Karakteristik Responden HUBUNGAN DINAMIKA PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) DENGAN TINDAKAN PERBAIKAN INFRASTRUKTUR IRIGASI DI KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

lv V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Responden di Kecamatan Polokarto terdiri dari pengurus dan anggota dari beberapa kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A yang memiliki identitas yang berbeda-beda. Usia petani dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan respon dalam menjalankan usahataninya Soekartawi, 1988. Dalam berusaha tani petani membutuhkan curahan tenaga yang besar, selain itu juga petani harus mempunyai respon yang tinggi terhadap tanaman yang dibudidayakan oleh petani, terlebih keberadaan petani dalam suatu kelompok sangat dibutuhkan. Adanya inisiatif maupun sumbang pikiran diperlukan untuk mendinamiskan suatu kelompok. Kesamaan dalam latar belakang seperti umur dan tingkat pendidikan akan mendorong orang- orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya komunikasi petani akan menjadi lebih efektif Mulyana, 2001. Identitas responden yang melekat pada diri setiap individu dicirikan dengan faktor umur dan tingkat pendidikan. 1. Umur Identitas responden menurut umur menunjukkan tingkat ketersediaan tenaga kerja, jika responden termasuk dalam kategori umur produktif maka ketersediaan tenaga kerja akan tinggi dan sebaliknya jika responden non produktif lebih tinggi maka ketersediaan tenaga kerja akan berkurang. Identitas responden menurut kelompok umur dapat disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Identitas Responden Berdasarkan Umur Umur Jumlah orang Prosentase Produktif 56 82,35 Non Produktif 12 17,65 Jumlah 68 100,00 Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2008 lvi Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa responden sebagian besar berada pada usia produktif, yakni 82,35 persen dari 68 responden kelompok Petani Pemakai Air P3A yang ada di Kecamatan Polokarto. Dari kondisi tersebut dapat digambarkan bahwa petani yang berada dalam kelompok P3A merupakan para petani yang masih memiliki kemampuan fisik yang baik sehingga masih mampu menerima inovasi mengenai teknologi pertanian dengan baik, dengan demikian akan lebih efektif dalam melakukan usahatani serta mengikuti kegiatan kelompok dalam perbaikan infrastruktur irigasi. 2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan petani baik formal maupun informal akan mempengaruhi cara berfikir di dalam menjalankan usaha taninya, yaitu dalam rasionalitas usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan ekonomi yang ada. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjukkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai suatu proses yang bertujuan menambah ketrampilan, pengetahuan dan meningkatkan kemandirian. Makin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi pula kemampuan suatu individu untuk bekerja. Tingkat pendidikan yang ditempuh petani responden menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini: Tabel 14. Identitas Responden Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Prosentase Tamat Sarjana 9 13.24 Tamat SLTA 18 26.47 Tamat SLTP 23 33.82 Tamat SD 14 20.59 Tidak Tamat SD 4 5.88 Jumlah 68 100,00 Sumber : Tabulasi Data Primer 2008 lvii Dapat dicermati pada Tabel 14 bahwa mayoritas responden adalah tamat SLTP yaitu sebesar 33.82 persen. Dalam Kategori tingkat pendidikan sebagian besar tamat SLTP menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sudah tergolong menengah dan sudah mulai mengenyam pendidikan yang lebih tinggi yaitu SLTA serta ada pula yang sudah S1. Pendidikan mempengaruhi penguasaan wawasan seseorang, cara berpikir dan bertindak rasional. Tingkat pendidikan yang semakin tinggi, akan semakin mudah berkomunikasi dengan lingkungan luar dan cepat tanggap terhadap inovasi sehingga lebih mampu memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok guna mengembangkan diri menuju kehidupan yang lebih baik. 3. Luas Lahan Usaha Tani Menurut Mardikanto 1996, semakin luas lahan yang dimiliki maka semakin cepat pula seseorang dalam mengadopsi, karena memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik. Tabel 15 berikut menyajikan luas lahan yang diusahakan responden di Kecamatan Polokarto. Tabel 15. Identitas Responden Menurut Luas Lahan Usahatani Luas lahan Ha Jumlah Orang Persentase Luas 1 42 61.77 Sedang 0,5 – 1 21 30.88 Sempit 0,5 5 7.35 Jumlah 68 100,00 Sumber: Analisis Data Primer 2008 Tabel 15 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai lahan yang luas yakni sebanyak 42 orang atau 61,77 persen. Petani yang memiliki lahan luas biasanya kuat dalam permodalan, pengetahuan, serta mempunyai semangat dan pikiran untuk maju. Dengan mempunyai luas lahan yang cukup luas akan mendorong setiap petani untuk selalu berpartisipasi dalam pengoperasian irigasi sehubungan dengan memperoleh air untuk lahan sawah mereka. lviii

B. Karakteristik Kelompok P3A