wilayah kewenangannya. Hal ini dianggap penting karena banyaknya kasus-kasus pelanggaran dibidang perikanan yang terjadi pada saat ini.
Sebuah strategi sangat dibutuhkan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Sampai saat ini konsep mengenai strategi terus berkembang. Menurut Barry
1986 yang diacu dalam Tripomo dan Udan 2005 bahwa strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak menjadi apa suatu organisasi di masa
depan dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut. Konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu 1 Apa
yang ingin dilakukan suatu organisasi atau lembaga, dan 2 Apa yang akhirnya dilakukan suatu organisasi. Makna yang terkandung dalam strategi ini adalah
bahwa seorang pengambil keputusan mempunyai peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk : 1 Mengidentifikasi kegiatan perikanan tangkap di Laut Arafura yang
diindikasikan termasuk kategori IUU-Fishing ; 2 Mengkaji faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap upaya
penangggulangan Illegal, Unreported, Unregulated IUU fishing yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua di Laut
Arafura; 3 Merumuskan strategi kebijakan penanggulangan IUU-Fishing di Laut
Arafura yang dapat dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil akhir dari penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan dan rencana kerja Dinas Perikanan
dan Kelautan Provinsi Papua terkait dengan penanganan dan penanggulangan kegiatan IUU-Fishing di Laut Arafura. Strategi kebijakan penanggulangan IUU-
Fishing di Laut Arafura yang disusun diharapkan :
1 Memberikan arahan yang jelas bagi upaya yang dilakukan untuk
menanggulangi kegiatan IUU-Fishing di Laut Arafura 2
Mewujudkan pengelolaan perikanan tangkap yang lebih bertanggung jawab oleh semua pihak yang mengelola dan memanfaatkan sumberdaya
perikanan di Laut Arafura
1.5 Kerangka Pemikiran
Sumberdaya ikan di Indonesia termasuk Laut Arafura dikategorikan sebagai sumberdaya ikan yang bersifat terbuka open access, yaitu suatu kondisi dimana
setiap individu dapat dengan bebas dan mudah memgeksploitasi sumberdaya yang ada tanpa keharusan untuk mengikuti dan mematuhi peraturan tertentu.
Pemanfaatan sumberdaya ikan secara terbuka memberikan peluang bagi nelayan lokal maupun asing untuk mengeksploitasi sumberdaya perikanan tanpa
memperhatikan keberlanjutan dan dampak yang akan dihasilkannya. Pengaturan pemanfaatan sumberdaya ikan dan pengelolaannya telah diatur baik oleh
peraturan internasinal, nasional maupun maupun peraturan daerah di Provinsi dan Kabupaten. Pengaturan pemanfaaatan sumberdaya ikan yang dibuat tidak
sepenuhnya dapat dilaksanakan secara baik oleh pembuat aturan maupun pelaku usaha yang diharapkan melaksanakan aturan tersebut. Arah kebijakan pengelolaan
sumberdaya perikanan yang sesuai di Laut Arafura dan penanggulangan kegiatan penangkapan ikan yang tidak bertanggung jawab perlu dilakukan secara baik oleh
institusi yang berwenang mengelola dan mengawasi sumberdaya ikan baik di pusat maupun daerah agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan
perikanan tangkap di Indonesia secara khusus di Provinsi Papua.
Gambar 1 Kerangka pikir strategi penanggulangan IUU-Fishing di Laut Arafura
Potensi SDI di Laut Arafura
Pemanfaatan potensi Nelayan lokal
Nelayan asing
Pengaturan pemanfaatan
Peraturan Daerah Peraturan
nasional dan internasional
IUU-Fishing
Strategi Kebijakan Penanggulangan
IUU-Fishing
Identifikasi kegiatan IUU-Fishing
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi
Papua
Pelaksanan strategi penanggulangan
IUU-Fishing
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pelaksanaan Strategi