xxxi yang rancang bangunnya memudahkan pengawasan bagi setiap anggota subak.
Prinsip keputusan yang demokratis pada tingkat karama subak memperkuat pandangan bahwa sistem subak dikelola sebagai suatu “self governing system”
Ostrom,1999. Sebagai langkah upaya optimalisasi dalam pendayagunaan Sumber Daya Air di
sektor pertanian dalam mengantisipasi kelangkaan dan persaingan kebutuhan sumber daya air sebenarnya sudah dirumuskan oleh Pusat Penelitian sosial
Ekonomi Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Deptan di Bogor pada 1995 yang isinya antara lain:
a Perlindungan terhadap hak guna air bagi petani, sektor pertanian dengan cara lebih memperjelas peraturan hak guna air
b Memasukkan potensi dan kebutuhan air dalam melakukan penyusunan tata ruang atau RDTK.
c Adanya kompensasi terhadap petani yang dirugikan keterjaminan airnya
d Memperkuat posisi kelembagaan P3A dalam proses pengambilan keputusan alokasi Sumber Daya air yang semakin meningkat.
Simatupang et al., 1995.
B. Kerangka Berpikir
Keberlanjutan pembangunan pertanian tidak terlepas dari peran petani dalam pelaksanaan kegiatan pertanian. Dikuatkan dengan adanya berbagai
program pertanian yang dicanangkan pemerintah tentang Pancayasa Pembangunan Pertanian yang menyangkut lima pilar di antaranya dalam
usaha perbaikan infrastruktur pertanian ialah saluran irigasi, maka kerja sama petani dalam kelompok sangatlah diandalkan untuk mendukung peningkatan
infrastuktur irigasi tersebut. Rendahnya kualitas maupun keandalan dari suatu jaringan irigasi akan
sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman, dan kondisi ini sangat mempengaruhi produktivitas usahatani. Oleh karena itu
untuk meningkatkan kualitas irigasi diperlukan adanya usaha perbaikan
xxxii terhadap jaringan irigasi. Kegiatan perbaikan jaringan irigasi terutama
jaringan tersier sebenarnya menjadi tanggung jawab kelompok Perkumpulan Petani Pemakai Air P3A, sehingga perlu dilakukan pembinaan agar P3A
dapat beroperasi secara efektif yakni melakukan tindakan perbaikan terhadap jaringan irigasi tersier. Akan tetapi keberadaan suatu kelompok saja tidak bisa
berjalan tanpa adanya dinamika dalam suatu kelompok. Dinamika kelompok merupakan perwujudan dari perilaku kelompok sebagai suatu kesatuan dari
perilaku anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dengan terbinanya dinamika kelompok, kepedulian akan keberlanjutan kegiatan
pertanian akan meningkat terutama dalam pengelolaan infrastruktur irigasi. Dengan meningkatnya kualitas serta keandalan irigasi sehingga kebutuhan air
bagi tanaman akan terpenuhi, dengan demikian produktivitas pertanian akan meningkat, oleh karenanya pembangunan pertanian juga akan meningkat.
Adapun variabel yang dikaji dalam Tindakan Perbaikan Infrastruktur Irigasi di Kecamatan Polokarto yakni dalam hal pengelolaan dan peningkatan
jaringan irigasi. Berdasarkan pendapat dan teori yang ada maka dapatlah dibuat diagram kerangka berfikir dalam penelitian ini sebagaimana yang
terlihat dalam gambar berikut:
xxxiii Gambar 1. Kerangka Berpikir Hubungan Antara Dinamika Perkumpulan Petani
Pemakai Air P3A Dengan Tindakan Perbaikan Infrastruktur Irigasi di Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo
Keterangan: :
Variabel yang
diteliti : Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan yang diteliti : Hubungan yang tidak diteliti
Kualitas dan Keandalan Irigasi
Ketersediaan Air Bagi Tanaman Berkurang
Perbaikan infrastruktur
Irigasi Tersier
Meningkatnya Pembangunan Pertanian Sejalan Dengan
Peningkatan Ketahanan Pangan
Kelompok Perkumpulan
Petani Pemakai Air
P3A Produktivitas menurun
DINAMIKA KELOMPOK
Tindakan Perbaikan Terhadap
Infrastruktur Irigasi
Produktivitas Pertanian
Meningkat Rendah
Penyuluhan atau Pembinaan
Efektivitas dan Kualitas
Irigasi Meningkat
xxxiv
C. Hipotesis Berpikir