Kebijakan Moneter, Jumlah Uang Beredar, dan Volatilitas Return

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kebijakan Moneter, Jumlah Uang Beredar, dan Volatilitas Return

Perkembangan pasar saham yang semakin cepat menyebabkan keadaan di pasar saham semakin sulit untuk diprediksi. Nilai transaksi yang sedemikian besar per harinya dan berbagai faktor pembentuk yang dapat mempengaruhi merupakan hal yang menyebabkan return di pasar saham menjadi volatil. Pada saat tertentu dapat terjadi keadaan dimana return dari pasar tersebut menjadi sangat tinggi, disisi lain nilai tersebut dapat turun dengan sangat tajam hanya dalam tempo beberapa saat. Pergerakan yang demikian disebabkan oleh berbagai faktor penentu, baik dari dalam ataupun dari luar yang menyebabkan para pelaku di pasar saham melakukan keputusan pembelian atau penjualan di pasar saham yang kemudian mempengaruhi pergerakan tersebut. Pengukuran tingkat pengembalian return terkait dengan pengukuran besarnya hasil investasi, dalam hal keuangan pengukuran lebih menarik dilakukan terhadap data pengembalian atau return, karena hal itu mengukur besarnya hasil investasi. Sehingga dalam penelitian ini akan dilihat pengaruh kebijakan moneter terhadap volatilitas return di pasar saham. Kebijakan moneter Bank Indonesia dengan cara mengatur suku bunga sebagai salah satu instrumen bertujuan untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar, dalam kaitannya dengan hal ini, pergerakan suku bunga dan uang beredar secara teori bergerak secara berlawanan, dimana peningkatan suku bunga oleh Bank Sentral akan mengurangi jumlah uang yang beredar, sedangkan sebaliknya saat Bank Sentral menurunkan suku bunga jumlah uang beredar akan meningkat. 7 8 9 10 11 12 13 14 15 2007M01 2007M07 2008M01 2008M07 S BI JUB Sumber : Bank Indonesia 2008. Gambar 4.1 Perbandingan Suku Bunga SBI dengan Jumlah Uang Beredar JUB Januari 2007 – Desember 2008 Pada Gambar 4.1 memperlihatkan perbandingan antara pergerakan suku bunga dengan jumlah uang beredar mulai periode Januari 2007 hingga Desember 2008. Jumlah uang beredar terlihat tidak bergerak secara berlawanan akibat pergerakan naik turunnya suku bunga, namun jika dilihat lebih lanjut keadaan tersebut masih kurang sesuai dengan teori dimana kebijakan ekspansif melalui penurunan suku bunga akan menyebabkan jumlah uang beredar meningkat. Hal ini diperlihatkan pada periode Januari 2007 hingga pertengahan 2008 dimana suku bunga terus bergerak ke arah penurunan sedangkan jumlah uang beredar bergerak meningkat walaupun jumlah kenaikannya tidak signifikan. Dalam teori kebijakan moneter menunjukan bahwa kebijakan moneter dapat mempengaruhi sektor rill melalui jalur harga aset, kebijakan moneter ekspansif maupun kontraktif akan mempengaruhi jumlah uang beredar dan kemudian melalui mekanisme tersebut sejumlah uang akan terserap ataupun keluar dari pasar saham, sehingga mempengaruhi pergerakan return di pasar saham. Dalam Jovanovic 2008, Taylor 2007 menunjukan bahwa kebijakan moneter yang ekspansif menyebabkan jumlah likuiditas yang ada dimasyarakat menjadi naik, besarnya jumlah likuiditas ini akan menyebabkan meningkatnya harga aset apabila likuiditas yang disediakan terlalu banyak akan menyebabkan asset price bubble. Transmisi kebijakan moneter yang secara spesifik merupakan kebijakan moneter jalur harga aset adalah suatu mekanisme dimana Bank Sentral berusaha untuk mempengaruhi sektor riil melalui kebijakan yang ditetapkan. Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur harga aset menekankan bahwa kebijakan moneter berpengaruh pada perubahan harga aset dan kekayaan masyarakat yang selanjutnya mempengaruhi pengeluaran investasi dan konsumsi. Apabila bank sentral meningkatkan suku bunga, pada gilirannya akan menekan harga pasar aset perusahaan, penurunan tersebut berakibat pada dua hal yaitu mengurangi kemampuan perusahaan untuk ekspansi dan menurunkan nilai kekayaan dan pendapatan, yang akhirnya mengurangi pengeluaran konsumsi Warjiyo, 2004. Kebijakan moneter mempunyai peran penting dalam mempengaruhi return saham, penetapan suku bunga oleh bank sentral digunakan oleh para pemain di pasar saham yaitu mempengaruhi dengan membentuk ekspektasi terhadap aktivitas ekonomi dimasa yang akan datang Ioannidis, 2006. Untuk mengetahui lebih lanjut akan lebih menarik jika menganalisis pengaruh kebijakan moneter terhadap pergerakan tingkat pengembalian return di pasar saham, sehingga dapat menjawab pertanyaan apakah kebijakan moneter dapat mempengaruhi pasar saham, lebih lanjut akan dianalisis dengan menggunakan model ekonometrika untuk melihat kemungkinan keterkaitan antara suku bunga dan jumlah uang beredar dengan pasar saham.

4.2. Deskripsi Data