MASYARAKAT MADANI
A. Konsep Masyarakat Madani
Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep “civil society”.   Orang   yang   pertama   kali   mengungkapkan   istilah   ini   adalah  Anwar   Ibrahim   dan
dikembangkan   di   Indonesia   oleh   Nurcholish   Madjid.   Pemaknaan   civil   society   sebagai masyarakat madani merujuk pada konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi
Muhammad.   Masyarakat   Madinah   dianggap   sebagai   legitimasi   historis   ketidakbersalahan pembentukan civil society dalam masyarakat muslim modern.
Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil society. Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang
Barat yang pertama kali menggunakan kata “societies civilis” dalam filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali dipahami sebagai negara state. Secara historis, istilah civil society
berakar dari pemikir Montesque, JJ. Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata   suatu   bangunan   masyarakat   sipil   yang   mampu   mencairkan   otoritarian   kekuasaan
monarchi-absolut dan ortodoksi gereja Larry Diamond, 2003: 278. Antara Masyarakat Madani dan Civil Society sebagaimana yang telah dikemukakan di
atas, masyarakat madani adalah istilah yang dilahirkan untuk menerjemahkan konsep di luar menjadi “Islami”. Menilik dari subtansi civil society lalu membandingkannya dengan tatanan
masyarakat Madinah yang dijadikan pembenaran atas pembentukan civil society di masyarakat Muslim modern akan ditemukan persamaan sekaligus perbedaan di antara keduanya.
Perbedaan   lain   antara   civil   society   dan   masyarakat   madani   adalah   civil   society merupakan   buah   modernitas,   sedangkan   modernitas   adalah   buah   dari   gerakan   Renaisans;
gerakan   masyarakat   sekuler   yang   meminggirkan   Tuhan.   Sehingga   civil   society   mempunyai moral-transendental   yang  rapuh  karena  meninggalkan  Tuhan.   Sedangkan  masyarakat   madani
lahir   dari   dalam   buaian   dan   asuhan   petunjuk  Tuhan.   Dari   alasan   ini   Maarif   mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah masyarakat yang terbuka, egalitar, dan toleran atas landasan
nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah A. Syafii Maarif, 2004: 84.
Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah: memiliki banyak arti atau sering diartikan dengan makna yang beda-beda. Bila merujuk kepada Bahasa Inggris, ia berasal
dari   kata   civil   society   atau   masyarakat   sipil,   sebuah   kontraposisi   dari   masyarakat   militer. Menurut Blakeley dan Suggate 1997, masyarakat madani sering digunakan untuk menjelaskan
“the sphere of voluntary activity which takes place outside of government and the market.” Merujuk pada Bahmueller 1997.
B. Pengertian Masyarakat Madani