Analisis Dampak Perbankan Syariah Dalam Pengembangan UMKM di Kota Langsa

(1)

LAMPIRAN

KUESIONER

Saya mengucapkan terima kasih untuk waktu yang telah disediakan oleh Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini. Kuisioner ini berguna untuk membantu penulisan skripsi yang berjudul “ Analisis Dampak Perbankan Syariah dalam Pengembangan UMKM di Kota Langsa”.

Identifikasi Responden:

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan

4. Tingkat Pendidikan : a. SD d. Diploma (D1,D2,D3) b. SMP/Sederajat e. Sarjana (S1,S2,S3) c. SMA/Sederajat

5. Pekerjaan : a. PNS d. Pelajar/Mahasiswa b. Pegawai Swasta e. Lainnya

c. Wirausaha

6. Jenis Usaha : a. Perdagangan d. Pengolahan b. Pertanian e. lainnya c. Bangunan


(2)

7. Lama Usaha : a. 1-3 tahun d. 10-12 tahun b. 4-6 tahun e. >13 tahun c. 7-9 tahun

8. Pendapatan rata-rata per hari usaha ini :

Sebelum Sesudah

a. < 100.000 a. < 100.000 b. 100.000 - 990.000 b. 100.000 - 990.000 c. 1.000.000 - 1.990.000 c. 1.000.000 - 1.990.000 d. 2.000.000 - 2.990.000 d. 2.000.000 - 2.990.000 e. 3.000.000 - 4.990.000 e. 3.000.000 - 4.990.000

f. ≥5.000.000 f. ≥5.000.000

9. Jumlah tenaga kerja :

Sebelum Sesudah

a. 1-2 orang a. 1-2 orang

b. 3-5 orang b. 3-5 orang c. 6-10 orang c. 6-10 orang d. 11-19 orang d. 11-19 orang

e. ≥20 orang e. ≥20 orang

10. Jumlah rata-rata produksi per hari usaha ini :

Sebelum Sesudah

a. < 100.000 a. < 100.000 b. 100.000 - 990.000 b. 100.000 - 990.000 c. 1.000.000 - 1.990.000 c. 1.000.000 - 1.990.000 d. 2.000.000 - 2.990.000 d. 2.000.000 - 2.990.000


(3)

e. 3.000.000 - 4.990.000 e. 3.000.000 - 4.990.000

f. ≥5.000.000 f. ≥5.000.000

11. Alasan Bapak/Ibu meminjam di Bank Syariah : a. Diajak teman/saudara

b. Mudah administrasinya c. Menganut prinsip islam

d. Ada program kredit untuk usaha dari pemerintah e. Tidak ada pilihan lain

f. Lain-Lain

12. Berapa persen keuntungan usaha ini dari pendapatan Bapak/Ibu :

a. < 10% d. 21 – 25 %

b. 11 – 15 % e. 26 – 30 % c. 16 – 20 % f. ≥30 %

13. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap sistem bagi hasil (Nisbah) yang di terapkan oleh Bank Syariah tersebut :

1. Sangat adil 2. Adil 3. Cukup adil 4. Kurang adil 5. Tidak adil 6. Sangat tidak adil


(4)

14. Bagaimana peranan Bank Syariah dalam memberikan pinjaman terhadap usaha Bapak/Ibu :

a. Sangat membantu b. Membantu

c. Cukup membantu d. Kurang membantu e. Tidak membantu f. Sangat tidak membantu

15. Berapa lama menurut Bapak/Ibu pembiayaan mudharabah membantu terasa berpengaruh terhadap perkembangan usaha ………. Bulan/tahun.

16. Apakah Bapak/Ibu mempunyai usaha lain :

a. YA b. TIDAK

17. Jika YA,usaha lain yang Bapak /Ibu jalani :

1.


(5)

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 40 100.0

Excludeda 0 .0

Total 40 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.820 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

VAR00001 2.2750 .67889 40

VAR00002 2.2250 .69752 40

VAR00003 2.0750 .61550 40

VAR00004 2.2750 .50574 40


(6)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 8.7750 3.051 .659 .772

VAR00002 8.8250 3.071 .620 .786

VAR00003 8.9750 3.204 .677 .764

VAR00004 8.7750 3.615 .626 .784

VAR00005 8.8500 4.028 .542 .810

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(7)

T-Test Pendapatan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

Sebelum 2.6400 50 .63116 .08926

Sesudah 3.5400 50 .61312 .08671

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Sebelum & Sesudah 50 .354 .012

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std.

Deviati on Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pair 1 Sebelum - Sesudah

-.90000 .70711 .10000

-1.1009 6 -.69904


(8)

T-Test Tenaga Kerja

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

Sebelum 2.1000 50 .73540 .10400

Sesudah 2.9600 50 .63760 .09017

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Sebelum & Sesudah 50 .879 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std.

Deviati on Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lowe r Upper Pair 1 Sebelum - Sesudah -.8600 0

.35051 .0495 7 -.9596 1 -.76039 -17.34 9


(9)

T-Test Produksi

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1

Sebelum 2.3200 50 .47121 .06664

Sesudah 3.0200 50 .62237 .08802

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 Sebelum & Sesudah 50 .674 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std.

Deviati on Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pair 1

Sebelum -

Sesudah

-.70000 .46291 .0654 7 -.8315 6 -.56844 -10.69 3


(10)

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percen

t

N Percent

Tanggapan *

Peranan 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%

Tanggapan * Peranan Count

Peranan Total

2.00 3.00 4.00 5.00

Tanggapan

2.00 0 1 1 0 2

3.00 2 2 4 2 10

4.00 1 0 13 4 18

5.00 2 2 1 15 20


(11)

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 27.776a 9 .001

Likelihood Ratio 30.522 9 .000

Linear-by-Linear

Association 5.919 1 .015

N of Valid Cases 50

a. 12 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .20.

Descriptives

Descriptive Statistics N Minimu

m

Maximum Mean Std. Deviation

Tanggapan 50 2.00 5.00 4.1200 .87225

Peranan 50 2.00 5.00 4.1200 .96129

Valid N


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press.

Azwar, Saifuddin. 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik Kota Langsa 2015. “Kota Langsa Dalam Angka 2014” langsakota.bps.go.id

Freycinetia, Feni Fitriani. 2015 “Menkop UKM: Suku Bunga LPDB KUKM Turun Jadi 5%.

M. Abdul Mannan. 1997. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.

M. Nejatullah Shiddiqi. 1996. Kemitraan Usaha dan Bagi Hasil dalam Hukum Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf

Reza, Kurnia Sekedeng. 2011. Skripsi "Analisis Peranan Kredit Perbankan Dalam Pengembangan UMK (Usaha Mikro dan Kecil) di Kecamatan Medan Helvetia". Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suparyanto, R.W. 2013. Kewirausahaan Konsep Dan Realita Pada Usaha Kecil. Bandung: Alfabeta.

Susilo, Sri. 2010. Jurnal "Peran Perbankan Dalam Pembiayaan UMKM Di Provinsi DIY" Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta. Vol. 14, No 3 September 2010, hlm. 467-478

Sutrisno Hadi. 1986. Metodologi Research. Jilid 1,2, UGM. Sutrisno Hadi. 1986. Statistik. Jilid 2,3 UGM.

Syofwan, Ari. 2013. Skripsi "Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus : Bank BRI Unit Kecamatan Gebang)". Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara


(13)

Tambunan, Tulus. 2009. UMKM Di Indonesia. Bogor: Gahlia Indonesia

Taupan, Ahcmad Felna. 2012. Skripsi "Analisis Permintaan Kredit Pada Usaha Mikro Dan Kecil Di Kecamatan Medan Johor" Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)

Zainal, Said Abidin. 2001 “Kondisi Perekonomian Aceh dan Upaya Penyelamatan” old.bappenas.go.id, 2001

Website

www.depkop.go.id www.bisnis.com www.bps.go.id www.waspada.co.id


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif-kuantitatif dengan adanya pengujian hipotesis. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana dampak perbankan syariah dalam pengembangan UMKM di Kota Langsa.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengamati dan menganalisis pengaruh jumlah pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh perbankan syariah terhadap perkembangan UMKM di Kota Langsa. Variabel yang dipakai adalah pendapatan, tenaga kerja dan produksi UMKM sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan mudharabah dan menganalisis apakah pendapatan UMKM tersebut meningkat setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah tersebut. Pembiayaan yang dipakai di penelitian ini adalah pembiayaan mudharabah UMKM yang merupakan salah satu produk pembiayaan dari Perbankan Syariah.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Sebagaimana judul penelitian ini yakni “Analisis Dampak Perbankan Syariah dalam Pengembangan UMKM di Kota Langsa”, maka penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dampak perbankan syariah dalam pengembangan UMKM ini akan dilakukan di Kota Langsa. Tempo waktu penelitian direncanakan mulai April 2016 sampai dengan selesai.


(15)

3.4 Populasi dan Sampel

Roscoe (Sugiyono, 2004: 102) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30).

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variable variable.

Dalam hal pemakaian sampel, penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 50 responden dikarenakan ukuran yang layak adalah 30-500 responden dan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sampel dengan jumlah diatas minimal yakni sebanyak 50 responden dengan jumlah populasi sampel 315.

Disebabkan keterbatasan yang dihadapi peneliti maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel eksidental sampling, eksidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/eksidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.


