HASIL DAN PEMBAHASAN

(1) Aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

MIKASE Aktivitas siswa pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung diamati oleh dua orang pengamat dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan setiap lima menit sekali secara individu maupun kelompok berdasarkan kode-kode kategori pengamatan yang ditulis secara berurutan sesuai dengan kejadian ketika pembelajaran dimulai hingga pembelajaran berakhir.

Keseluruhan hasil pengamatan aktivitas siswa pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8 Rekapitulasi hasil persentase aktivitas siswa selama pembelajaran secara klasikal

Pelaksanaan

Persentase aktivitas siswa penelitian

Aktivitas siswa ke-

Jumlah

1 2 3 4 5 skor

selama pembelajaran

Uji coba 3,65 3,45

Uji coba luas 3,4

Uji coba luas 3,35

Dari tabel di atas, hasil data pada uji coba terbatas menunjukkan bahwa secara klasikal kegiatan mengamati siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan menanya siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan menalar siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan mencoba siswa berada pada kategori sangat aktif; dan kegiatan membuat jejaring siswa berada pada kategori sangat aktif.

Sedangkan, hasil pengamatan aktivitas siswa pada uji coba luas pertemuan 1 menunjukkan bahwa secara klasikal kegiatan mengamati siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan menanya siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan menalar siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan mencoba siswa berada pada kategori sangat aktif; dan kegiatan membuat jejaring siswa berada pada kategori sangat aktif.

Kemudian, hasil pengamatan aktivitas siswa pada uji coba luas pertemuan 2 menunjukkan bahwa secara klasikal kegiatan mengamati siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan menanya siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan

Debrine Stefany, Pengembangan Model Pembelajaran MIKASE Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD

menalar siswa berada pada kategori sangat aktif; kegiatan mencoba siswa berada pada kategori sangat aktif; dan kegiatan membuat jejaring siswa berada pada kategori sangat aktif.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran pada saat kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring secara klasikal sangat aktif ketika pelaksanaan uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2.

(2) Aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam

menerapkan model pembelajaran MIKASE Aktivitas guru pada saat menerapkan model pembelajaran MIKASE diamati oleh dua orang pengamat dengan menggunakan lembar pengamatan. Pengamatan terhadap aktivitas guru dilakukan sejak guru memulai pembelajaran hingga mengakhiri pembelajaran berdasarkan kode-kode kategori pengamatan yang ditulis secara berurutan sesuai dengan kejadian tersebut.

Keseluruhan hasil pengamatan aktivitas guru pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 9 Rekapitulasi hasil persentase aktivitas guru dalam pembelajaran

Pelaksanaan

Persentase aktivitas guru penelitian

Skor aktivitas guru

Uji coba terbatas

93% Uji coba luas pertemuan 1

87 89 88 98,4% Uji coba luas

pertemuan 2 90 90 90 100%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dapat dinyatakan seluruhnya memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga model pembelajaran MIKASE yang diterapkan di dalam kelas dapat terlaksana secara optimal dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sangat baik.

(3) Keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN

Dukuh Menanggal II/425 Surabaya Keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE yang tertuang dalam RPP diamati oleh dua orang pengamat selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati dalam keterlaksanaan pembelajaran model MIKASE meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Keseluruhan hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran model MIKASE pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 10 Rekapitulasi hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran model MIKASE

Persentase keterlaksa- Pelaksanaan

naan pembelaja-ran model penelitian

Aspek yang dinilai

Total skor

keseluruhan

MIKASE

 Kegiatan awal

Uji coba terbatas

 Kegiatan inti

 Kegiatan akhir

 Kegiatan awal  Kegiatan inti

Uji coba luas

59 98% pertemuan 1

 Kegiatan akhir

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya . Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

Persentase keterlaksa- Pelaksanaan

Total skor

penelitian

Aspek yang dinilai keseluruhan

naan pembelaja-ran model MIKASE

 Kegiatan awal

Uji coba luas

60 99,6% pertemuan 2

 Kegiatan inti  Kegiatan akhir

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE pada kegiatan awal, inti, dan akhir ketika pelaksanaan uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 secara keseluruhan dapat dikategorikan sangat baik.

