Teori Pengambilan Keputusan PEMBAHASAN

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Teori Pengambilan Keputusan

M. Iqbal Hasan 2004, hal: 9 mengatakan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif. P. Siagian 1987, hal: 317 menyatakan bahwa keputusan ialah suatu kesimpulan dari suatu proses untuk memilih tindakan yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada. Mengambil atau membuat keputusan adalah suatu proses yang dilaksanakan orang berdasarkan pengetahuan dan informasi yang ada padanya pada saat tersebut, dengan pengharapan bahwa sesuatu akan terjadi Kuntoro Mangkusubroto et al, 1987. P. Siagian 1987, hal: 317 mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah proses yang mencakup semua pemikiran dan kegiatan yang diperlukan guna membuktikan dan memperlihatkan pilihan terbaik. M. Iqbal Hasan 2004, hal: 10 menyatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti atau digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah.

3.1.1 Fungsi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain sebagai berikut : 1. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional. 2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan datang, di mana efeknya atau pengaruhnya berlangsung sangat lama.

3.1.2 Tujuan Pengambilan Keputusan

Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan atas dua, yaitu tujuan yang bersifat tunggal dan tujuan yang bersifat ganda. Tujuan pengambilan keputusan yang besifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. Sedangkan pengmbilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih, yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.

3.1.3 Faktor-faktor Pengambilan Keputusan

Ada beberapa faktorhal yang mempengaruhi pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut : 1. Posisikedudukan Dalam rangka pengambilan keputusan, posisikedudukan seseorang dapat dilihat dari letak posisi dan tingkatan posisi. 2. Masalah Masalah adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki. 3. Kondisi Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. 4. Tujuan Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit kesatuan, tujuan organisasi yang pada umumnya sudah ditentukan.

3.1.4 Dasar-dasar Pengambilan Keputusan

Dasar-dasar yang digunakan dalam pengambilan keputusan bermacam-macam, tergantung dari permasalahannya. Dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku adalah sebagai berikut : 1. Intuisi Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh. 2. Pengalaman Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik buruknya keputusan yang diambil. 3. Fakta Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. 4. Wewenang Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. 5. Rasional Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diiginkan.

3.1.5 Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dapat diklasifikasikan atas dua jenis, yaitu berdasarkan program dan berdasarkan lingkungan. Pengambilan keputusan berdasarkan program dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut. 1. Pengambilan keputusan terperogram Pengambilan keputusan yang terperogram adalah pengambilan keputusan yang bersifat rutinitas, berulang-ulang, dan cara menanganinya telah ditentukan. Pengambilan keputusan terperogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terstruktur melalui hal-hal berikut. a. Prosedur, yaitu serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus diikuti oleh pengambil keputusan. b. Aturan, yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh diambil oleh pengambil keputusan. c. Kebijakan, yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan. 2. Pengambilan keputusan tidak terperogram Pengambilan keputusan tidak terperogram adalah pengambilan keputusan yang tidak rutinitas sehingga memerlukan pemecahan yang khusus. Pengambilan keputusan tidak terperogram digunakan untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Pengambilan keputusan berdasarkan lingkungan dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut. 1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti adalah pengambilan keputusan di mana berlangsung hal-hal berikut. a. Alternatif yang harus dipilih hanya memiliki satu konsekuensi atau hasil. Ini berarti hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti. b. Keputusan yang akan diambil didukung oleh informasi atau data yang lengkap, sehingga dapat diramalkan secara akurat atau eksak hasil dari setiap tindakan yang dilakukan. c. Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi di masa datang. d. Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena kejadian tertentu di masa yang akan datang dijamin terjadi. e. Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus-kasus atau model-model yang bersifat deterministik. f. Teknik pemecahan atau penyelesaiannya biasanya menggunakan teknik program linier, model transportasi, model penugasan, model inventori, model antrian dan model nertwork. 2. Pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko Pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko adalah pengambilan keputusan di mana berlangsung hal-hal berikut. a. Alternatif yang harus dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil. b. Pengambil keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan. c. Diasumsikan bahwa pengambil keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil. d. Risiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya. e. Pada kondisi ini, keadaan alam sama dengan kondisi tidak pasti. Bedanya dalam kondisi ini, ada informasi atau data yang akan mendukung dalam membuat keputusan, berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam- macam keadaan. f. Teknik pemecahannya menggunakan konsep probabilitas, seperti model keputusan probabilistik, model inventori probabilistik, model antrian probabilistik 3. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti adalah pengambilan keputusan di mana: a. Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi itu. b. Pengambil keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi atau hasil yang keluar. c. Yang diketahui hanyalah kemungkinan hasil dari suatu tindakan, tetapi tidak dapat diprediksi berapa besar probabilitas setiap hasil tersebut. d. Pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap mengenai peluang terjadinya bermaca-macam keadaan tersebut. e. Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi. f. Tingkat ketidakpastiaan kaputusan semacam ini dapat dikurangi dengan beberapa cara, antara lain mencari informasi lebih banyak, melalui riset atau penelitian, penggunaan probabilitas subyektif. g. Teknik pemecahannya adalah menggunakan beberapa metode, yaitu metode maximin, metode maximax, metode Laplace, metode minimax regret, metode realisme dan dibantu dengan tabel hasil Pay Off Table 4. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik adalah pengambilan keputusan di mana: a. Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam situasi persaingan. b. Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya yang rasional, tanggap dan bertujuan untuk memenangkan persaingan tersebut. c. Pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu permainan. d. Teknik pemecahannya adalah menggunakan teori permainan.

3.2 Proses Keputusan Markov