(16)

3.5 Jenis dan Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data Primer

Data primer adalah data yang biasanya diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data orisinil (Kuncoro, 2009). Dengan kata lain, data yang diperoleh didapatakan langsung dari objeknya baik perorangan maupun organisasi, yakni melalui kuesioner yang diberikan kepada UMKM di Kota Langsa.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data olahan yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2009) yakni melalui studi kepustakaan seperti buku, majalah, artikel, jurnal serta bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.5.2 Metode Pengumpulan Data

Penelitian menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu : 1. Studi kepustakaan, yakni mengumpulkan data dan informasi melalui literatur

yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, yang dapat diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet dan lain-lain.

2. Kuesioner, penulis membuat daftar pertanyaan yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Jawaban atas pertanyaan ini digunakan sebagai pelengkap dan pendukung kebenaran data-data yang ada.


(17)

3.6 Pengolahan Data

Dalam penelitian ini, untuk menguji ketiga hipotesis menggunakan program komputer yang bernama Statistic Product and Service Solution (SPSS) 21 dengan terlebih dahulu melakukan pemindahan data yang diperoleh ke dalam software Microsoft Excel.

3.7 Instrumen Penelitian 3.7.1 Validitas

Hadi (1996) mengatakan bahwa validitas alat ukur merupakan indeks dari ketepatan atau keakuratan dan ketelitian alat ukur dalam menjalankan fungsi dan pengukurannya. Kemudian disebutkan seberapa jauh alat ukur tersebut dapat membaca dengan teliti, menunjukkan dengan sebenarnya status atau keadaan kriteria pembanding. Dalam hal ini kriteria pembanding yaitu kriteria dalam (internal criterion) dan kriteria luar (external criterion).

Pembanding yang berasal dari luar alat ukur disebut kriteria luar dan sebaliknya pembanding dari dalam disebut sebagai kriteria dalam yang berasal dari kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen keseluruhan, maka alat ukur dinyatakan memiliki validitas yang tinggi. Penelitian ini mengambil kriteria pembanding yang berasal dari dalam pengukuran alat itu sendiri. Teknik statistik yang digunakan adalah korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus angka kasar yang dikemukakan Pearson (dalam Azwar, 2013), yakni sebagai berikut:

( )( )

Σ Σ −

Σ

= N

Y X


(18)

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X (skor subjek tiap butir) dengan variabel Y (total skor subjek dari keseluruhan butir).

ΣXY = Jumlah hasil perkalian antara variabel X dan Y

ΣX = Jumlah skor keseluruhan subjek setiap butir

ΣY = Jumlah skor keseluruhan item pada subjek

ΣX2 = Jumlah kwadrat skor X

ΣY2 = Jumlah kwadrat skor Y N = Jumlah subjek

Nilai validitas setiap butir (koefisien r Product Moment Pearson) sebenarnya masih perlu dikoreksi karena kelebihan bobot. Kelebihan bobot ini terjadi karena skor butir yang dikorelasikan dengan skor total ikut sebagai komponen skor total, dan hal ini menyebabkan koefisien r menjadi lebih besar (Hadi, 1996). Untuk membersihkan kelebihan bobot ini dipakai part whole dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

rbt = Koefisien korelasi setelah dikoreksi dengan part whole rxy = Koefisien korelasi sebelum dikoreksi

SDy = Standar deviasi total SDx = Standar deviasi butir

3.7.2 Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Reliabel dapat juga dikatakan kepercayaan, keterasalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan sebagainya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah (Azwar, 2013). Skala yang akan diestimasi reliabilitasnya dalam

r

}

{

( ) ( ) 2( )( )( ) ) ( ) )( ( 2 y x xy y x y xy bt SD SD r SD SD SDx SD r − + − =


(19)

=

=

2 2 2

2

1

1

2

Sx

S

S

α

jumlah yang sama banyak. Untuk mengetahui realibilitas alat ukur maka digunakan rumus koefisien Alpha sebagai berikut:

Keterangan:

S1² dan S2² = Varians skor belahan 1 dan Varians skor belahan 2 Sx² = Varians skor skala

3.8 Metode Analisis Data

Sedangkan metode yang dipakai untuk menganalisis data penelitian ini dengan analisis non parametrik menggunakan Paired Sample t-Test yaitu untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi. Paired Sample t-Test menggunakan rumus sebagai berikut :

� = �1− �2

��12

�1

+�22

�2 −

2� � �1

√�1� � � 2

√�2� Keterangan :

X1 = rata – rata sampel 1 X2 = rata – rata sampel 2 S1 = simpangan baku sampel 1 S2 = simpangan baku sampel 2 S12 = varians sampel 1

S22 = varians sampel 2 r = korelasi antar2 sampel n1 = jumlah sampel 1 n2 = jumlah sampel 2


(20)

Keputusan :

Nilai Probabilitas (Sig)

• Jika probabilitas > 0.05 maka Ho diterima

• Jika probabilitas < 0.05 maka Ho ditolak

Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :

• Ho : d = 0 atau tidak ada dampak peningkatan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.

• Ho : d ≠ 0 atau ada dampak peningkatan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.

3.9 Definisi Operasional 1. Pendapatan

Pendapatan adalah segala bentuk penerimaan yang berbentuk materi yang diperoleh UMKM di Kota Langsa selama ia melakukan aktivitas kerja/usahanya. Dinyatakan dalam rupiah.

Penerimaan Ho

t = tabel Penerimaan


(21)

2. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah semua orang yang mau ataupun bersedia dan memiliki kesanggupan untuk bekerja di Kota Langsa. Dinyatakan dalam orang.

3. Produksi

Produksi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda. Dinyatakan dalam rupiah.


(22)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Langsa

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2001 Kota Langsa terbentuk secara definitif pada tanggal 21 Juni 2001. Kota yang terletak di pesisir pantai timur Provinsi Aceh ini merupakan hasil pemekaran wilayah dari Kota Aceh Timur. Kedudukan Kota Langsa berada pada titik koordinat antara 040 24’-35,68’-040 33 47’-0,3’ Lintang Utara (LU) dan 97053’ 14,59’-98004’ 42,16’ Bujur Timur (BT).

Luas wilayah Kota Langsa mencapai 239,84 km2 dan membawahi 5 kecamatan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Nama-nama Kecamatan di Kota Langsa

No Kecamatan 1 Langsa Baro 2 Langsa Timur 3 Langsa Barat 4 Langsa Lama 5 Langsa Kota Sumber : BPS


(23)

Tabel 4.2

Luas Wilayah Dirinci per Kecamatan di Kota Langsa

No Kecamatan Luas (Km2) Persentase Terhadap Luas Kota

1 Langsa Baro 61,73 25,73%

2 Langsa Timur 78,23 32,61%

3 Langsa Barat 48,75 20.32%

4 Langsa Lama 45,02 18,77%

5 Langsa Kota 6,11 2,54%

Jumlah 239.84 99,97

Sumber : BPS

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, diketahui bahwa wilayah terluas di kota Langsa adalah Langsa Timur, diikuti Langsa Baro, Langsa Barat, Langsa Lama dan terkecil adalah Langsa Kota.

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk, Luas Kecamatan Dirinci Menurut Kecamatan di Kota Langsa

No Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Penduduk

1 Langsa Baro 61,73 43.435

2 Langsa Timur 78,23 14.279

3 Langsa Barat 48,75 31.877

4 Langsa Lama 45,02 27.795

5 Langsa Kota 6,11 37.336

Jumlah 239.84 154.772


(24)

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik, diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak di daerah Langsa Baro, yaitu sebanyak 43.435 jiwa, diikuti daerah Langsa Kota sebanyak 37.336 jiwa, Langsa Barat sebanyak 31.877 jiwa, Langsa Lama sebanyak 27.795 Jiwa dan langsa Timur sebanyak 14.279 jiwa.

4.2 Karakteristik Responden

Dari 50 orang responden yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini, beberapa karakteristik yang dapat dilihat adalah sebagai berikut:

4.2.1 Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden beravariasi dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.4

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Responden Persentase

1 Laki-laki 25 50

2 Perempuan 25 50

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, diketahui bahwa masing-masing subjek penelitian ini terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berjumlah 25orang.


(25)

4.2.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden juga bervariasi mulai dari lulusan sekolah dasar hingga tingkat sarjana. Untuk rincinya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.5

Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Persentase

1 SD 5 10%

2 SMP 10 20%

3 SMA 15 30%

4 Diploma 10 20%

5 Sarjana 10 20%

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner, diketahui bahwa dari 50 orang responden, mayoritas berpendidikan SMA, yaitu sebanyak 15 orang (30%), sementara yang berpendidikan SMP, Diploma dan Sarjana masing-masing 10 orang (20%) dan hanya 5 orang (10%) yang berpendidikan SD.


(26)

4.2.3 Pekerjaan

Pekerjaan responden bervariasi dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.6

Distribusi Responden Menurut Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Responden Persentase

1 PNS 5 10%

2 Pegawai Swasta 5 10%

3 Wirausaha 30 60%

4 Pelajar/Mahasiswa 5 10%

5 Lainnya 5 10%

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer

Selanjutnya berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner mengenai jenis pekerjaan responden, diketahui bahwa dari 50 orang responden, 30 orang diantaranya (60%) adalah wirausahawan, sementara PNS Pegawai Swasta, Mahasiswa dan lainnya masing-masing berjumlah 5 orang (10%).

