HUBUNGAN INTENSI MEMATUHI RAMBU LALULINTAS DENGAN AGGRESSIVE DRIVING PADA MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN MOTOR

HUBUNGAN INTENSI MEMATUHI RAMBU LALULINTAS DENGAN
AGGRESSIVE DRIVING PADA MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN MOTOR

SKRIPSI

Oleh :
Ryan Kurniawan
201110230311313

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
i

HUBUNGAN INTENSI MEMATUHI RAMBU LALULINTAS DENGAN
AGGRESSIVE DRIVING PADA MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN MOTOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai
salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi


Oleh :
Ryan Kurniawan
201110230311313

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

i

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi

: HUBUNGAN INTENSI MEMATUHI RAMBU

LALULINTAS DENGAN AGGRESSIVE DRIVING PADA MAHASISWA
YANG MENGGUNAKAN MOTOR
Nama Peneliti
NIM

Fakultas
Perguruan Tinggi
Waktu Penelitian

:
:
:
:
:

Ryan Kurniawan
201110230311313
Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 4 Februari 2016
Dewan Penguji
Ketua Penguji
Anggota Penguji


: Dra. Tri Dayakisni, M.Si
: 1.Tri Muji Ingarianti, S.Psi., M.Si
2. Zakarija Achmat, S.Psi. M. Si.
3. Istiqomah, S.Psi. M. Si.

Pembimbing I

(
(
(
(

)
)
)
)

Pembimbing II

Dra. Tri Dayakisni, S.Psi., M.Si


Tri Muji Ingarianti, S.Psi., M.Psi

Malang, 29 Januari 2016
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

Dra.Tri Dayakisni, M.Si

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Ryan Kurniawan

Nim


: 201110230311313

Fakultas

: Psikologi

PerguruanTinggi

: Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah ini yang berjudul :
Hubungan Intensi Mematuhi Rambu Lalu Lintas Dengan Aggressive Driving Pada
Mahasiswa Yang Menggunakan Motor.
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali
dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan
sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan
hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan

undang-undang yang berlaku.

Mengetahui

Malang, 29 Januari 2016

Ketua Program Studi

Yang Menyatakan

Yuni Nurhamida, S.Psi,M.Si

Ryan Kurniawan

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “Hubungan Intensi Mematuhi Rambu Lalu Lintas Dengan Aggressive
Driving Pada Mahasiswa Yang Menggunakan Motor”, sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan
dan motivasi dari berbagai pihak yang turut mendukung tersusunnya skripsi ini.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Dra. Tri Dayakisni, S.Psi., M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang, dan juga selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberi arahan dan bimbingan pada penulis dalam proses menyelesaikan
skripsi ini.
2. Ibu Tri Muji Ingarianti, S.Psi., M.Psi selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberi arahan dan bimbingan pada penulis dalam proses menyelesaikan
skripsi ini.
3. Ibu Ni’matuzahroh S.Psi., M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung
sejak awal perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Para dosen dan staff TU Fakultas Psikologi yang telah banyak memberikan
pembelajaran serta proses pendewasaan.
5. Kedua orang tua penulis Riyanto dan Sunarini, SH. serta semua keluarga
yang telah memberikan dukungan dalam segala aspek mulai awal perkuliahan

sampai terselesaikannya skripsi ini.
6. Masyida Fatatin Nuryana yang telah memberikan dukungan semangat,
motivasi, dan doa serta dukungan aspek lainya untuk membantu penulis
menyelesaikan skripsi.
7. Teman-Teman Fakultas Psikologi angkatan 2011 khususnya kelas G yang
memberikan semangat, dukungan serta berbagi ilmu dan saling melengkapi
kekurangan masing-masing.
8. Teman-teman sebimbingan yang saling membantu dan saling memberi
semangat.
9. Keluarga di kost merah Dermo terimakasih sudah banyak memotivasi dan
mendukungku.
10. Semua pihak yang telibat membantu, mendoakan dan memberi dukungan
terhadap penulis, yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis.

iv

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki
banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran sebagai perbaikan dalam skripsi ini
sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi peneliti khususnya bagi para pembaca.


Malang, 29 Januari 2016
Penulis

Ryan Kurniawan

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................

ii

SURAT PERNYATAAN ...............................................................................


iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................

vi

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

viii

ABSTRAK ......................................................................................................


1

PENDAHULUAN ...........................................................................................

2

TINJAUAN TEORI .......................................................................................

3

Intensi ...............................................................................................................

4

Agressive Driving…………………………… .................................................

5

Penyebab Kecelakaan.......................................................................................

7

Mahasiswa………………………………………………………………………

8

Agrresive Driving pada Mahasiswa .................................................................

8

Hubungan Intensi Mematuhi Rambu Lalulintas Dengan Aggressive Driving .

9

Kerangka Pemikiran .........................................................................................

10

Hipotesis ..........................................................................................................

11

METODE PENELITIAN............................... ...............................................

11

Rancangan Penelitian .......................................................................................

11

Subjek Penelitian ............................................................................................

11

Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................................

11

Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................................................

13

Prosedur Penelitian dan Analisis Data .............................................................

14

HASIL PENELITIAN ...................................................................................

15

DISKUSI .........................................................................................................

16

SIMPULAN DAN IMPLIKASI.............................. ......................................

18

REFERENSI.......... .........................................................................................

19

vi

DAFTAR TABEL
TABEL 1
Indeks Validitas Alat Ukur Penelitian..............................................................

13

TABEL 2
Indeks Realibitas Alat Ukur Instrumen ............................................................

14

TABEL 3
Sebaran Intensi mematuhi rambu lalulintas .....................................................

15

TABEL 4
Sebaran Aggressive Driving .............................................................................

15

TABEL 5
Korelasi Intensi mematuhi Rambu lalulintas dengan Aggressive driving .......

15

vii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
Blue Print Skala Intensi Mematuhi Rambu lalulintas Try Out ........................

22

LAMPIRAN 2
Blue Print Skala Aggressive Driving Try Out .................................................

24

LAMPIRAN 3
Skala Intensi Mematuhi Rambu Lalulintas Try Out ........................................

