Alur proses di WTP terbagi menjadi dua, yaitu Alur Proses Raw Water Treatment dan Alur Proses Demin Plant Treatment.
a. Raw Water Treatment
Gambar 3.4 Diagram Alur Proses Pada Raw Water Treatment Sumber : Metode Penelitian Pribadi
Diatas adalah gambar diagram alur proses pada raw water treatment plant. Alir sungau dihisap menggunakan Intake Pump,
sebelum air memasuki Raw Water Purifying Tank, air di-injeksikan tiga zat kimia, yaitu Poly Anionic Monomer PAM, Poly
Alumimium Cloride PAC, dan NaOCl. Fungsi ketiga zat itu sendiri adalah sebagai berikut:
- PAM
: Membuat lumpur-lumpur yang ikut terhisap
menjadi terikat dalam ikatan yang kecil. -
PAC :
Membuat lumpur-lumpur yang sudah terikat sebelumnya menjadi ikatan yang besar,
bertumpuk hingga membuat lumpur-lumpur tersebut jatuh ke dasar tanki dan mengendap.
- NaOCl
: Membunuh atau membersihkan mikro orga-
nisme, menghambat dan menghentikan pertumbuhan lumut, serta menatralisirkan air.
Setelah masuk ke Raw Water Purifying Tank, air disaring dan dijernihkan, dan disinilah akhir dari proses Raw Water Treatment.
Air yang sudah diproses tadi dihisap oleh Service Pump dan siap didistribusikan pada tiga jalur utama, yaitu Demin Plant, Cooling
Tower, dan Unit.
b. Demin Treatment Plant
Air yang sudah diproses oleh Raw Water Treatment diproses
kembali di Demin Treatment Plant untuk mencapai Standarisasi
Demin yang dibutuhkan. Proses yang dilakukan pada Demin Treatment Palnt ini yaitu air dari service pump masuk ke Multimedia
Filter MMF dengan ditambahkan NaOCl untuk membersihkan kembali air yang keluar dari service pump yang melalui pipa-pipa
sebelum sampai di MMF.
Gambar 3.5 Diagram Alur Proses Pada Demin Treatment Plant Sumber : Metode Penelitian Pribadi
Setelah melalui pembersihan tahap pertama, air yang keluar dari MMF langsung memasuki Carbon Filter untuk membersihkan zat-
zat minyak yang terkandung didalam air sebelum memasuki Conductivity Reductor yang berupa Reverse Oxydation RO.
Didalam RO konduktivitas airnya dikurangi dan air yang sudah melalui RO masuk ke Reject Tank hingga airnya sampai di EDI
System. Di EDI System, ion-ion yang terkandung didalam air dihilangkan dan langsung disimpan ditempat penampungannya,
yaitu Demin Tank dengan standarisasi pH 6-7. Air yang tersimpanpun siap dipompakan ke Dearator dengan menggunakan
Make Up Pump.
3.2.2 Coal Handling System CHS
Tujuan dari proses yang ada pada Coal Handling System CHS ini adalah untuk memenuhi kebutuhan batubara Fuel Supply pada Boiler.
Dalam menjalankan prosesnya, CHS memiliki beberapa alat seperti Excavator, Grab Crane, Vibro 1 2, Conveyor 1 - 3, Magnet, Crusher 1
2, Dustor 1 sampai 5, Coal Plough, Bunker, dan Coal Feeder. Batubara dari tambang dibawa ke Stock Pile yang ada di PLTU 3×10
MW. Di Stock Pile, batubara yang masih berukuran besar dihancurkan dihancurkan dan dirapikan dengan menggunakan alat berat yang berupa
Excavator, setelah dihancurkan dan dirapikan, batubara yang ada di Stock Pile diangkut oleh Grab Crane menuju Vibro.
Gambar 3.6 Diagram Alur Proses Pada Coal Handling System CHS Sumber : Metode Penelitian Pribadi
Sesampainya di Vibro, batubara tersebut dibersihkan dari debu dengan menggunakan Dustor 1 dan dibawa dengan menggunakan
Conveyor 1 melewati Magnet untuk menarik besi-besi kecil yang terbawa dari tambang agar tidak ikut masuk kedalam Crusher. Conveyor 1 terus
berjalan dengan membawa batubara tersebut menuju ke Crusher dan setelah sampai disana, batubara dihancurkan kembali menjadi ukuran
sekitar 0,1 – 1 cm, namun nantinya masih ada beberapa batubara yang
ukurannya mencapai sekitar 5 cm, tetapi itu tidak akan menjadi masalah karena boiler yang dipakai disini masih mampu untuk memprosesnya.