10%

20%

30% 20%

20%

Grafik Tingkat Pendidikan

SD SMP SMA Diploma Sarjana


(27)

4.2.4 Jenis Usaha

Jenis Usaha responden bervariasi dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.7

Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha

No Jenis Usaha Jumlah Responden Persentase

1 Perdagangan 40 80%

2 Pertanian 2 4%

3 Bangunan 3 6%

4 Pengolahan 3 6%

5 Lainnya 2 4%

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer

Jenis usaha dari para responden berdasarkan data dari penyebaran kuesioner terhadap 50 orang responden, 40 orang daiantaranya (80%) adalah pedagang, masing-masing 3 orang (6%) pekerja bangunan dan bagian pengolahan, 2 orang (4%) petani dan lainnya 2 orang (4%).

10%

10%

60% 10%

10%

Grafik Pekerjaan

PNS

Pegawai Swasta Wirausaha Pelajar/Mahasiswa Lainnya


(28)

4.2.5 Lama Usaha

Lama Usaha responden bervariasi dengan rincian sebagai berikut : Tabel 4.8

Distribusi Responden Menurut Lama Usaha

No Lama Usaha Jumlah Responden Persentase

1 1-3 tahun 5 10%

2 4-6 tahun 10 20%

3 7-9 tahun 15 30%

4 10-12 tahun 15 30%

5 >13 tahun 5 10%

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa pengusaha UMKM masing-masing 30 oarng telah berusaha antara 7 sampai 9 tahun dan 10 sampai 12 tahun, kemudian ada 10 orang yang telah menggeluti usahanya selama 4 sampai 6 tahun

80% 4%

6%

6% 4%

Jenis Usaha

Perdagangan Pertanian Bangunan Pengolahan lainnya


(29)

dan masing-masing 5 orang yang telah menggeluti usahanya antara 1 sampai 3 tahun dan di atas 13 tahun.

4.2.6 Pendapatan

Pendapatan responden bervariasi dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.9

Distribusi Pendapatan Responden Perhari

No Pendapatan Jumlah Responden Persentase

1 <100.000 10 20%

2 100.000-990.000 4 8%

3 1.000.000-1.990.000 3 6%

4 2.000.000-2.990.000 20 40%

5 3.000.000-4.990.000 11 22%

6 >5.000.000 2 4%

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer

10%

20%

30% 30%

10%

Grafik Lama Usaha

1-3 tahun 4-6 tahun 7-9 tahun 10-12 tahun >13 tahun


(30)

Dari tabel di atas, diketahui bahwa dari 50 orang responden, 20 orang diantaranya berpendapatan antara Rp. 2.000.000 sampai 2.990.000, kemudian terdapat 11 orang yang berpendapatan antara Rp. 3.000.000 sampai Rp. 4.990.000, terdapat 10 oarng yang berpendapatan di bawah Rp.100.000, terdapat 4 orang yang berpendapatan Rp. 100.000 sampai Rp. 990.000, terdapat 3 orang yang berpendapatan antara Rp. 1.000.000 sampai Rp. 1.990.000 dan ada 2 orang yang berpendapatan di atas Rp. 5.000.000.

4.2.7 Tenaga Kerja

Tenaga Kerja responden bervariasi dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.10

Distribusi Tenaga Kerja Responden

No Tenaga Kerja Jumlah Responden Persentase

1 1 – 2 orang 1 2%

2 3 – 5 orang 23 46%

3 6 – 10 orang 22 44%

4 11 – 19 orang 2 4%

5 >20 orang 2 4%

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer

Dari tabel di atas, diketahui bahwa dari 50 orang, terdapat 23 orang yang memiliki tenaga kerja sebanyak 3 sampai 5 orang, kemudian terdapat 22 orang yang memiliki tenaga kerja 6 sampai 10 orang, masing-masing 2 orang yang memiliki 11 sampai 19 orang dan di atas 20 orang. Sisanya hanya 1 orang yang memiliki tenaga kerja 1 sampai 2 orang.


(31)

4.2.8 Produksi

Produksi responden bervariasi dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.11

Distribusi Produksi Responden

No Tenaga Kerja Jumlah Responden Persentase

1 <100.000 4 8%

2 100.000-990.000 3 6%

3 1.000.000-1.990.000 10 20%

4 2.000.000-2.990.000 20 40%

5 3.000.000-4.990.000 13 26%

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 50 orang responden, terdapat 20 orang yang memiliki produksi antara Rp. 2.000.000 sampai Rp. 2.990.000 dan 10 orang yang memiliki produksi antara Rp. 1.000.000 sampai Rp. 1.990.000. Kemudian ada 13 orang yang memiliki produksi antara Rp. 3.000.000 sampai Rp. 4.990.000, terdapat 3 orang yang memiliki produksi antara Rp. 100.000 sampai Rp. 990.000 dan terdapat 4 orang yang berproduksi di bawah Rp. 100.000.


(32)

4.2.9 Alasan Meminjam di Bank

Kuesioner menyediakan enam opsi alasan untuk direspon oleh responden sebagai alasan mereka meminjam dana dari bank. Perinciannya sebagai berikut:

Tabel 4.12

Distribusi Responden Menurut Alasan Meminjam

No Alasan Jumlah Responden Persentase

1 Diajak teman/saudara 5 10%

2 Mudah administrasinya 5 10%

3 Menganut prinsip islam 30 60%

4

Ada program kredit untuk

usaha dari pemerintah 5 10%

5 Tidak ada pilihan lain 3 6%

6 Lain-lain 2 4%

Jumlah 50 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner mengenai alasan meminjam di Bank Syariah, sebagian besar responden, yaitu sebanyak 30 orang (60%) disebabkan menganut prinsip agama Islam, sementara masing-masing 5 orang (10%) memiliki alasan diajak teman/saudara, menyatakan mudah adminstrasi, kemudian adanya program kredit untuk usaha. Kemudian ada 3 orang (6%) yang menyatakan karena tidak ada pilihan lain dan alasan-alasan lainnya ada 2 orang (4%).


(33)

4.2.10 Keuntungan

Persentase keuntungan responden sebagai berikut: Tabel 4.13

Distribusi Persentase Keuntungan

No Keuntungan Jumlah Responden Persentase

1 <10% 2 4%

2 11 – 15% 6 12%

3 16 – 20% 18 36%

4 21 – 25% 22 44%

5 26 – 30% 2 4%

6 >30% 0 0

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 50 orang, terdapat 22 orang yang memiliki keuntungan 21 sampai 25%, 18 orang yang memiliki keuntunganantara 16 sampai 20%, 6 orang yang memiiki 11 sampai 15% dan masing-masing 2 orang yang memiliki keuntungan di atas 30% dan di bawah 10%.


(34)

4.2.11 Tanggapan Responden Mengenai Sistem Bagi Hasil Bank Syariah Tabel 4.14

Distribusi Tanggapan Responden

No Tanggapan Jumlah Responden Persentase

1 Sangat Adil 20 40%

2 Adil 18 36%

3 Cukup Adil 10 20%

4 Kurang Adil 2 4%

5 Tidak Adil 0 0

6 Sangat Tidak Adil 0 0

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer

Dari tabel di atas, diketahui bahwa dari 50 orang, 20 orang menyatakan atau memberikan tanggapan sangat adil pada Bank Syariah, 18 orang menanggapi adil, 10 orang menaggapi dengan pernyataan cukup adil, dan hanya 2 orang yang menyatakan atau menanggapi dengan pernyataan kurang adil.


(35)

4.2.12 Peranan Bank Syariah Menurut Responden: Tabel 4.15

Distribusi Peranan Bank Syariah Menurut Responden

No Peranan Jumlah Responden Persentase

1 Sangat Membantu 21 42%

2 Membantu 19 38%

3 Cukup Membantu 5 10%

4 Kurang Membantu 5 10%

5 Tidak Membantu 0 0

6 Sangat Tidak Membantu 0 0

Jumlah 50 100

Sumber : Data Primer

Dari tabel di atas, diketahui bahwa dari 50 orang responden, 21 orang menyatakan bahwa peranan Bank Syariah sangat membantu, 19 orang menyatakan membantu, dan masing-masing 5 orang menyatakan cukup membantu dan kurang membantu.

4.2.13 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan Crosstab data responden berdasarkan tingkat pendidikan dan pekerjaan pada pengusaha UMKM yang berdomisili di Kota Langsa dapat dilihat pada tabel 4.10. Tingkat pendidikan para pengusaha UMKM di Kota Langsa adalah tamatan SMA dan bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil berjumlah 2 orang, sebagai pegawai swasta 3 orang, wirausaha 8 orang dan lainnya 2 orang. Selanjutnya pengusaha UMKM yang berpendidikan SMP berjumlah 10 orang, dimana 9 orang diantaranya wirausahawan dan 1 orang pekerjaan lainnya. Kemudian terdapat 10 orang pengusaha UMKM yang berpendidikan Diploma, dimana 1 orang


(36)

diantaranya adalah PNS, 2 orang pegawai swasta, 4 orang wirausahawan dan 2 orang lain-lainnya. Pengusaha UMKM yang berpendidikan Sarjana berjumlah 10 orang, dimana 2 orang diantaranya Pegawai Negeri dan 5 orang wirausahawan, 3 orang pelajar/mahasiswa. Pengusaha UMKM yang berpendidikan SD ada sebanyak 5 orang, dimana 4 orang diantaranya wirausahawan dan 1 orang pekerjaan lainnya.

