33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Motor induksi merupakan motor arus bolak balik yang paling sering digunakan dalam dunia industri maupun rumah tangga. Hal ini dikarenakan motor
induksi sangat mudah dalam pengoprasiannya. Permasalahan tegangan tidak seimbang yang menyuplai motor induksi tiga
phasa merupakan salah satu masalah dalam pengoprasian motor induksi tiga phasa. Tegangan tidak seimbang dapat disebabkan karena berbagai macam
gangguan asimetri pada sistem tenaga dan kegagalan studi peramalan beban sehingga distribusi beban disetiap phasanya tidak sama.
Dalam bab ini akan dibahas pengaruh suplai tegangan tidak seimbang terhadap temperature motor induksi tiga phasa. Adapun metode pengukuran
temperature motor induksi tiga phasa tersebut menggunakan thermometer infrared dan menggunakan metode pengukuran resistansi.
4.2 Data Percobaan
Dari hasil penelitian di Laboratorium Konversi Energi Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik USU diperoleh data pengujian sebagai berikut:
4.2.1 Motor Induksi Tiga Phasa dengan Suplai Tegangan Seimbang
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik FT USU untuk motor induksi 3 phasa dengan suplai tegangan seimbang dengan
34
pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared dan metode pengukuran resistansi didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data hasil pengukuran suhu dengan thermometer infrared
Vab = 380 volt ; Vbc = 380 volt ; Vac = 380 volt t menit
suhu C
31.7 5
32.8 10
33.8 15
34.5 20
34.8 25
35.2 30
35.4
Tabel 4.2 Data hasil percobaan DC test pada motor induksi tiga phasa
Vab = 380 volt ; Vbc = 380 volt ; Vac = 380 volt
t menit Vdc volt
Idc amp 19
6,24 5
19,097 6,24
10 19,198
6,24 15
19,269 6,24
20 19,338
6,24 25
19,398 6,24
30 19,426
6,24
4.2.2 Motor Induksi Tiga Phasa dengan Suplai Tegangan Tidak Ieimbang
Dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik FT USU untuk motor induksi 3 phasa dengan suplai tegangan tidak seimbang
seimbang dengan pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared dan metode pengukuran resistansi didapatkan data sebagai berikut :
35
Tabel 4.3 Data hasil pengukuran suhu dengan suplai tegangan tidak seimbang 1
menggunakan thermometer infrared Vab = 379 volt ; Vbc = 365 volt ; Vac = 379 volt
t menit suhu
C 29,8
5 32,7
10 35,5
15 37,9
20 40,1
25 42,2
30 43,9
Tabel 4.4 Data hasil pengukuran suhu dengan suplai tegangan tidak seimbang 3
menggunakan thermometer infrared Vab = 377 volt ; Vbc = 347 volt ; Vac = 379 volt
t menit suhu
C 30,1
5 34,2
10 37,8
15 41,5
20 44,9
25 48,2
30 51,2
36
Tabel 4.5 Data hasil pengukuran DC test dengan suplai tegangan tidak seimbang
1
Vab = 379 volt ; Vbc = 365 volt ; Vac = 379 volt t menit
Vdc volt Idc amp
18,8 6,24
5 19,098
6,24 10
19,381 6,24
15 19,623
6,24 20
19,847 6,24
25 20,056
6,24 30
20,203 6,24
Tabel 4.6 Data hasil pengukuran DC test dengan suplai tegangan tidak seimbang
3 Vab = 377 volt ; Vbc = 347 volt ; Vac = 379 volt
t menit Vdc volt
Idc amp 18,9
6,24 5
19,354 6,24
10 19,679
6,24 15
19,982 6,24
20 20,258
6,24 25
20,497 6,24
30 20,696
6,24
4.3 Analisa Data
Dari data hasil penelitian di Laboratorium Konversi Energi Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik USU dapat dilakukan analisa data sebagai berikut
sebagai berikut:
37
4.3.1 Motor Induksi Tiga Phasa Dengan Suplai Tegangan Seimbang
Dari table 4.1 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata temperature motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang dengan pengukuran menggunakan
thermometer infrared sebagai berikut :
= �
30
− � �
30
− �
= 35,4
− 31,7 30
− 0
= 3,7
30 = 0.1233
Cm Dari perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa kenaikan temperature
motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yaitu setiap kenaikan waktu satu menit terjadi
kenaikan suhu sebesar 0.1233 Cm.
Sedangkan dari table 4.2 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan seimbang sebagai berikut :
�
��
= �
��
2 �
��
� =
19 26.24
= 1.5224 �ℎ�
�
5
= 19.097
26.24 = 1.5302
�ℎ�
38
�
10
= 19.198
26.24 = 1.5383
�ℎ�
�
15
= 19.269
26.24 = 1.5440
�ℎ�
�
20
= 19.338
26.24 = 1.5495
�ℎ�
�
25
= 19.398
26.24 = 1.5543
�ℎ�
�
30
= 19.426
26.24 = 1.5566
�ℎ�
Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperature motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan seimbang sebagai berikut :
�
�
= �
�
+ �
�
�
− �
�
�
�
� �
�
+ �
�
5
= 31.701 + �
1.5302 − 1.5224
1.5224 � 31.701 + 234.5 = 33.1℃
�
10
= 31.701 + �
1.5383 − 1.5224
1.5224 � 31.701 + 234.5 = 34.5℃
�
15
= 31.701 + �
1.5440 − 1.5224
1.5224 � 31.701 + 234.5 = 35.5℃
�
20
= 31.701 + �
1.5495 − 1.5224
1.5224 � 31.701 + 234.5 = 36.4℃
�
25
= 31.701 + �
1.5543 − 1.5224
1.5224 � 31.701 + 234.5 = 37.3℃
39
�
30
= 31.701 + �
1.5566 − 1.5224
1.5224 � 31.701 + 234.5 = 37.7℃
Dari perhitungan diatas dapat dibuat table sebagai berikut :
Table 4.7 Data hasil perhitungan suhu motor induksi tiga phasa tegangan
seimbang menggunakan metode pengukuran resistansi
Vab = 380 volt ; Vbc = 380 volt ; Vac = 380 volt
t menit Vdc volt
Idc amp Rdc ohm
suhu C
19 6,24
1,5224 31,7
5 19,097
6,24 1,5302
33,1 10
19,198 6,24
1,5383 34,5
15 19,269
6,24 1,5440
35,5 20
19,338 6,24
1,5495 36,4
25 19,398
6,24 1,5543
37,3 30
19,426 6,24
1,5566 37,7
Dari table 4.3.1 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata temperature motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang dengan pengukuran
menggunakan metode pengukuran resistansi sebagai berikut :
= �
30
− � �
30
− �
= 37.7
− 31.701 30
− 0
= 5,99
30 = 0.19967
Cm Dari perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa kenaikan temperature
motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang pengukuran suhu
40
menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu setiap kenaikan waktu satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0.19967
Cm. Adapun grafik dari analisa data diatas dapat dibuat sebagai berikut :
Gambar 4.1 Grafik suhu vs menit untuk motor induksi tiga phasa suplai tegangan
seimbang pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared
Gambar 4.2 Grafik Suhu vs menit untuk motor induksi tiga phasa suplai
tegangan seimbang pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi
30 31
32 33
34 35
36 37
38 39
5 10
15 20
25 30
su h
u C
t menit
30 31
32 33
34 35
36 37
38 39
1 2
3 4
5 6
7
S u
h u
C
t menit
41
4.3.2 Motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan tidak seimbang
Persentasi ketidakseimbangan berdasarkan defenisi NEMA standart MGI. 1993 dan IEEE yaitu :
���������� ������� = �
��
− �
��
�
��
� 100
= 379
− 374.33 374.33
� 100
= 1.2475
���������� ������� = �
��
− �
��
�
��
� 100
= 379
− 367.66 367.66
� 100
= 3.084 Dari table 4.3 dan 4.4 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata
temperature motor induksi tiga phasa suplai tegangan tidak seimbang 1 dan 3 dengan pengukuran menggunakan thermometer infrared sebagai berikut :
i. unbalanced voltage 1
= �
30
− � �
30
− �
= 43.9
− 29.8 30
− 0
= 14.1
30 = 0.47
Cm
42
ii. unbalanced voltage 3
= �
30
− � �
30
− �
= 51.2
− 30.1 30
− 0
= 21.1
30 = 0.703
Cm
Dari perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa kenaikan temperature motor induksi tiga phasa suplai tegangan tidak seimbang 1 dan 3 pengukuran