Batubara tadi dibersihkan lagi dengan Dustor 2 dan dibawa ke atas menuju Bunker dengan menggunakan Conveyor 2. Setelah sampai diatas batubara
tersebut dipindahkan ke Conveyor 3 dan dibersihkan kembali dari debu dengan Dustor 3 sampai Dustor 5 sebelum diatur oleh Coal Plough untuk
memasuki Bunker mana yang kita inginkan. Batubara yang ada di Bunker siap dibawa ke Boiler dengan bantuan Coal Feeder.
3.2.3 Boiler System
Tujuan dari operasi boiler adalah untuk memenuhi kebutuhan supply uap pada turbin. Alat-alat yang digunakan dalam opersi sistem boiler
adalah Oil Supply Tanks, Oil Filter, Oil Pump, Oil Separator, Oil Valve,
Ignition, Burner, Coal Feeder, Furnace, Primary Air Fan PAF, Secondary Air Fan SAF, Dearator, Boiler Feed Water Pump BFWP,
HP Heater, Economizer, Steam Drum, Water Wall, Super Heater, Electro Static Precipitator ESP, Compressor, Ash Silo, Induced Draught Fan ID
Fan, dan Chimney. Proses dalam operasi Boiler terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Fuel And Combustion Process
PLTU PTBA 3×10 MW menggunakan boiler berjenis CFB Continuous Fluidized Bed, yang mana mempunyai tiga bahan
yang menjadi dasar dari proses pembakaran, yaitu:
Solar Diesel Fuel
Gambar 3.7 Diagram Alur Fuel And Combustion Process pada Diesel Fuel Sumber : Metode Penelitian Pribadi
Solar ini hanya digunakan pada saat cool start Pemanasan furnace dalam kondisi dingin. Solar yang dibawa oleh tanky
truck didistribusikan ke Oil Supply Tanks, meskipun pada tanky truck sudah tersedia pompa untuk memindahkan solarnya,
PLTU PTBA 3×10 MW ini juga memiliki pompa hisap untuk membantu proses hisap solar untuk sampai ke Oil Supply Tanks.
Ada dua tahapan yang dilakukan pada solar ini sebelum memasuki burner, tahapan tersebut yaitu sebagai berikut.
Pemisahan Kotoran Dari Solar
Solar didalam Oil Supply Tanks dihisap menggunakan pompa hisap Oil Pump melewati Oil Filter untuk member
sihkan solar dari kotoran ada didalamnya.
Pemisahan Kandungan Air Dari Solar
Setelah melewati Oil Filter untuk memisahkan kotoran
yang terbawa, solar dipisahkan kandungan airnya dengan menggunakan Oil Separator.
Setelah melewati dua tahapan tersebut solar tersebut siap di- inject kedalam burner, untuk mengatur kapasitas semprotan
solar nya digunakanlah Oil Valve. Solar didalam burner diberikan udara, tekanan, dan percikan api dari Ignition hingga
solar itupun terbakar didalam burner. Uap panas yang dihasilkan burner naik, masuk ke furnace melalui nozzles yang
ada didasar furnace, untuk memanaskan pasir silika sampai mencapai temperatur sekitar 350°C sebelum batubara dapat
dimasukkan kedalam furnace.
Pasir Silika Silica Sand
Continous Fluidized Bed, bed yang dimaksud adalah pasir silika ini. Dalam pemanasannya, pasir silika ini di jaga agar tetap
ditengah furnace, agar tidak mengendap didasar dan sisi furnace. Untuk menjaga agar pasir silika ini tetap melayang ditengah
furnace, ada dua pompa yang berperan dalam hal ini, yaitu Primary Air Fan PAF yang meniupkan udara dari bawah agar
membuat pasir silika melayang, sementara untuk menjaga agar pasir tersebut tetap ditengah dan tidak mengendap disisi-sisi
furnace, digunakanlah Secondary Air Fan SAF. Untuk PAF tekanan yang digunakan sekitar 6 KPA dan untuk SAF tekanan
yang digunakan sekitar 2 KPA. Pasir silika ini berfeungsi sebagai cool start sampai temperaturnya mencapai sekitar 350°C
dan sebagai pengunci panas.
Batubara Coal
Setelah temperatur pasir silika telah mencapai angka yang
telah ditentukan tadi, batubara yang berasal dari bunker dimasukkan kedalam furnace dengan menggunakan coal feeder
yang kemudian jatuh ke pipa yang menuju ke furnace didalam pipa itu batubara jatuh dan terlempar karena tekanan udara dari
PAF yang juga disalurkan ke pipa tersebut. Alur proses dari stock pile sampai ke bunker sendiri sudah dijelaskan sebelumnya
pada bagian Coal Handling System CHS. Pembakaran terus terjadi didalam furnace dan sebisa mungkin temperaturnya
dijaga konstan dikisaran 740°C sampai 850°C. Inilah proses pembakaran yang terjadi didalam operasi boiler.
b. Water To Steam Process