Tabel 4.1 Kriteria Penentuan Sampel
No Kriteria Penentuan Sampel
Jumlah 1
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 150
2 Data tersedia dengan lengkap
106 3
Periode pelaporan 1 Januari-31 Desember -
4 Disajikan dalam mata uang rupiah
14 5
Memiliki pre-income yang positif selama 5 tahun 7
6 Memiliki nilai CETR kurang dari 1
1 Total Sampel
22
Sumber : Data sekunder yang diolah
B. Analisis dan Pembahasan
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai pengaruh variabel independen kepemilikan institusional, risiko perusahaan, leverage terhadap variabel dependen tax avoidance.
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai
minimum. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen Y yaitu tax avoidance serta variabel independen X
yaitu kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage.
45
Hasil pengujian variabel-variabel tersebut secara deskriptif seperti
yang dilihat dalam tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Data yang diolah
Tujuan dari uji statistik deskriptif ini adalah untuk melihat kualitas data penelitian yang ditujukan dengan angka atau nilai yang terdapat pada
mean dan standar deviasi. Apabila nilai mean lebih besar dari standar deviasi maka kualitas data lebih baik.
Pada tabel statistik deskriptif diperoleh sebanyak 75 data observasi yang berasal dari perkalian periode penelitian 5 tahun, yaitu dari tahun
2010 sampai dengan 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 15 perusahaan.
Berdasarkan tabel 4.2, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap variabel kepemilikan institusional INST
menunjukkan nilai minimum sebesar 0,5751, nilai maksimum sebesar 0,9808, nilai mean sebesar 0,81778, dan nilai standar deviasi sebesar
0,11772. Hal ini berarti kepemilikan perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation INST
75 ,5751
,9808 ,81788
,11772 RISK
75 ,0548
,5385 ,30139
,07641 LEV
75 ,3647
,8379 ,59193
,13357 CETR
75 -,0360
,9660 ,27728
,15185 Valid N listwise
75
46
Indonesia BEI cenderung dikuasai oleh institusi, baik institusi dalam negeri maupun institusi asing, hal tersebut dapat terlihat dari rata-rata
sebesar 0,81778 atau sebesar 81,778. Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel risiko
perusahaan RISK menunjukkan nilai minimum sebesar 0,0548, nilai maksimum sebsar 0,5385, nilai mean sebesar 0,30139, dan nilai standar
deviasi sebesar 0,07641. Hal ini menunjukan bahwa risiko perusahaan di sektor perusahaan manufaktur memiliki resiko yang cukup tinggi sehingga
eksekutif pada perusahaan tersebut disimpulkan bersifat risk taker karena rata-rata sebesar 0,30139 atau sebesar 30,139.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel leverage LEV menunjukkan nilai minimum sebesar 0,3647, nilai maksimum sebesar
0,8379, nilai mean sebesar 0,5919, serta standar deviasi sebesar 0,13357. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia BEI memiliki tingkat hutang yang tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata sebesar 0,59193 atau sebesar 59,193.
Hasil analisis statistik deskriptif terhadap variabel tax avoidance CETR menunjukkan nilai minimum sebesar -0,360, nilai maksimum
sebesar 0,9660, nilai mean sebesar 0,27728, dan standar deviasi sebesar 0,15185. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia BEI pada sampel penelitian telah melakukan kewajiban perpajakan badannya sesuai dengan tarif pajak yang
47
telah ditetapkan pemerintah yaitu dengan rata-rata 0,27728 atau sebesar 27,728. Namun apabila dilihat dari rentang nilai minimum dan nilai
maksimum yaitu -0,360 dan 0,9660 terlihat bahwa masih ada perusahaan yang membayar pajak dibawah tarif yang ditetapkan pemerintah.
2. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji
kelayakan atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah
kepemilikan institusional INST, risiko perusahaan RISK, leverage LEV, sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah tax
avoidance CETR. Berikut ini uji asumsi klasik yang dilakukan dalam
penelitian ini. a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal Ghozali, 2011. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara
normal dan independen. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk
menguji normalitas data, peneliti menggunakan metode uji non- parametric Kolmogorov-Smirnov
K-S. Dasar pengambilan keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas
signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0,05
48
maka variabel ini tidak terdistribusi secara normal. Sebaliknya, apabila angka probabilitas lebih dari 0,05 maka Ha ditolak yang
berarti variabel terdistribusi secara normal Ghozali, 2011. Adapun hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dapat
dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov K-S
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 75
Normal Parameters
a,b
Mean 0E-7
Std. Deviation ,13302131
Most Extreme Differences Absolute
,154 Positive
,154 Negative
-,087 Kolmogorov-Smirnov Z
1,335 Asymp. Sig. 2-tailed
,057 Sumber : data yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3, hasil uji Kolmogorov-Smirnov K-S menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Hal ini dapat
terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,057 dan nilainya diatas α = 0,05. Hal ini berarti Ha ditolak dan data terdistribusi secara normal,
sehingga model penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik normalitas.
b. Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Untuk menguji ada atau tidaknya multikolonieritas
dapat dilihat dari nilai tolerance inflation factor VIF dari tiap-tiap
49
variabel independen. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari
multikolonieritas. Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.4 :
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas
Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji multikolonieritas menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan
leverage menunjukkan tidak terjadinya multikolonieritas karena tolerance
lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 0,10. c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas Ghozali, 2011.
Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola
Coefficients
a
Model T
Sig. Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
5,911 ,000
INST -3,435
,001 ,851
1,175 RISK
-3,285 ,002
,738 1,355
LEV -3,489
,001 ,642
1,557 Sumber : data yang diolah
50
tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2011.
Berikut hasil uji heterokedastisitas pada gambar 4.1. Gambar 4.1
Gambar uji heterokedastisitas
Sumber : Data yang diolah
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.
Hal ini dapat menyimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
d.
Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
51
kesalahan penggangu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk menguji adanya autokorelasi dapat menggunakan Run Test Ghozali, 2011.
Tabel 4.5 Hasil uji autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value
a
-,03131 Cases Test Value
37 Cases = Test Value
38 Total Cases
75 Number of Runs
32 Z
-1,510 Asymp. Sig. 2-tailed
,131 Sumber : data yang diolah
Hasil tabel 4.5 menunjukkan bahwa Nilai Test Test Value adalah -0,03131 dengan probabilitas 0,131 signifikan pada 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa H gagal ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.
3. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hiptesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda multiple regression analysis
, yaitu dilakukan melalui uji statistik f, uji koefisien determinasi, dan uji statistik t.
a. Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-
variabel independen X secara simultan bersamaan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen Y Imam Gozali, 2011.
52
Apabila Fhitung Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas,
jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 untuk tingkat sinifikansi 5, maka variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka variabel independen secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut ini disajikan hasil uji statistik F dalam tabel 4.6 :
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik F
B Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil uji statistik F
memiliki nilai F hitung sebesar 7,176 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000. Karena tingkat signifikansinya jauh lebih kecil dari
nilai 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage secara simultan
berpengaruh terhadap variabel tax avoidance.
ANOVA
a
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
,397 3
,132 7,176
,000
b
Residual 1,309
71 ,018
Total 1,706
74 Sumber : Data yang diolah
53
b. Hasil Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R
2
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerapkan model regresi dalam menerangkan variabel
independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu kepemilikan institusional,
risiko perusahaan, dan leverage dengan variabel dependen yaitu tax avoidance
. Adapun hasil uji koefisien determinasi disajikan dalam tabel 4.7 dibawah ini.
Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,482
a
,233 ,200
,1358025 Sumber : data yang diolah
Pada tabel 4.7 memperlihatkan Adjusted R Square adalah sebesar 0,200. Hal ini berarti sebesar 20 variabel tax avoidance
dapat dijelaskan oleh variabel kepemilikan institusional, risiko perusahaan, dan leverage. Sedangkan sisanya sebesar 80 dijelaskan
oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam analisa regresi pada penelitian ini, antara lain ialah ukuran perusahaan, kompensasi rugi
fiskal, pertumbuhan penjualan, insentif pajak, dan sebagainya. c. Hasil Uji secara parsial uji t
54
Uji statistik t pada dasarnya untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel individu independen secara individu dalam
menerangkan variabel dependen Ghozali, 2011. Apabila t hitung tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang
berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan
sebesar 5, jika nilai t hitung t tabel maka secara satu persatu variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu,
dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 untuk tingkat signifikan 5, maka variabel
independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05
maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Berikut ini disajikan hasil uji statistik t pada tabel 4.8 : Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik t
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji statistik t pada tingkat signifkansi 5, persamaan
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
1 Constant
1,228 ,208
5,911 ,000
INST -,499
,145 -3,435
,001 RISK
-,790 ,240
-3,285 ,002
LEV -,515
,147 -3,489
,001 Sumber : data yang diolah
55
CETR = 1,228 – 0,499 INST– 0,790 RISK – 0,515 LEV + ε
Keterangan :
CETR = Cash Effective Tax Rate perusahaan i pada tahun t
INST = Proporsi kepemilikan institusional
dalam
perusahaan i pada tahun t
RISK = Risiko perusahaan dalam perusahaan i pada tahun
t
LEV
=
Leverage perusahaan I pada tahun t
ε = Error
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,001
dengan nilai signifikansi 0,05. Hal ini menandakan bahwa variabel kepemilikan institusional memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel tax avoidance, hal ini dapat diketahui dari signifikansi variabel yang lebih rendah dari nilai signifikan 0,05. Adapun nilai beta
yang dihasilkan adalah negatif sebesar -0,499. Untuk variabel risiko perusahaan, didapatkan tingkat
signifikansi sebesar 0,002. Hal ini menandakan bahwa variabel risiko perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel tax
avoidance karena tingkat signifikansi variabel yang lebih rendah dari
56
nilai signifikan 0,05. Adapun nilai beta yang dihasilkan adalah negatif yaitu sebesar -0,790.
Sedangkan untuk variabel leverage, memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
leverage berpengaruh signifikan terhadap tax avoidance karena memiliki tingkat signifikansi yang kurang dari 0,05. Adapun nilai beta
yang dihasilkan adalah negatif yaitu sebesar -0,515.
C. Pembahasan