II-1
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Penelitian Terdahulu
Keaslian penelitian dari peneliti sebelumnya yang pernah dilakukan dan dijadikan sebagai referensi penelitian ini yaitu :
1.
Analisis Pengaruh Panjang Baseline Terhadap Ketelitian Pengukuran Situasi Dengan Menggunakan GNSS Metode RTK-NTRIP Studi Kasus:
Semarang, Kab. Kendal dan Boyolali, Ega Gumilar Hafiz, ST Universitas Diponegoro.
Pada penelitian ini dibahas mengenai analisis ketelitian pengukuran dari ketiga panjang
baseline
didapatkan hasil yang berbeda, sehingga membuktikan bahwa panjang
baseline
berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Dimana, urutan hasil yang paling baik dari pengukuran ini
yaitu, panjang
baseline
1 km panjang
baseline
15.6 km panjang
baseline
57,6 km. 2.
Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah, Joko Setiady Institut Teknologi Nasional.
Pada penelitian ini dibahas mengenai penggunaan
receiver GPS RTK Real Time Kinematic
didapatkan ketelitian rata-rata hasil pengukuran posisi titik menggunakan
GPS RTK
dibandingkan dengan menggunakan alat
ETS Electronic Total Station
adalah sebesar 0,214 m sehingga dapat diterapkan untuk pembuatan peta skala 1 : 500. Untuk daerah
terbuka, pengukuran bidang tanah menggunakan
GPS RTK
memerlukan waktu dua kali lebih cepat dibandingkan dengan ETS, namun
GPS RTK
kurang teliti apabila pada area pengukuran yang tertutup.
II-2 2.1.2
Pengertian Bidang Tanah
Bidang tanah didefinisikan sebagai bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang terbatas. Pemetaan bidang tanah dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran posisi titik-titik batas dari bidang tanah untuk mendapatkan kepastian letak bidang tanah tersebut di permukaan bumi. Pemetaan
suatu bidang tanah dilaksanakan dengan cara terestrial, fotogrametris, atau metode lainya.
Pada pengukuran bidang tanah penggunaan pita ukur untuk keperluan pengukuran jarak sering digunakan,jarak yang diperoleh kemudian digunakan
untuk penghitungan luas bidang. Sampai saat ini sebagian besar pengukuran bidang tanah untuk kepentingan BPN dan PBB dilakukan secara terestris dengan
cara pengukuran langsung menggunakan pita ukur, Salah satu alternatif pemetaan digital seiring dengan perkembangan teknologi pemetaan saat ini adalah teknologi
Global Positioning System
GPS [Yuwono ,2011]. Dalam Badan Pertanahan Nasional BPN standar teknis pengukuran dan
pemetaan kadastral yang berlaku pada BPN, yaitu PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, PMNA KBPN No. 3 Tahun 1997 yaitu tentang Ketentuan
Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997 beserta Petunjuk Teknis PMNA KBPN No.3 Tahun 1997 Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah. Ketelitian luas
bidang tanah yang diperkenankan di BPN adalah KL ≤ 0.5√L, dimana KL adalah
Ketelitian Luas dan L adalah Luas bidang tanah tersebut [Badan Pertanahan Nasional,1998].
2.1.3 GPS Global Positioning System