Peristiwa Tidak Saling Lepas Non Mutually Exclusive Peristiwa Saling Bebas Peristiwa Tidak Saling Bebas Peristiwa Bersyarat Peristiwa Komplementer

2.1.3.1 Peristiwa Saling Lepas Mutually Exclusive

Dua peristiwa atau lebih disebut peristiwa saling lepas apabila kedua atau lebih peristiwa tersebut tidak bisa terjadi pada saat bersamaan. Untuk dua peristiwa A dan peristiwa B yang saling lepas, maka probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah sebagai berikut:       B P A P B A P    2.3 Sehingga untuk tiga peristiwa A, B dan C yang saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah:         C P B P A P C B A P      2.4

2.1.3.2 Peristiwa Tidak Saling Lepas Non Mutually Exclusive

Dua atau lebih peristiwa dikatan peristiwa tidak saling lepas apabila kedua atau lebih peristiwa tersebut dapat terjadi pada saat yang bersamaan. Untuk dua peristiwa A dan B yang tidak saling lepas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah:         B A P B P A P B A P      2.5

2.1.3.3 Peristiwa Saling Bebas

Dua peristiwa atau lebih dikatakan saling bebas apabila terjadinya peristiwa yang satu tidak mempengaruhi atau dipengaruhi terjadinya peristiwa yang lainnya. Untuk dua peristiwa A dan peristiwa B yang saling bebas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah:       B P A P B A P   2.6 Untuk tiga peristiwa A, B dan C yang saling bebas probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah sebagai berikut:         C P B P A P C B A P    2.7

2.1.3.4 Peristiwa Tidak Saling Bebas

Dua peristiwa atau lebih dikatakan peristiwa tidak saling bebas apabila terjadinya peristiwa yang satu mempengaruhi atau dipengaruhi terjadinya peristiwa yang lainnya. Untuk dua peristiwa A dan B yang tidak saling bebas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah sebagai berikut:       A B P A P B A P   2.8 Untuk tiga peristiwa yang saling bebas, probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah sebagai berikut:         AB C P A B P A P C B A P    2.9

2.1.3.5 Peristiwa Bersyarat

Peristiwa bersyarat merupakan suatu peristiwa yang akan terjadi dengan syarat lain telah terjadi. Jika Peristiwa B bersyarat terhadap peristiwa A, maka probabilitas terjadinya peristiwa tersebut adalah sebagai berikut:       A P A B P A B P   2.10

2.1.3.6 Peristiwa Komplementer

Peristiwa komplementer adalah peristiwa yang saling melengkapi. Jika peristiwa A komplementer terhadap peristiwa B, maka probabilitas peristiwa tersebut adalah sebagai berikut:     1   B P A P 2.11

2.2 Variabel Random

Variabel random aldalah suatu fungsi yang harganya merupakan bilangan riil dan ditentukan oleh setiap elemen dari suatu ruang sampel. Apabila ruang sampel berisi sejumlah elemen yang terbatas, maka ruang sampel tersebut berisi disebut sebagai ruang sampel diskrit dan variabel randomnya disebut variabel random diskrit. Apabila jumlah elemen pada ruang sampel itu tidak terbatas, maka ruang sampel tersebut disebut ruang sampel kontinu dan variabel randomnya disebut variabel random kontinu. Dalam hal ini, variabel random diskrit akan mempresentasikan data yang dapat dihitung, sedangkan variabel random kontinu mempresentasikan data yang dapat diukur. Nilai-nilai probabilitas variabel random itu akan membangun bentuk distribusi probabilitas tertentu, bergatung pada macam percobaan dan karakter variabel randomnya. Pada dasarnya, distribusi probabilitas dari variabel random ini dikategorikan sebgai distribusi probabilitas diskrit dan distribusi probabiltas kontinu.

2.3 Pengantar Proses Stokastik

Proses stokastik ialah suatu himpunan variabel acak     t X yang tertentu dalam suatu ruang sampel yang sudah diketahui, di mana t merupakan parameter waktu indeks dari suatu himpunan T . Dinyatakan ruang keadaan I dari suatu proses sebagai