Tabel 4.16

Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan

No Tamatan

Pekerjaan

Jumlah PNS Peg

Swasta Wirausaha Pelajar/Mhs Lainnya

1 SD 0 0 4 0 1 5

2 SMP 0 0 8 0 1 10

3 SMA 2 3 9 0 2 15

4 Diploma 1 2 4 2 1 10

5 Sarjana 2 0 5 3 0 10

Jumlah 5 5 30 5 5 50

Sumber : Data Primer

Banyaknya jumlah responden memilih menjadi wirausahawan ini menggambarkan sulitnya mendapatkan pekerjaan dan peluang untuk hidup sukses lebih terbuka. Kemudian karakteristik etnis Aceh yang lebih menyukai menjadi wirausahawan merupakan faktor penyebab utama.


(37)

Crosstab data responden berdasarkan jenis usaha dan lama usaha pada pengusaha UMKM yang berdomisili di Kota Langsa dapat dilihat pada tabel 4.11. Jenis usaha para pengusaha UMKM terbanyak di Kota Langsa adalah perdagangan. Pengusaha UMKM 4 orang diantaranya telah menggeluti usahanya selama 1 sampai 3 tahun, 8 orang telah menggeluti selama 4 sampai 8 tahun, 11 orang selama 7 sampai 9 tahun, 12 orang selama 10 sampai 12 tahun dan di atas 13 tahun ada sejumlah 5 orang. Sementara itu yang menggeluti pertanian hanya 2 orang, masing-masing sudah berusaha selama 7 sampai 9 tahun 1 orang dan 10 sampai 12 tahun juga 1 orang. Pekerja bangunan, ada 3 orang, dimana masing-masing antara 4 sampai 6 tahun, 7 sampai 9 tahun dan 10 sampai 12 tahun 1 orang. Demikian juga halnya dengan bagian pengolahan yang berjumlah 3 orang dimana masing-masing antara 4 sampai 6 tahun, 7 sampai 9 tahun dan 10 sampai 12 tahun 1 orang. Selanjutnya untuk usaha lainnya hanya ada 2 orang, masing-masing lama usaha mereka 1 sampai 3 tahun 1 orang dan 7 sampai 9 tahun juga 1 orang.


(38)

Tabel 4.17

Data Responden Berdasarkan Jenis dan Lama Usaha

No Jenis Usaha

Lama Usaha

Jumlah 1-3 thn 4-6 thn 7-9 thn 10-12 thn >13 thn

1 Perdagangan 4 8 12 11 5 40

2 Pertanian 0 0 1 1 0 2

3 Bangunan 0 1 1 1 0 3

4 Pengolahan 0 1 1 1 0 3

5 Lainnya 1 0 0 1 0 2

Jumlah 5 10 15 15 5 50

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa mayoritas para pengusaha UMKM di Kota Langsa adalah pedagang yang berjumlah 40 orang dari 50 responden. Sementara pengusaha atau profesi sebagai petani, pekerja bangunan, pengolahan dan lain-lainnya antara 2 sampai 3 orang. Kondisi ini membuktikan bahwa masyarakat Aceh lebih menyukai bidang pekerjaan sebagai pedagang.

4.3 Interpretasi Data

4.3.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji coba kuesioner pengembangan UMKM yang berjumlah 5 item pernyataan, diketahui keseluruhan item valid. Nilai validitas dari 5 item bergerak dari rxy = 0,542 sampai rxy = 0,677. Setelah butir-butir dianalisis dengan teknik korelasi Analisis Product Moment kemudian dilanjutkan dengan analisis keandalan (reliabilitas) dengan menggunakan rumus Alpha. Indeks


(39)

reliabilitas yang diperoleh sebesar rtt = 0,820. Dengan demikian kuesioner yang disusun dalam penelitian ini dinyatakan reliabel, yaitu dapat digunakan pada saat yang lain dalam mengungkap tentang pengembangan UMKM.

Tabel 4.19 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

.820 5

Tabel 4.18 Hasil Uji Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 8.7750 3.051 .659 .772

VAR00002 8.8250 3.071 .620 .786

VAR00003 8.9750 3.204 .677 .764

VAR00004 8.7750 3.615 .626 .784


(40)

4.3.2 Pengujian Hipotesis dengan Paired Sample Test Tabel 4.20

Hasil Uji T-test Pendapatan Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std.

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Sebelum

-Sesudah -.90000 .70711 .10000 -1.10096 -.69904 -9.000 49 .000

Dari uji beda melalui Paired Sample Test pengembangan UMKM mengenai pendapatan dengan program SPSS diperoleh t = -9.000 dengan bilangan sig/probabilitas = 0,000 < 0,050. Dari hasil ini, maka Ho yang berbunyi tidak ada dampak peerbedaan pendapatan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah ditolak dan Ha diterima bahwasannya ada perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah.

Kemudian diketahui bahwa sesudah diberikan pembiayaan mudharabah (3,5400) pendapatan lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan pembiayaan mudarobah (2,640). Berdasarkan hasil penelitian ini, maka hipotesis yang telah diajukan dinyatakan diterima.


(41)

Tabel 4.21

Hasil Uji t-test Tenaga Kerja Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std.

Deviatio n

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Sebelum -

Sesudah -.86000 .35051 .04957

-.95961 -.76039 -17.349 49 .000

Dari uji beda melalui Paired Sample Test pengembangan UMKM mengenai tenaga kerja dengan program SPSS diperoleh t = -17,349 dengan bilangan sig/probabilitas = 0,000 < 0,050. Dari hasil ini, maka Ho yang berbunyi tidak ada dampak perbedaan tenaga kerja sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah ditolak dan Ha diterima bahwasanya ada perbedaan tenaga kerja sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah.

Kemudian diketahui bahwa sesudah diberikan pembiayaan mudharabah (2,960) tenaga kerja lebih banyak dibandingkan sebelum diberikan pembiayaan mudarobah (2,100). Berdasarkan hasil penelitian ini, maka hipotesis yang telah diajukan dinyatakan diterima.


(42)

Tabel 4.22

Hasil Uji t-test Produksi Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed) Mean Std.

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Sebelum -

Sesudah -.70000 .46291 .06547 -.83156 -.56844 -10.693 49 .000

Kemudian berdasarkan uji beda melalui Paired Sample T-Test pengembangan UMKM mengenai produksi dengan program SPSS diperoleh nilai t = -10,693 dengan bilangan sig/probabilitas = 0,000 < 0,050. Dari hasil ini, maka Ho yang berbunyi tidak ada dampak perbedaan produksi sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah ditolak dan Ha diterima bahwasannya ada perbedaan produksi sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah.

Gambaran mengenai terjadinya perbedaan dalam hal pendapatan, tenaga kerja dan produksi setelah diberikannya pembiayaan mudharabah dapat dilihat pada grafik berikut ini:


(43)

Grafik Pendapatan, Tenaga Kerja dan Produksi

2,64

3,54

2,1

2,96

2,32

3,02

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

Sebelum Sesudah

Pendapatan

Tenaga Kerja


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilitian ini maka dapat disimpulkan ha- hal sebagai berikut :

1. Diketahui adanya perbedaan pendapatan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah. Hasil ini dilihat dari nilai t = - 9.000 dengan bilangan sig = 0,000. Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dinyatakan bahwa hipotesis yang diajukan diterima.

2. Diketahui adanya perbedaan tenaga kerja yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah. Hasil ini dilihat dari nilai t = - 17.349 dengan bilangan sig = 0,000. Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dinyatakan bahwa hipotesis yang diajukan diterima.

3. Diketahui adanya perbedaan produksi yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah. Hasil ini dilihat dari nilai t = - 10,693 dengan bilangan sig = 0,000. Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dinyatakan bahwa hipotesis yang diajukan diterima.

4. Para pengusaha UMKM di kota langsa kebanyakan tamatan SMA dan bekerja sebagai wirausahawan dikarenakan etnis aceh yang lebih menyukai menjadi wirausahawan merupakan faktor penyebab utama, adapun jenis usaha para UMKM terbanyak di kota langsa adalah perdagangan dengan lama usaha 7-9 tahun kondisi ini membuktikan bahwa masyarakat aceh


(45)

lebih menyukai bidang pekerjaan sebagai pedagang. Dan sebagian besar masyarakat aceh lebih memilih meminjam di bank syariah disebabkan bank syariah menganut prinsip agama islam.


(46)

5.2 Saran

1. Bagi para pelaku UMKM, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi bahwa keputusan pengambilan pembiayaan mudharabah dari perbankan syariah memang terbukti dapat memberikan kenaikan pendapatan,tenaga kerja dan produksi. Oleh karenanya dalam rangka mengembangkan usahanya, para pengusaha UMKM diharapkan bisa memanfaatkan fasilitas pembiayaan mudharabah yang disediakan pihak perbankan syariah, dengan tetap disertai manajemen resiko yang baik pula tentunya.

2. Bagi pihak pemerintah dan perbankan syariah, diharapkan untuk dapat terus membantu perkembangan sektor UMKM, antara lain dengan memberikan bantuan kredit dan modal kerja yang tepat sasaran dan mudah dalam prosedur pencairannya, termasuk dalam agunan atau jaminan.


(47)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bank Syariah

Bank syariah atau bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah islam yang didalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islami (Ikatan Bankir Indonesia, 2014). Dari definisi tersebut dikatakan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah Islam serta tidak berkecimpung kedalam pembiyaaan bisnis yang haram. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 yang direvisi dengan UU perbankan UU No. 21 Tahun 2008 mendefinisikan bank syariah sebagai lembaga keuangan yang pengoperasiannya dengan sistem bagi hasil.