26

LAMPIRAN 4
Skala Aggressive Driving Try Out ...................................................................

29

LAMPIRAN 5
Distribusi Jawaban Responden Skala Intensi Mematuhi Rambu Lalulintas dan
Aggressive Driving Try Out............................................................................. ...... 31
LAMPIRAN 6
Hasil Try Out Uji validitas dan reliabilitas Intensi Mematuhi Rambu lalulintas

37

LAMPIRAN 7
Blue Print Skala Intensi Mematuhi Rambu lalulintas Penelitian .....................

42

LAMPIRAN 8
Blue Print Skala Aggresivve Driving Penelitian ..............................................

44

LAMPIRAN 9
Skala Intensi Mematuhi Rambu lalulintas Penelitian ......................................

46

LAMPIRAN 10
Skala Aggressive Driving Penelitian ...............................................................

49

LAMPIRAN 11
Distribusi Jawaban Responden Skala Intensi Mematuhi Rambu Lalulintas dan
Aggressive Driving Hasil Penelitian ................................................................

51

LAMPIRAN 12
Hasil penelitian.................................................................................................

viii

72

HUBUNGAN INTENSI MEMATUHI RAMBU LALULINTAS DENGAN
AGGRESSIVE DRIVING PADA MAHASISWA YANG MENGGUNAKAN MOTOR
Ryan Kurniawan
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Tugasryankurniawan@yahoo.co.id
Aggressive driving merupakan salah satu bentuk perilaku yang berisiko
dibelakang kemudi, termasuk di dalamnya adalah mengebut, tidak bisa menjaga
jarak dengan kendaraan di depannya, menyelip keluar masuk lalu lintas dan juga
mengabaikan rambu lalu lintas, intensi merupakan salah satu faktor yang diduga
terkait dengan terjadinya aggressive driving. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara intensi mematuhi rambu lalulintas dengan
aggressive driving yang dilakukan oleh mahasiswa. Desain yang digunakan
adalah non-eksperimen kuantitatif dengan menggunakan skala intensi dan skala
aggressive driving. Jumlah subyek sebanyak 205 orang dengan menggunakan
teknik nonrandom sampling dalam pengambilan samplenya. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara intensi
mematuhi rambu lalu lintas dengan aggressive driving, dengan nilai r sebesar 0,272 dan nilai p= 0,000. Hal ini berarti semakin tinggi intensi mahasiswa
mematuhi rambu lalu lintas maka akan semakin rendah aggressive driving yang
dilakukan
Katakunci: intensi, aggressive driving, mahasiswa
Aggressive driving is one of risky behavior behind the wheel, the example is
racing, it can’t keep the distance with the front vehicle. it overtakes vehicle
casually and also ignores traffic signs, the intention is one of factors that cause
aggressive driving. The purpose of this study is to know the relationship between
the intention of obeying traffic signs with aggressive driving done by the students.
The design used is non-quantitative experiments using intention scale and the
scale of aggressive driving. The subjects of this study are 205 people by using
non-random sampling technique. The results showed that there is a significant
negative relationship between the intention of obeying traffic signs with
aggressive driving, the r value of -0.272 and p = 0.000. it means that the higher
the intention of students obey traffic signs the lower aggressive driving is done.
Keywords: intention, aggressive driving, student

1

Kecelakaan lalu lintas di Indonesia menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO)
dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, di bawah penyakit jantung koroner dan
tuberculosis/TBC. Data WHO tahun 2011 menyebutkan, sebanyak 67 persen
korban kecelakaan lalu lintas berada pada usia produktif , yakni 22 – 50 tahun.
Terdapat sekitar 400.000 korban di bawah usia 25 tahun yang meninggal di jalan
raya, dengan rata-rata angka kematian 1.000 anak-anak dan remaja setiap harinya.
Bahkan, kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian anak-anak di
dunia, dengan rentang usia 10-24 tahun. (http://www.bin.go.id. kecelakaanlalulintas-menjadi-pembunuh-terbesar-ketiga. diakses 22 April 2015)
Sedangkan di Indonesia, pada tahun 2014 menempati peringkat ke 5 di Dunia
sebagai Negara dengan tingkat kecelakaan Lalu Lintas tertinggi. Setiap jam
setidaknya terdapat 12 kasus kecelakaan lalu lintas yang merenggut tiga korban
jiwa. Sementara setiap harinya, 69 nyawa melayang di jalan raya. Sedangkan di
tahun 2013 terdapat 101.037 kecelakaan Lalu Lintas yang merenggut nyawa
25.157 orang. Sedangkan kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp 254 milyar
lebih.(http://www.rri.co.id.indonesia_peringkat_lima_dunia_tingkat_kecelakaan_l
alu_lintas.diakses 22 April 2015)
Semin & Fiedler (1996) mengungkapkan bahwa secara umum faktor manusia
berperan penting pada penyebab kecelakaan, dan beberapa ahli membuktikan
melalui penelitiannya mengenai faktor yang tersebut. Menurut Evans (Semin &
Fiedler, 1996), melalui penelitian itu, para peneliti membedakan dua faktor
manusia atau human factor yakni driver performance yang meliputi apa yang bisa
dilakukan oleh seorang pengemudi berdasarkan kemampuan fisik dan mentalnya,
dan driver behavior yang meliputi apa yang dilakukan oleh pengemudi jika
dilandasi oleh faktor sosio cultural. Hasil penelitian Jha et al.(2009), tentang
Kecelakaan Lalu Lintas sepeda motor di Nepal, untuk kelompok umur 15-44
tahun memberikan kontribusi sebesar 48% dengan perbandingan laki-laki dan
perempuan 3;1.
Menurut Ferguson (2003), pengambilan risiko pada pengemudi remaja
dikarenakan pengemudi usia muda memiliki persepsi risiko yang berbeda
terhadap kecelakaan. Persepsi risiko adalah penilaian subjektif tentang terjadinya
suatu kecelakaan dan seberapa besar perhatian individu akan konsekuensinya.
Jika dilihat dari konsep di atas maka diketahui bahwa perilaku mengemudi juga
memberikan suatu bentuk gambaran akan agresivitas. Agresivitas dalam
mengemudi disebut juga dengan aggressive driving atau road rage (Sarkar dkk,
1999) atau driving behavior (dalam Applied Social Psychology). Maksudnya
adalah mengemudi yang dipengaruhi oleh tingkatan emosi dan kadar kesadaran
seseorang akan peraturan serta keselamatan baik dirinya maupun orang lain.
Shuster (Lonero, 2000), menyatakan bahwa secara umum aggressive driving
dilihat sebagai salah satu bentuk perilaku yang berisiko dibelakang kemudi,
termasuk di dalamnya adalah kebut - kebutan, tidak bisa menjaga jarak dengan
kendaraan di depannya, menyelip keluar masuk lalu lintas dan juga mengabaikan
rambu lalu lintas. Sementara, dalam sebuah penelitian tentang aggressive driving,
2