suhu menggunakan thermometer infrared yaitu setiap kenaikan waktu satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0.47 dan 0.703
Cm. Sedangkan dari table 4.5 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator
motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan tidak seimbang 1 sebagai berikut :
�
��
= �
��
2 �
��
� =
18.8 26.24
= 1.5064 �ℎ�
�
5
= 19.098
26.24 = 1.5303
�ℎ�
�
10
= 19.381
26.24 = 1.5530
�ℎ�
43
�
15
= 19.623
26.24 = 1.5724
�ℎ�
�
20
= 19.847
26.24 = 1.5903
�ℎ�
�
25
= 20.056
26.24 = 1.6071
�ℎ�
�
30
= 20.203
26.24 = 1.6188
�ℎ�
Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperature motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan seimbang sebagai berikut :
�
�
= �
�
+ �
�
�
− �
�
�
�
� �
�
+ �
�
5
= 29.8 + �
1.5303 − 1.5064
1.5064 � 29.8 + 234.5 = 33.991℃
�
10
= 29.8 + �
1.5530 − 1.5064
1.5064 � 29.8 + 234.5 = 37.970℃
�
15
= 29.8 + �
1.5724 − 1.5064
1.5064 � 29.8 + 234.5 = 41.372℃
�
20
= 29.8 + �
1.5903 − 1.5064
1.5064 � 29.8 + 234.5 = 44.521℃
�
25
= 29.8 + �
1.6071 − 1.5064
1.5064 � 29.8 + 234.5 = 47.495℃
�
30
= 29.8 + �
1.6188 − 1.5064
1.5064 � 29.8 + 234.5 = 49.526℃
44
Dari table 4.6 dapat ditentukan besar resistansi tahanan stator motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan tidak seimbang 3 sebagai berikut :
�
��
= �
��
2 �
��
� =
18.9 26.24
= 1.5144 �ℎ�
�
5
= 19.354
26.24 = 1.5508
�ℎ�
�
10
= 19.679
26.24 = 1.5768
�ℎ�
�
15
= 19.982
26.24 = 1.6011
�ℎ�
�
20
= 20.258
26.24 = 1.6232
�ℎ�
�
25
= 20.497
26.24 = 1.6424
�ℎ�
�
30
= 20.696
26.24 = 1.6583
�ℎ�
Dari hasil perhitungan resistansi diatas dapat ditentukan temperature motor induksi tiga phasa dengan suplai tegangan seimbang sebagai berikut :
�
�
= �
�
+ �
�
�
− �
�
�
�
� �
�
+ �
�
5
= 30.1 + �
1.5508 − 1.5144
1.5144 � 30.1 + 234.5 = 36.460℃
45
�
10
= 30.1 + �
1.5768 − 1.5144
1.5144 � 30.1 + 234.5 = 41.010℃
�
15
= 30.1 + �
1.6011 − 1.5144
1.5144 � 30.1 + 234.5 = 45.252℃
�
20
= 30.1 + �
1.6232 − 1.5144
1.5144 � 30.1 + 234.5 = 49.116℃
�
25
= 30.1 + �
1.6424 − 1.5144
1.5144 � 30.1 + 234.5 = 52.462℃
�
30
= 30.1 + �
1.6583 − 1.5144
1.5144 � 30.1 + 234.5 = 55.248℃
Dari perhitungan diatas dapat dibuat table sebagai berikut :
Table 4.8 Data hasil perhitungan suhu motor induksi tiga phasa tegangan tidak
seimbang 1 menggunakan metode pengukuran resistansi
Vab = 379 volt ; Vbc = 365 volt ; Vac = 379 volt
t menit Vdc volt
Idc amp Rdc ohm
suhu C
18,8 6,24
1,5064 29,800
5 19,098
6,24 1,5303
33,991 10
19,381 6,24
1,5530 37,970
15 19,623
6,24 1,5724
41,372 20
19,847 6,24
1,5903 44,521
25 20,056
6,24 1,6071
47,459 30
20,203 6,24
1,6188 49,526
Table 4.9 Data hasil perhitungan suhu motor induksi tiga phasa tegangan tidak
seimbang 3 menggunakan metode pengukuran resistansi
Vab = 377 volt ; Vbc = 347 volt ; Vac = 379 volt
t menit Vdc volt
Idc amp Rdc ohm
suhu C
18,9 6,24
1,5144 30,100
5 19,354
6,24 1,5508
36,460
46
t menit Vdc volt
Idc amp Rdc ohm
suhu C
10 19,679
6,24 1,5768
41,010 15
19,982 6,24
1,6011 45,252
20 20,258
6,24 1,6232
49,116 25
20,497 6,24
1,6424 52,462
30 20,696
6,24 1,6583
55,248
Dari table 4.5.1 dan 4.6.1 dapat diketahui bahwa kenaikan rata-rata temperature motor induksi tiga phasa suplai tegangan tidak seimbang 1 dan 3
dengan pengukuran menggunakan sebagai berikut : iii.