Penentuan harga bank dengan berdasarkan prinsip ini terhadap produknya sangat berbeda dengan bank konvesional. Bank syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal penyimpanan dana, pembiayaan usaha maupun kegiatan perbankan lainnya.

2.1.1 Sistem Pendanaan Bank Syariah

Sama seperti halnya pada bank konvensional, sistem pendanaan bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Hanya saja oprasional


(48)

operasional bank syariah yang telah diterapkan secara luas dalam pengihimpunan dana masyarakat adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah.

1. Prinsip Wadi’ah (Titipan)

Wadi’ah merupakan suatu akad untuk menghimpun dana dengan menggunakan prinsip titipan. Titipan ini dapat diambil oleh nasabah kapanpun jika pemiliknya menghendaki. Secara umum prinsip Wadi’ah terbagi dalam dua jenis yaitu Wadi’ah, yaitu Wadi’ah Amanah dan Wadi’ah Dhamanah. Wadi’ah amanah adalah akad dimana dana titipan yang diberikan tidak boleh digunakan atau dimanfaatkan oleh pihak perbankan contohnya seperti safe deposit box. Tetapi pihak bank dapat membebankan biaya sebagai biaya titipan. Sementara Wadi’ah dhamanah adalah akad dimana dana titipan yang diberikan boleh digunakan atau dimanfaatkan oleh bank, tetapi pemilik tetap dapat menarik uangnya setiap saat (Ahmad, 2015 : 66). Jika bank mendapat keuntungan dari penggunaan dana yang dititipkan maka bank dapat memberikan insentif ataupun bonus tetapi untuk insentif dan bonus ini tidak di janjikan pada saat akad (Antonio ,2001 : 148 ). Dari penjelasan di atas maka terdapat dua jenis penghimpunan dana dengan cara Wadi’ah dhamanah yaitu giro Wadi’ah dan tabungan Wadi’ah.

2. Prinsip Mudharabah

Prinsip Mudharabah adalah prinsip bagi hasil, berdasarkan kewenangan yang di berikan oleh nasabah maka prinsip ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu, Mudharabah Muqayyadah dan Mudharabah Muthalaqah (Ahmad, 2015 : 69). Letak perbedaan dari kedua jenis Mudharabah ini adalah pada pembatasan


(49)

jenis usaha, tempat, waktu, dan dengan siapa pengelola bertransaksi. Jika Mudharabah Muqayyadah membatasinya, jika Mudharabah Muthalaqah tidak membatasinya (Ibid : 72).

2.1.2 Sistem Pembiayaan Bank Syariah

1. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil Mudharabah adalah kerja sama antara Bank yang menyediakan modal dengan Mudharib (Nasabah) yang memanfaatkannya untuk tujuan-tujuan usaha yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah yang disepakati.

 Rukun dan Syarat

Menurut para ulama menyatakan bahwa rukun mudharabah adalah :

Shahibu al Maal (pelaku akad dan pemilik modal/dana/bank)

Mudharib (pelaku akad dalam menjalankan usaha dan disebut juga

sebagai pengusaha/nasabah), Maal (modal/dana pembiayaan)

Ribh/irbah (keuntungan atas hasil usaha)

Dharabah (kerja atau jenis usaha pembiayaan yang akan di jalankan,

dan

Shigat (isi akad perjanjian)

Jenis usaha (Dharabah)

Dana Mudharabah dapat digunkan untuk jenis usaha perdagangan atau perniagaan seperti usaha waralaba atau usaha yang berbentuk kemitraan, dana untuk penambahan modal atau modal kerja baru.


(50)

 Bagi hasil

 Bagi hasil adalah keuntungan yang di peroleh dari pengelolaan dana pembiayaan Mudharabah yang diberikan dengan persyaratan :

Perhitungan dari pendapatan total proyek (Pendekatan Revenue Sharing atau Profit Sharing).

Landasan perhitungan Cash Flow yang reasonable yang disepekati bersama.

• Pembagian bagi hasil dilakukan setiap bulan atau yang di sepakati.

 Pembagian bagi hasil (keuntungan/kerugian) sesuai dengan nisbah yang di sepakati. Pihak-pihak yang mendapatkan bagi hasil adalah para pihak yang terlibat dalam usaha Mudharabah, selain dari itu tidak berhak menerimanya.

 Bank tidak akan menerima keuntungan, apabila terjadi kegagalan atau wanprestasi yang bukan dilakukan oleh Mudharib.

 Apabila terjadi kegagalan usaha dan menyebabkan kerugian disebabkan oleh kelalaian Mudharib, maka kerugian tersebut harus ditanggung Mudharib (menjadi piutang bank).

Dharabah (Pekerjaan/Usaha)

 Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan umum tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan/usaha Mudharib.

Mudharib dilarang melakukan mudharabah dengan orang lain, kecuali

jika pemilik modal memberikan izin.


(51)

dalam memperoleh keuntungan, kecuali diluar perjanjian (usaha yang telah ditetapkan) atau yang menyimpang dari aturan syariah.

2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal Musharakah adalah persekutuan (kerjasama) yang dilakukan oleh dua orang/lembaga atau lebih yang bias memanfaatkan harta dengan cara mengumpulkan sejumlah harta tertentu dengan pembagian (nisbah) yang jelas di ketahui atau saham saham dalm jumlah tertentu.

3. Prinsip jual beli barang dengan perolehan keuntungan Murabahah adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Dari transaksi tersebut bank mendapatkan keuntungan jual beli yang disepakati bersama.

4. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan Ijarah adalah akad yang tetap antara Bank (muajjir) dengan nasabah (musta’jir) untuk memanfaatkan sesuatu (barang) dalam waktu tertentu dengan harga yang telah di sepakati.

Sedangkan penentuan biaya-biaya jasa bank lainnya bagi bank yang berdasarkan pada prinsip syariah juga sesuai dengan syariah Islam. Kemudian sumber penentuan harga atau pelaksanaan kegiatan bank prinsip syariah dasarnya adalah Al-Quran dan Hadits. Pada bank yang berasaskan prinsip syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu.

2.2 Perbedaan Pembiayaan Syariah dan Konvensional


(52)

ada perbedaan antara pembiayaan syariah dan konvensioal. Berikut ini dapat dilihat dalam tabel 2.1. yang merangkumkan secara singkat tentang perbedaan pembiayaan syariah dan konvensional.

Tabel 2.1

Perbedaan Pembiayaan Syariah dan Konvensional

Pembiayaan Syariah Konvensional

1. Nilai plafond kredit yang diberikan pembiayaan syariah jauh lebih tinggi

1. Nilai plafond kredit yang diberikan rendah

2. Tidak ada istilah suku bunga meningkat ataupun menurun.

2. Suku bunga meningkat dan menurun.

3. Pembiayaan syariah akan menjelaskan margin perhitungan pembiayaan dan jumlah yang harus dibayarkan pada awal pinjaman,dan jumlah tersebut tidak akan berubah selama masa pinjaman berjalan.

3.Tidak akan menjelaskan margin perhitungan pembiayaan dan jumlah yang harus dibayarkan pada awal pinjaman,dan jumlah tersebut akan berubah selama masa pinjaman berjalan.

4. Besarnya margin ditentukan sesuai jangka waktu pinjaman.

4. Besarnya margin tidak ditentukan sesuai jangka waktu pinjaman. 5. Jumlah cicilan mungkin lebih besar

akan tetapi angsuran tidak akan naik sesuai jangka waku yang telah di tetapkan.

5. Jumlah cicilan kecil tetapi angsuran akan naik sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.


(53)

2.3 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 2.3.1 Pengertian UMKM

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) terdiri atas:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Kriteria UMKM menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 dilihat dari asset dan omsetnya yaitu:


(54)

1. Usaha Mikro yaitu usaha yang memiliki asset maksimal Rp 50 juta dan memiliki omset maksimal Rp 500 juta/tahun.

2. Usaha Kecil yaitu usaha yang memiliki asset diatas Rp 50 juta sampai Rp 500 juta dan memiliki omset diatas Rp 500 juta/tahun sampai Rp 2,5 milyar/tahun. 3. Usaha Menengah yaitu usaha yang memiliki asset diatas Rp 500 juta sampai

Rp 10 milyar dan memiliki omset diatas Rp 2,5 milyar/tahun sampai Rp 50 milyar/tahun.

Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) mendefenisikan skala industri berdasarkan jumlah tenaga kerja. Defenisi BPS termaksud adalah sebagai berikut: 1. Industri Kerajinan Rumah Tangga (IRT) adalah industri dengan jumlah tenaga

kerja sebanyak 1-4 orang.

2. Industri Kecil (IK) adalah industri dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 5-19 orang.

3. Industri Sedang/Menengah (IM) adalah industri dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 20-99 orang.

4. Industri Besar (IB) adlah industri dengan jumlah tenaga kerja sebanyak >100 orang.

2.3.2 Permasalahan UMKM

Masalah yang masih dihadapi oleh UMKM adalah rendahnya produktivitas (Sri Susilo, 2005; anonim, 2004). Hal tersebut berkaitan dengan: (1) rendahnya kualitas sumberdaya manusia usaha skala mikro, dan (2) rendahnya kompetensi kewirausahaan usaha skala mikro. Di samping itu, UMKM menghadapi pula faktor-faktor yang masih menjadi kendala dalam peningkatan


(55)

daya saing dan kinerja UMKM. Faktor-faktor termaksud adalah: (1) terbatasnya terhadap akses permodalan, (2) terbatasnya terhadap akses ke pasar, dan (3) terbatas akses informasi mengenai sumber daya dan teknologi.