Hauber (Tasca, 2002), mendefinisikan perilaku agresif di jalan sebagai perilaku
dimana pelanggar berfikir bahwa dirinya akan membahayakan pengguna jalan
yang lain, baik secara fisik maupun psikologis dan hal tersebut ternyata memang
benar adanya.
Menurut Tasca (2000) perilaku agresif dalam berkendara seseorang biasanya
dipengaruhi oleh ketidaksabaran, jengkel, kemarahan, dan lain-lain. Itu berarti
denagn adanya gangguan atau kecerobohan pengendara lain, dapat memunculkan
kemarahan seorang pengendara ketika dijalan, ketika mengalami kemarahan
dijalan seorang pengendara dapat memunculkan respon perilaku yang positif
ataupun negatif. Perilaku positif yang dimunculkan bisa berupa peneguran
terhadap pengendara yang ceroboh tersebut, atau mungkin melaporkannya kepada
petugas, sedangkan perilaku yang negatif yaitu melakukan pembalasan terhadap
pengendara yang ceroboh tersebut, atau melakukan aggressive driving.
Pada tingkat individual, banyak orang sering mengalami pikiran dan impuls
agresif, dan bagaimana mereka menangani pikiran tersebut memiliki pengaruh
besar terhadap kesehatan mereka dan berhubungan interpersonal. Alasan lain
mengapa ahli psikologi telah memfokuskan riset mereka kepada agresi adalah
karena teori tentang perilaku social membuat asumsi yang sangat berbeda tentang
sifat agresi. Teori psikoanalitik Freud memandang agresi sebagai suatu dorongan.
Agresi sebagai dorongan, meurut teori psikoanalitik freud, banyak dari tindakan
kita ditentukan oleh naluri (instink). Jika ekspresi naluri tersebut tidak terpuaskan
(mengalami frustasi), dorongan agresi dibangkitkan. Para ahli selanjutnya dalam
tradisi psikoanalitik memperluas hipotesis frustasi agresi dengan pernyataan
berikut: jika upaya seseorang untuk mencapai suatu tujuan dihalangi,
dibangkitkan suatu dorongan agresif yang termotivasi perilaku untuk
menghancurkan penghalang (orang atau benda) yang menyebabkan frustasi itu
(Dollard dkk., 1993).
Terdapat beberapa faktor munculnya agresivitas, antara lain faktor internal dan
eksternal. Faktor internal yaitu : frustasi, individualisasi, stres, hormon, gender,
dan kepribadian. Faktor eksternal yaitu : kekuasaan dan kepatuhan, efek senjata,
provokasi, alkohol dan obat-obatan, suhu udara, polusi udara, media, dan budaya
(Luthfi, 2009)
Intensi mematuhi rambu lalulintas atau niat seseorang melakukan perilaku untuk
mematuhi rambu lalulintas.. Fishbein dan Ajzen (dalam Dayakisni dan Hudaniah,
2009) menjelaskan bahwa proses terbentuknya niat dimulai pertama kali dengan
adanya suatu keyakinan mengenai suatu obyek atau situasi dimana individu secara
langsung mengamati atau menerima informasi dari lingkungan atau dengan cara
penalaran,
mulai
membentuk
suatu
keyakinan
mengenai
obyek
tersebut.selanjutnya sebelum niat terbentuk, ada dua faktor utama sebagai penentu
terbentuknya niat yaitu sikap dan norma subyektif. Sikap akan memberikan suatu
penilaian yang positif atau negative akan suatu obyek, sedangkan norma
subyektif sebagai suatu keyakinan normative turut menjadi penentu individu
dalam memutuskan niat.
3

Perilaku berkendara agresif (Aggresive Driving Behavior) menurut Leon James
dan Diane Nahl (2000) adalah perilaku berkendara yang dipengaruhi oleh emosi
yang terganggu yang menghasilkan perilaku yang berakibat meningkatkan resiko
terhadap orang lain. Oleh karena itu, upaya untuk menganalisa dan mencari solusi
pemecahan masalah meningkatnya kecelakaan sepeda motor di kota Malang
menjadi sangat penting, sehingga resiko berkendara dapat dikurangi secara
perlahan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: “ apakah ada hubungan antara intensi mematuhi rambu lalulintas dengan
perilaku Aggressive Driving pada Mahasiswa”. Tujuan dari penelitian adalah
“Untuk mengetahui hubungan antara intensi mematuhi rambu lalulintas dengan
perilaku Aggressive Driving pada Mahasiswa Sedangkan manfaat yang dapat
diperoleh dari penelitian ini, sebagai kajian dan informasi yang bisa diketahui oleh
pembaca dan masyarakat mengenai problem yang terjadi pada agrresive driving
sehingga dapat terbntuk perilaku berkendara yang positif.
Intensi
Pengertian intensi secara sederhana adalah niat seseorang untuk melakukan
perilaku tertentu. Pengertian tentang intensi menurut Fishbein dan Ajzen (dalam
Dayakisni dan Hudaniah, 2012) didefinisikan sebagai suatu komponen konatif
dari sikap, sehingga dapat dikatakan bahwa komponen konatif ini berhubungan
erat dengan komponen afektif dari sikap. Intensi adalah niat seseorang untuk
melakukan sesuatu yang bersifat segera dan kesiapan terhadap suatu perilaku yang
akan dilakukan. Intensi merupakan predictor terbaik dari perilaku. Seseorang
dapat mengetahui apa yang akan dilakukan orang lain dengan cara mengetahui
intensi orang tersebut, semakin besar intensitas niat makan semakin besar pula
kemungkinan seseorang untuk berperilaku. Adanya intensi yang tinggi pada
seseorang terhadap suatu perilaku, menunjukkan adanya keinginan seseorang
untuk berperilaku. Intensi sebagai posisi subjek pada dimensi kemungkinan
subjektif yang menyertai relasi antara dirinya dan suatu aksi. Intensi berperilaku
menunjukkan kemungkinan subjektif individu yang akan menampilkan perilaku
atau tidak. Intensi berperilaku adalah niat untuk mencoba menampilkan suatu
perilaku yang pasti. Intensi merupakan penyebab terdekat terjadinya perilaku yang
nampak. Intensi mengatur perilaku hingga pada waktu dan kesempatan yang tepat
akan mengubahnya menjadi suatu tindakan. Dengan demikian, pada dasarnya
intensi berkaitan erat dengan dengan pengetahuan (belief) seseorang terhadap
sesuatu hal, sikap (attitude) nya pada hal itu, serta dengan perilaku itu sendiri
sebagai perwujudan nyata dari intensinya (Ancok dalam Dayakisni dan Hudaniah,
2012).
Aspek-aspek intensi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah aspek intensi dari
teori Fisbein dan Ajzen (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2012) yang terdiri dari 3
aspek antara lain (a) Sikap terhadap tingkah laku tertentu (attitude toward
behaviour). Sikap terhadap perilaku, adalah penilaian yang bersifat abadi dari
orang yang bersangkutan, menyangkut pengetahuan dan keyakinannya mengenau
4

