Penentuan nomor karbon Perhitungan parameter molekuler

18 pada 300 °C selama 20 menit. Kondisi GC-MS adalah ionisasi potensial electron energy 70eV, ion source temperature 230 °C dan interface temperature 250 °C. Full mass data dicatat antara 45 –600 Dalton setiap detik. Data dicatat dan dianalisis menggunakan perangkat lunak GCMS Real Time Analysis dan GCMS Postrun Analysis.

d. Identifikasi asam lemak dan fraksi polar

Asam lemak dan fraksi polar diidentifikasi dan dihitung menggunakan kromatografi gas dan kromatografi gas –spektrometri massa. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan indeks relative retention dan mass spectra dengan data literatur. Asam lemak pada sampel sedimen dideteksi berdasarkan intensitas dari spektra utama base peak mz 117, n-alkanol dengan mz 75, Isoprenoid phytol dengan mz 143, dihidrophytol dengan mz 57 dan 355, dan asam phytanoat dengan mz 73 dan 159, selanjutnya diidentifikasi spektra massanya spektra massa dapat dilihat pada Lampiran 2, Lampiran 5, dan Lampiran 8. Sterol dideteksi berdasarkan intensitas dari beberapa spektra utama seperti coprostanol, epicoprostanol, cholestanol dengan mz 215 dan 460, stigmastanol dengan mz 215 dan 488, sitosterol dengan mz 396 dan 486, stigmasterol dengan mz 129 dan 394, campesterol dengan mz 129 dan 472, brassicasterol dengan mz 129, dan cholesterol dengan mz 129 dan 458, selanjutnya diidentifikasi spektra massanya.

e. Penentuan nomor karbon

Perhitungan nomor karbon n-alkanol dan asam lemak adalah dengan menghitung bobot molekul yang muncul pada spektra massa. Bentuk fragmentasi ion dicirikan oleh kelompok peak dimana penghubung peak pada setiap kelompok 19 bernilai 14 CH 2 satuan massa. Secara sederhana dituliskan dengan persamaan 3 dan 4 sebagai berikut: n-alkanol : dimana: x = nomor karbon [M + - 15] = molekuler based peak - 15 75 = ion target n-alkanol ion based peak 14 = berat molekul CH 2 n-asam alkanoatfatty acid : dimana: x = nomor karbon [M + - 15] = molekuler based peak - 15 117 = ion target n-asam alkanoatfatty acid - ionic based peak 14 = berat molekul CH 2

f. Perhitungan parameter molekuler

Nilai Carbon Preference Index CPI untuk n-asam alkanoat FA dan n- alkanol OH dihitung dengan persamaan 5 dan 6 berikut Prartono, 1995; Silva et al., 2008. ……………………………………….…… 3 ……………..…………………….….... 4 [M + - 15] - 75 14 Cx = [M + - 15] - 117 14 Cx = + 2 20 n-asam alkanoat dan n-alkanol : [ ∑ ∑ ∑ ∑ ] [ ∑ ∑ ∑ ∑ ] Untuk menginterpretasikan dominasi terestrial versus akuatik digunakan terestrial to aquatic ratio TAR Meyers, 1997; Lu Meyers, 2009 dengan persamaan 7 sebagai berikut : TAR FA OH = C 24 + C 26 + C 28 C 12 + C 14 + C 16 Untuk melihat adanya dominasi masukan dari autotonus akuatik atau alotonus terestrial secara relatif pada sterol digunakan rasio cholesterol C 27 Δ 5 sitosterol C 29 Δ 5 Mater et al., 2004. .. 5 .. 6 ............................................ 7 21

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Asam Lemak a. Asam lemak saturasi

Identifikasi asam lemak dilakukan berdasarkan hasil kromatogram senyawa asam lemak yang telah direkam selama 50 menit. Karakteristik asam lemak yang muncul pada spektra massa dicirikan dengan nilai spektra utama base peak mz 117. Selain itu juga dilihat nilai bobot molekul senyawa asam lemak untuk menentukan nomor karbon senyawa asam lemak. Karakteristik sebaran asam lemak saturasi pada sedimen di bagian hulu dan hilir muara Sungai Somber yang terdeteksi berkisar antara nC 10 sampai nC 34 Gambar 8 dan 9 dengan kisaran nilai intensitas pada bagian muara dan hulu berturut-turut 0,069-71,199 x10 6 dan 0,198-72,012 x10 6 . Sebaran asam lemak pada bagian muara Sungai Somber menunjukkan kecenderungan pola monomodal dengan C max pada nomor karbon nC 16 , sedangkan sebaran asam lemak pada bagian hulu Sungai Somber menunjukkan kecenderungan pola bimodal dengan C max pada nomor karbon nC 16 dan nC 28 yang didominasi oleh nomor karbon nC 16 . Sumber komponen nC 16 yang utama berasal dari alga, tetapi dapat ditemukan juga pada bakteri, fungi dan tumbuhan tingkat tinggi Meyers, 1997; Volkman et al., 1998; Muri et al., 2004. Nilai Carbon Preference Index CPI 10-20 dan CPI 20-30 pada bagian muara adalah 7,50 dan 3,87, sedangkan pada bagian hulu nilai CPI 10-20 dan CPI 20-30 adalah 5,43 dan 3,80. Nilai CPI 1 menunjukkan rantai karbon genap lebih dominan daripada rantai karbon ganjil Gogou et al., 1998; Duan Ma, 2001. Nilai CPI pada muara dan hulu berkisar antara 3,80-7,50 yang