akan dianalisis dengan menggunakan model ekonometrika untuk melihat kemungkinan keterkaitan antara suku bunga dan jumlah uang beredar dengan pasar
saham.
4.2. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini menganalisis pengaruh antara suku bunga dan jumlah uang beredar sebagai komponen moneter dengan perubahan return dari indeks harga
saham di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini juga melihat pengaruh dari suku bunga dan jumlah uang beredar terhadap return dari indeks tiap sektor di pasar saham antara
lain sektor pertanian, pertambangan, keuangan, properti, industri dasar, aneka industri, industri barang konsumsi, dan perdagangan.
-.8 -.4
.0 .4
.8
00 01
02 03
04 05
06 07
08 AI
-.3 -.2
-.1 .0
.1 .2
.3
00 01
02 03
04 05
06 07
08 IB K
-.8 -.6
-.4 -.2
.0 .2
.4 .6
.8
00 01
02 03
04 05
06 07
08 ID
-.3 -.2
-.1 .0
.1 .2
.3
00 01
02 03
04 05
06 07
08 K
-.6 -.5
-.4 -.3
-.2 -.1
.0 .1
.2
00 01
02 03
04 05
06 07
08 P D
-.6 -.4
-.2 .0
.2 .4
.6
00 01
02 03
04 05
06 07
08 P T
-.8 -.6
-.4 -.2
.0 .2
.4
00 01
02 03
04 05
06 07
08 P
-.4 -.3
-.2 -.1
.0 .1
.2 .3
00 01
02 03
04 05
06 07
08 P R
Gambar 4.2 Return Indeks Harga Saham Sektoral Periode Januari 2000 s.d
Desember 2008
Keterangan
AI = Aneka Industri PD = Perdagangan
IBK = Industri Barang Konsumsi PT = Pertambangan
ID = Industri Dasar P = Pertanian
K=Keuangan PR = Properti
Hal yang penting untuk diamati dalam penelitian ini adalah menjawab pertanyaan apakah kebijakan moneter di Indonesia mempunyai pengaruh terhadap
volatilitas return di pasar saham. Pada Gambar 4.2 juga akan teramati fluktuasi dari return di pasar saham baik itu berupa return berdasarkan indeks gabungan, maupun
return dari indeks tiap sektor yang ada di pasar saham. Pengamatan terhadap fluktuasi dari plot data return juga bermanfaat untuk mengidentifikasi adanya gejala awal
unsur heteroskedastisitas. Agar pengamatan terhadap plot data return lebih jelas, maka bisa diamati dari beberapa Gambar 4.2 di atas, dimana pada gambar tersebut di
gambarkan plot data dari indeks tiap sektor yang ada di pasar saham Indonesia dan Gambar 4.3 di bawah menggambarkan plot data dari indeks gabungan di pasar
saham.
-.4 -.3
-.2 -.1
.0 .1
.2
00 01
02 03
04 05
06 07
08 IH S G
Gambar 4.3 Return Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Periode Januari
2000 s.d Desember 2008
Pengamatan terhadap plot data return indeks harga saham gabungan dan indeks tiap sektor mununjukan fluktuasi disekitar nol, tetapi pada beberapa periode
menunjukan adanya kenaikan atau penurunan data yang tajam. Dalam Firdaus 2006 dijelaskan bahwa data yang berfluktuasi di sekitar nol, tetapi pada beberapa periode
terdapat kenaikan atau penurunan yang tajam mengindikasikan bahwa adanya unsur heteroskedastisitas dan bermakna bahwa pada jangka panjang varians dari return
konstan, tetapi ada beberapa periode dimana varians relatif tinggi.
Pada penelitian ini, returns indeks gabungan dan return dari tiap sektor dihitung menggunakan nilai turunan log, dimana :
1
ln ln
t t
t
r P
P
Beberapa statistik deskriptif return indeks saham ditampilkan pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Data Return Indeks Saham Gabungan dan Indeks
Tiap Sektor Indeks Saham
Skewness Kurtosis
Jarque-Bera Test
Prob
Aneka Industri -0,51
20,18 1320,95
0,00
Industri Barang Konsumsi 0,18
4,87 16,16
0,00
Industri Dasar 0,53
10,42 250,55
0,00
Keuangan -0,35
4,13 7,88
0,02
Perdagangan -1,72
10,84 326,66
0,00
Pertambangan 0,53
10,42 250,55
0,00
Pertanian -1,32
8,08 146,11
0,00
Properti -0,04
3,76 2,63
0,27
Indeks Gabungan -1,24
7,17 105,03
0,00
Berdasarkan pada Tabel 4.1 dapat diamati beberapa hal. Hal pertama yang diamati adalah pada indeks gabungan, dimana berdasarkan Tabel 4.1 menunjukan
bahwa koefisien kemenjuluran skewness bernilai negatif, menunjukan bahwa sebaran menjulur ke kiri yang artinya memiliki distribusi yang miring ke kiri
sehingga data cenderung menumpuk pada nilai yang tinggi. Nilai kurtosis digunakan untuk mengukur tingkat kepadatan sebaran, dari hasil pengamatan pada Tabel 4.1
nilai kurtosis lebih besar dari 3, hal ini merupakan gejala awal adanya heteroskedastisitas. Dalam Sutriyati 2004, Lo 2003 menjabarkan secara sistematis
bahwa sifat dari data dengan pengaruh GARCH antara lain adalah kurtosis yang selalu lebih besar dari 3.
Indeks tiap sektor di pasar saham menunjukan hasil yang hampir serupa dengan indeks gabungan. Nilai kurtosis dari ke delapan sektor menunjukan nilai yang
lebih besar dari 3 kecuali pada sektor poperti dimana nilainya hampir mendekati 3, maka hal ini menunjukan gejala awal adanya heteroskedastisitas. Beberapa sektor
antara lain aneka industri, keuangan, perdagangan, pertanian, dan properti diperoleh skewness yang lebih kecil dari nol atau bernilai negatif, menunjukan distribusi yang
miring ke kiri artinya data cenderung menumpuk pada nilai yang tinggi. Untuk sektor lainnya antara lain industri barang konsumsi, industri dasar, dan pertambangan
diperoleh skewness yang lebih besar dari nol atau bernilai positif yang menggambarkan kemelujuran ke kanan, maka memiliki distribusi yang miring ke
kanan artinya data cenderung menumpuk pada nilai yang rendah.
4.3. Hasil Empiris 4.3.1. Model GARCH Indeks Harga Saham Gabungan