perilaku tertentu, baik dan buruknya, keuntungan dan manfaatnya. (b) Norma
subjektif (subjective norm). Norma subjektif mencerminkan pengaruh sosial, yaitu
persepsi seseorang terhadap tekanan sosial (masyarakat, orang-orang sekitar)
untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tingkah laku. (c) Persepsi tentang
control perilaku (perceived behavior control). Persepsi tentang control perilaku
merupakan persepsi mengenai sulit atau mudahnya seseorang untuk menampilkan
tingkah laku tertentu dan diasumsikan merefleksikan pengalaman masa lalu
beserta halangan atau rintangan yang diantisipasi. Dua faktor pertama sudah
cukup untuk melahirkan intensi, sebagaimana disebut dalam teori reasoned
behavior yang diajukan oleh Fisbein (Fisbein dan Ajzen dalam Dayakisni dan
Hudaniah, 2012). lewat teori planned behavior. Faktor ketiga sifatnya
memperkuat atau memperlemah intensi.
Fishbein dan Ajzen (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2012) menjelaskan bahwa
proses terbentuknya intensi dimulai pertama kali dengan adanya suatu keyakinan
mengenai suatu obyek atau situasi dimana individu secara langsung mengamati
atau menerima informasi dari lingkungan atau dengan cara penalaran, mulai
membentuk suatu keyakinan mengenai obyek tersebut. Individu kemudian
memberi suatu atribut (karakteristik atau ciri-ciri khas berkaitan dengan obyek).
Selanjutnya sebelum niat terbentuk, ada dua faktor utama sebagai penentu
terbentuknya niat yaitu sikap dan norma subyektif. Sikap dalam hal ini dipandang
sebagai afeksi atau evaluasi. Sikap akan memberikan suatu penilaian yang positif
atau negative akan suatu obyek, sedangkan norma subyektif sebagai suatu
keyakinan normative turut menjadi penentu individu dalam memutuskan niat.
Intensi merupakan predisposisi yang sifatnya spesifik dan mengarah pada
terwujudnya perilaku yang spesifik juga. Kekhususan tersebut melibatkan empat
elemen yang membatasinya (dalam Tri Dayakisni dan Hudaniah, 2012) antara lain
(a) Behavior, yaitu perilaku spesifik yang nantinya akan terwujud secara nyata. (b)
Target objek, yaitu sasaran yang akan dituju oleh perilaku. (c) Situational, yaitu
dalam situasi bagaimana perilaku itu diwujudkan. (d) Time, yaitu menyangkut
kapan suatu perilaku akan diwujudkan.
Sehubungan dengan spesifikasi intensi yang telah dibahas di atas, Fishbein dan
Ajzen (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2012).) menandaskan bahwa intensi harus
dipandang sebagai fenomena bebas dan khusus, lebih dari sekedar bagian dari
sikap positif atau negative yang sama terhadap sesuatu hal, tetapi memiliki intensi
berbeda. Triandis (Fisbein dalam Dayakisni, 2012), mengemukakan bahwa
terdapat korelasi positif antara sikap dan intensi, meskipun itu tidak konsisten. Hal
ini disebabkan oleh karena pada sikap yang diukur sesuatu yang sangat umum
sedangkan pada intensi yang diukur sesuatu yang sangat khusus sehingga ada
kemungkinan korelasi itu mengecil atau negatif, kecuali bila sikap, intensi dan
perilaku memiliki spesifikasi.
Agrresive Driving
Agresi apabila dikaitkan dengan perilaku dalam mengemudi maka disebut dengan
aggressive driving. Grey, Triggs & Haworth (1989) mendefinisikan aggressive
5

