Umer Chapra Rekonstruksi Pemikiran Para Tokoh Mengenai Pembangunan Ekonomi

dilahirkan dikeluarga yang kental dengan nilai-nilai agama Islam yang kelak menjadi pegangan kuat dalam mengembangkan pemikirannya tentang ekonomi Islam. Selain itu ia juga terlahir dikeluarga yang berkecukupan sehingga ia bisa memperoleh kehidupan dan pendidikan yang baik. Masa kecilnya ia habiskan di tanah kelahirannya hingga berumur 15 tahun. Kemudian ia pindah ke Karachi untuk meneruskan pendidikannya disana sampai meraih gelar Ph.D dari Universitas Minnesota. Dalam umurnya yang ke 29 ia mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi Khairunnisa Jamal Mundia tahun 1962, dan mempunyai empat anak, Maryam, Anas, Sumayyah dan Ayman. 90 Umer Chapra memulai karirnya di bidang akademik pada tahun 1950 dengan memperoleh medali emas saat ujian masuk di Universitas Sindh, ia menempati urutan pertama mengalahkan 25.000 mahasiswa lainnya. Kemudian ia melanjutkan studinya di Universitas Karachi 1954 sampai 1956. Bidang yang didalaminya adalah ekonomi dan bisnis, ia memperoleh gelar M.BA Master Business Administration. Kecintaan akan ilmu membawanya untuk melanjutkan pendidikannya jenjang yang lebih tinggi, yakni melanjutkan studi doktoralnya di Universitas Minnesota di Minneapolis. Chapra dikenal oleh hampir seluruh kalangan di kampus ia berada karena kecemerlangannya serta sikap rendah hatinya. Pembimbing Chapra selama program doctoral adalah Prof. Harlan Smith yang memujunya karena akhlak dan prestasi akademiknya. 90 http:id.wikipedia.orgwikiM_Umer_Chapra, Artikel diakses pada tanggal 9 Maret 2014 Umer Chapra terlibat dalam berbagai organisasi dan pusat penelitian yang berkonsentrasi pada ekonomi Islam. Saat ini dia menjadi penasehat pada Islamic Research and Training Institute IRTI dari IDB Jeddah Arab Saudi. Sebelumnya ia menduduki posisi di Saudi Arabian Monetary Agency SAMA Riyadh selama hampir 35 tahun sebagai penasihat peneliti senior. Aktivitasnya di lembaga-lembaga ekonomi Arab Saudi ini membuatnya di beri kewarganegaraan Arab Saudi oleh Raja Khalid atas permintaan Menteri Keuangan Arab Saudi, Shaikh Muhammad Aba al-Khail. Tidak hanya itu saja, lebih kurang selama 45 tahun beliau menduduki profesi diberbagai lembaga yang berkaitan dengan persoalan ekonomi diantaranya 2 tahun di Pakistan, 6 tahun di Amerika Serikat, dan 37 tahun di Arab Saudi. Selain profesinya itu banyak kegiatan ekonomi yang dikutinya, termasuk kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga ekonomi dan keuangan dunia seperti IMF, IBRD, OPEC, IDB, OIC dan lain-lain. 91 2. Pemikiran Umer Chapra Pemikiran Umer Chapra tentang pembangunan sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi pada saat itu, khususnya di negara-negara Muslim yang rata- rata masih dalam kategori negara berkembang dan masih menggantungkan pada sistem serta bantuan dari Barat dan Amerika yang menganut sekularisme. Pemikiran Chapra, khususnya dalam buku Islam and Economic Development merupakan kritik atas kecacatan sistem ekonomi Barat, penyadaran akan 91 http:id.wikipedia.orgwikiM_Umer_Chapra, Artikel diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pentingnya menggunakan sistem yang berbasis ajaran Islam, serta tawaran solusi-solusi untuk pembangunan yang lebih baik. Setidaknya hal ini dapat dilihat dari argumen dasar basic thesis yang dibangun dalam bukunya Islam and Economic Development. Dalam basic thesis- nya Chapra mengungkapkan “Ketika masyarakat sekuler terus meremehkan kebutuhan untuk pengembangan moral, mereka semua sekarang menyatakan komitmennya untuk pembangunan dengan keadilan. Ini adalah tesis dasar dari buku ini bahwa bahkan pengembangan material dengan keadilan tidak mungkin tanpa pengembangan moral. Alasan logis untuk anggapan ini adalah bahwa pembangunan yang berkeadilan membutuhkan „efisien‟ dan „pemerataan‟ penggunaan dari semua sumber daya, baik „efisiensi‟ maupun „keadilan‟ tidak bisa didefinisikan atau diaktualisasikan tanpa suntikan dimensi moral dalam kegiatan ekonomi. 