24
dibandingkan dengan daerah muara estuari. Sedimen Sungai Somber bagian muara dan hulu lebih didominasi masukan dari akuatik daripada terestrial.
Tingginya aktivitas pertanian dan permukimam masyarakat di sekitar Sungai Somber menyebabkan tingginya masukan nutrient. Hal ini dapat dilihat dari
terdeteksinya rantai karbon pendek yang dominan pada bagian muara dan hilir Sungai Somber yang merupakan sumber dari akuatik. Namun, rantai karbon
panjang juga terdeteksi pada sedimen Sungai Somber yang mengindikasikan adanya masukan bahan organik dari tumbuhan tingkat tinggi. Pada kasus Sungai
Somber diduga berasal dari pohon bakau karena sisi tenggara dan barat laut Sungai Somber masih berupa hutan bakau BPMPPT, 2011.
b. Asam lemak unsaturasi dan bercabang iso- dan anteiso-
Karakteristik sebaran asam lemak tidak jenuh unsaturasi telah terdeteksi pada sedimen di bagian muara dan hulu Sungai Somber. Asam lemak unsaturasi
memiliki rantai yang lebih panjang daripada asam lemak jenuh dan memiliki ikatan rangkap. Asam lemak unsaturasi dengan nomor karbon nC
16
dan nC
18
sebagian besar ditemukan pada organisme akuatik Millero Sohn, 1992; Killops Killops, 1993.
Asam lemak monounsaturasi memiliki satu ikatan rangkap yang terdeteksi pada sedimen bagian muara dan hulu Sungai Somber berkisar antara
nC
14:1
sampai nC
22:1
Gambar 10 dan 11 dengan kisaran nilai intensitas pada bagian muara dan hulu berturut-turut 1,592-16,477x10
6
dan 0,942-57,129x10
6
yang didominasi oleh nC
18:1
. Komponen asam lemak monounsaturasi nC
16:1
dan nC
18:1
yang terdeteksi pada sedimen mengindikasikan adanya masukan dari bakteri dan fitoplankton Duan, 2000; Muri et al., 2004. Komponen nC
16:1
25
memiliki konsentrasi tertinggi kedua setelah nC
18:1
yang mengindikasikan adanya masukan dari diatom Azevedo 2003. Menurut Azevedo 2003, asam lemak
unsaturasi nC
18:1
yang dominan dengan beberapa nC
16:1
dan nC
20:1
merupakan indikator biogenesis muda. Oleh karena itu, kehadiran asam lemak unsaturasi
pada sedimen Sungai Somber bagian muara dan hulu diduga relatif masih baru. Selain itu, asam lemak rantai karbon panjang dan asam lemak saturasi pada
sedimen lebih stabil dibandingkan dengan asam lemak rantai karbon pendek dan asam lemak unsaturasi Duan, 2000. Gogou et al. 1998 dan Muri et al. 2004
juga menyatakan bahwa asam lemak unsaturasi relatif lebih mudah didegradasi oleh bakteri daripada asam lemak saturasi.
Asam lemak poliunsaturasi memiliki dua atau lebih ikatan rangkap yang terdeteksi yaitu nC
18:2
dengan nilai intensitas pada bagian muara 3,543x10
6
dan pada bagian hulu 1,019 dan 10,536x10
6
. Komponen nC
18:2
yang terdeteksi pada sedimen Sungai Somber mengindikasikan adanya masukan dari alga
fitoplankton, zooplankton, dan cyanobakteri Yunker et al. 2005; Bechtel Schubert 2009.
Karakteristik asam lemak lainnya yang terdeteksi pada sedimen Sungai Somber adalah asam lemak bercabang iso- dan anteiso- yang berkisar antara C
10
sampai C
21
Gambar 10 dan 11 dengan kisaran nilai intensitas pada bagian muara 0,256-7,749x10
6
dan pada bagian hulu 0,358-17,385x10
6
. Sebaran asam lemak bercabang pada bagian muara dan hulu berturut-turut didominasi oleh cabang C
14
dan Iso-C
15.
Kehadiran asam lemak bercabang mengindikasikan biomassa dari bakteri Azevedo, 2003. Pada sedimen Sungai Somber iso- dan anteiso-C
17
juga
26
terdeteksi. Komponen iso- dan anteiso-C
15
dan C
17
mengindikasikan adanya masukan bakteri ekslusif yang mereduksi sulfat Lu Meyers, 2009.
Gambar 10. Karakteristik sebaran asam lemak unsaturasi mono- dan poliunsaturasi dan bercabang pada sedimen bagian muara Stasiun 1
Sungai Somber, Balikpapan, Kalimantan Timur
Gambar 11. Karakteristik sebaran asam lemak unsaturasi mono- dan poliunsaturasi dan bercabang pada sedimen bagian hulu Stasiun 2
Sungai Somber, Balikpapan, Kalimantan Timur
2 4
6 8
10 12
14 16
18
Cab an
g C1 Cab
an g C1
1
Cab an
g C1 2
Cab an
g C1 4
C1 4 : 1
is o
- C1 5
C1 5
Cab an
g C1 6
C1 6 : 1
C1 6 : 1
C1 6 : 1
C1 6 : 1
is o
- C1 7
an tei
so - C
17 C1
7 : 1 C1
7 : 1 Cab
an g C1
8 C1
8 : 2 C1
8 : 2 C
1 8 :
1 C1
8 : 1 Cab
an g C1
9 C1
9 : 1 Cab
an g C2
1 C
2 2 :
1
In te
n sitas 10
6
Nomor Karbon
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
55 60
Cab an
g C1 Cab
an g C1
1
Cab an
g C1 2
Cab an
g C1 4
C1 4 : 1
is o
- C1 5
an tei
so - C
15 Cab
an g C1
6 C1
6 : 1 C1
6 : 1 C1
6 : 1 C1
6 : 1 is
o - C1
7
an tei
so - C
17 C1
7 : 1 C1
7 : 1 Cab
an g C1
8 C1
8 : 2 C1
8 : 2 C1
8 : 1 C
1 8 :
1
Cab an
g C1 9
C1 9 : 1
Cab an
g C2 1
C2 2 : 1
In te
n sitas 10
6
Nomor Karbon
27
Asam lemak unsaturasi mono- dan poliunsaturasi dan bercabang iso- dan anteiso- pada bagian muara dan hulu Sungai Somber tidak memiliki
perbedaan yang signifikan. Hal ini diduga karena aktivitas daratan dan sekitar estuari hampir sama sehingga kontribusi masukan bahan organik ke dalam Sungai
Somber juga hampir sama. Secara umum, masukan asam lemak unsaturasi dan bercabang di Sungai Somber bagian muara dan hilir berasal dari akuatik.
Tingginya aktivitas permukiman masyarakat sekitar Sungai Somber menyebabkan tingginya masukan antropogenik berupa limbah buangan manusia. Kondisi ini
menyebabkan tingginya aktivitas bakteri di Sungai Somber yang diperkuat dengan terdeteksinya asam lemak bercabang yang merupakan sumber dari bakteri. Selain
itu, tingginya aktivitas pertanian dan permukiman di sekitar Sungai Somber juga menyebabkan meningkatnya kandungan nutrient yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan fitoplankton. Hal ini dapat dilihat dari komponen nC
16:1
, nC
18:2
, nC
18:1
yang terdeteksi pada sedimen Sungai Somber bagian muara dan hulu.
4.2. n-Alkanol