driving dalam dua hal: pertama aggressive driving termasuk apa yang biasanya
diklasifikasikan sebagai perilaku ekstrim, dan tindakan pembunuhan, sengaja
bunuh diri dan serangan berbahaya (fisik atau psikologis). Definisi kedua
mencakup konsep mengambil risiko. Perilaku mengemudi yang agresif dalam
penampilan, tetapi tidak selalu bermaksud untuk menyebabkan kerugian,
walaupun selanjutnya dapat menempatkan pengguna jalan lain berisiko.
Hauber (dalam Tasca, 2000) mendefinisikan agresi di jalan sebagai sesuatu yang
benar-benar terjadi atau perilaku dimana pelaku bermaksud untuk melukai secara
fisik dan psikologis kepada korban berdasarkan atas pengalaman korban. Definisi
tersebut menyatakan bahwa pelaku harus memiliki harapan bahwa perilaku
mereka akan menyebabkan korban memiliki pengalaman terluka secara fisik atau
psikologis Mizell (1997) aggressive driving didefinisikan sebagai sebuah insiden
di mana seorang pengendara mobil marah atau tidak sabar dan melukai
pengendara lain, penumpang dan pejalan kaki sebagai respons terhadap sengketa
atau keluhan lalulintas.
National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) mengartikan
aggressive driving sebagai suatu pengoperasian kendaraan bermotor dengan cara
yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau mungkin membahayakan
seseorang, atau properti. Pengemudi bersikap tidak sabaran dan kurang peduli
sehingga memancing emosi pengguna jalan di sekitarnya. Karakter agresif dapat
dideteksi dari gaya mengemudi dan gerakan laju kendaraan bermotor atau
mobilnya. Aggressive driving dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi faktor kepribadian individu berhubungan dengan cara
pemikiran, emosi, dan sifat faktor fisiologis, otak individu tidak dapat lagi
memproduksi sejumlah endorgin yang memberikan perasaan nyaman. Faktor
eksternal meliputi faktor keluarga, lingkungan teman sebaya (Tasca, 2000).
Lebih lanjut, menurut Tasca (2000) ada beberapa karakteristik pengemudi dalam
berkendara, yaitu:
1. Di pengaruhi ketidak sabaran, jengkel, atau marah dengan pengguna jalan
yang lain, atau dengan kondisi lalu lintas.
2. Mengabaikan kepentingan pengguna jalan yang lain. Perilaku juga
cenderung:
a. Mengintimidasi atau dianggap berbahaya oleh pengguna jalan lainnya.
b. Membuat marah pengguna jalan lainnnya.
c. Memaksa pengguna jalan lain mengambil tindakan mengelak
Perilaku aggressive driving ini sangat sering dijumpai pada jalan-jalan raya.
Aggressive driving sendiri dapat di bagi menjadi 2, yaitu secara langsung dapat
membahayakan ataupun secara tidak langsung membahayakan, akan tetapi
cenderung mengintimidasi, membuat marah, atau memprovokasi pengendara
lainnya. Perilaku-perilaku mengemudi yang termasuk kedalam aggressive driving
secara langsung adalah :
1. Mengambil jarak terlalu dekat dengan pengendara lain, atau di depannya.
2. Menyalip kendaraan lain dengan cara meliuk-liuk ke-kanan dan ke-kiri.
3. Melewati jalan yang tidak boleh untuk dilalui.
6

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Menyalip kendaraan terlalu dekat didepan kendaraan yang dilewati.
Melewati bahu jalan.
Melewati jalur yang berlawanan arah.
Mencegah pengendara lain untuk mendahului
Tidak mau mengalah dengan pengendara lain.
Berkendara dengan kecepatan yang tidak sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan.
10. Menerobos lampu merah.
Sedangkan perilaku-perilaku aggresive driving yang secara tidak langsung
adalah :
1. Mengedipkan lampu
2. Membunyikan klakson dengan intensitas yang cepat
3. Memelototi pengendara lain dangan meunjukkan ketidaksetujuan.
4. Berteriak kepada pengendara lain
5. Memberikan isyarat menantang
Tasca (2000) menyatakan bahwa aggresive driving dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor kepribadian individu
berhubungan dengan cara pemkiran, emosi, dan sifat faktor fisiologis, otak
individu tidak dapat lagi memproduksi sejumlah endorphin yang memberikan
perasaan nyaman. Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, dan lingkungan
teman sebaya. Dari beberapa konsep terkait emosi, terdapat kajian tentang
kematangan emosi yang menjelaskan kondisi emosi pengendara dan kaitannya
dengan perilaku berkendara yang agresif. Kematangan emosi melibatkan kontrol
emosi yang berarti bahwa seseorang mampu memelihara perasaannya, dapat
meredam emosinya, meredam balas dendam dalam kegelisahannya, tidak dapat
mengubah moodnya, dan tidak merubah pendirian.
Penyebab Kecelakaan
Menurut Kadiyali (1975) dalam, kecelakaan adalah tabrakan, overtuning atau slip
yang terjadi di jalan terbuka pada lalu lintas umum yang menyebabkan luka,
kematian / fatal, kerusakan pada kendaraan atau kerugian material. Kriteria
korban kecelakaan lalu lintas menurut pasal 93 pada Peraturan Pemerintah No. 43
tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan yaitu :
a. Korban meninggal
b. Korban luka berat
c. Korban luka ringan
Penyebab kecelakaan antara lain adalah: manusia, sarana dan prasarana
(kendaraan dan jalan), alam atau lingkungan (Media Indonesia (2011). Pemerintah
Luncurkan
Aksi
Keselamatan
Jalan
[Online].
Available:
http://www.mediaindonesia.com/read/
2011/06/17/234834/35/5/PemerintahLuncurkan-Aksi-Keselamatan- Jalan.)
1. Faktor Manusia
Faktor manusia yang dicatat oleh kepolisian, meliputi jenis kelamin korban, usia
korban, profesi korban, dan peran korban dalam berkendara.
2. Faktor Kendaraan
7

Faktor kendaraan yang paling sering terjadi adalah ban pecah, rem tidak
berfungsi sebagaimana seharusnya, mesin yang tiba-tiba mati, lampu mati, dan
berbagai penyebab lainnya.
3. Faktor Jalan
Jalan merupakan bagian dari sistem transportasi darat yang memegang peranan
penting untuk kelancaran transportasi. Selain peran tersebut, jalan juga
memegang peran penting sebagai salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas.
4. Faktor Alam atau Lingkungan
Faktor lingkungan ini bisa berupa pengaruh cuaca yang tidak menguntungkan,
kondisi lingkungan jalan, benda-benda asing yang ada di jalan dan lain
sebagainya.
Mahasiswa
Menurut Pramadi (1996) mahasiswa adalah individu yang telah menjadi bagian
dan masuk dalam lingkungan kampus. Suryabrata (1993) mengatakan bahwa
mahasiswi sebagai seorang individu yang duduk pada suatu akademi atau
perguruan tinggi. Pendapat ini didukung pula oleh Steinberg (2002) yang
mengatakan bahwa mahasiswi sebagai individu yang sedang menempuh studi
pada suatu akademi atau perguruan tinggi.
Agrresive Driving pada Mahasiswa

Masa remaja adalah masa transisi seorang yang telah meningggalkan usia kanakkanak yang lemah dan penuh ketergantungan menuju usia dewasa, akan tetapi
belum mampu bertanggungjawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap
masyarakat. Banyaknya masa transisi ini tergantung kepada keadaan dan tingkat
sosial masyarakat dimana dia hidup. Semakin maju masyarakat semakin panjang
usia remaja, karena ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan diri dalam
masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya (Drajat, dalam Wilis 1994).
Wilis (1994) menyebutkan sejumlah tugas-tugas perkembangan remaja itu seperti:
memperoleh sejumlah norma-norma dan nilai-nilai sebagai pedoman dan
pandangan hidup untuk masa depan terutama dalam hubungannya dengan Tuhan,
anggota masyarakat, dan alam sekitarnya termasuk benda-benda dan makhluk
tuhan lainnya; belajar memiliki peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
masing-masing; menerima kenyataan jasmaniah serta dapat menggunakan
sefektif-efektinya dan merasa puas terhadap keadaan jasmaniahnya tersebut;
mencapai kebebasan daripada ketergantungan terhadap orangtua dan orang
dewasa lainnya; mencapai kebebasan ekonomi; mempersiapkan diri untuk
menentukan suatu pekerjan yang sesuai dengan bakat dan kesanggupannya;
memperoleh informasi tentang kehidupan perkawinan dan mempersiapkan diri
untuk itu baik persiapan fisik, mental, emosional dan sosial; mengembangkan
kecakapan intelektual dan konsep-konsep tentang kehidupan bermasyarakat;
memiliki konsep-konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untuk kehidupan
bermasyarakat.
8

Mutadin (2002) menyatakan masa remaja dikenal dengan masa yang penuh
dengan pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan
pertumbuhan secara psikis yang bervariasi. Pada masa remaja terdapat beberapa
fase, yaitu: remaja (usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun), masa remaja akhir
(usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun). Pada fase remaja mengalami perubahan
dalam sistem kerja hormon dalam tubuhnya dan hal ini memberi dampak baik
pada bentuk fisik (terutama organ-organ seksual) dan psikis terutama emosi.
Berkowitz (2003) menyatakan bahwa agresi sebagai segala bentuk perilaku yang
dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental.
Apabila masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh
lingkungan dan teman-teman sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal
negatif, misalnya perilaku agresi yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang
lain, remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kematangan
emosional. Kematangan emosional ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana
remaja mampu mengontorl emosinya, memiliki reaksi emosi yang stabil,
bertindak berdasar pertimbangan dan mampu menyalurkan sumber sumber emosi.
Hubungan Intensi Mematuhi Rambu Lalulintas Dengan Aggressive Driving
Intensi atau niat dapat dikatakan sebagai usaha awal individu untuk melakukan
sesuatu. Allport (dalam Hall-& Lindzey, 1985) menggambarkan intensi sebagai
harapan, keinginan, ambisi, aspirasi, rencana seseorang untuk melakukan sesuatu.
Fishbein dan Ajzen (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2012) mengatakan bahwa
intensi menunjukkan kemungkinan dilakukannya tingkah laku. Dari kedua
pendapat ini dapat disimpulkan bahwa intensi merupakan besarnya usaha yang
memungkinkan individu untuk memunculkan suatu perilaku. Jadi dapat dikatakan
bahwa individu akan melakukan suatu perilaku jika ia memiliki intensi untuk
melakukan perilaku tersebut.
Begitu pula dalam hal mengendarai. Intensi juga merupakan salah satu factor
internal pengendara untuk melakukan tingkah laku agresi saat mengendarai.
Pengendara yang memiliki intensi untuk mengendarai secara agresif, cenderung
bertingkah laku mengendara secara agresif. Sebaliknya, pengendara yang
memiliki intensi untuk mengendara dengan aman, maka ia cenderung bertingkah
laku mengendara yang aman.
Keramaian di jalan raya juga memicu adanya peilaku agresif. Hal ini terjadi
karena semakin padat kondisi jalan raya akan semakin mengingkatkan stres
pengguna jalan dan dapat menimbulkan perilaku agresif di jalan raya (Mc Grava
dalam Vanlaar Ward, 2008).
Aggressive driving merupakan salah satu bentuk perilaku agresif yang dilakukan
oleh pengemudi pada saat mengoperasikan kendaraannya terhadap pengguna jalan
lain. Menurut beberapa sumber yang telah diuraikan di atas, aggressive driving
dapat didukung oleh beberapa faktor yang hampir sama dengan perilaku agresif
secara umum. Beberapa hal yang mempengaruhi aggressive driving adalah faktor
personal, sosial, dan lingkungan.
9

Teori frustasi-agresif atau teori hipotesis frustasi-agresif berpendapat bahwa
agresif merupakan hasil dari dorongan untuk mengakhiri keadaan frustasi
seseorang. dalam hal ini, frustasi adalah kendala-kendala eksternal yang
menghalangi perilaku bertujuan seseorang. pengalamam frustasi dapat
menyebabkan timbulnya keinginan untuk bertindak agresif mengarah pada
sumber-sumber eksternal yang menjadi sebab frustasi. keinginan itu akhirnya
dapat memicu timbulnya perilaku agresif secara nyata
Dinamika hubungan antara intensi mematuhi rambu lalulintas dan aggressive
driving tidak terjadi secara langsung. Berawal dari kondisi linkungan jalan yang
padat menjadi menjadi pemicu terjadinya aggressive driving. Holahan (1982)
mengemukakan bahwa kepadatan merupakan salah satu syarat terjadinya
kesesakan. Kepadatan yang tinggi akan menimbulkan kesesakan (crowding).
Selanjutnya, Holahan menambahkan bahwa kesesakan berpengaruh negatif
terhadap psikologis individu, antaranya adalah ketidaknyamanan, stres, dan juga
agresivitas. Oleh karena itu, kondisi lingkungan jalan yang padat, akan
menimbulkan perasaan sesak pada pengemudi, kemudian akan mempengaruhi
tingkat stres. Pada kondisi stress seseorang akan memiliki perasaan atau mood
yang tidak stabil cenderung emosi yang akan memicu niat atau intensi berperilaku
negatif. Perilaku negatif tersebut salah satunya intensi tidak mematuhi rambu
lalulintas dan memunculkan aggressive driving.
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka dalam penyusunan penelitian ini penulis
mengajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran sebagai berikut :
intensi mematuhi
rambu lalulintas

