Sistem Pendanaan Bank Syariah

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bank Syariah

Bank syariah atau bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah islam yang didalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islami Ikatan Bankir Indonesia, 2014. Dari definisi tersebut dikatakan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariah Islam serta tidak berkecimpung kedalam pembiyaaan bisnis yang haram. Menurut UU No. 10 Tahun 1998 yang direvisi dengan UU perbankan UU No. 21 Tahun 2008 mendefinisikan bank syariah sebagai lembaga keuangan yang pengoperasiannya dengan sistem bagi hasil. Penentuan harga bank dengan berdasarkan prinsip ini terhadap produknya sangat berbeda dengan bank konvesional. Bank syariah menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal penyimpanan dana, pembiayaan usaha maupun kegiatan perbankan lainnya.

2.1.1 Sistem Pendanaan Bank Syariah

Sama seperti halnya pada bank konvensional, sistem pendanaan bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Hanya saja oprasional sistem pendanaan pada bank syariah harus sesuai dengan prinsip syariah. Prinsip Universitas Sumatera Utara 10 operasional bank syariah yang telah diterapkan secara luas dalam pengihimpunan dana masyarakat adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah. 1. Prinsip Wadi’ah Titipan Wadi’ah merupakan suatu akad untuk menghimpun dana dengan menggunakan prinsip titipan. Titipan ini dapat diambil oleh nasabah kapanpun jika pemiliknya menghendaki. Secara umum prinsip Wadi’ah terbagi dalam dua jenis yaitu Wadi’ah, yaitu Wadi’ah Amanah dan Wadi’ah Dhamanah. Wadi’ah amanah adalah akad dimana dana titipan yang diberikan tidak boleh digunakan atau dimanfaatkan oleh pihak perbankan contohnya seperti safe deposit box. Tetapi pihak bank dapat membebankan biaya sebagai biaya titipan. Sementara Wadi’ah dhamanah adalah akad dimana dana titipan yang diberikan boleh digunakan atau dimanfaatkan oleh bank, tetapi pemilik tetap dapat menarik uangnya setiap saat Ahmad, 2015 : 66. Jika bank mendapat keuntungan dari penggunaan dana yang dititipkan maka bank dapat memberikan insentif ataupun bonus tetapi untuk insentif dan bonus ini tidak di janjikan pada saat akad Antonio ,2001 : 148 . Dari penjelasan di atas maka terdapat dua jenis penghimpunan dana dengan cara Wadi’ah dhamanah yaitu giro Wadi’ah dan tabungan Wadi’ah. 2. Prinsip Mudharabah Prinsip Mudharabah adalah prinsip bagi hasil, berdasarkan kewenangan yang di berikan oleh nasabah maka prinsip ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu, Mudharabah Muqayyadah dan Mudharabah Muthalaqah Ahmad, 2015 : 69. Letak perbedaan dari kedua jenis Mudharabah ini adalah pada pembatasan Universitas Sumatera Utara 11 jenis usaha, tempat, waktu, dan dengan siapa pengelola bertransaksi. Jika Mudharabah Muqayyadah membatasinya, jika Mudharabah Muthalaqah tidak membatasinya Ibid : 72.

2.1.2 Sistem Pembiayaan Bank Syariah