92 Umer Chapra sepakat dengan nilai dasar dan tujuan ekonomi pembangunan yang telah dibahas oleh ilmuwan dan ulama‟ sebelumnya, oleh karena itu tidak akan dibahas dalam bab ini. Menurut penulis pemikiran Chapra lebih pada upaya penyegaran pemikiran, respon, dan tawaran solusi atas masalah-masalah ekonomi pada umumnya dan pembangunan khususnya yang dihadapi umat Islam. Pemikiran Umer Chapra diantaranya adalah sebagai berikut; 92 Umer Chapra, Islam and Economic Development, Islamabad : Islamic Reseach Institute Press 1993. Hal. 7 a. Efisiensi, Keadilan, dan Moral Efisiensi dan keadilan didefinisikan dalam beberapa sudut pandang. Dalam sudut pandang syariah, definisi yang paling tepat adalah sesuatu yang dapat mewujudkan visi pembangunan Islam. Maka dari itu, efisiensi yang optimal dapat dicapai dalam alokasi sumber daya apabila jumlah batas maksimum dari barang dan jasa pemenuh-kebutuhan diproduksi dengan tingkat stabilitas ekonomi yang wajar dan tingkat pertumbuhan yang berkelanjutan. 93 Efisiensi dapat diindikasikan dengan kemampuan untuk mencapai hasil yang dapat lebih diterima secara sosial tanpa menciptakan ketidakseimbangan makroekonomi yang berkepanjangan dan tanpa terlalu menguras sumber daya tak terbarukan atau merusak lingkungan. Sedangkan pemerataan dapat dikatakan tercapai dengan optimal jika distribusi sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan semua individu memadai dan ada pemerataan pendapatan dan kekayaan yang tidak mengurangi motivasi untuk bekerja, menabung, investasi dan berwirausaha. Definisi untuk efisiensi dan pemerataan yang diberikan di atas, bagaimanapun, tidak bisa eksis dengan absennya moral. Hal ini sesuai dengan prinsip yang paling penting dari ilmu fisika yaitu materi tidak dapat diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan. Sehingga total output akan selalu sama dengan 93 Umer Chapra, Islam and Economic Development, Islamabad : Islamic Reseach Institute Press 1993. Hal. 7 total input dalam hukum fisika. Definisi efisiensi yang benar bisa jadi akan seperti pendapat yang disampaikan Frank Knight, peerbandingan antara output yang berguna dengan total output atau input, bukan antara total output dengan jumlah input. Ini berarti bahwa ukuran „kegunaan‟ diperlukan untuk mengukur efisiensi. 94 Jadi segala sesuatu dikatakan efisien jika tingkat input maupun output sama dengan kegunaannya. Pandangan mengenai efisiensi dan keadilan sangatlah penting menjadi landasan dalam pembangunan, karena selama ini asumsi yang dibangun oleh teori selalu tentang kelangkaan dihadapkan dengan maksimalisasi kepuasan. Akibatnya adalah timbulnya keserakahan dan ketimpangan dalam berbagai bidang. Oleh karena itu, pembangunan dalam islam „umran al-„alam harus bisa menciptakan efisiensi dan pemerataan sumber daya yang terbatas diantara kebutuhan manusia yang tak terbatas. b. Peran Negara Dalam sistem perekonomian apapun sering terjadi pertentangan antara peran negara dan pasar. Misalnya para menganut paham liberal berpendapat bahwa “pemerintah yang baik adalah yang semakin kecil campur tangannya”. Paham liberal mengagungkan kebebasan pasar dan menginginkan peran negara seminimal mungkin, di sisi lain paham komunis menginginginkan semua berada di bawah kendali negara termasuk hak milik. 