1. Sikap terhadap tingkah laku
2. norma subjektif
3. persepsi tentang kontrol

(X)

1. Perilaku agresif
2. Reaksi emosi

perilaku

1. melewati jalan yang tidak boleh
dilalui.
2. menyalip pengendara lain dengan
cara yang berbahaya
3. berkendara dengan kecepatan tinggi
4. menerobos rambu lalu lintas
5. meluapkan kemarahan saat di jalan
6. menghalangi jalan pengendara lain
untuk mendahului

aggressive driving (Y)

10

Hipotesis
Ada hubungan yang negatif antara intensi mematuhi rambu lalulintas dengan
aggressive driving. Semakin tinggi intensi mematuhi rambu lalulintas maka akan
semakin rendah aggressive driving., begitu juga sebaliknya semakin rendah
intensi mematuhi rambu lalulintas maka akan semakin tinggi aggressive driving
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional kuantitatif yaitu sebuah
penelitian yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data, serta penampilan dari hasilnya yang bertujuan untuk menemukan
ada tidaknya hubungan antara dua variabel (Arikunto, 2006). Alasan peneliti
menggunakan pendekatan korelasional kuantitatif
karena penelitian ingin
mengetahui adanya hubungan antara intensi mematuhi rambu lalulintas dengan
agrresivve driving.
Subjek Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, karena itu untuk melaksanakan
penelitian tentu ada subjek penelitian yang dijadikan sumber untuk menggali data.
Penelitian ini akan menyelidiki tentang hubungan antara intensi mematuhi rambu
lalulintas dengan aggressive driving pada mahasiswa, dengan populasi mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Malang.Adapun karakteristik subjek penelitian
adalah mahasiswa yang berada di kampus tiga Universitas Muhammadiyah
Malang, berusia 18 – 22 tahun, dan menggunakan kendaraan bermotor sehari-hari
Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan
memberikan skala kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang
bertemu dengan peneliti pada saat pengambilan data, bersedia berpartisipasi, dan
memenuhi kriteria tersebut di atas, jumlah subjek dari penelitian ini sebanyak 205
subjek.
Jumlah sampel sebanyak 205 peneliti mengacu pada pendapat yang dikemukakan
oleh Roscoe yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam suatu
penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 (Sugiyono, 2001 :102). Untuk
menentukan jumlah sampel digunakan aturan Roscoe, salah satu cara untuk
menentukan ukuran sampel dalam penelitian multivariate, ukuran sampel
sebaiknya beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah
variabel atau indikator dalam studi (Roscoe, 2007:74). Dengan berdasarkan pada
aturan Roscoe, maka ditetapkan sampel minimal 180 orang yang diperoleh dari 20
dikalikan dengan 9 aspek atau indikator. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan subjek sebanyak 205 subjek dengan asumsi peneliti bisa
mendapatkan data yang lebih banyak
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intensi mematuhi rambu lalulintas dan
variabel terikatnya yaitu aggressive driving behavior. intensi mematuhi rambu
11

lalulintas merupakan niat seseorang untuk melakukan perilaku taat atau patuh
pada rambu lalulintas.. Hal tersebut ditandai dengan Sikap terhadap tingkah laku
mematuji rambu lalulintas, Norma subjektif dalam mematuhi rambu lalulintas
dan Persepsi tentang kontrol perilaku mematuhi rambu lalulintas yang diungkap
dengan menggunakan skala intensi. Semakin tinggi skor yang diperoleh berarti
semakin tinggi intensi mematuhi rambu lalulintas dan semakin rendah skor yang
diperoleh berarti semakin rendah intensi mematuhi rambu lalulintas.
Skala intensi mamtuhi rambu lalulintas terdiri dari 3 aspek yang dikemukakan
oleh Fisbein dan Ajzen (1975) dan berjumlah 30 item, yaitu :
1. Sikap terhadap tingkah laku tertentu (attitude toward behavior) adalah
penilaian yang bersifat abadi dari orang yang bersangkutan, menyangkut
pengetahuan dan keyakinannya mengenai perilaku tertentu, baik dan
buruknya, keuntungan dan manfaatnya.
2. Norma subjektif (subjective norm) adalah mencerminkan pengaruh sosial
yaitu persepsi seseorang terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau
tidak melakukan suatu tingkah laku.
3. Persepsi tentang kontrol perilaku (perceived behavior control) adalah
persepsi mengenai sulit atau mudahnya untuk menampilkan tingkah laku
tertentu dan diasumsikan merefleksikan pengalaman masa lalu beserta
halangan atau rintangan yang diantisipasi
Dari ketigas aspek, masing-masing aspek akan memiliki skor tinggi dan rendah
sesuai respon yang diberikan oleh subjek penelitian. Skala disusun menggunakan
skala Likert. Skala Likert ini berisikan jawaban Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak
Sesuai Sangat Tidak Sesuai dan nantinya akan dibuat dalam bentuk checklist.
Skoring didasarkan pada pilihan tersebut dan pengelompokan item skala, apakah
favourable atau unfavorable. Skoring dari pilihan Favourable bernilai 4, 3, 2, 1
dan skoring dari pilihan Unfavourable bernilai 1, 2, 3, 4.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aggressive driving nehavior yaitu
Perilaku agresif dalam mengemudi yang merupakan perilaku berkendara atau
mengemudi yang dilakukan secara sengaja, dimotivasi oleh ketidaksabaran,
penuh kekesalan, rasa permusuhan, dan upaya menghemat waktu yang dapat
melibatkan berbagai perilaku yang berbeda termasuk perilaku membunyikan
klakson berulang-ulang, melakukan gerakan kasar, membuntuti, serta menyalakan
dan mematikan lampu jauh secara berulang-ulang disaat lalu lintas tenang dapat
berisiko membahayakan orang lain, diri sendiri, dan properti jalan.
Indikator yang digunakan berdasarkan aspek-aspek pengelompokkan macammacam bentuk perilaku agresif mengemudi dari Tasca (2000) yang diukur melalui
6 komponen dan berjumlah 16 item yaitu :
1. melewati jalan yang tidak boleh dilalui.
2. menyalip pengendara lain dengan cara yang berbahaya
12

