II-2 2.1.2
Pengertian Bidang Tanah
Bidang tanah didefinisikan sebagai bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang terbatas. Pemetaan bidang tanah dilakukan dengan cara
melakukan pengukuran posisi titik-titik batas dari bidang tanah untuk mendapatkan kepastian letak bidang tanah tersebut di permukaan bumi. Pemetaan
suatu bidang tanah dilaksanakan dengan cara terestrial, fotogrametris, atau metode lainya.
Pada pengukuran bidang tanah penggunaan pita ukur untuk keperluan pengukuran jarak sering digunakan,jarak yang diperoleh kemudian digunakan
untuk penghitungan luas bidang. Sampai saat ini sebagian besar pengukuran bidang tanah untuk kepentingan BPN dan PBB dilakukan secara terestris dengan
cara pengukuran langsung menggunakan pita ukur, Salah satu alternatif pemetaan digital seiring dengan perkembangan teknologi pemetaan saat ini adalah teknologi
Global Positioning System
GPS [Yuwono ,2011]. Dalam Badan Pertanahan Nasional BPN standar teknis pengukuran dan
pemetaan kadastral yang berlaku pada BPN, yaitu PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, PMNA KBPN No. 3 Tahun 1997 yaitu tentang Ketentuan
Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997 beserta Petunjuk Teknis PMNA KBPN No.3 Tahun 1997 Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah. Ketelitian luas
bidang tanah yang diperkenankan di BPN adalah KL ≤ 0.5√L, dimana KL adalah
Ketelitian Luas dan L adalah Luas bidang tanah tersebut [Badan Pertanahan Nasional,1998].
2.1.3 GPS Global Positioning System
1. Pengertian GPS
GPS atau
Global Positioning System
, merupakan sebuah alat atau suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit dan dapat digunakan untuk
menginformasikan penggunanya dimana dia berada secara global di permukaan bumi yang berbasiskan satelit. Data dikirim dari satelit berupa sinyal radio dengan
data digital. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24
susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan tiga buah buah satelit sebagai
II-3 cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di
seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara empat sampai delapan buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian
sangat tinggi.
2. Segmen GPS
Secara umum ada tiga segmen dalam sistem GPS yaitu segmen sistem kontrol, segmen satelit, dan segmen pengguna. Satelit GPS dapat dianalogikan
sebagai stasiun radio angkasa, yang diperlengkapi dengan antena-antena untuk mengirim dan menerima sinyal-sinyal gelombang. Sinyal-sinyal ini selanjutnya
diterima oleh
receiver
GPS di permukaan bumi, dan digunakan untuk menentukan informasi posisi, kecepatan, maupun waktu. Secara umum segmen sistem kontrol
berfungsi mengontrol dan memantau operasional satelit dan memastikan bahwa satelit berfungsi sebagaimana mestinya. Segmen pengguna terdiri dari para
pengguna satelit GPS di manapun berada. Dalam hal ini alat penerima sinyal GPS GPS
receiver
diperlukan untuk menerima dan memproses sinyal-sinyal dari satelit GPS untuk digunakan dalam penentuan posisi, kecepatan dan waktu.
Komponen utama dari suatu
receiver
GPS secara umum adalah antena dengan
pre-amplifier
, bagian RF dengan pengidentifikasi sinyal dan pemroses sinyal, pemroses mikro untuk pengontrolan
receiver
, data sampling dan pemroses data solusi navigasi, osilator presisi , catu daya, unit perintah dan tampilan, dan
memori serta perekam data.[Hasanuddin Z.Abidin,2007]
Gambar II.1. Segmen GPSHasanuddin Z.Abidin,2007
II-4
3. Sinyal dan Bias GPS