unbalanced voltage 1 =
�
30
− � �
30
− �
= 49.5
− 29.8 30
− 0
= 19.7
30 = 0.657
Cm iv.
unbalanced voltage 3 =
�
30
− � �
30
− �
= 55.2
− 30.1 30
− 0
= 25.1
30 = 0.837
Cm
47
Dari perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa kenaikan temperature motor induksi tiga phasa suplai tegangan tidak seimbang 1 dan 3 pengukuran
suhu menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu setiap kenaikan waktu satu menit terjadi kenaikan suhu sebesar 0.657 dan 0.837
Cm. Adapun grafik dari analisa data diatas dapat dibuat sebagai berikut :
Gambar 4.3 Grafik Suhu vs menit untuk motor induksi tiga phasa suplai
tegangan tidak seimbang 1 pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared
28 30
32 34
36 38
40 42
44 46
48 50
52
5 10
15 20
25 30
su h
u C
t menit
28 30
32 34
36 38
40 42
44 46
48 50
52
5 10
15 20
25 30
su h
u C
waktu t
48
Gambar 4.4 Grafik Suhu vs menit untuk motor induksi tiga phasa suplai
tegangan tidak seimbang 3 pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared
Gambar 4.5 Grafik Suhu vs menit untuk motor induksi tiga phasa suplai
tegangan tidak seimbang 1 pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi
Gambar 4.6 Grafik Suhu vs menit untuk motor induksi suplai tegangan tidak
seimbang 3 pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi
28,0 30,0
32,0 34,0
36,0 38,0
40,0 42,0
44,0 46,0
48,0 50,0
52,0 54,0
56,0
5 10
15 20
25 30
su h
u C
waktu menit
28,0 30,0
32,0 34,0
36,0 38,0
40,0 42,0
44,0 46,0
48,0 50,0
52,0 54,0
56,0
5 10
15 20
25 30
su h
u C
waktu menit
49
4.3.3 Perbandingan Hasil Pengukuran Temperatur Motor Induksi Tiga Phasa Suplai Tegangan Seimbang dengan Suplai Tegangan Tidak
Seimbang
Dari table data 4.1, 4.3 , dan 4.4 dapat diketahui perbandingan suhu motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang dengan suplai tegangan tidak
seimbang 1 dan 3 pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared yaitu sebagai berikut :
Table 4.10 Perbandingan kenaikan suhu suplai tegangan seimbang dan tidak
seimbang 1 dan 3 menggunakan thermometer infared
t menit Suhu
C Seimbang
Tidak seimbang
1 3
31,7 29,8
30,1 5
32,8 32,7
34,2 10
33,8 35,5
37,8 15
34,5 37,9
41,5 20
34,8 40,1
44,9 25
35,2 42,2
48,2 30
35,4 43,9
51,2
Dari table 4.10 diatas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan suhu motor ketika disuplai dengan tegangan tidak seimbang baik tidak seimbang 1 maupun
3. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
50
Gambar 4.7 Grafik Suhu vs menit untuk motor induksi tiga phasa suplai
tegangan seimbang dan suplai tegangan tidak seimbang 1 dan 3 pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared
Sedangkan dari table 4.7, 4.8, dan 4.9 dapat diketahui perbandingan suhu motor induksi tiga phasa suplai tegangan seimbang dengan suplai tegangan tidak
seimbang 1 dan 3 pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi yaitu sebagai berikut :
Table 4.11 Perbandingan kenaikan suhu suplai tegangan seimbang dan tidak
seimbang 1 dan 3 menggunakan metode pengukuran resistansi
t menit Suhu
C Seimbang
Tidak seimbang
1 3
31,7 29,8
30,1 5
33,1 34,0
36,5 10
34,5 38,0
41,0 15
35,5 41,4
45,3 20
36,4 44,5
49,1 25
37,3 47,5
52,5 30
37,7 49,5
55,2
25 30
35 40
45 50
55
5 10
15 20
25 30
S u
h u
C
t menit
seimbang unbalanced 1
unbalanced 3