3.
4.
5.
6.

berkendara dengan kecepatan tinggi
menerobos rambu lalu lintas
meluapkan kemarahan saat di jalan
menghalangi jalan pengendara lain untuk mendahului

Dari keenam aspek, masing-masing aspek akan memiliki skor tinggi dan rendah
sesuai respon yang diberikan oleh subjek penelitian. Skala disusun menggunakan
skala Likert. Skala Likert ini berisikan jawaban Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak
Sesuai dan Sangat Tidak Sesuai dan nantinya akan dibuat dalam bentuk checklist.
Skoring didasarkan pada pilihan tersebut dan pengelompokan item skala, apakah
favourable atau unfavorable. Skoring dari pilihan Favourable bernilai 4, 3, 2, 1
dan skoring dari pilihan Unfavourable bernilai 1, 2, 3, 4.
Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevaliditasan
atau kesahihan suatu instrument. Untuk menguji validitas instrument dilakukan
dengan cara mengkorelasikan skor jawaban yang diperoleh dari setiap item
dengan skor total dari keseluruhan item instrument. Adapaun angka kristisnya
adalah pada tingkat signifikan 5 % jika dinilai korelasi lebih besar dari nilai kristis
maka alat ukur tersebut dikatakan valid (Arikunto, 2006). Validitas item dalam
penelitian ini berdasarkan skor total. Validitas item dalam penelitian ini
berdasarkan skor total, untuk skala intensi mematuhi rambu lalulintas gugur 10
item, sedangkan skala aggressive diriving gugur 4 item. Berikut hasil pengujian
validitas instrument.
Tabel 1. Indeks Validitas Alat Ukur Penelitian
Alat ukur validitas
Skala intensi mematuhi
rambu lalulintas
Skala Aggressive driving

Jumlah item
Diujikan
30

Jumlah Item
Valid
20

Indeks
0,368 - 0,671

16

12

0,363 – 0,599

Berdasarkan tabel 1, diperoleh hasil dari 30 item skala intensi mematuhi rambu
lalulintas yang diujikan, ada 20 item yang valid setelah diujikan melalui uji
statistik menggunakan program SPSS. Indeks validitas dari skala intensi
mematuhi rambu lalulintas berkisar antara 0,368 - 0,671. Selain itu dari 16 item
skala aggressive driving yang diujikan, ada 12 item yang valid setelah diujikan
melalui uji statistik menggunakan program SPSS,berkisar antara 0,363 - 0,599
Reabilitas Instrumen
Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau ketepatan hasil ukur, yang
mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan
menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi
13

antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror (kesalahan) dari pada faktor
perbedaan yang sesungguhnya (Azwar, 1997). Pengujian reliabilitas instrument
dilakukan dengan menggunakan koefisien cronbach alpha. Sebuah Instrument
penelitian dikatakan reliabel jika koefisien cronbach alpha lebih dari 0,6 (Azwar,
1997).
Tabel 2. Indeks Realibitas Alat Ukur Instrumen
Alat ukur
Skala intensi mematuhi rambu
lalulintas
Skala Aggressive driving

Alpha
0,718
0,676

Dari tabel 2 di atas, didapatkan koefisien Alpha Cronbach pada masing-masing
variable dan aspek lebih dari 0,6 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument
penelitian sudah reliabel (Azwar,1997).
Prosedur Penelitian dan Analisis Data
Peneliti memulai penelitian dengan menyiapkan teori-teori yang digunakan sambil
menyusun alat instrument penelitian berupa skala. instrumen penelitian berupa
skala likert. Untuk skala intensi disusun dari teori dari Fisbein dan Ajzen (1975)
dan berjumlah 30 item yang disesuaikan dengan tujuan peneliti. Sedangkan skala
aggressive driving dibuat berdasarkan aspek yang diutarakan oleh Tasca (2000).
Selanjutnya peneliti menguji coba skala penelitian yang telah dibuat dengan
melakukan try out untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur. Peneliti
menggunakan metode try out terpakai, dimana skala hanya disebarkan satu kali
kemudian dilakukan uji validitas, reliabilitas.
Penyebaran skala mulai dilakukan pada tanggal 10 Desember 2015 sampai dengan
tanggal 24 Desember 2015. Proses ini dilakukan dengan cara menyebar skala
kepada responden yang telah ditunjuk. Proses ini dibantu oleh 2 orang teman dari
peneliti yang dapat bekerjasama dengan peneliti. Skala yang disebarkan sebanyak
205 skala. Satu subjek diberikan satu skala dan langsung diisi. Pada tanggal 29
Desember 2015 sampai dengan tanggal 7 Januari 2016 dilakukan entry data,
validasi alat ukur, mengukur reliabilitas alat ukur, dan proses analisa data. Dalam
proses peneliti ini menggunakan software perhitungan untuk mempermudah
perhitungan teknik ini menggunakan metode numerical SPSS (Statisticial
Packages For Social Science). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
yaitu pendekatan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data
numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Data-data dalam
penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode angket dikarenakan
responden dianggap dapat mengetahui dirinya ( Azwar, 2005). Metode analisa
yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment yaitu untuk melihat
hubungan antara variabel yang diteliti dalam penelitian ini.

14

HASIL PENELITIAN
Hasil Diskripsi Data
Tabel 3. Sebaran Intensi mematuhi rambu lalulintas
Sebaran Intensi mematuhi
rambu lalulintas
Tinggi
Rendah
Total

Interval

Frekuensi

>50
50