VI. KARAKTERISTIK PELATIHAN DI PT X
6.1 Jenis pelatihan
Jenis pelatihan yang dilaksanakan di PT X terbagi menjadi dua, yaitu On Job Training OJT dan pelatihan penunjang OJT. OJT yang disebut juga pemagangan
adalah pelatihan dimana pemagang langsung berada pada line produksi mengerjakan tugas selayaknya karyawan dengan diawasi oleh pembimbing atau
karyawan yang sudah berpengalaman. OJT lebih ditekankan pada sisi teknis untuk meningkatkan ketrampilan bekerja. OJT dilaksanakan setiap hari kerja mulai dari
pemagang menanda tangani kontrak pemagangan hingga kontrak berakhir. Pelatihan penunjang OJT adalah pelatihan yang disusun dan diampu oleh LPK
F untuk menjaga dan meningkatkan kompetensi dari sisi pengetahuan dan sikap pemagang. Pelatihan penunjang OJT dilaksanakan setiap bulan selama pemagang
mengikuti program pemagangan.
6.2 Proporsi Keikutsertaan Pemagang dalam Pelatihan.
Dalam pelaksanaan program pemagangan terdapat beberapa kewajiban yang harus diikuti peserta program pemagangan. Salah satu dari kewajiban tersebut
ialah mengikuti setiap pelatihan yang diadakan LPK F untuk pemagang. Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan adanya dampak terhadap peningkatan
pengetahuan, keterampilan serta tingkah laku pemagang yang akhirnya berdampak pula pada peningkatan kualitas kerja pemagang. Pelaksanaan pelatihan
di PT X dilaksanakan secara rutin setiap bulan. Setiap pemagang mengikuti pelatihan pada jadwal yang telah ditentukan kecuali bila pada hari pelaksanaan
pelatihan yang bersangkutan bekerja pada shift lain. Adapun rincian mengenai frekuensi pemagang mengikuti pelatihan yaitu; satu kali sebanyak dua orang
9,52, tiga kali sebanyak tiga orang 14,29 dan yang mengikuti pelatihan sebanyak lebih dari tiga kali sebesar 16 orang 76,19 lihat Gambar 14.
Gambar 14. Proporsi Keikutsertaan Pemagang Responden dalam Pelatihan.
6.3 Penentuan Materi Pelatihan
Dari hasil wawancara kepada pihak penanggung jawab pelaksanaan program pemagangan dari pihak PT X dan pihak LPK F didapatkan informasi bahwa
selama ini penentuan pelatihan ditentukan oleh pihak PT X danatau LPK F. penentuan ini dilakukan secara acak tanpa melakukan analisis kebutuhan
pelatihan terlebih dahulu. Penentuan materi seperti ini dilakukan dengan alasan untuk mengejar target jumlah pelatihan setiap klien LPK F yang sekaligus
menjadi tempat dilaksanakannya program pemagangan. Dilihat dari sudut pandang efisiensi dan kepentingan bisnis, penentuan materi semacam ini
berdampak sangat positif karena menghemat waktu. Sedangkan bila ditilik dari sudut efektifitas, penentuan materi seperti ini sangat tidak efektif. Pelaksana
pelatihan tidak bisa memastikan apakah materi pelatihan yang akan diberikan dibutuhkan atau tidak oleh peserta pelatihan.
6.4 Penentuan Keikutsertaan Pelatihan