Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

c. Secara akademis Secara akademis, manfaat penulisan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam hal ini Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

D. Keaslian Penulisan

Skripsi ini berjudul “Aspek Hukum Pembuktian dalam Transaksi Transfer Dana dengan Menggunakan Telepon Seluler”, yang belum pernah dibahas oleh mahasiswa lain di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Hal ini dibenarkan oleh Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum yang menyatakan bahwa “tidak ada judul yang sama” dan tidak terlihat adanya keterkaitan. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah hasil pemikiran penulis yang dikaitkan dengan teori-teori hukum yang berlaku, referensi-referensi buku, media elektronik dan bantuan dari berbagai pihak, dalam rangka memenuhi tugas akhir dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Apabila dikemudian hari terdapat judul yang sama atau telah tertulis orang lain dalam berbagai tingkat kesarjanaan, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengertian transaksi elektronik Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, danatau media elektronik lainnya. 12 Pada perkembangannya, transaksi yang memanfaatkan teknologi tersebut diatas dikenal dengan istilah electronic commerce selanjutnya disebut e-commerce yang didefinisikan Wikipedia sebagai berikut: 13 Pasal 1 Angka 2 UU ITE mendefinisikan Transaksi Elektronik sebagai transaksi yang dilakukan secara elektronik yang pada dasarnya merupakan perikatan-perikatan Electronic commerce, commonly known as electronic marketing e- commerce or e-commerce, consist of the buying and selling of products or services over electronic systems such as the Internet and other computer networks. The amount of trade conducted electronically has grown extraordinarily with widespread Internet usage. The use of commerce is conducted in this way, spurring and drawing on innovations in electronic funds transfer, supply chain management, Internet marketing, online transaction processing, electronic data interchange EDI, inventory management systems, and automated data collection systems. Modern electronic commerce typically uses the World Wide Web at least at some point in the transaction’s lifecycle, although it can encompass a wider range of technologies such as e-mail as well. 14 12 Republik Indonesia, Undang‐Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Bab I, Pasal 1 Angka 2. 13 Resa Raditio, Aspek Hukum Perikatan,Pembuktian,dan Penyelesaian Sengketa Dalam Transaksi Elektronik Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014, hlm. 3. 14 Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Subekti, Hukum Perjanjian Jakarta: Intermasa, 2004, hlm. 1. ataupun hubungan hukum yang dilakukan secara elektronik dengan memadukan jaringan sistem elektronik berbasiskan komputer dengan sistem komunikasi, yang selanjutnya difasilitasi oleh keberadaan jaringan komputer global atau internet. Hubungan hukum sendiri dapat diartikan sebagai hubungan antara dua pihak atau lebih subyek hukum yang mempunyai akibat hukum berupa hak dan kewajiban sesuai hukum. 15 Hubungan hukum dalam e-commerce tersebut timbul sebagai perwujudan dari asas kebebasan berkontrak laissez faire yang mengikat para pihak pacta sun servanda 16 . Hal ini diatur dalam “buku wajib” aturan hukum perdata di Indonesia, yaitu Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata selanjutnya disebut KUH Pdt. yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku halnya sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Meskipun demikian, kebebasan berkontrak dalam e-commerce tetap mempunyai pembatasan-pembatasan dalam KUH Pdt. 17 a. Adanya kesepakatan kedua belah pihak , sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUH Pdt. yang menyatakan bahwa sahnya suatu perjanjian wajib didasarkan pada: Kesepakatan adalah persesuaiam kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak lain. Pengertian sesuai disini adalah pernyataannya, karena kehendak itu tidak dapat dilihatdiketahui oleh orang lain. 18 15 Resa Raditio, Op.Cit., hlm. 7. 