Teknik Pengambilan Gambar Film

• One-Shot Pengambilan gambar dengan satu objek. c. Moving Camera Moving camera dalah posisi kamera bergerak, sementara objek bidikan diam. Gerakan kamera ada tiga, yaitu: • Zoom In dan Zoom Out gerakan kamera mendekat dan menjauh. • Till up dan Till Down gerakan kamera dari bawah keatas, dari atas ke bawah. • Panning Right dan Panning Left gerakan kamera dari kiri ke kanan, dan gerakan kamera dari kanan ke kiri. d. Gerakan Objek Gerakan Objek adalah posisi kamera diam objek bidikan bergerak. Gerakan objek ada tiga, yaitu: • Objek sejajar dengan kamera • Walk-in atau Walk-away menjauh atau mendekat ke kamera • Framing masuknya objek dalam sebuah frame film yang awalnya kosong. e. Komposisi Komposisi adalah seni menempatkan gambar pada posisi yang baik dan enak dilihat. Komposisi ada tiga, yakni: • Headroom H yakni mengatur frame diatas kepala objek • Noserum N jarak pandang seseorang terhadap objek lainnya, baik kekiri maupun kekanan • Lookingspace L yakni ruangan depan maupun belakang objek Dari penjabaran tentang film, peneliti menyimpulkan bahwa film adalah suatu karya seni yang dibuat oleh orang-orang kreatif dibidangnya yang didalamnya berdasarkan kaidah sinematografi. Ada atau tanpa adanya suara serta dapat dipertunjukan. Berhubungan dengan film “Surga yang Tak Dirindukan”, film ini masuk jenis film cerita panjang. Film tidak hanya sekedar untuk hiburan saja, melainkan menjadi media edukasi untuk para generasi muda saat ini, karena didalam film tersebut banyak sekali pesan moral yang terkandung seperti pesan ikhlas.

B. Ikhlas

1. Pengertian Ikhlas

Ikhlas menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tulus hati dengan hati yang bersih, kerelaan dan jujur. 27 Sementara terminologi arti ikhlas adalah mengerjakan setiap ibadah atau amal kebaikan karena Allah SWT dan mengharapkan ridha-Nya. Secara singkat ikhlas artinya bersih, tidak ada campuran. 28 Definisi ikhlas menurut para ulama berbeda-beda namun tujuannya sama yaitu, mengikhlaskan berbagai aktivitas untuk mendekatkan diri hanya kepada Allah SWT saja. Ar-Raghib mendefinisikan, ikhlas adalah mengikhlaskan niat hanya karena Allah SWT semata. Izz bin Abdussalam mengatakan bahwa ikhlas adalah seseorang yang melakukan ketaatan dengan penuh keikhlasan hanya kepada Allah SWT semata, tidak mengharapkan penghargaan dari siapapun. 27 W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, edisi ketiga, h. 435. 28 Hamka, Tasawuf Modern, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1987, h. 126. Sedangkan Al-Harits al-Muhasibi mendefinisikan bahwa ikhlas adalah mengesampingkan makhluk dalam beribadah kepada Tuhan. 29 Jadi dapat dikatakan bahwa ikhlas harus tulus sepenuh hati dan hanya mengharapkan ridha dari Allah SWT saja. Jika suatu amal diniatkan bukan untuk mencari ridha Allah SWT, maka ia tidak akan bernilai apa-apa karena tujuan yang dicapai manusia dalam beribadah hanya satu yaitu hanya kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya:                   Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. Qs.Al-Bayinah98:5                 Artinya: Lalu Kami utus kepada mereka, seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang berkata: Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada- Nya Qs.al-Mukminun23:32 Kedua ayat ini menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT hanya untuk menyembah-Nya dan menaati setiap perintahnya. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk seharusnya berada dijalan yang benar yaitu, dijalan yang diridhai Allah SWT. Agar kita termasuk orang yang bertakwa.

2. Tanda-tanda Ikhlas

Ikhlas pada hakikatnya adalah kesucian hati yang semata-mata hanya mengharapkan ridha dari Allah SWT. Salah satu kriteria diterimanya atau 29 Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Ikhlas Beramal Agar Amal Tak Sia-Sia Jakarta: Gema Madinah Makkah, 2007, h. 22. ditolaknya amal ibadah seseorang ditentukan dengan ikhlas atau tidaknya dia beribadah semata-mata hanya untuk mendapatkan ridha Allah SWT, dan bukan karena motivasi lain. Untuk mengetahui amalan yang dilakukan ikhlas tersebut mempunyai tanda-tanda ikhlas: 30 a. Takut terkenal Orang yang ikhlas akan senantiasa takut terkenal karena takut dianggap riya. Jika kita riya maka akan membatalkan niat ikhlas, karena riya adalah ingin mendapat pujian dari manusia, jadi amal perbuatan yang dilakukan bukan semata-mata kepada Allah SWT tetapi karena manusia. b. Menuduh diri berbuat melampaui batas di sisi Allah SWT Orang yang ikhlas akan senantiasa menuduh dirinya telah berbuat melampaui batas di sisi Allah SWT, telah lalai dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya, serta tidak mampu mengontrol hatinya dari kebanggan terhadap diri sendiri. Bahkan, ia senantiasa takut akan dosa- dosa yang takkan terampuni dan khawatir jika amal kebaikannya tidak dapat diterima oleh Allah SWT. c. Beramal secara diam-diam Mengerjakan amal kebaikan secara diam-diam lebih disukainya dari pada mengerjakan amal kebaikan diketahui oleh orang lain, karena ia takut dianggap riya jika ia beramal terlihat oleh orang lain. 30 Yusuf Qardhawi, Ikhlas Tawakal Ilmu Suluk menurut Al-Qur’an As-Sunnah Jakarta: Istanbul, 2015, h. 122. d. Tidak mencari pujian orang Pujian tidak menjadikan dia lupa terhadap dirinya. Dia lebih mementingkan penampilan dalam bukan luarnya, karena apa yang dia kerjakan hanya ingin mendapat ridha dari Allah SWT. e. Tidak pelit memuji orang lain yang pantas memperoleh pujian Tanda-tanda ikhlas yang lain adalah tidak pelit memuji orang lain yang pantas memperoleh pujian. Karena menurutnya, ada dua penyakit yang berbahaya, yakni: Pertama, menyampaikan pujian dan sanjungan kepada orang yang tidak pantas menerimanya. Kedua, pelit dengan pujian terhadap orang yang berhak menerimanya. 31 f. Kesamaan amal dalam qiyadah kepemimpinan dan jundiyah keprajuritan Orang yang ikhlas dalam keadaan apapun, dia tidak berambisi kepada jabatan pimpinan dan tidak pula mau menuntutnya untuk dirinya. Akan tetapi, apabila dia diserahi amanah tersebut, maka dia akan menjalankan tugas dan kewajibannya serta mengikhlaskan segala sesuatu karena Allah SWT. g. Menaruh kepedulian terhadap ridha Allah SWT bukan ridha manusia Tawakal Tidak sedikit manusia hidup di bawah bayang-bayang orang lain. Bila orang itu menuntun pada keridhaan Allah SWT, sungguh kita sangat beruntung. Tapi tak jarang orang itu memakai kekuasaannya untuk memaksa kita bermaksiat kepada Allah SWT. Disinilah keikhlasan kita 31 Qardhawi, Ikhlas Tawakal Ilmu Suluk menurut Al-Qur’an As-Sunnah, h. 122.