Identifikasi faktor eksternal Analisis kekuatan – kelemahan SW

1 Kapasitas dan kemampuan armada pengawas 3 Sarana penunjang kegiatan pengawasan yang dimiliki oleh PPNS perikanan 3 Sistim koordinasi Data dan informasi diperoleh dengan melihat sistim koordinasi yang dilakukan selama ini oleh instansi terkait yaitu antara Dinas Perikanan dan Kelautan, TNI AL, Satuan Polisi Perairan SATPOLAIR Papua maupun koordinasi dengan pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Kelautan dan Perikanan. Data dan infomasi yang dikumpulkan yaitu antara lain : 1 Bentuk koordinasi yang dilakukan selama ini baik internal yaitu dalam Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua maupun koordinasi dengan instansi terkait 2 Intensitas atau banyaknya koordinasipertemuan yang dilakukan dalan setahun 4 Aspek Keuangan Data dan informasi dikumpulkan dengan melihat besarnya biaya operasional dan biaya-biaya lain yang digunakan dalam upaya penanggulangan pelanggaran kegiatan penangkapan ikan di Perairan Papua termasuk Laut Arafura.

3.4.2 Identifikasi faktor eksternal

Faktor eksternal diperoleh melalui identifikasi berbagai faktor dari luar sistem atau organisasi. Menurut Tripomo dan Udan 2005, struktur lingkungan dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1 Lingkungan Umum General Environment, adalah komponen-komponen di luar organisasi yang tidak memiliki hubungan langsung dengan manajeman praktis, misalnya ekonomi, sosial politik, hukum dan teknologi 2 Lingkungan operasi Operating Environment, adalah komponen- komponen di luar organisasi yang berpengaruh langsung terhadap manajemen praktis persaigan, suplier, konsumen dll. 3 Lingkungan internal Internal Environment, adalah komponen dari dalam organisasi yang secara langsung mempengaruhi kinerja organisasi aspek organisasi, aspek produksi, aspek SDM, aspek keuangan dll. Faktor eksternal dalam penelitian ini menggunakan faktor lingkungan umum General Environment yaitu ekonomi, hukum dan pemerintahan. Penentuan faktor eksternal ini karena dianggap berpengaruh terhadap organisasi dalam hal ini Dinas Perikanan dan kelautan Provinsi Papua dalam upaya pengelolaan dan kegiatan penanganan IUU-Fishing di Laut Arafura. 1 Faktor ekonomi Penerimaan Asli Daerah PAD Pengumpulan data dilakukan dengan melihat besar Pendapatan Asli Daerah PAD Propinsi Papua melalui Dinas Perikanan dan Kelautan dari pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan Papua termasuk Laut Arafura yang dilakukan oleh kapal-kapal ikan yang mendapat izin dari Pemerintah Provinsi Papua. 2 Faktor hukum dan pemerintahan Faktor hukum dan pemerintahan dikaji dengan melihat ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan penanggulangan IUU- Fishing .

3.4.3 Analisis kekuatan – kelemahan SW

Menurut Tripomo dan Udan 2005, menetapkan SW dapat dibantu dengan menggunakan acuan arah organisasi yaitu tujuan atau kondisi masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Tujuan dan sasaran pembangunan perikanan di Provinsi Papua salah satunya adalah menurunkan tingkat pelanggaran pemanfaatan dan perusakan sumberdaya ikan di wilayah yang menjadi hak dan kewenangan Pemerintah Provinsi Papua yang di dalamnya termasuk Laut Arafura. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, 2006. Menetapkan suatu kondisi apakah sebagai kekuatan dan kelemahan dapat dijelaskan sebagai berikut : Kekuatan strength adalah situasi internal organisasi yang berupa kompetensikapabilitassumberdaya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangani peluang dan ancaman; kelemahan adalah situasi internal organisasi dimana kompetensikapabilitassumberdaya organisasi sulit digunakan untuk menangani kesempatan dan ancaman.

3.4.4 Analisis peluang - ancaman OT