PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKASE U (2)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKASE UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH SISWA

KELAS IV SD

Debrine Stefany

STKIP PGRI Sumenep Surel: denysuper9@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran MIKASE yang dapat dipedomani oleh guru untuk merancang pembelajaran sehingga mampu mengeksplorasi, mengoptimalisasi, dan memberdayakan seluruh potensi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD dan menghasilkan produk berupa buku model pembelajaran inovatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap pendefinisian, perancangan, dan pengembangan.

Data hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut: (1) aktivitas siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah menunjukkan bahwa mereka secara klasikal sangat aktif selama pembelajaran untuk melakukan kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring; (2) aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE dinyatakan sangat baik dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan model pembelajaran MIKASE dapat terlaksana secara optimal; (3) keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE dikategorikan sangat baik sejak kegiatan awal hingga akhir pembelajaran; (4) respon siswa terhadap model pembelajaran MIKASE dinyatakan sangat baik respon yang diberikan dan siswa antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran; (5) respon guru terhadap model pembelajaran MIKASE menunjukkan respon yang sangat baik sehingga guru merasa antusias dalam menerapkan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran MIKASE dan sikap guru terbuka dalam menerima inovasi pembelajaran yang dikembangkan; (6) kemampuan siswa berdasarkan hasil tes belajar secara klasikal siswa telah mencapai ketuntasan belajar berdasarkan KKM yang telah ditentukan; serta (7) hambatan-hambatan yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran yang dialami oleh guru adalah cara mengendalikan dua orang siswa yang nampak hiperaktif dalam proses pembelajaran dan mengakibatkan nuansa pembelajaran sedikit terganggu bagi kenyamanan siswa yang lain di dalam kelas sedangkan hambatan yang dialami oleh siswa adalah konsentrasi siswa sering terasa terganggu akibat sikap hiperaktif yang ditimbulkan oleh dua orang temannya dan siswa yang lain merasa kurang nyaman pada saat pembelajaran sehingga seringkali terjadi aksi tegur- menegur antarteman yang menyebabkan kelas menjadi ramai.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sebagai sumbangan ilmiah dalam bidang pendidikan tentang pengembangan model pembelajaran inovatif yang menghasilkan produk berupa buku model MIKASE sehingga dapat diterapkan di SD untuk memotivasi guru dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Kata Kunci: model pembelajaran MIKASE, kemampuan berpikir ilmiah.

PENDAHULUAN

Kurikulum pendidikan di sekolah dasar saat ini menggunakan Kurikulum 2013. Kurikulum tersebut menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Debrine Stefany, Pengembangan Model Pembelajaran MIKASE Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sesuai dengan rumusan tersebut, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis siswa masing-masing.

Hal itu didukung oleh Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan sehingga sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.

Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Selain itu, Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan.

Untuk mencapai kualitas tersebut, kegiatan pembelajaran perlu menggunakan prinsip yang: (1) berpusat pada siswa; (2) mengembangkan kreativitas siswa; (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang; (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika; dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa karena siswa adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Akan tetapi, hambatan penerapan Kurikulum 2013 terletak pada: (1) faktor guru yaitu pengetahuan dan kualifikasi materi pelajaran, pengetahuan isi pedagogigal, kepercayaan tentang dan pengalaman sekolah, sebagaimana praktik pembelajaran selama ini; dan (2) faktor kontekstual yaitu kebijakan administratif, panduan kurikulum, proses penilaian dan pelaporan, serta tradisi sekolah (Venville dalam Ahmadi dan Amri, 2014:101).

Namun, permasalahan lain yang muncul adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri melainkan harus dipadukan dengan mata pelajaran yang lainnya dalam bentuk tematik integratif. Hal itu yang menyebabkan permasalahan baru bagi guru dengan beban mengajar yang semakin bertambah untuk mencapai mutu pendidikan yang lebih berkualitas maupun inovasi pembelajaran yang menyenangkan pada siswa di dalam kelas. Selain itu, kurangnya minat siswa dalam mempelajari keterampilan berbahasa juga menjadi permasalahan yang perlu diatasi agar siswa lebih termotivasi dan menyukai pembelajaran bahasa Indonesia yang selama ini mereka anggap bahwa pembelajaran bahasa Indonesia sangatlah membosankan dan terasa jenuh.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia ini dibutuhkan oleh siswa agar mereka memiliki keterampilan dalam berbahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara reseptif (menyimak dan membaca) maupun secara produktif (menulis dan berbicara). Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan siswa untuk tahap perkembangan selanjutnya. Di samping itu pula, pembelajaran bahasa Indonesia

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya . Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

harus dapat membantu siswa dalam pengembangan kemampuan berbahasa di lingkungannya, bukan hanya untuk berkomunikasi, namun juga untuk menyerap berbagai nilai serta pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui bahasa, siswa mampu mempelajari nilai-nilai moral atau agama, serta nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat, melalui bahasa, siswa juga mampu mempelajari berbagai cabang ilmu.