(4) Respons siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap

model pembelajaran MIKASE Setelah pembelajaran selesai, siswa diberikan angket untuk mengukur seberapa jauh model pembelajaran MIKASE mampu mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV.

Berdasarkan lembar angket yang telah diisi oleh siswa pada saat di akhir pembelajaran untuk uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2, dapat disimpulkan bahwa seluruh siswa memberikan respons yang sangat baik dalam mengikuti pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran MIKASE. Hal itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 11 Rekapitulasi hasil respon siswa

Persentase respon siswa

Rata-rata terbatas pertemuan 1 pertemuan2 Siswa merasa senang belajar dengan menggunakan model

Uraian pernyataan Uji coba

Uji coba luas

Uji coba luas

100% 100% 100% 100% pembelajaran MIKASE Siswa tertarik dengan cara mengajar

guru 100% 100% 100% 100% Siswa merasa baru terhadap nuansa pembelaja-ran tersebut 75% 88,9% 96,3% 86,7% Siswa merasa mudah memahami

penjelasan guru 100% 100% Siswa bisa mengerja-kan lembar kegiatan individu 100% 100% 100% 100% Siswa bisa mengerja-kan lembar kegiatan kelompok 100% 100% 100% 100% Siswa melakukan kegiatan

100% 100% mengamati Siswa melakukan kegiatan menanya 100% 100% 100% 100% Siswa melakukan kegiatan menyimak 100% 92,6% 100% 97,5% Siswa melakukan kegiatan membaca

Siswa melakukan kegiatan diskusi 75% 100% 100% 91,7% Siswa mampu membuat kesimpulan 91,7% 100% 100% 97,2%

Siswa mulai merasa bosan dengan kegiatan pembelaja-ran 8,3% 3,7% 0% 4% Siswa berharap bisa melakukan kegiatan yang sama pada pertemuan

100% 96,3% 100% 98,8% Selanjutnya Siswa mengung-kapkan dengan jujur pada waktu mengisi lembar

100% 100% 100% 100% angket Total keseluruhan penilaian respon siswa 91,56%

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rata-rata respons siswa sejak pelaksanaan uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dapat dinyatakan

Debrine Stefany, Pengembangan Model Pembelajaran MIKASE Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD

100% siswa merasa senang belajar dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE; 100% siswa tertarik dengan cara mengajar guru; 86,7% siswa merasa baru terhadap nuansa pembelajaran tersebut; 100% siswa merasa mudah memahami penjelasan guru; 100% siswa bisa mengerjakan lembar kegiatan individu; 100% siswa bisa mengerjakan lembar kegiatan kelompok; 100% siswa melakukan kegiatan mengamati; 100% siswa melakukan kegiatan menanya; 97,5% siswa melakukan kegiatan menyimak; 97,5% siswa melakukan kegiatan membaca; 91,7% siswa melakukan kegiatan diskusi; 97,2% siswa mampu membuat kesimpulan; 4% siswa mulai merasa bosan dengan kegiatan pembelajaran; 98,8% siswa berharap bisa melakukan kegiatan yang sama pada pertemuan selanjutnya; 100% siswa mengungkapkan dengan jujur pada waktu mengisi lembar angket. Jadi, total keseluruhan penilaian respons siswa mencapai 91,56% sehingga respons siswa dapat dikategorikan sangat baik dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran dan mereka sangat antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sejak uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2.

(5) Respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap

model pembelajaran MIKASE Setelah pembelajaran selesai, guru diberikan angket untuk mengukur seberapa jauh model pembelajaran MIKASE mampu mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV.

Hasil dari angket respons guru sejak uji coba terbatas hingga uji coba luas pertemuan 1 maupun 2 dikatakan sangat baik dan antusias dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE terhadap pembelajaran di dalam kelas. Hal itu terbukti bahwa guru merasa senang mengajar pada hari itu; merasa tertarik dengan sintaks model pembelajaran MIKASE; merasa baru terhadap nuansa pembelajaran yang diterapkan; merasa mudah dalam menerapkan sintaks model pembelajaran MIKASE; merasa bisa mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa dalam mengerjakan tugas individu maupun kelompok melalui sintaks model pembelajaran MIKASE; guru tidak bosan dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE dan setuju apabila pertemuan selanjutnya menggunakan model pembelajaran MIKASE.

Berdasarkan lembar angket yang telah diisi oleh guru pada saat di akhir pembelajaran untuk uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2, dapat disimpulkan bahwa guru memberikan respons yang sangat baik dalam menerapkan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran MIKASE dan merasa antusias, serta terbuka dalam menerima inovasi pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian tersebut. Hal itu didukung dengan uraian pernyataan guru yang merasa senang mengajar pada pelaksanaan uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2. Kemudian, guru merasa tertarik dengan sintaks model pembelajaran MIKASE dan merasa baru terhadap nuansa pembelajaran yang diterapkan.

Namun, guru merasa mudah dalam menerapkan sintaks model pembelajaran MIKASE dan merasa bisa mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa dalam mengerjakan tugas individu maupun kelompok melalui sintaks model pembelajaran MIKASE. Di samping itu, guru tidak merasa bosan dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE dan setuju apabila pertemuan selanjutnya menggunakan model pembelajaran MIKASE.

(6) Kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam

berpikir ilmiah Kemampuan siswa dalam berpikir ilmiah dapat diukur melalui soal-soal tes hasil belajar. Nilai tes hasil belajar siswa merupakan tingkat ketuntasan yang diperoleh siswa terhadap pencapaian tujuan pembelajaran setelah proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran MIKASE.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya . Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

Hasil perbandingan data menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 sehingga pembelajaran model MIKASE dapat memberikan inovasi pembelajaran bagi siswa kelas IV untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa dan secara klasikal siswa telah mencapai ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang telah ditentukan. Hal itu dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 12 Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa

Pelaksanaan Jumlah siswa

Jumlah siswa Ketuntasan penelitian

Ketuntasan

yang tuntas

belajar secara

yang tidak belajar secara

Uji coba terbatas

0 0% Uji coba luas

pertemuan 1

1 3,7% Uji coba luas

(7) Hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model

pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua orang pengamat, ditemukan beberapa kendala/hambatan selama proses pembelajaran yang dialami oleh guru maupun siswa terkait dengan model pembelajaran MIKASE.

Keseluruhan hasil pengamatan yang terjadi pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 menunjukkan bahwa kendala/hambatan selama proses pembelajaran yang dialami oleh guru terletak pada kemampuan guru dalam menangani sikap spontanitas siswa yang terlihat manja/ ingin menang sendiri atas kemauan dirinya dalam memilih anggota kelompok dan kemampuan guru untuk mengendalikan dua orang siswa yang nampak hiperaktif dalam proses pembelajaran tetapi sikap hiperaktif tersebut sedikit mengganggu kenyamanan siswa yang lain di dalam kelas.

Sedangkan, pada siswa terletak pada sikap siswa yang kadangkala spontan dalam menginginkan sesuatu tetapi sikap itu masih nampak wajar karena masih bisa diarahkan dan mereka bisa memahami penjelasan guru, serta konsentrasi siswa sering terasa terganggu akibat sikap hiperaktif yang ditimbulkan oleh dua orang temannya sehingga siswa yang lain merasa kurang nyaman pada saat pembelajaran berlangsung dan seringkali terjadi aksi tegur-menegur antarteman yang menyebabkan kelas menjadi ramai. Namun, kondisi itu tidak terlalu berlangsung lama karena guru bisa mengembalikan nuansa pembelajaran dan membuat siswa menjadi fokus kembali.