Selanjutnya masalah yang dihadapi oleh UMKM di Indonesia pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi masalah internal dan masalah eksternal (Setyari, 2005). Masalah yang terkait dengan faktor internal adalah: (1) terbatasnya permodalan, (2) sumber daya manusia yang terbatas, dan (3) lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar. Selanjutnya masalah yang terkait dengan faktor eksternal adalah: (1) iklim usaha belum sepenuhnya kondusif, (2) terbatasnya sarana dan prasarana usaha, (3) impikasi otonomi daerah, (4) sifat produk dengan life time pendek, (5) terbatasnya akses pasar, dan (6) implikasi perdagangan bebas.

2.4 Pendapatan

Menurut Rahardja dan Manurung (2006: 292) pendapatan merupakan total dari penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Pendapatan adalah konsep aliran (flow concept). Terdapat tiga sumber penerimaan pada rumah tangga, yakni:

1. Pendapatan dari gaji dan upah

Gaji merupakan balas jasa terhadap kesediaan menjadi tenaga kerja. Besar dari gaji seseorang tersebut tergantung dariproduktivitasnya. Faktor–faktor yang mempengaruhi produktivitas, yakni (a) Keahlian, (b) Mutu modal manusia, dan (c) Kondisi kerja.


(56)

Aset produktif mrerupakan aset yang memberikan masukan terhadap balas jasa penggunaanya. Aset ini terbagi dua yakni aset finansial dan aset bukan financial.

3. Pendapatan dari Pemerintah

Pendapatan dari pemerintah merupakan pendapatan yang diterima bukan atas balas jasa yang telah dilakukan maupun diberikan. Hal ini biasanya terdapat pada negara-negara maju yang memberikan tunjangan penghasilan bagi para penganggur dan sebagainya.

Dalam analisis Mikro Ekonomi, menurut Sadono Sukirno (2002 : 391) pendapatan pengusaha merupakan keuntungan. Dalam kegiatan perusahaan, keuntungan ditentukan dengan cara mengurangiberbagai biaya yang dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Istilah pendapatan digunakan apabila berhubungan dengan aliran penghasilan pada suatu periode tertentu yang berasal dari penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal) masing-masing dalam bentuk sewa, upah, dan bunga, secara berurutan. Dalam analisis Ekonomi Makro menurut Mankiw (2007 : 17) pendapatan nasional (national income) dapat diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB). PDB dianggap sebagai ukuran terbaik dalam kinerja perekonomian. Ada dua cara dalam melihat statistik PDB, yaitu dengan melihat PDB sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian dan sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa perekonomian. PDB dipakai berhubungan dengan pendapatan agregat suatu negara dari sewa, upah, bunga dan pembayaran, namun


(57)

tidak termasuk pembayaran transfer (tunjangan pengangguran, uang pensiun dan lain sebagainya).

Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua kategori penggunaan, yaitu untuk keperluan konsumsi dan tabungan. Pada umumnya pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan konsumsi dilambangkan dengan C, tabungan dilambangkan dengan S, dan investasi dilambangkan dengan I. Menurut John Maynard Keynes pendapatan suatu negara dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. ditinjau dari segi perorangan

b. ditinjau dari segi perusahaan/pengusaha

c. ditinjau dari segi pemerintah

Keterangan :

Y = income/pendapatan C = consumption/konsumen S = saving/tabungan

I = investmen/investasi G = goverment/pemerintah

Y = C + S

Y = C + I


(58)

2.5 Pengertian Produksi

Ditinjau dari segi ekonomi, pengertian produksi merupakan suatu proses pendayagunaan sumber-sumber yang telah tersedia sehingga memperoleh suatu hasil yang baik kualitas dan kuantitasnya, terkelola dengan baik sehingga merupakan suatu komoditi yang dapat di perdagangkan.

Menurut Joerson dan Suharti (2003), produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktifitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Berdasarkan pengertian ini, dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output. Hubungan teknis antara input produksi dengan output dapat dijelaskan dengan suatu fungsi produksi. Dengan demikian, fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu.

Secara klasik, biaya produksi hanya dihitung berdasarkan pengeluaran tenaga kerja, karena teori klasik belum percaya pada mesinasi. Dengan demikian input produksi bukan hanya human resources, melainkan bias capital resources (modal), natual resources (tanah), dan managerial skill.

Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Jika salah satu faktor tidak tersedia, maka proses produksi tidak akan berjalan, terutama tiga faktor utama, yaitu tanah, modal dan manajemen saja, tentu proses produksi atau usaha tidak akan berjalan karena tidak ada tenaga kerja. Tanpa tenaga kerja, tidak ada yang dapat dilakukan, begitu juga dengan faktor lainnya seperti modal.


(59)

Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menunjukan sifat perkaitan antara faktor-faktor produksi dengan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor produksi juga dikenal dengan istilah input dan output. Rumus fungsi produksi :

Keterangan :

Q = tingkat produksi yang dihasilkan (output) L = tenaga kerja

C = jumlah modal R = sumber daya alam S = kewirausahaan

Dalam faktor produksi dikenal the law of diminishing return ( hukum hasil yang semakin berkurang) yang dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya “Principles of Political Economic and Taxation” yang menjelaskan sifat pokok dari pertautan diantara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan. Bila suatu macam input ditambah penggunaannya sedangkan input-input lainnya tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tapi setelah mencapai suatu tingkat tertentu tambahan output akan semakin menurun bila input tersebut terus ditambah.


(60)

2.6 Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga Kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja, tenaga kerja dapat dilihat dari konsep produktivitasnya.

Tenaga kerja faktor produksi ini bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan ketrampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja di bedakan kepada tiga golongan berikut:

1. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah pendidikannya dan tidak memiliki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan, 2. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memilki keahlian dari

pelatihan atau dari pengalaman kerja seperti montir mobil, tukang kayu dan ahli merepasi TV dan radio.

3. Tenaga karja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonom dan insinyur. (Sadono Sukirno, 2003)

Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan input (input)


(61)

dan keluaran (output). Oleh karena itu dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas.

2.7 Penelitian Terdahulu

Sebagai pelajaran dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, maka peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kemiripan dengan judul yang diambil peneliti. Penelitian tersebut diantaranya :

1. Sebuah skripsi yang berjudul "Analisis Peranan Kredit Perbankan Dalam Pengembangan UMK (Usaha Mikro dan Kecil) di Kecamatan Medan Helvetia" oleh Reza Kurnia Sekedeng (2011). Biaya yang menjadi faktor yang paling mempengaruhi keputusan pedagang dalam mengambil kredit dari perbankan adalah faktor Upah Tenaga Kerja pada urutan pertama, faktor Bahan Baku pada urutan kedua, dan faktor Transportasi pada urutan ketiga. Sementara faktor suku bunga yang biasanya dianggap sangat berpengaruh dalam keputusan mengambil kredit ternyata hanya mendapat penilaian berpengaruh sebesar 40%. Hal ini mungkin disebabkan karena nasabah jauh lebih mementingkan kepentingan mendapatkan modal dalam rangka mengembangkan usahanya dibanding suku bunga yang ditawarkan, karena secara umum juga tingkat suku bunga kredit mikro perbankan berada pada kisaran yang sama, yakni rata-rata 17% sampai 20%.


(62)

2. Sebuah skripsi yang berjudul "Peranan Kredit Usaha Rakyat Terhadap Pengembangan UMK di Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat (Studi Kasus Bank BRI Unit Kecamatan Gebang)" oleh Ari Syofwan (2013). Dari hasil perhitungan koefisien regresi modal sendiri (X1) adalah besarnya pengaruh variabel bebas X1 (modal sendiri) terhadap perubahan tingkat pendapatan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil, pengaruh ini bernilai positif atau dapat dikatakan semakin tinggi modal sendiri maka akan semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang akan didapatkan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil (UMK), dimana setiap kenaikan modal sendiri (X1) pendapatan pengusaha Usaha Mikro dan Kecil di Kecamatan Gebang juga akan meningkat.

3. Sebuah skripsi yang berjudul "Analisis Permintaan Kredit Pada Usaha Mikro Dan Kecil Di Kecamatan Medan Johor" Taupan Ahcmad Felna (2012). Dari persamaan regresi X1 dan X2 dan X3 terhadap Y maka dapat diketahui bahwa pendapatan usaha mikro dan kecil (Y) tidak ditentukan dari modal sendiri (X1), modal kredit (X2), dan jumlah pekerja (X3). Melainkan ada juga beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi seperti lokasi usaha, cuaca, dan lain-lain. Walaupun pada halaman lain dapat diketahui bahwa dengan pemanfaatan kredit 100% untuk usaha maka usaha mikro dan kecil tersebut sangat meningkat terhadap perubahan pendapatan.


(63)

2.8 Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptual penulis sebagai landasan berpikir dalam membuat skripsi ini ialah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

• Pendapatan • TenagaKerja • Produksi

UMKM

Perbankan Syariah

Sesudah Pembiayaan Mudharabah Sebelum

Pembiayaan Mudharabah


(64)

2.9 Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan kerangka konseptual, dan hasil-hasil penelitian terdahulu, maka hipotesis yang disusun adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Pendapatan

• Tidak ada dampak perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.

• Ada dampak perbedaan pendapatan sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.

