Anestesia pada Seksio Sesarea

ke bawah atau ke garis tengah, kemudian uterus dibuka dengan insisi di segmen bawah.

5. Komplikasi

a. Infeksi puerperal nifas 1 Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja 2 Sedang : dengan kenaikan suhu tubuh yang lebih tinggi, disertai dehidrasi dan perlu sedikit kembung 3 Berat : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering kita jumpai pada partus terlantar, di mana sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang telah pecah terlalu lama b. Perdarahan, disebabkan karena: 1 Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka 2 Atonia uteri 3 Perdarahan pada placental bed c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi terlalu tinggi d. Kemungkinan ruptur uteri spontan pada kehamilan sekarang.

6. Anestesia pada Seksio Sesarea

Ada beberapa anestesi atau penghilang rasa sakit yang bisa dipilih untuk operasi caesar, baik spinal maupun general. Pada anestesi spinal atau epidural yang lebih umum digunakan, sang ibu tetap sadar kala operasi. Anestesi general bekerja secara Universitas Sumatera Utara jauh lebih cepat, dan mungkin diberikan jika diperlukan proses persalinan yang cepat Gallagher, C.M, 2004. a. Anestesi general Anestesi general biasanya diberikan jika anestesi spinal atau epidural tidak mungkin diberikan, baik karena alasan tekis maupun karena dianggap tidak aman. Pada prosedur pemberian anestesi ini akan menghirup oksigen melalui masker wajah selama tiga sampai empat menit sebelum obat diberikan melalui penetesan intravena. Dalam waktu 20 sampai 30 detik, maka pasien akan terlelap. Saat pasien tidak sadar, akan disisipkan sebuah selang ke dalam tenggorokkan pasien untuk membantu pasien bernafas dan mencegah muntah. Jika digunakan anestesi total, pasien akan dimonitor secara konstan oleh seorang ahli anestesi. Dan biasanya pasangan tidak boleh mendampingi pasien kala persalinan dengan anestesi general. b. Anestesi spinal Dalam operasi caesar elektif, pasien diberi penawaran untuk menggunakan spinal anestesi. Kedua pilihan itu dapat membuat pertengahan ke bawah tubuh pasien mati rasa, tetapi pasien akan tetap terjaga dan menyadari apa yang sedang terjadi. Hal ini berarti pasien bisa merasakan kelahiran bayi tanpa merasakan sakit, dan pasangan juga bisa mendampingi untuk memberikan dorongan dan semangat. c. Anastesi epidural Mengurangi rasa sakit selama stadium I dan II dari proses persalinan atau selama seksio sesarea. Kontra indikasi : Ditolak oleh pasien, adanya infeksi pada tempat penyuntikan, perdarahan uterus, pengobatan anticoagulant, kegemukan, hypovolemi, shock atau anemi berat, adanya penyakit spinal cord atau sakit di belakang. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti. Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan dengan teori Nursalam, 2008. Secara skematis, kerangka konsep penelitian digambarkan sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen Skema 1. Skema yang Menggambarkan Hubungan Secara Konseptual antara Motivasi Pasien dengan Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pasca Seksio Sesarea.

B. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara, patokan duga atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian Notoatmodjo, 2002. 1. Ho : Tidak ada hubungan antara motivasi pasien dengan pelaksanaan mobilisasi dini pasca seksio sesarea. Motivasi : 1. Motivasi Intrinsik 2. Motivasi Ekstrinsik Pelaksanaan Mobilisasi Dini Pasca Seksio Sesarea Universitas Sumatera Utara