PENUTUP Simpulan

Ada tiga tahap dalam pengembangan model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pendefinisian; perancangan; dan pengembangan. Tahap pendefinisian, meliputi: (a) analisis Kurikulum 2013; (b) analisis siswa; (c) analisis konsep dan analisis tugas; serta (d) perumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Tahap perancangan, meliputi kegiatan penyusunan silabus dan RPP; lembar kegiatan individu maupun kelompok; soal-soal tes hasil belajar siswa; lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru, serta lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran model MIKASE; dan lembar angket respons siswa dan

Debrine Stefany, Pengembangan Model Pembelajaran MIKASE Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD

guru beserta lembar pengamatan kendala/hambatan selama proses pembelajaran. Tahap pengembangan dilakukan untuk menindaklanjuti hasil validasi untuk mengetahui tingkat kelayakan hasil rancangan tersebut sehingga dapat disimulasikan dan diuji cobakan pada kegiatan uji coba terbatas dan uji coba luas.

Kualitas RPP uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 yang telah diperbaiki memperoleh predikat sangat berkualitas sehingga layak untuk digunakan. Sedangkan, kualitas model pembelajaran MIKASE pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dinyatakan sangat berkualitas sehingga layak untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dan kualitas butir soal tes kemampuan hasil belajar siswa pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 menunjukkan bahwa sangat berkualitas sehingga layak untuk digunakan sebagai tolok ukur kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Implementasi model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD di SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dapat dilihat dari tujuh kegiatan yang mendukung di bawah ini. (1) Aktivitas siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah pada uji coba

terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 menunjukkan bahwa mereka secara klasikal sangat aktif selama pembelajaran untuk melakukan kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring.

(2) Aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dinyatakan sangat aktif dan baik dalam mengelola pembelajaran menggunakan model pembelajaran MIKASE sehingga terlaksana secara optimal.

(3) Keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE pada uji coba terbatas, uji luas pertemuan 1 dan 2 dikategorikan sangat baik sejak kegiatan awal hingga akhir pembelajaran.

(4) Respons siswa terhadap model pembelajaran MIKASE pada saat uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 dinyatakan sangat baik respon yang diberikan dan siswa antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran.

(5) Respons guru terhadap model pembelajaran MIKASE pada saat uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 menunjukkan respon yang sangat baik sehingga guru merasa antusias dalam menerapkan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran MIKASE dan sikap guru terbuka dalam menerima inovasi pembelajaran yang dikembangkan.

(6) Kemampuan siswa berdasarkan hasil tes belajar pada uji coba terbatas dinyatakan bahwa 12 siswa tuntas, pada uji coba luas pertemuan 1 dinyatakan 1 siswa tidak tuntas dari 27 jumlah siswa dan pada uji coba luas pertemuan 2 dinyatakan bahwa

2 siswa tidak tuntas dari 27 jumlah siswa dan secara klasikal siswa telah mencapai ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang telah ditentukan. (7) Hambatan-hambatan yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 yang dialami oleh guru adalah cara mengendalikan dua orang siswa yang nampak hiperaktif dalam proses pembelajaran dan mengakibatkan nuansa pembelajaran sedikit terganggu bagi kenyamanan siswa yang lain di dalam kelas. Sedangkan, hambatan yang dialami oleh siswa adalah konsentrasi siswa sering terasa terganggu akibat sikap hiperaktif yang ditimbulkan oleh dua orang temannya dan siswa yang lain merasa kurang nyaman pada saat pembelajaran sehingga sering terjadi aksi tegur-menegur antarteman yang menyebabkan kelas menjadi ramai.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya . Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian, penelitian ini melengkapi kajian mengenai pengembangan model pembelajaran bersifat inovatif yang dapat diterapkan di SD untuk memperbaiki praktik-praktik pembelajaran guru agar lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.

Bagi siswa kelas IV, khususnya dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran MIKASE dapat memotivasi dan mengaktifkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah sehingga siswa memiliki kemampuan untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan yang diperoleh, serta mampu menganalisis suatu masalah. Bagi guru kelas IV dapat dijadikan motivasi dalam melakukan inovasi pembelajaran yang lebih baik dan bermakna.

Namun, bagi peneliti lain yang tertarik pada penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi untuk diadakan penelitian lanjutan dengan kelas yang berbeda atau pada materi yang lain.