2. Hipotesis Tenaga Kerja

• Tidak ada dampak perbedaan tenaga kerja sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.

• Ada dampak perbedaan tenaga kerja sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.

3. Hipotesis Produksi

• Tidak ada dampak perbedaan produksi sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.

• Ada dampak perbedaan produksi sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.


(65)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbankan dalam kehidupan suatu negara merupakan salah satu agen pembangunan. Hal ini dikarenakan adanya fungsi utama dari perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan, yaitu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Pada sisi lain, perbankan juga merupakan sebuah lembaga keuangan yang sarat akan pengaturan, sehingga para ahli sering mengatakan bahwa bank adalah the most regulated industry in the world.

Sektor hukum perbankan di Indonesia mengalami perkembangan signifikan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Hal ini terjadi karena di dalam kebijakan perbankan di Indonesia pasca diundangkannya undang-undang ini secara tegas mengakui eksistensi dari bank islam atau yang lebih kita kenal dengan bank syariah.

Regulasi di bidang perbankan ini dapat ditarik beberapa prinsip berkaitan dengan pengelolaan bank yang berlaku bagi bank konvensional dan bank syariah. Prinsip-prinsip operasional bank dimaksud terdiri dari prinsip kepercayaan,


(66)

Keempat prinsip ini saling terkait satu dengan yang lainnya. Konsep perbankan syariah apabila dipandang dari ekonomi makro, maka dapat dikemukakan bahwa dalam ekonomi Islam pemilik mutlak terhadap segala sesuatu yang ada di bumi termasuk harta benda adalah Allah SWT. Kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relatif sebatas untuk melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan ketentuan Nya.

Keberadaan Bank Syariah dalam sistem perbankan Indonesia merupakan bank umum yang berlandaskan pada prinsip syariah atau hukum Islam, berbeda dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang mengenal bank syariah semata-mata hanya bank yang mendasarkan pengelolaannya berdasarkan bagi hasil, maka dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 secara tegas mengakui eksistensi bank dengan Prinsip Syariah disamping bank konvensional yang berbasis pada bunga. Berdasarkan pada ketentuan Pasal 1 ayat (13) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, Prinsip Syariah diartikan sebagai aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah.

Sementara itu sektor ekonomi di Indonesia secara faktual sebagian besar didukung oleh sektor usaha mikro kecil dan menengah atau dikenal dengan singkatan UMKM. usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan sektor usaha yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi Negara dimana dengan memberdayakannya secara efektif dapat menanggulangi masalah pokok dewasa ini yaitu: kemiskinan, pengangguran, dan penciptaan lapangan kerja (Ali,


(67)

2008:5). Hal ini menurut Ali bukan hanya karena secara teoritis UMKM memiliki keunggulan tetapi di atas itu semua, UMKM memang pantas untuk diandalkan antara lain karena ketangguhan dan kelenturannya dalam merespon perubahan pasar. Secara praktek, usaha mikro dan kecil yang menjadi bagian dari UMKM merupakan kekuatan strategis dan penting untuk mempercepat pertumbuhan pembangunan daerah. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kendala dalam rangka pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah di antaranya yang paling utama yaitu masalah permodalan, maka dari itu Pemerintah Indonesia juga terus memberikan perhatian serius terhadap eksistensi UMKM. Perhatian ini diberikan dalam bermacam bentuk fasilitas seperti penyederhanaan pengurusan perizinan, kenyamanan dan kepastian hukum, pendidikan dan pelatihan, informasi pemasaran dan sebagainya. Bahkan lebih jauh dari itu, pemerintah sangat fokus membantu dan memfasilitasi pengusaha UMKM dari aspek permodalan dan pembiayaan. Misalnya, Kementrian Koperasi dan UMKM pada 23 Februari 2015 menyatakan menurunkan suku bunga Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir Kredit Usaha Kecil Menengah (LPDB KUKM) dan berlaku mulai Maret 2015. Penurunan ini salah satunya bertujuan untuk mencapai target penyaluran dana pembiayaan bagi pengusaha UMKM sebesar Rp 2,65 triliun (bisnis.com). Kebijakan pemerintah ini akan membantu seluruh pengusaha UMKM di Indonesia termasuk pengusaha-pengusaha UMKM di Nanggroe Aceh Darussalam.

Berdasarkan data yang dirilis oleh DEPKOP, di indonesia UMKM memegang peranan yang cukup signifikan dalam perekonomian, pada tahun 2013


(68)

UMKM di Indonesia berjumlah 57.895.721 unit, memberi sekitar 99% kontribusi kedalam sejumlah badan usaha di Indonesia dan mampu menyerap sebanyak 114.144.082 orang tenaga kerja atau sebesar 96,99% jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang mampu diserap maka UMKM jauh lebih besar dari usaha besar. Di sisi lain, dalam hal penciptaan nilai tambah bagi PDB maka usaha besar lebih besar dari UMKM.

Sementara itu jumlah UMKM di Aceh mencapai 55.783 unit, yang terdiri dari usaha mikro 39.571 unit (71%), usaha kecil 13.728 unit (25%), dan usaha menengah 2.484 unit (4%) (Dinas Perindagkop dan UKM Aceh). Diperkirakan, saat ini UMKM Aceh telah menyerap tenaga kerja sekitar 275 ribu orang (waspada.co.id). UMKM ini bergerak terutama pada sektor-sektor perdagangan, jasa, pertanian, industri, serta perikanan dan kelautan. Peran menentukan UMKM bagi perekonomian Aceh sejalan dengan kontribusi UMKM bagi perekonomian nasional. Data Kementerian Negara Koperasi dan UKM 2013 menunjukkan kontribusi signifikan UMKM secara nasional. Pertama, industri UMKM dalam sektor ekonomi menjangkau 99,9% dari total unit usaha. Kedua, kemampuan UMKM dalam menyerap tenaga kerja mencapai 97,04% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, UMKM menyumbang 55,56% dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB).

Kota Langsa merupakan bagian dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan ibukota Langsa. Berdasarkan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2001 Kota Langsa terbentuk secara definitif pada tanggal 21 Juni 2001. Kota yang terletak di pesisir pantai timur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ini merupakan hasil


(69)

pemekaran wilayah dari Kota Aceh Timur. Luas wilayah Kota Langsa mencapai 239,83 kilometer persegi. Secara administratif, Kota Langsa terdiri dari 5 Kecamatan, Sedangkan jumlah bank umum di Kota langsa 11 unit, yang terdiri dari tujuh unit bank umum konvensional dan enam unit bank umum syariah jumlah ini sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah UMKM yang ada. (BPS Kota Langsa).

Sejak dilakukannya pemekaran wilayah, Kota Langsa dengan sendirinya telah menjadi daerah yang mengandalkan sektor perdagangan dan jasa sebagai tulang punggung perekonomian dengan kontribusi tahun 2009-2014 rata-rata mencapai 31,06 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor industri pengolahan dengan kontribusi rata-rata mencapai 16,77 pesen serta sektor jasa-jasa dengan kontribusi rata-ratanya mencapai 15,26 persen.

Perkembangan jumlah koperasi aktif di Kota Langsa mengalami pasang surut dalam lima tahun terakhir, namun hingga akhir tahun 2014 jumlah koperasi aktif di Kota Langsa sebanyak 119 unit atau 37 persen dari 323 total jumlah koperasi yang terdaftar. Selain koperasi, pada tahun 2014 di Kota Langsa juga terdapat 315 UMKM, 827 kelompok pedagang/usaha informal dan 162 industri kecil dan menengah. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan basis penghasilan bagi masyarakat, sehingga perlu adanya keterlibatan dari pemerintah Kabupaten Kota Langsa dalam membantu permasalahan yang dihadapi oleh UMKM seperti rendahnya akses permodalan, kesinambungan pasokan bahan baku, lemahnya posisi tawar sehingga menekan harga jual, kualitas produk rendah, rendahnya akses informasi pasar, dan rendahnya daya saing.


(70)

Dari pemaparan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Dampak Perbankan Syariah Dalam Pengembangan UMKM di Kota Langsa”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan judul, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan terhadap jumlah pendapatan yang diperoleh pelaku UMKM di Kota Langsa sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah ?

2. Apakah terdapat perbedaan terhadap jumlah tenaga kerja yang diperoleh pelaku UMKM di Kota Langsa sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah ?

3. Apakah terdapat perbedaan terhadap jumlah produksi yang diperoleh pelaku UMKM di Kota Langsa sebelum dan sesudah diberikan pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah ?


(71)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam hal pendapatan UMKM di Kota langsa sebelum dan sesudah menerima pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam hal tenaga kerja UMKM di Kota langsa sebelum dan sesudah menerima pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan dalam hal produksi UMKM di Kota langsa sebelum dan sesudah menerima pembiayaan mudharabah oleh Perbankan Syariah.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat sebagai berikut :

1. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, yakni sebagai alat dan bahan pertimbangan dalam menetapkan dan menjalankan kebijakan khususnya yang berkaitan dengan pengembangan UMKM.

2. Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya, yakni sebagai alat dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan peningkatan dan perluasan layanan bagi masyarakat khususnya para pengusaha UMKM.

3. Pengusaha UMKM, yakni sebagai data dan informasi kearah introspeksi dan pengembangan diri dan usaha yang lebih baik serta kontributif.


(72)

4. Dunia Akademik, yakni sebagai data, informasi, bahan acuan, bahan perbandingan dan lain-lain terutama bagi mahasiswa, dosen, dan civitas akademik lainnya.