51
Dari table 4.8 diatas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan suhu motor ketika disuplai dengan tegangan tidak seimbang baik tidak seimbang 1 maupun
3. Untuk lebih jelas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.7 Grafik Suhu vs menit untuk motor induksi tiga phasa suplai
tegangan seimbang dan suplai tegangan tidak seimbang 1 dan 3 pengukuran suhu menggunakan metode pengukuran resistansi
4.3.4 Perbandingan Hasil Pengukuran Temperatur Motor Induksi Tiga Phasa Menggunakan Thermometer Infrared dan Hasil Perhitungan
Temperatur Menggunakan Metode Pengukuran Resistansi
Dari tabel 4.10 dan 4.11 dapat diketahui perbandingan hasil pengukuran suhu mengunakan thermometer infrared dan perhitungan suhu menggunakan
metode pengukuran resistansi yaitu dengan tabel berikut ini :
25,0 30,0
35,0 40,0
45,0 50,0
55,0
5 10
15 20
25 30
su h
u C
t menit
seimbang unbalanced 1
unbalanced 3
52
Tabel 4.12 Perbandingan Hasil Pengukuran Thermometer Infrared dan Hasil
Perhitungan dengan Metode Pengukuran Resistansi
t menit
Thermometer infrared C
Pengukuran Resistansi C
Seimbang Tidak seimbang
Seimbang Tidak seimbang
1 3
1 3
31,7 29,8
30,1 31.7
29.8 30.1
5 32,8
32,7 34,2
33.1 34.0
36.5 10
33,8 35,5
37,8 34.5
38.0 41.0
15 34,5
37,9 41,5
35.5 41.4
45.3 20
34,8 40,1
44,9 36.4
44.5 49.1
25 35,2
42,2 48,2
37.3 47.5
52.5 30
35,4 43,9
51,2 37.7
49.5 55.2
Dari tabel 4.12 dapat dibuat grafik perbandingan antara hasil pengukuran temperature menggunakan thermometer infrared dan perhitungan menggunakan
metode pengukuran resistansi untuk suplai tegangan tidak seimbang, tidak seimbang 1 dan 3 yaitu sebagai berikut :
Gambar 4.8 Grafik perbandingan hasil pengukuran temperatur menggunakan
thermometer infrared dan perhitungan menggunakan metode pengukuran resistansi untuk suplai tegangan seimbang
30 31
32 33
34 35
36 37
38 39
5 10
15 20
25 30
S u
h u
menit
pengukuran perhitungan
53
Gambar 4.9 Grafik perbandingan hasil pengukuran temperatur menggunakan
thermometer infrared dan perhitungan menggunakan metode pengukuran resistansi untuk suplai tegangan tidak seimbang 1
Gambar 4.10 Grafik perbandingan hasil pengukuran temperatur menggunakan
thermometer infrared dan perhitungan menggunakan metode pengukuran resistansi untuk suplai tegangan tidak seimbang 3
28 33
38 43
48
5 10
15 20
25 30
S u
h u
menit
pengukuran perhitungan
30 35
40 45
50 55
5 10
15 20
25 30
S u
h u
menit
pengukuran perhitungan
54
4.3.5 Waktu yang Diperbolehkan Untuk Terjadi Ketidakseimbangan Tegangan Pada Motor Induksi Tiga Phasa
Dari tabel 4.3 dan tabel 4.4 data hasil pengukuran suhu dengan suplai tegangan tidak seimbang 1 dan 3 menggunakan thermometer infrared dapat
dihitung waktu yang diperbolehkan untuk terjadi ketidakseimbangan tegangan yang disuplai ke motor induksi tiga phasa sesuai standar tabel 2.2 yaitu :
v. unbalanced 1
� − � �
30
− � =
� − � �
30
− � 80
− 29.8 43.9
− 29.8 =
� − 0 30
− 0
� = 50.230
14.1 � = 106.8 �����
vi. unbalanced 3
� − � �
30
− � =
� − � �
30
− � 80
− 30.1 51.2
− 30.1 =
� − 0 30
− 0 � =
49.930 21.1
� = 70.94 �����
55
Sedangkan dari tabel 4.8 dan 4.9 data hasil perhitungan suhu dengan suplai tegangan tidak seimbang 1 dan 3 menggunakan metode pengukuran
resistansi dapat dihitung waktu yang diperbolehkan untuk terjadi