16 Asas pacta sunt servanda merupakan asas dalam hukum perdata yang menyangkut kontrak atau disebut juga asas kepastian hukum. Asas ini berhubungan dengan akibat kontrak dimana hakim atau pihak ketiga tidak boleh mengintervensi kontrak. Yahman, Karakteristik Wanprestasi dan Tindak Pidana Penipuan yang Lahir dari Hubungan Kontraktual Surabaya: Kencana, 2014 hlm. 76. 17 Pasal 53 UU ITE menyatakan bahwa pada saat berlakunya UU ITE , semua peraturan perundang-undangan dan kelembagaan yang berhubungan dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tidak bertentangan dengan UU ITE dinyatakan tetap berlaku. 18 Firman Floranta Adonara, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Bandung: Mandar Maju, 2014, hlm. 76. b. Kecakapan bertindak Kecakapan bertindak adalah kecakapan atau kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum adalah perbuatan yang akan menimbulkan akibat hukum. 19 Objek perjanjian adalah prestasi pokok perjanjian. Prestasi adalah kewajiban debitor dan hak kreditor. Prestasi terdiri dari memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu. Prestasi harus dapat ditentukan, dibolehkan dimungkinkan, dan dapat dinilai dengan uang. c. Adanya objek perjanjian 20 Pasal 1320 KUH Pdt. tidak menjelaskan pengertian kausa yang halal, dan dalam Pasal 1337 KUH Pdt. hanya disebutkan kausa yang terlarang. Dikatakan terlarang apabila perjanjian tersebut bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan atau ketertiban umum, maka ketentuan tersebut dikatakan tidak memiliki kekuatan atau lazim disebut batal demi hukum. d. Adanya kausa yang halal. 21 Berdasarkan ketentuan Pasal tersebut maka dapat terlihat bahwa keabsahan suatu kontrak diukur dari terpenuhinya kehendak para pihak pada klausula- klausula yang di sepakati. Itu sebabnya, Pasal 1320 KUH Pdt. dengan tegas menyebutkan kesepakatan para pihak sebagai unsur perjanjian yang pertama dan utama. Pasal 1320 Ayat 1 KUH Pdt. ini mewajibkan para pihak dalam membuat kontrak perjanjian tertulis harus sama-sama memberikan dan meminta 19 Ibid., hlm. 84. 20 Ibid., hlm. 85. 21 Ibid., hlm. 86. dipenuhinya hak dan kewajibannya. Kontraknya sendiri merupakan suatu ‘piagam’ yang menjadi dasar sekaligus pedoman bagi para pihak dalam melakukan perjanjian itu. Karena itu selama kontrak e-commerce telah memenuhi kesepakatan para pihak dan telah tertuang secara nyata tertulis maka secara hukum kontrak e-commerce tersebut dapat dikatakan telah memenuhi unsur pertama syarat sahnya perjanjian tersebut. 22 2. Pengertian transfer dana Hal ini pun telah sesuai dengan ketentuan Pasal 18 Ayat 1 UU ITE Jo. Pasal 19 UU ITE yang intinya menyatakan bahwa “para pihak yang melakukan transaksi elektronik harus menggunakan sistem elektronik yang disepakati.” Transfer Dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari Pengirim Asal yang bertujuan memindahkan sejumlah Dana kepada Penerima yang disebutkan dalam Perintah Transfer Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima. 23 Hukum pembuktian adalah suatu rangkaian peraturan tata tertib yang harus dipedomani hakim dalam proses persidangan untuk menjatuhkan putusan bagi pencari keadilan. 3. Pengertian dan tujuan pembuktian 24 22 Resa Raditio, Op.Cit., hlm. 7. 23 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana, Bab I, Pasal 1 Angka 1. 24 H.P.Panggabean, Hukum Pembuktian: Teori-Praktik dan Yurisprudensi Indonesia Jakarta : Alumni, 2012, hlm. 1. Pada hakikatnya tujuan pembuktian adalah untuk menghasilkan suatu putusan, yang menyatakan salah satu pihak menang, dan pihak yang lain kalah jika merupakan peradilan yang sebenarnya, atau untuk menghasilkan suatu penetapan jika pengadilan voluntair atau peradilan semu. Oleh karena itu, tujuan pembuktian adalah putusan hakim yang didasarkan pada pembuktian itu. 25

F. Metode Penelitian