94 Umer Chapra, Islam and Economic Development, Islamabad : Islamic Reseach Institute Press 1993. Hal 8 Bagaimanapun, sebuah kepercayaan iman tidak akan bisa membantu menyejahterakan manusia. Suatu hal yang tidak realistis jika beranggapan bahwa semua orang akan menjadi manusia yang sepenuhya sadar bermoral di tengah-tengah masyarakat, hanya karena percaya akan Tuhan dan pertanggung jawaban di hari akhir. Selain itu, bahkan jika manusia sadar akan moral, mungkin mereka tidak menyadari prioritas sosial dalam penggunaan sumber daya. Hal ini alasan kenapa kehadiran negara diperlukan, untuk memainkan perannya untuk menjalankan syari‟ah, melakukan pembangunan dan pemerataan. 95 Peran pemerintah yang dimaksudkan disini tidaklah sama dengan apa yang diterapkan di pemerintahan Tiangkok dan Uni Soviet yang totaliter. Hal ini lebih merupakan peran pelengkap yang akan dimainkan oleh pemerintah melalui internalisasi nilai-nilai Islam di masyarakat, penciptaan lingkungan sosial ekonomi yang sehat, dan pengembangan lembaga-lembaga yang memungkinkan tepat, dan tidak melalui kontrol yang berlebihan, pelanggaran yang tidak perlu terhadap kebebasan individu , dan penghapusan hak milik. 96 Peran-peran pemerintah yang dimaksud diantaranya; 1 Membangun Kualitas Sumber Daya Manusia People Centre of Development 95 Umer Chapra, Islam and Economic Development revised edition, Jeddah : Islamic Reseach Institute Islamic Development Bank 2007. Hal 36 96 Umer Chapra, Islam and Economic Development, Islamabad : Islamic Reseach Institute Press 1993. Hal 62 Manusia merupakan elemen kehidupan yang tak terpisahkan dari setiap program pembangunan. Manusia adalah tujuan dan aktor dalam pembangunan. Mereka tidak akan memberika kontribusi positiv terhadap pembangunan, kecuali jika ada stimulus dan jaminan atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka dalam batasan kesejahteraan sosial, tidak ada yang lain, selain manusia yang bisa berhasil dalam mewujudkan tujuan dasar Islam. Oleh karena itu, tugas yang paling menantang di hadapan negara-negara Muslim adalah untuk memotivasi faktor manusia, untuk melakukan semua yang diperlukan untuk kepentingan pembangunan yang berkeadilan. Individu harus bersedia untuk membuat yang terbaik dengan bekerja keras dan efisien dengan integritas, kesadaran dan disiplin, dan berkorban untuk mengatasi hambatan dalam pembangunan. Mereka juga harus bersedia untuk mengubah pola konsumsi, tabungan dan investasi perilaku mereka sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk menaikkan tingkat pertumbuhan dengan pemerataan dan meminimalisir ketidakseimbangan. 97 Agar pembangunan dapat berjalan dengan cepat maka kualitas dan etos kerja sumber daya manusianya perlu terus ditingkatkan. Peningkatan dalam hal keahlian, kemampuan menejemen, dan penguasaan tekhnologi melalui peningkatan mutu pendidikan, mengadakan pelatihan-pelatihan, dan penelitian. Meningkatnya kualitas SDM dengan sendirinya akan meningkatkan produksi 97 Umer Chapra, Islam and Economic Development, Islamabad : Islamic Reseach Institute Press 1993. Hal 64 dan juga kenaikan pendapatan masyarakat. Pada kenyataanya negara-negara muslim penduduknya mendapat upah yang rendah walaupun jam kerja tinggi, sehingga kesejahteraan sukar dicapai. Oleh karena itu tugas pemerintah adalah melakukan reformasi dalam hal ketenaga kerjaan. 