II-10
6. Data Pengamatan GPS
Ada dua kode
pseudo-random noise
PRN yang dikirimkan oleh satelit GPS dan digunakan sebagai penginformasian jarak, yaitu kode-P P =
Precise
atau
Private
dan kode-CA CA =
Coarse Acquisition
atau
Clear Access
. Kode- kode tersebut merupakan suatu rangkaian kombinasi bilangan 0 dan 1 biner
seperti yang dicontohkan pada Gambar II.5.berikut.
Gambar II.6
.
Contoh Struktur Kode pada Sinyal GPSHasanuddin Z.Abidin,2007
Secara sepintas kode-kode tersebut nampak seperti rangkaian kombinasi 0 dan 1 yang acak, sehingga dinamakan
pseudo-random
. Sebenarnya kode-kode tersebut punya struktur yang unik dan tertentu yang dibangun menggunakan suatu
algoritma matematis tertentu. Pada dua kode PRN yang sama, strukturnya hanya akan berimpit sama sekali saja dalam susunannya atau dengan kata lain kedua
kode akan mempunyai korelasi maksimum hanya kalau keduanya berimpit
zero lag
. Perlu ditekankan bahwa setiap satelit GPS mempunyai struktur kode yang unik dan berbeda dengan satelit-satelit GPS lainnya. Hal ini memungkinkan
receiver
GPS mengenali dan membedakan sinyal-sinyal yang datang dari satelit- satelit yang berbeda.
a. Penentuan jarak
Pseudorange
dengan Kode Prinsip pengukuran jarak adalah
receiver
GPS membanndingkan kode yang diterima dari satelit replika kode yang diformulasikan di dalam
receiver
. Waktu yang diperlukan untuk “mengimpitkan” kedua kode tersebut adalah waktu yang diperlukan oleh kode tersebut untuk
menempuh jarak dari satelit ke pengamat.
II-11
Gambar II.7
.
Prinsip Penentuan Jarak Pseudorange dengan KodeHasanuddin Z.Abidin,2007
Karena jam
receiver
tidak sinkron dengan jam satelit maka jarak di atas masih terkontaminasi oleh kesalahan waktu, sehingga jarak tersebut
dinamakan pseudorange. Presisi jarak sekitar 1 dari panjang gelombang kode untuk Kode-P = 0.3 m dan untuk Kode-CA = 3 m.[Hasanuddin
Z.Abidin, 2007]. b.
Penentuan jarak dengan Fase Untuk merubah data fase menjadi data jarak,
Cycle ambiguity
N harus ditentukan terlebih dahulu nilainya. Seandainya nilai ambiguitas fase dapat
ditentukan secara benar, maka jarak fase tersebut akan menjadi ukuran jarak yang sangat teliti tingkat presisi dalam orde mm dan dapat
digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian posisi yang tinggi orde mm-cm. Tetapi perlu ditekankan bahwa penentuan nilai
ambiguitas fase yang benar bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.
Gambar II.8
.
Prinsip Penentuan Jarak dengan F ase Hasanuddin Z.Abidin,2007
II-12
7. Ketelitian Posisi GPS