Fraksinasi senyawa polar Analisis kromatografi gas – spektrometri massa GC-MS Identifikasi asam lemak dan fraksi polar

17 Sigma- Aldrich; 50 µl; 80 °C; 10 menit sebelum dianalisis dengan GC-MS Prartono, 1995.

b. Fraksinasi senyawa polar

Fraksi netral dimasukkan ke kolom kromatografi yang telah terisi silika gel 5 dideaktivasi silika; 8 g untuk mendapatkan fraksi polar. Fraksi yang diperoleh adalah : I fraksi alifatik diperoleh dengan mengelut kolom dengan 50 ml n-Heksana, II fraksi aromatik diperoleh dengan mengelut campuran 20 ml dari n-Heksana : DCM 9 : 1 diikuti oleh 60 ml campuran n-Heksana : DCM 1 : 1 dan III fraksi polar diperoleh dengan mengelut campuran 25 ml dari 25 etil asetat dalam n-Heksana. Hasil tiap fraksi diuapkan menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh kurang lebih 2 ml dan dimasukkan ke dalam gelas vial. Selanjutnya, sampel diuapkan dengan nitrogen hingga kering. Pelarut n- heksana 0,5 ml ditambahkan ke dalam gelas vial bila akan dianalisis dengan GC- MS. Penelitian ini hanya menganalisis fraksi polar, sedangkan fraksi alifatik dan aromatik dilakukan oleh peneliti lain. Fraksi polar diderivatisasi melalui sililasi BSTFA; 50 µl; 80 °C; 10 menit sebelum dianalisis dengan GC-MS Prartono, 1995; Martins et al., 2007.

c. Analisis kromatografi gas – spektrometri massa GC-MS

Analisis GC-MS menggunakan kromatografi gas Shimadzu QP2010 yang dilengkapi dengan kolom silika DB-5 ms panjang 30 m; 0,32 mm diameter dalam; dan 0,25 µm ketebalan lapis film dan helium yang berfungsi sebagai gas pendorong. Kromatografi gas memiliki mode injeksi split dengan rasio 1 : 2 dan batas deteksi 0,001 ppb. Suhu oven kromatografi gas diprogram dari 40 °C sampai 300 °C dengan laju 6 °C menit setelah satu menit. Suhu oven dibiarkan konstan 18 pada 300 °C selama 20 menit. Kondisi GC-MS adalah ionisasi potensial electron energy 70eV, ion source temperature 230 °C dan interface temperature 250 °C. Full mass data dicatat antara 45 –600 Dalton setiap detik. Data dicatat dan dianalisis menggunakan perangkat lunak GCMS Real Time Analysis dan GCMS Postrun Analysis.

d. Identifikasi asam lemak dan fraksi polar

Asam lemak dan fraksi polar diidentifikasi dan dihitung menggunakan kromatografi gas dan kromatografi gas –spektrometri massa. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan indeks relative retention dan mass spectra dengan data literatur. Asam lemak pada sampel sedimen dideteksi berdasarkan intensitas dari spektra utama base peak mz 117, n-alkanol dengan mz 75, Isoprenoid phytol dengan mz 143, dihidrophytol dengan mz 57 dan 355, dan asam phytanoat dengan mz 73 dan 159, selanjutnya diidentifikasi spektra massanya spektra massa dapat dilihat pada Lampiran 2, Lampiran 5, dan Lampiran 8. Sterol dideteksi berdasarkan intensitas dari beberapa spektra utama seperti coprostanol, epicoprostanol, cholestanol dengan mz 215 dan 460, stigmastanol dengan mz 215 dan 488, sitosterol dengan mz 396 dan 486, stigmasterol dengan mz 129 dan 394, campesterol dengan mz 129 dan 472, brassicasterol dengan mz 129, dan cholesterol dengan mz 129 dan 458, selanjutnya diidentifikasi spektra massanya.

e. Penentuan nomor karbon