hingga sekarang Irma, 2012.
Universitas Sumatera Utara
10
2.4.3 Patogenesis
Lesi aterosklerosis terutama terjadi pada lapisan paling dalam dinding arteri yaitu lapisan intima. Lesi tersebut meliputi Fatty streak, Fibrous plaque,
Advance complicated plaque. Disfungsi endotel disebabkan oleh beberapa faktor seperti merokok, hipertensi, dan hiperlipidemia. Hal ini memungkinkan masuknya
berbagai komponen darah ke dalam lapisan intima arteri. Komponen-komponen
ini biasanya melapisi sepanjang lapisan endotel dan tidak merusak arteri. Infiltrasi
leukosit, lipid dibawa oleh partikel LDL, dan makrofag menyebabkan sel darah ini terakumulasi dalam lapisan intima arteri. Peradangan terjadi dan foam cell
yang kaya lipid terbentuk sebagai makrofag yang menelan partikel LDL. Foam ini menumpuk dan tumbuh menjadi fatty streaks, yang akhirnya tonjol keluar ke
lumen arteri. Fibrous plaque merupakan kelanjutan dari fatty streak dimana terjadi
proliferasi sel, penumpukan lemak lebih lanjut dan terbentuknya jaringan ikat serta bagian dalam yang terdiri dari campuran lemak dan sel debris sebagai akibat
dari proses nekrosis. Pada fase ini terjadi proliferasi otot polos dimana sel ini akan membentuk fibrous cap. Fibrous cap ini akan menutup timbunan lemak
ekstraseluler dan sel debris.
Advance complicated lesion merupakan jaringan nekrosis yang
merupakan inti dari lesi semakin membesar dan sering mengalami perkapuran calcified, fibrous cap menjadi semakin tipis dan pecah sehingga lesi ini akan
mengalami ulserasi dan perdarahan serta terjadi thrombosis yang dapat menyebabkan terjadinya oklusi aliran darah Thomas G. Allison,2007.
2.4.4 Faktor-Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner