Periode Bulan mengelilingi Bumi

6

III. Periode Bulan mengelilingi Bumi

Bulan mengelilingi Bumi dalam lintasan berbentuk ellips dengan eksentrisitas rata-rata 0,05490 bervariasi dari 0,044 sampai 0,067. Eksentrisitas merupakan indikator kelonjongan suatu ellips, lingkaran memiliki eksentrisitas 0,0 nol. Lintasan orbit Bulan yang berbentuk ellips menyebabkan Bulan akan memiliki jarak terdekat perigee dan jarak terjauh apogee dari Bumi. Perbedaan Bulan saat di perigee dan apogee berpengaruh terhadap diameter sudut Bulan yang terjadi saat kejadian tersebut gambar 4. Gambar 4. Perbedaan diameter sudut Bulan pada saat di titik Apogee kiri dan titik Perigee kanan Anthony Ayiomamitis, Full Moon at Perigee and Apogee, http:www.perseus.grImageslunar-apogee- perigee-2010.jpg . Bulan beredar mengelilingi Bumi ke arah timur, artinya apabila seorang pengamat dari kutub Utara ekliptika akan melihat Bulan bergerak berlawanan dengan arah putaran jarum jam lihat gambar 1. Gerak Bulan mengelilingi Bumi satu edar penuh disebut gerak revolusi Bulan. Arah gerak revolusi Bulan searah dengan arah rotasi Bumi. Terdapat dua periode yang menandakan gerak revolusi Bulan lihat gambar 5. Pertama adalah periode sinodis Bulan, periode Bulan dari satu fasa ke fasa yang sama berikutnya. Peride sinodis biasanya dihitung dari fasa Bulan Mati ke fasa Bulan Mati berikutnya. Periode sinodis rata-rata adalah 29,53059 hari, yang bervariasi antara 29,2 sampai 29,8 hari. Periode sinodis menggambarkan posisi relatif Bulan terhadap Matahari selama bergerak mengelilingi Bumi gerak no 1-3 pada gambar 5. Contoh, fasa Bulan Baru terjadi ketika Matahari-Bulan-Bumi berada dalam satu garis lurus tepatnya Matahari dan Bulan berada dalam Bujur ekliptika yang sama. Kedua adalah periode sideris Bulan. Periode sideris adalah periode Bulan menempuh sudut 360 o gerak no 1-2 Gambar 5. Periode sideris rata-rata Bulan adalah 27,321661 hari. 7 Periode sideris menggambarkan gerak Bulan setiap harinya. Setiap hari Bulan akan menempuh sudut sebesar: 360 27,321661 = 13 , 17667728 ~ 13 ℎ + 13 360 , 24 = 52 - ℎ Arah gerak revolusi Bulan searah dengan arah rotasi Bumi kearah timur. Oleh karena itu, Bulan setiap hari terbit terlambat sekita 52 menit dari hari sebelumnya. Misalnya hari ini Bulan terbit ditempat pengamat pada jam 19:00 WIB, esok harinya Bulan akan terbit pada jam 19:52 WIB, dan seterusnya. Gambar 5. Skema periode sideris Bulan ketika Bulan bergerak dari posisi 1 ke posisi 2, dan periode sinodis Bulan ketika Bulan bergerak dari posisi 1 ke posisi 3. Selain gerak revolusi, Bulan juga melakukan gerak rotasi. Gerak rotasi Bulan yang searah dengan arah gerak revolusi. Periode rotasi Bulan sama dengan periode sideris revolusinya, yang menyebabkan wajah Bulan yang terlihat dari Bumi selalu sama. Artinya pengamat di permukaan Bumi hanya dapat melihat 50 bagian dari permukaan Bulan dan 50 lainnya selalu membelakangi Bumi. Akan tetapi ada fenomena liberasi Bulan yang menyebabkan pengamat di Bumi dapat melihat tepi Bulan lainnya sekitar 7 tujuh persen dari keseluruhan permukaan 8 Bulan yang menghadap ke Bumi. Fenomena liberasi ini disebabkan oleh kecepatan Bulan yang tidak konstan ketika bergerak dalam orbit yang berbentuk ellips. Periode lainnya yaitu periode nodikal yang merupakan periode Bulan dari titik simpul naik orbit Bulan Bulan dari selatan ekliptika ke arah utara ekliptika ke titik simpul naik orbit Bulan berikutnya secara berurutan, dan periode anomalistik yang merupakan periode Bulan dari titik perigee Bulan ke titik perigee Bulan berikutnya secara berurutan. Periode nodikal rata-rata adalah 27,212220 hari, dan periode anomalistik rata-rata adalah 27,554551 hari.

IV. Kedudukan Bulan dalam Bola Langit