Sejarah dan Perkembangan Turbin Uap

10 BAB III DASAR TEORI 3.1 Turbin Uap 3.1.1 Pengertian Turbin Uap Turbin uap adalah sebuah turbin yang berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap menjadi energi putar energi mekanik. Poros turbin dikopel dengan poros generator sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar. Sistem kerja turbin uap ini yaitu uap yang masuk ke dalam turbin akan menabrak sudu-sudu turbin sehingga menggerakkan rotor atau shaft dari turbin. Turbin bisa berputar akibat adanya perbedaan tekanan. Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung pada jenis mekanisme yang digunakan, turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang seperti pada bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik dan untuk transportasi. Pada proses perubahan energi potensial menjadi energi mekanisnya yaitu dalam bentuk putaran poros dilakukan dengan berbagai cara. Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu stator dan rotor yang merupakan komponen utama pada turbin kemudian di tambah komponen lainnya yang meliputi pendukungnya seperti bantalan, kopling dan sistem bantu lainnya agar kerja turbin dapat lebih baik. Sebuah turbin uap memanfaatkan energi kinetik dari fluida kerjanya yang bertambah akibat penambahan energi termal.

3.1.2 Sejarah dan Perkembangan Turbin Uap

Sebuah turbin uap terdiri dari sebuah roda yang diputar oleh uap yang masuk ke dalam pisau baling-baling di sisi luarnya, dalam sistem tertutup. Konsep itu telah diusulkan dan digambarkan jauh-jauh hari oleh orang Italia Giovanni Branca pada tahun 1629 dalam bukunya Le Machine. William Avery mengembangkan penerapan awalnya pada tahun 1831 di Amerika Serikat, tetapi mesinnya tidak berjalan lancar dan tidak efisien. Seorang penemu berkebangsaan Swedia Gustave De Laval mengembangkan sebuah sistem turbin uap yang efektif pada tahun 1883, dan ia memiliki andil sebagai penemu turbin uap modern. Dia menggunakan turbin kecil untuk menggerakkan sebuah alat yang memisahkan busa dan susu dengan gaya sentrifugal, mcngoperasikannya pada tingkat yang teramat sangat tinggi sebanyak 30.000 putaran dalam satu menit. Kecepatan itu terlalu tinggi untuk digunakan dalam transportasi praktis, meskipun De Laval segera membuat turbin uap untuk beragam penerapan stasioner, dan perusahaannya belakangan juga memproduksi turbin gas. Pada tahun 1884 Charles Parsons 1854-1931, seorang insinyur Inggris, mematenkan turbin uap yang sama dengan rancangan De Laval, dengan beberapa rangkaian baling baling yang dipasang pada sebuah rotor. Pengembangan dari Parsonslah yang menjadikan turbin uap praktis untuk diterapkan pada beberapa tugas-berat yang yang membutuhkan kecepatan revolusi yang lebih lambat namun lebih kuat. Pisau stasioner mendorong uap untuk menggerakkan pisau putar dengan menggunakan serangkaian pisau untuk mengurangi kecepatan dan tekanan. Turbinnya, yang juga berputar pada kecepatan yang sangat tinggi, bisa digunakan untuk mengggerakkan generator listrik. Parsons mengembangkan sebuah turbin uap perahu bertenaga baling- baling, Turbina, yang memperoleh catatan kecepatan sampai 34 knot pada tahun 1897. Turbin Parsons kemudian dipasang pada kapal pesiar Lusitania dan Mauritania. Di Amerika Serikat, Charles Curtis menyempurnakan turbin uap dalam skala besar dan menjual hak paten untuk rancangan itu kepada General Electric pada tahun 1902, yang kemudian menggunakannya untuk membangun pabrik-pabrik pembangkit listrik.

3.1.3 Klasifikasi Turbin Uap