Dengan melihat permasalahan yang muncul berdasarkan penerapan Kurikulum 2013 dan berbagai pendapat yang pro dan kontra, penelitian ini lebih menekankan pada pengembangan model pembelajaran yang dianggap bisa memberikan inovasi pada pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berdampak pada tugas dan tanggung jawab seorang guru sehari-hari, serta berdampak pada tugas-tugas siswa di kelas berikutnya.

Pengembangan model pembelajaran yang dikembangkan diharapkan memberikan inovasi pada proses pembelajaran dan dapat digunakan untuk memotivasi belajar siswa kelas IV SD dalam mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah. Pengembangan model pembelajaran yang dikembangkan dapat ditinjau berdasarkan proses, kualitas, dan implementasi.

Proses pengembangan model pembelajaran MIKASE bertujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah dalam merancang pengembangan model tersebut sehingga menghasilkan sintaks pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD. Sedangkan, kualitas model pembelajaran MIKASE bertujuan untuk mendeskripsikan kelayakan sintaks model pembelajaran yang telah dirancang untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD dan hasil rancangan model pembelajaran tersebut akan diimplementasikan untuk mendeskripsika: (1) aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran; (2) aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran; (3) keterlaksanaan model pembelajaran pada siswa kelas IV SD; (4) respons siswa terhadap pembelajaran; (5) respons guru terhadap penerapan model pembelajaran; (6) kemampuan siswa dalam berpikir ilmiah; dan (7) hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran tersebut dalam mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD.

Dalam penelitian ini, subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas

IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya. Rentang usia siswa kelas IV antara

9 − 10 tahun dan berada pada tahap operasional konkret sehingga siswa memerlukan pemikiran konkret. Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada tahap operasional konkret adalah melatih siswa untuk berpikir ilmiah dalam menanggapi atau memahami suatu permasalahan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari dengan cara mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa melalui pengembangan model pembelajaran yang bersifat inovatif. Setidaknya pembelajaran di dalam kelas mengalami pembaharuan sehingga akan terasa menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa untuk memahami dan menggali berbagai informasi yang harus mereka pelajari maupun kuasai. Selain itu, model pembelajaran yang dikembangkan ini akan lebih membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih terarah dan menimbulkan nuansa pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga keterampilan berbahasa siswa dapat tercapai secara menyeluruh dan optimal.

Penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh Alifviani (2010) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD Negeri

Debrine Stefany, Pengembangan Model Pembelajaran MIKASE Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD

Kedungmutih I Demak” bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir ilmiah dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kedungmutih I Demak dengan menggunakan model pembelajaran CLIS. Penelitian sejenis dilakukan oleh

Qomariyah, dkk (2014) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Kelas VII” bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran, keterampilan proses sains siswa dan respon siswa terhadap model pembelajaran guided discovery .

Penelitian yang relevan berikutnya dilakukan oleh Astika, dkk (2013) yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Sikap Ilmiah dan Keteram pilan Berpikir Kritis” bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya (2003) yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Metode Klinis Bagi Peningkatan Kemampuan Berpikir Siswa dalam Pembelajaran IPS di SD” bertujuan untuk mengembangkan

desain Model Pembelajaran Metode Klinis (MPMK) dalam pelajaran IPS di SD sebagai model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

Penelitian lain yang terkait dengan siswa kelas IV SD dilakukan oleh Suardana (2010) yang berjudul “ Perbandingan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 yang diajar dengan Strategi Pembelajaran Kontekstual dan Konvensional dengan Gaya Kognitif Berbeda”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh interaksi dari variabel-variabel perlakuan yaitu strategi pembelajaran kontekstual sebagai variabel bebas yang dikontrol dan strategi pembelajaran konvensional sebagai variabel bebas yang mengontrol, hasil belajar sebagai variabel tergantung dan gaya kognitif sebagai variabel moderator terhadap hasil belajar merupakan tingkat kemampuan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran seperti menginformasikan secara verbal, keterampilan intelektual dan strategi kognitif dengan mengunakan alat tes uraian pada mata pelajaran IPA kelas 4 SDN Polehan 3 kota Malang.