2 Mengurangi Pemusatan Kekayaan Rintangan paling serius dalam merealisasikan maqashid adalah pemusatan kepemilikan atas sarana-sarana produksi di negara-negara Muslim, sebagaimana juga di negara-negara di seluruh negara-negara ekonomi pasar. Cara untuk mengatasi masalah ini salah satunya dengan cara pengambilan langkah-langkah radikal yang diperbolehkan syariat. Namun, strategi ini sangat berbeda dengan sosialisme dalam menghilangkan ketidakadilan dalam kapitalisme dengan pemerintah yang totaliter. Agar tidak terjadi pemusatan kekuasaan maka kebijakan land reform reformasi pertanahan. Penguasaan tanah oleh sebagian kelompok tertentu akan menyebabkan kemiskinan sulit untuk dihapuskan. Karena pada dasarnya yang miskin tidak punya faktor produksi yaitu tanah. Selain kebijakan land reform negara juga harus pro terhadap usaha mikro dengan pemberian akses keuangan untuk permodalan. Usaha mikro adalah bentuk kemandirian masyarakat oleh karenanya harus menjadi agenda khusus negara. Pemusatan kekayaan juga bisa terjadi karena kebijakan negara yang melakukan pembangunan hanya terpusat di kota-kota saja. Desa hanya dijadikan penopang kebutuhan masyarakat kota. Pembangunan yang terpusat di kota berakibat pada arus urbanisasi yang tak terbendung, sehingga di desa mengalami masalah karena kurangnya SDM untuk membangun desa, sementara di kota mengalami masalah karena jumlah penduduk yang membludak. Pembangunan di desa pada dasarnya akan mereduksi pemusatan kekayaan. 3 Restukturasi Ekonomi dan Keuangan Restrukturisasi ekonomi dilaksanakan melalui realokasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk pembangunan yang merata tidak akan berjalan, tanpa adanya suatu penataan kembali perekonomian yang meliputi semua aspek ekonomi, termasuk konsumsi swasta, keuangan pemerintah, formasi kapital dan produksi. 98 Upaya yang dilakukan adalah dengan mengubah preferensi konsumen melalui memperkenalkan filter moral, membedakan antara kebutuhan dan kemewahan, kriteria untuk mengklasifikasi kedalam dua kategori tersebut adalah norma-norma Islam dalam konsumsi dengan ketersediaan sumber-sumber daya dan dampaknya pada persaudaraan dan persamaan sosial. 99 Keuangna adalah senjata politik, sosial, dan ekonomi yang ampuh di dunia modern. Ia berperan penting tidak hanya dalam alokasi dan distribusi sumber daya yang langka, tetapi juga dalam stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Ia juga menentukan sumber kekuatan, status sosial dan kondisi 98 M. Umer Chapra, Islam and Economic Development, terjemah Ikhwan Abidin Basri : Islam dan Pembangunan Ekonomi, hal.112 99 Ibid, h,. 113 ekonomi individu. Dengan begitu, tidak ada reformasi sosio-ekonomi tanpa restrukturisasi sistem keuangan sesuai dengan tujuan-tujuan sosial-ekonomi dari masyarakat. Restrukturisasi harus cukup menyeluruh agar lembaga keuangan dapat memberikan sumbangan penuh terhadap penghapusan ketidakseimbangan, dan terhadap intermediasi yang adil dan efisien dari sumber-sumber keuangan. 100 Karena sumber-sumber lembaga keuangan berasal dari deposit yang diletakkan oleh lembaga bagian yang representative mewakili seluruh penduduk, cukup rasional kalau ia dianggap sebagai kekayaan nasional. Oleh sebab itu, seluruhnya harus digunakan untuk kesejahteraan bagi semua sektor penduduk dan bukan untuk lebih memperkaya mereka yang sudah kaya dan berkuasa. 101 Namun yang lebih penting adalah bahwa sistem keuangan berbasih bunga yang diterapkan oleh hampir seluruh perekonomian di dunia ini terbukti tidak mampu mengatasi masalah-masalah ekonomi, dan cenderung menambah parah keadaan ekonomi. Penggunaan riba yang diharamkan tentunya mengharuskan negara-negara Muslim harus meninggalkan sistem riba dan menjalankan sistem keuangan yang Islami. 100 M. Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi terj, Ikhwan Abidin dari juldul asli Islam and Economic Challenge, Jakarta : Gema Insani Press 2000 hal. 351 101 Ibid. hal. 351 Pemikiran ketiga tokoh di atas dapat dilihat dalam table berikut ini; Al-Ghazali Ibn Khaldun Umer Chapra Indikator Pembangun an Tercapainya maslahah terlindunginya kebebasan berkeyakinan, perlindungan kehidupan, perlindungan pikiran, perlindungan harta, perlindungan keturunan Tercapainya maslahah terlindunginya kebebasan berkeyakinan, perlindungan kehidupan, perlindungan pikiran, perlindungan harta, perlindungan keturunan Tercapainya maslahah terlindunginya kebebasan berkeyakinan, perlindungan kehidupan, perlindungan pikiran, perlindungan harta, perlindungan keturunan Objek dan Subjek Pembangun an Manusia, Lingkungan dan Spiritual Manusia, Lingkungan dan Spiritual Manusia, Lingkungan dan Spiritual Peran Pemerintah dan Masyarakat Pemerintah sebagai lembaga pengatur distribusi keadilan ekonomi Hukum saling ketergantungan linked antar faktor- faktor pendorong pembangunan Pemerintah sebagai perencana dan pembuat regulasi dan masyarakat sebagai partisipator aktif dalam pembangunan Keuangan Uang sebagai alat tukar menggantikan sistem barter yang sulit terwujud Emas dan perak sebagai mata uang sah, pentingnya departemen pengelola pajak, untuk memaksimalkan pendapatan dan pengeluaran negara Revitalisasi keuangan publik ZISWAF, reformasi keuangan publik dengan mengatur prioritas pengeluaran, pajak yang adil dan efisien, membatasi defisit. Pasar Mekanisme pasar akan bekerja jika ada tempat bertemu antara permintaan dan penawaran, serta diperlukannya alat tukar sebagai pengganti sitem barter yang sulit diterapkan Mekanisme pasar akan menentukan harga, dan harga sangat dipengaruhi oleh faktor produksi dan pajak Liberalisasi pada sektor tertentu untuk kepentingan masyarakat

D. Relevansi Pembangunan Ekonomi Islam dan Pembangunan Ekonomi

Indonesia Sebagai negara dengan penduduk masyoritas memeluk agama islam yakni di atas 80. Sudah selayaknya sistem ekonomi di Indonesia berlandaskan ajaran Islam. Namun yang terjadi adalah para founding father tidak meletakkan islam sebagai landasan negara. Ekonomi Indonesia disusun berdasarkan konstitusi yang telah disepakati oleh seluruh founding father negara Indonesia yaitu UUD 1945. Asas perekonomian Indonesia diatur dalam UUD 1945 pasal 27, pasal 33, dan pasal 34. Walaupun tak sepenuhnya sama, namun, sistem pembangunan ekonomi baik Indonesia maupun pembangunan ekonomi Islam memiliki substansi yang sama dan saling akomodatif. Hal ini dapat dilihat dalam table berikut ini: Indonesia Islam bentuk usaha Pasal 33 1. usaha bersama berdasarkan kekeluargaan Kebersamaan, ukhwah, kepedulian, dan solidaritas sosial kepemilikan 2. cabang produksi strategis dikuasai negara kepemilikan individu, umum, dan negara. Sumber ekonomi strategis 3. bumi dan air dan kekayaan alam dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan rakyat Konsep fay‟ ;bumi dan kandungannya dikuasai negara dan diperuntukan untuk masyarakat umum peran negara 4. Perekonomian nasional Peran negara dalam menyediakan didasarkan pada demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. fasilitas dan pelayanan umum kebebasan, keadilan, dan kerjasama 5. ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. Kebebasan yang bertanggungjawab, persaingan yang berkeadilan dan kerjasama serta keseimbangan Fakir miskin Pasal 34 1. fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara Salah satu karakter dasar dari ekonomi Islam adalah keberpihakannya terhadap perlindungan orang-orang lemah, seperti kaum fakir, miskin, anak terlantar dan orang tidak mampu lainnya Sistem jaminan sosial 2. negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan rakyat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengna martabat kemanusiaan Islam secara spesifik memperkenalkan beberapa instrumen untuk melindungi orang-orang lemah, yaitu Zakat, Pelarangan riba, Kerjasama ekonomi, Jaminan sosial, dan Peranan negara Peran negara 3. negara bertanggung jawab Sistem fay‟ sebagai sumber untuk