5. Masyarakat Umum, yakni sebagai sumber informasi ilmiah dalam menentukan keputusan dan kegiatan terutama yang berkaitan dengan bisnis dan perbankan.


(73)

ABSTRAK

Bagi sebuah negara berkembang, peranan UMKM sangat dirasakan dalam perekonomian, terutama dalam jumlah badan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Sebagai sebuah kota dengan perekonomian yang terus berkembang, kota Langsa sendiri saat ini menjadikan UMKM sebagai salah satu prioritas dalam program kerja pembangunan kota bidang ekonominya. Namun seperti halnya dunia usaha, ditengah perkembangannya sektor UMKM juga memiliki kendalanya tersendiri, terutama dalam hal permodalan. Untuk itu perbankan syariah memainkan peranan yang penting dalam perkembangan UMKM, yakni dengan memberikan fasilitas kreditnya untuk permodalan UMKM yang bernama pembiayaan mudharabah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pendapatan,tenaga kerja dan produksi UMKM antara sebelum dan sesudah mendapat pembiayaan mudharabah perbankan syariah. Data yang digunakan adalah data primer dengan penelitian langsung di lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian campuran dengan uji beda pada program SPSS melalui Paired Sample T-Test, dan metode tabulasi data. Jumlah responden yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 50 orang dengan teknik eksidental sampling. Lokasi tempat penelitian dilakukan adalah di kota Langsa. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya perbedaan yang signifikan terhadap pendapatan, produksi dan tenaga kerja setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah dari bank syariah dengan taraf kepercayaan 95%. Dan karena menganut prinsip islam sebagian besar responden memilih meminjam di bank syariah.

Kata Kunci : UMKM, Pendapatan, Tenaga Kerja, Produksi, Pembiayaan Mudharabah, Paired Sample T-Test.


(74)

ABSTRACT

The role of UMKM is perceived by a developing country, especially in number of business entities and employment. As a citywith a growing economy, Langsa city is currently making UMKM as one of the priorities in the field of economic development work program. But like the business world ingeneral, the UMKM sector also has its own obstacles, especially in terms of capital. To overcome this problem, the Islamic bank plays an important role in UMKM development by providing credit facilities for UMKM capital named mudharabah financing.

This study aims to determine differences in income, employment and production UMKM between before and after receiving the financing is Islamic banking. The data used are primary data directly in the field of research. The method used is a mixed method research with different test in SPSS through Paired Sample T-Test, and data tabulation method. The number of respondents who were sampled as many as 50 people by accidental sampling technique. The location where the research conducted is in the town of Langsa. The results of this study showed that there are significant differences in income, production and employment after obtaining of financing from Islamic banks with a 95% confidence level. And because it adheres to the principles of Islam most respondents chose to borrow in Islamic banks.

Keywords : UMKM, incomes, labor, production, mudharabah financing, Paired Sample T-Test


(75)

SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK PERBANKAN SYARIAH DALAM PENGEMBANGAN UMKM DI KOTA LANGSA

OLEH

RAHMAD FIQRI HARAHAP 120501050

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(76)

ABSTRAK

Bagi sebuah negara berkembang, peranan UMKM sangat dirasakan dalam perekonomian, terutama dalam jumlah badan usaha dan penyerapan tenaga kerja. Sebagai sebuah kota dengan perekonomian yang terus berkembang, kota Langsa sendiri saat ini menjadikan UMKM sebagai salah satu prioritas dalam program kerja pembangunan kota bidang ekonominya. Namun seperti halnya dunia usaha, ditengah perkembangannya sektor UMKM juga memiliki kendalanya tersendiri, terutama dalam hal permodalan. Untuk itu perbankan syariah memainkan peranan yang penting dalam perkembangan UMKM, yakni dengan memberikan fasilitas kreditnya untuk permodalan UMKM yang bernama pembiayaan mudharabah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pendapatan,tenaga kerja dan produksi UMKM antara sebelum dan sesudah mendapat pembiayaan mudharabah perbankan syariah. Data yang digunakan adalah data primer dengan penelitian langsung di lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian campuran dengan uji beda pada program SPSS melalui Paired Sample T-Test, dan metode tabulasi data. Jumlah responden yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 50 orang dengan teknik eksidental sampling. Lokasi tempat penelitian dilakukan adalah di kota Langsa. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya perbedaan yang signifikan terhadap pendapatan, produksi dan tenaga kerja setelah mendapatkan pembiayaan mudharabah dari bank syariah dengan taraf kepercayaan 95%. Dan karena menganut prinsip islam sebagian besar responden memilih meminjam di bank syariah.

Kata Kunci : UMKM, Pendapatan, Tenaga Kerja, Produksi, Pembiayaan Mudharabah, Paired Sample T-Test.


(1)

telah memberikan nasihat dan ilmu Agama yang bermanfaat bagi kehidupan penulis.

6. Bapak Paidi Hidayat, S.E, M.Si, selaku Sekertaris Prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

7. Ibu Ilyda Sudardjat, S.Si M.Si. sebagai Dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan dorongan, masukan dan saran yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini.

8. Bapak H. Irsyad Lubis , S.E, M.Soc, Sc, PhD selaku Dosen Penguji I dan Bapak Wahyu Sugeng Imam Sueparno, S.E, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Seluruh Dosen Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan berbagai ilmunya kepada penulis, beserta staff administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan.

10.Seluruh sahabat seperjuangan mahasiswa Ekonomi Pembangunan Angkatan 2012, yang telah memberikan semangat demi terselesaikannya skripsi penulis dan rekan CBC yang selalu menghibur penulis dikala sedih dan senang.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang membutuhkannya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, Juni 2016 Penulis

1 2 0 5 0 1 0 5 0 Rahmad Fiqri Harahap


(2)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 PerumusanMasalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Syariah ... 9

2.1.1 Sistem Pendanaan Bank Syariah... 9

2.1.2 Sistem Pembiayaan Bank Syariah... 11

2.2 Perbedaan Pembiayaan Syariah dan Konvensional... 13

2.3 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 15

2.3.1 Pengertian UMKM ... 15

2.3.2 Permasalahan UMKM ... 16

2.4 Pendapatan ... 17

2.5 Pengertian Produksi ... 20

2.6 Pengertian Tenaga Kerja... 22

2.7 Penelitian Terdahulu... 23

2.8 Kerangka Konseptual... 25

2.9 Hipotesis Penelitian... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 27

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 27

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian... 27

3.4 Populasi dan Sampel ... 28

3.5 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 29

3.5.1 Jenis Data ... 29

3.5.2 Metode Pengumpulan Data ... 29

3.6 Pengolahan data... 30

3.7 Instrumen Penelitian ... 30

3.7.1 Validitas ... 30

3.7.2 Reliabilitas ... 32

3.8 Metode Analisis Data ... 32

3.9 Definisi Operasional... 33


(3)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Langsa ... 35

4.2 Karakteristik Responden ... 37

4.2.1 Jenis Kelamin ... 37

4.2.2 Tingkat Pendidikan ... 38

4.2.3 Pekerjaan ... 39

4.2.4 Jenis Usaha ... 40

4.2.5 Lama Usaha ... 41

4.2.6 Pendapatan ... 42

4.2.7 Tenaga Kerja ... 43

4.2.8 Produksi ... 44

4.2.9 Alasan Meminjam Di Bank ... 45

4.2.10 Keuntungan ... 46

4.2.11 Tanggapan Responden ... 47

4.2.12 Peranan Bank Syariah ... 48

4.2.13 Data Responden... 48

4.2.14 Data Responden... 49

4.3 Interpretasi Data ... 51

4.3.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 51

4.3.2 Pengujian Hipotesis dengan paired sample t-test . 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 56

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(4)

vii DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Perbedaan Pembiayaan Syariah dengan Konvensional... 14

4.1 Nama-nama kecamatan di Kota Langsa ... 35

4.2 Luas wilayah Dirinci per kecamatan di kota langsa ... 36

4.3 Jumlah Penduduk,luas kecamatan dirinci menurut kecamatan ... 36

4.4 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 37

4.5 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 38

4.6 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan ... 39

4.7 Distribusi Responden Menurut Jenis Usaha ... 40

4.8 Distribusi Responden Menurut Lama Usaha ... 41

4.9 Distribusi Responden Pendapatan Perhari ... 42

4.10 Distribusi Responden Tenaga Kerja ... 43

4.11 Distribusi Responden Produksi ... 44

4.12 Alasan Meminjam Di Bank ... 45

4.13 Keuntungan ... 46

4.14 Distribusi Tanggapan Responden ... 47

4.15 Distribusi Peranan Bank Syariah ... 48

4.16 Data Responden Berdasarkan Pendidikan & Pekerjaan ... 49

4.17 Data Responden Berdasarkan Jenis & Lama Usaha ... 50

4.18 Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengembangan UMKM ... 51

4.19 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Pengembangan UMKM ... 52

4.20 Hasil Uji T-test Pendapatan ... 52

4.21 Hasil Uji T-test Tenaga Kerja ... 53

4.22 Hasil Uji T-test Produksi ... 54


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2.1 Kerangka Konseptual ... 24


(6)

ix DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN Nama

Pemakaian pertama kali pada halaman

UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah 2

LPDB Lembaga Penyediaan Dana Bergulir 3

DEPKOP Departemen Koperasi 3

PDB Produk Domestik Bruto 4

Lambang

< Kurang dari 32

> Lebih dari 32