1971, maka fungsi ABRI sebagai kekuatan sosial selalu dicantumkan dalam TAP MPR
22
. Dalam setiap TAP MPR tentangGBHN Bab IV tentang pola umum pelita Pembangunan Lima Tahun dan sejak TAP MPR No.IV1981 tentang GBHN
dalam Bab II dinyatakan bahwa sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional yang dimiliki rakyat dan bangsa Indonesia adalah ABRI sebagai
kekuatan pertahanan dan kekuatan sosial yang tumbuh dari rakyat dan bersama rakyat menegakkan kemerdekaan bangsa dan Negara. Selain itu Dwifungsi ABRI
pun dilegalkan dengan adanya UU No.201982 tentang pokok-pokok Hankam Negara yang kemudian disempurnakan dengan UU No.I1989 dan UU No.21988
tentang pokok-pokok keprajuritan
23
. Campur tangan ABRI berdasarkan doktrin tersebut menjadaikan bias mendominasi pola pengelolaan di Indonesia. Konsep
Dwifungsi ABRI dimanfaatkan kepeminpinan ABRI sendiri serta selalu mengedepankan aspek kuntitas dan mengabaikan aspek kualitas.
24
6.1.2 Dwifungsi ABRI sebagai Konsep Sosial Politik.
Dwifungsi ABRI merupakan konsep politik yang menempatkan ABRI baik sebagai kekuatan Hankam maupun kekuatan social politik dalam supra
maupun infra struktur politik sekaligus
25
. Dari penjabaran konsepsi mengenai fungsi sosial politik ABRI, dapat disimpulkan bahwa peranan ABRI dalam
konsep Negara pada dasaranya adalah
26
: Pertama, Ikut sertanya ABRI dalam penentuan haluan Negara serta pengendalian politik dan strategi nasional. Kedua,
22
Ibid,hal 48
23
Syarwan Hamid,Kepeminpinan ABRI dalam Prespektif Sejarah,Yogyakarta: Gajah Mada Press 1998.hal 134-135.
24
Arief Budiman Op.cit.,hal175
25
Soebijono Op.Cit.,hal 1
26
Ibid.,hal 94
Universitas Sumatera Utara
Sebagai pelopor, dinamisator dan stabilisator dalam memelihara dan memantapkan stabilitas nasional disemua bidang. Ketiga, Ikut sertanya dalam
pembangunan nasional terutama dalam menyehatkan demokrasi pancasila dan memperbaiki pertumbuhan ekonomi, meratakan pembangunan unutk mewujudkan
keadailan social. ABRI dengan Dwifungsinya yaitu sebagai kekuatan pertahanan dan
keamanan maupun sebagai kekuatan social politik bergerak bersamaan dalam 2 lingkungan politik yaitu dalam pemerintah supra dan dalam masyarakat
27
. Dwifungsi ABRI sebagai konsep sosial politik dapat dilihat dalam kehidupan
politik RI
28
. Pergolakan-pergolakan yang terjadi terutama dibidang politik, ekonomi, telah memaksa ABRI dan kekuatan lain yaitu golongan fungsional
untuk berperan aktif, kelahiran fungsi sosial ABRI melekat bersamaan dengan kelahiran ABRI sendiri yang telah lahir dari zaman revolusi, walaupun belum
dalam bentuk seperti sekarang
29
. Implementasi dari konsep Dwifungsi ABRI dapat dilihat dalam ABRI dan kegiatan politik pada masa pemerintahan Soeharto.
Sebagai konsep sosial politik ABRI juga terlibat dalam lembaga legislative dan juga pada Birokrasi pemerintahan, bahkan mereka juga ikut berperan aktif dalam
pemilu dan juga sebagaio kenderaan politik pemerintahan soeharto dengan masuk kedalam Golongan Karya.
Peran ABRI di MPR dimasa pemerintahan Soeharto, hubungan antara ABRI dan Presiden sendiri amatlah kolutif. Adapun kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintahan Soeharto akan disambut baik oleh TNI. Bahkan bila perlu akan dilakukan berbagai cara, akibatnya Soeharto dapat bertahan dalam kekuasannya.
27
Ibid.,hal 56
28
Ibid.,hal 58
29
Ibid.,hal 84
Universitas Sumatera Utara
Semasa pemerintahan Soeharto MPR dijadikan sumber legitimasi kelanggengan pemerintahan Soeharto. Hal ini yang terlihat pada masa pemerintahan Soekarno,
ketika MPR digunakan unutk memperkukuh ideology manipol usdek dan menyatakan presiden Soekarno sebagai Presiden seumur hidup. Selama
pemerintahan Soeharto, salah satu hal yang paling sering dikritik adalah kemudahan mempengaruhi MPR melalui anggota-anggotanya baik yang diangkat
maupun dipilih melalui pemilu dengan mekanisme yang menguntungkan penguasa
30
. Sidang umum MPR pada tahun 1983 menertibkan TAP MPR
No.IIMPR1983 tentang pemilu yang antara lain menetapkan bahwa
31
Pertama: Jumlah anggota MPRDPR dan DPRD disesuaikan dengan jumlah penduduk dan
perkembangan daerah. Kedua : Anggota DPR dan DPRD terdiri atas anggota kekuatan social politik peserta pemilu dan golkar. Berdasarkan ketentuan UU
tentang susunan dan kedudukan MPR,DPR dan DPRD yang berlaku sekarang kemudian diubah dengan UUD No 21985, keterlibatan ABRI secara langsung
dalam politik paling nyata, dimana ABRI tidak hanya mempengaruhi tetapi juga menduduki, adalah melalui penunjukan perwira militer aktif menjadi anggota
legislative ditingkat nasional dan regional.
6.1.3. Dwifungsi ABRI pada Masa Orde Baru.