Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP

peradilan pidana. Perlindungan ini merupakan salah satu bentuk penghargaan atas konstribusi mereka dalam proses ini. Berdasarkan amanat undang- undang tersebut, dibentuklah Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban LPSK. 25

1. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP

Masalah perlindungan saksi danatau korban di Indonesia telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemberian perlindungan terhadap saksi, korban dan pelapor. Sebelum Undang-Undang RI No. 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang- Undang No.13 Tahun 2006 Tentang Perlindungan Saksi dan Korban lahir, telah ada beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur hal tersebut, namun masih belum lengkap dan kurang dalam mengatur perlindungan saksi pelapor terhadap tindak pidana narkotika. Beberapa peraturan perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut : KUHAP memang tidak mempunyai ketentuan yang secara khusus, rinci dan lengkap tentang hak-hak saksi korban dan atau pelapor dalam proses pidana. Akan tetapi bukan berarti dalam hukum tersebut tidak ada ketentuan semacam itu. Adapun beberapa Pasal dalam KUHAP yang dianggap memberikan perlindungan pada saksi dan korban adalah : 26 1 Keterangan tersangka dan atau saksi kepada penyidik diberikan tanpa tekanan dari siapa pun dan atau dalam bentuk apapun. Pasal 117: 25 http:hukum.unsrat.ac.idmenkepbersamakpkjaksaagung2005.pdf, diakses pada 5 maret 2015. 26 http:www.pemantauperadilan.comopini49perlindungansaksi20dan20korb an20sebagai20sarana20menuju20proses.pdf,Surastini Fitrianisah, perlindungan saksi dan korbansebagai sarana menuju peradilan pidana yang jujur dan adil, diakses 5 maret 2015. 2 Dalam hal seorang tidak boleh menjadi saksi dalam suatu perkara ia tidak boleh pula menjadi juru bahasa dalam perkara itu. Ketentuan yang diatur dalam Pasal ini berkaitan erat dengan Pasal 52 KUHAP.Pasal ini memberikan jaminan terhadap seorang saksi untuk memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik atau hakim.Apabila terjadi pemeriksaan terhadap diri saksi dengan tekanan maka berita acara pemeriksaan penyidikan tersebut adalah batal demi hukum, sesuai dengan Pasal 422 KUHP. 27 1 Keterangan tersangka dan atau saksi dicatat dalam berita acara yang ditandatangani oleh penyidik dan oleh yang member keterangan itu setelah mereka menyetujui isinya. Pasal 118: 2 Dalam hal tersangka dan atau saksi tidak mau membubuhkan tandatangannya, penyidik mencatat hal itu dalam berita acara dengan menyebut alasannya. Saksi dalam hal tidak mau menandatangani berita acara, ia harus memberikan alasan yang kuat dan mengenai berita acara, berkaitan dengan Pasal 75 KUHAP. 28 Menurut penjelasan Pasal 166 KUHAP disebutkan, jika dalam salah satu pertanyaan disebutkan suatu tindak pidana yang tidak diakui telah dilakukan oleh terdakwa atau tidak dinyatakan oleh saksi, tetapi dianggap seolah-olah diakui atau dinyatakan, maka pertanyaan yang demikian itu dianggap sebagai pertanyaan yang bersifat menjerat. Ini sesuai dengan prinsip 27 Hari Sasangka Rosita Lily, KUHAP dengan Komentar, Bandung : Cv. Mandar Maju, 2000, hlm. 139. 28 Ibid, hlm. 140. bahwa keterangan terdakwa atau saksi harus diberikan secara bebas disemua tingkat pemeriksaa.Sebenarnya larangan dalam mengajukan pertanyaan, tidak hanya terhadap pertanyaan menjerat saja, tetapi juga terhadap pertanyaan yang mengarahkan, memberikan alternative, atau menyebut kualifikasi. 29 1 Jika terdakwa atau saksi bisu dan atau tuli serta tidak dapat menulis, hakim ketua sidang mengangkat sebagai penterjemah orang yang pandai bergaul dengan terdakwa atau saksi itu. Pasal 178: 2 Jika terdakwa atau saksi bisu dan atau tuli tetapi dapat menuli, hakim ketua sidang menyampaikan semua pertanyaan atau teguran kepadanya secara tertulis dan kepada terdakwa atau saksi tersebut diperintahkan untuk menulis jawabannya dan selanjutnya semua pertanyaan serta jawaban harus dibacakan. Pasal ini berhubungan dengan Pasal 53 KUHAP mengenai hak untuk mendapat juru bahasa penjelasan.Pembacaan pertanyaan hakim dan jawaban terdakwa yang diatur dalam Pasal 178 ayat 2 KUHAP adalah memenuhi asas keterbukaan dalam pemeriksaan persidangan fair trial. 30 1 Saksi atau ahli yang telah hadir memenuhi panggilan dalam rangka memberikan keterangan disemua tingkat pemeriksaan, berhak mendapat penggantian biaya menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 229: 2 Pejabat yang melakukan pemanggilan wajib memberitahukan kepada saksi atau ahli tentang haknya sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. 29 Ibid, hlm. 193. 30 Ibid, hlm. 203. Selain dalam KUHAP, ditemukan pula di dalam Kitab Undang- Undang Hukum Pidana KUHP pengaturan implicit mengenai perlindungan saksi itu, yakni ketentuan Pasal 334 KUHAP. Ketentuan itu mengancam dengan pidana perbuatan yang memaksa orang lain untuk melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu dengan kekerasan atau perbuatan lain atau perbuatan tidak menyenangkan atau ancaman untuk melakukan perbuatan-perbuatan tersebut. Akan tetapi KUHAP ternyata lebih menitikberatkan pengaturan mengenai kewajiban saksi, yang tentunya membebankan saksi dengan berbagai ancaman apabila tidak memberikan kesaksian, misalnya: Pasal 224: Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang- undang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang- undang yang harus dipenuhinya, diancam : 1. Dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan; 2. Dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama enam bulan. Pasal 522: Barang siapa menurut undang-undang dipanggil sebagai saksi, ahli atau jurubahasa, tidak datang secara melawan hukum, diancam dengan pidana denda paling banyak Sembilan ratus rupiah.

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi