n-Alkanol HASIL DAN PEMBAHASAN

27 Asam lemak unsaturasi mono- dan poliunsaturasi dan bercabang iso- dan anteiso- pada bagian muara dan hulu Sungai Somber tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini diduga karena aktivitas daratan dan sekitar estuari hampir sama sehingga kontribusi masukan bahan organik ke dalam Sungai Somber juga hampir sama. Secara umum, masukan asam lemak unsaturasi dan bercabang di Sungai Somber bagian muara dan hilir berasal dari akuatik. Tingginya aktivitas permukiman masyarakat sekitar Sungai Somber menyebabkan tingginya masukan antropogenik berupa limbah buangan manusia. Kondisi ini menyebabkan tingginya aktivitas bakteri di Sungai Somber yang diperkuat dengan terdeteksinya asam lemak bercabang yang merupakan sumber dari bakteri. Selain itu, tingginya aktivitas pertanian dan permukiman di sekitar Sungai Somber juga menyebabkan meningkatnya kandungan nutrient yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton. Hal ini dapat dilihat dari komponen nC 16:1 , nC 18:2 , nC 18:1 yang terdeteksi pada sedimen Sungai Somber bagian muara dan hulu.

4.2. n-Alkanol

Identifikasi n-alkanol dilakukan berdasarkan hasil kromatogram senyawa n-alkanol yang telah direkam selama 50 menit. Karakteristik n-alkanol yang muncul pada spektra massa dicirikan dengan nilai spektra utama mz 75. Selain itu juga dilihat nilai bobot molekul senyawa n-alkanol untuk menentukan nomor karbon senyawa n-alkanol. Karakteristik sebaran n-alkanol pada sedimen di muara dan hulu Sungai Somber yang terdeteksi berkisar antara nC 13 sampai nC 30 Gambar 12 dan 13. Sebaran menunjukkan kecenderungan bimodal dengan C max pada bagian muara dan hulu terdapat pada nomor karbon nC 22 dan nC 28 . Nilai CPI 10-20 dan CPI 20-30 28 pada bagian hulu sungai adalah 1,882 dan 38,067, sedangkan pada bagian muara sungai rantai karbon ganjil tidak terdeteksi sehingga nilai CPI 10-20 dan CPI 20-30 juga tidak terdeteksi. Bagian hulu Sungai Somber menunjukkan rantai karbon genap lebih dominan daripada rantai karbon ganjil baik pada rantai karbon pendek ≤20 dan panjang 20. Hal tersebut berdasarkan nilai CPI 10-20 dan CPI 20-30 bagian hulu, dimana nilai CPI 1 menunjukkan adanya dominasi nomor karbon genap Gogou et al., 1998. Bagian muara sungai juga didominasi oleh rantai karbon genap karena rantai karbon ganjil tidak terdeteksi. Gambar 12. Karakteristik sebaran n-alkanol pada sedimen bagian muara Stasiun 1 Sungai Somber, Balikpapan, Kalimantan Timur 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 In te n sitas x10 6 Nomor Karbon CPI 10-20 = - CPI 20-30 = - TAR OH = 8,75 29 Gambar 13. Karakteristik sebaran n-alkanol pada sedimen bagian hulu Stasiun 2 Sungai Somber, Balikpapan, Kalimantan Timur Rantai karbon pendek ≤20 nC 14 , nC 16 dan nC 18 yang terdeteksi pada sedimen Sungai Somber bagian muara dan hulu mengindikasikan adanya masukan dari zooplankton dan alga Yunker et al., 2005; Tolosa et al., 2008. Komponen nC 16 pada sedimen Sungai Somber memiliki intensitas cukup besar baik pada bagian muara sungai maupun bagian hulu sungai yang mengindikasikan adanya masukan dari bakteri Muri et al., 2004. Hal ini diduga berasal dari masukan nutrien yang tinggi akibat aktivitas masyarakat di sekitar Sungai Somber. Menurut Duan 2000, rantai karbon pendek ≤20 umumnya berasal dari organisme akuatik. Rantai karbon panjang nC 20 yang terdeteksi pada sedimen Sungai Somber bagian muara dan hulu mengindikasikan adanya masukan bahan organik 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 In te n sitas x10 6 Nomor Karbon CPI 10-20 = 1,88 CPI 20-30 = 38,07 TAR OH = 8 ,55 30 dari tumbuhan tingkat tinggi Madureira Piccinini, 1999; Duan, 2000; Yunker et al., 2005; Bechtel Schubert, 2009. Rantai karbon nC 22 , nC 24 , nC 26 , dan nC 28 yang terdeteksi pada sedimen Sungai Somber memiliki intensitas cukup besar. Komponen nC 22 atau nC 24 yang terdeteksi dapat berasal dari biota akuatik makrophyta Lu Zhai, 2006; Bechtel Schubert, 2009. Komponen nC 22 juga dapat berasal dari tumbuhan terestrial ataupun bakteri Ho Meyers 1994. Komponen nC 26 dan nC 28 utamanya berasal dari tumbuhan terestrial Muri et al. 2004; Lu Zhai 2006. Kontribusi komponen akuatik dan terestrial dapat diduga dengan menghitung rasio nilai rantai karbon panjang terhadap rantai karbon pendek. Nilai TAR OH yang diperoleh pada sedimen Muara Sungai Somber adalah 1, yaitu pada bagian muara dan hulu berturut-turut adalah 8,751 dan 8,548 Lampiran 7. Hal ini menunjukkan bahwa masukan bahan organik dari terestrial pada sedimen Muara Sungai Somber lebih besar jika dibandingkan dengan masukan yang berasal dari akuatik Meyers, 1997. Alkanol pada bagian muara dan hulu Sungai Somber memiliki sedikit perbedaan, dimana intensitas atau kelimpahan alkanol lebih tinggi pada bagian hulu sungai daripada pada bagian muara sungai. Hal ini diduga karena adanya perbedaan tingkat akumulasi materi, dimana pada daerah hulu estuari menunjukkan kondisi yang relatif tenang dibandingkan dengan daerah muara estuari. Secara umum, masukan alkanol di Sungai Somber bagian muara dan hilir berasal dari terestrial. Pada kasus di Muara Sungai Somber diduga tanaman terestrial berasal dari mangrove, karena di sekitar Sungai Somber banyak ditemukan daerah yang ditumbuhi vegetasi mangrove. 31

4.3. Isoprenoid