ketidakseimbangan tegangan yang disuplai ke motor induksi tiga phasa sesuai standar tabel 2.2 yaitu :
vii. unbalanced 1
� − � �
30
− � =
� − � �
30
− � 80
− 29.8 49.526
− 29.8 =
� − 0 30
− 0 � =
50.230 19.726
� = 76.345 �����
viii. unbalanced 3
� − � �
30
− � =
� − � �
30
− � 80
− 30.1 55.248
− 30.1 =
� − 0 30
− 0 � =
49.930 25.148
� = 59.527 �����
Sedangkan untuk suplai tegangan seimbang waktu yang dibutuhkan sampai temperatur motor induksi tiga phasa dalam keadaan jenuh yaitu :
56
Tabel 4.13 Waktu yang dibutuhkan sampai temperature motor induksi dalam
keadaan jenuh Vab = 380 volt ; Vbc = 380 volt ; Vac = 380 volt
t menit suhu
C 30,8
5 31,9
10 32,8
15 33,6
20 34,5
25 35,2
30 35,6
35 35,9
40 36,3
45 36,6
50 36,8
55 37
60 37,1
65 37
70 37
Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa waktu yang dibutuhkan sampai temperatur motor induksi tiga phasa dalam keadaan jenuh yaitu ketika motor
induksi tersebut beroperasi selama 70 menit. Untuk suplai motor dalam keadaan tidak seimbang 1 dan 3 tidak
dilakukan percobaan sampai temperatur jenuh atau sampai temperatur maksimum dari motor induksi tersebut dikarenakan ketika motor dioperasikan dalam keadaan
suplai tidak seimbang selama 30 menit motor sudah sangat bergetar. Hal ini disebabkan karena ketika motor di suplai dengan tegangan tidak seimbang terjadi
kenaikan temperatur yang sangat tinggi sehingga terjadi pemuaian pada bearing motor induksi tersebut sehingga menyebabkan motor semakin bergetar ketika
57
suhu motor induksi semakin meningkat. Selain hal tersebut, bahwa motor induksi tiga phasa yang terdapat pada laboratorium konversi energi listrik Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara sudah dioperasikan sejak tahun 1976 sehingga keandalan dari motor induksi tersebut sudah jauh berkurang dari kemampuan
yang tertera di nameplate motor induksi tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemeliharaan ataupun penggantian alat-alat yang lebih modern yang dilengkapi
dengan alat proteksi sehingga menghambat terjadinya kerusakan yang lebih cepat pada motor induksi tersebut.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Motor induksi tiga phasa dalam keadaan suplai tegangan tidak seimbang
terjadi kenaikan temperatur yang lebih tinggi dibandingkan pada saat motor induksi tiga phasa disuplai tegangan seimbang yaitu 0.1233
Cmenit untuk tegangan seimbang, 0.47 Cmenit untuk unbalanced 1
dan 0.703 Cmenit untuk unbalanced 3 pengukuran menggunakan
thermometer infrared. Sedangkan pengukuran menggunakan pengukuran resistansi yaitu 0.19967
Cmenit untuk tegangan seimbang, 0.567 Cmenit untuk unbalanced 1 dan 0.837
Cmenit untuk unbalanced 3.
2. Pengukuran suhu menggunakan thermometer infrared dan dengan
menggunakan metode pengukuran resistansi terdapat perbedaan hasil pengukuran temperatur hal ini desebabkan posisi pengukuran
menggunakan thermometer infrared tidak tepat pada kumparan stator motor induksi tiga phasa karena terhalang oleh badan motor. Hal ini
sejalan dengan apa yang tertuang didalam SNI IEC 60335-2009 klausul 11 tabel 3 dimana nilai pengukuran kenaikan suhu belitan motor
menggunakan metode resistansi lebih tinggi sebesar ± 10 C
59
dibandingkan dengan pengukuran menggunakan metode termokopel atau termhometer infrared.
5.2 Saran