Di samping itu, penelitian yang dilakukan oleh Nurmilah (2011) yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok terhadap Peningkatan Mina t Belajar dan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Sekolah Dasar” menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran investigasi kelompok pada siswa sekolah dasar kelas IV, dilaksanakan secara bertahap dari siklus”1” yang membahas tentang globalisasi dan siklus”2” tentang otonomi daerah. Dengan tujuan untuk

mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Investigasi kelompok bisa meningkatkan minat belajar dan berfikir kritis siswa, serta apakah ada perbedaan minat dan kemampuan berfikir kritis para siswa pada setiap refleksi tindakan? Hasil analisis data membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran investigasi

kelompok dalam proses belajar mengajar siklus“1” dan siklus“2”, telah merangsang para siswa untuk aktif, sehingga minat belajar dan kemampuan berfikir kritis para siswa bisa ditingkatkan. Refleksi tindakan terlihat adanya perbedaan yang positif dalam minat belajar dan kemampuan berfikir kritis para siswa, sehingga model pembelajaran investigasi kelompok bisa digunakan untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan hasil pendidikan para siswa.

Berdasarkan uraian hasil penelitian di atas, dapat diketahui bahwa penelitian tentang pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD memiliki persamaan, yaitu penggunaan model tertentu dapat dijadikan sebagai motivasi bagi guru untuk

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya . Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

melakukan berbagai macam variasi pembelajaran di dalam kelas, sedangkan kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan jika guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa secara optimal dan siswa kelas IV SD dapat dilatih kemampuan berpikirnya melalui pembelajaran yang bersifat kontekstual sesuai dengan lingkungan terdekat mereka sehingga pembelajaran lebih terasa bermakna. Namun, perbedaannya setiap penelitian yang dilakukan akan memiliki hasil yang berbeda.

Secara umum tujuan penelitian ini adalah menghasilkan produk berupa buku model pembelajaran MIKASE yang bersifat inovatif sehingga dapat dipedomani oleh guru untuk merancang pembelajaran yang mampu mengeksplorasi, mengoptimalisasi, dan memberdayakan seluruh potensi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa. Namun, sintaks model pembelajaran MIKASE dapat terlihat pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Tujuan umum ini dapat dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus sebagai berikut: (1) mendeskripsikan proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD , (2) mendeskripsikan kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD, (3) mendeskripsikan implementasi model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV di SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya; (a) mendeskripsikan aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, (b) mendeskripsikan aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE; (c) mendeskripsikan keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya; (d) mendeskripsikan respons siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (e) mendeskripsikan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (f) mendeskripsikan kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah; (g) mendeskripsikan hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan proses pengembangan, kualitas, dan hambatan-hambatan yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka berdasarkan hasil implementasi model pembelajaran MIKASE yang didukung oleh data aktivitas siswa dan guru, keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE, respon siswa dan guru, serta kemampuan siswa kelas IV di SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan, sedangkan desain penelitian ini adalah model pengembangan 4-D (Four D Models) yang dikembangkan oleh Thiagarajan yang meliputi empat tahap, yaitu define, design, develop, dan disseminate. Kemudian, model tersebut diadaptasi dalam bentuk

Debrine Stefany, Pengembangan Model Pembelajaran MIKASE Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD

model 4-P yang terdiri atas empat tahap yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran (Yulianto, 2009:37).

Data penelitian ini berupa: (1) proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD; (2) kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD; (3) implementasi model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV di SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya: (a) aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE; (b) aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE; (c) keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya; (d) respons siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (e) respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (f) kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah; (g) hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa.

Sumber data dalam penelitian ini meliputi: (1) sumber data mengenai proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD adalah peneliti yang merancang penelitian dan pengembangan melalui catatan lapangan yang dilakukan; (2) sumber data mengenai kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD adalah dosen pascasarjana Universitas Negeri Surabaya yang memiliki kualifikasi di bidang pengembangan model pembelajaran (Dr. H. Bachtiar S. Bachri, M.Pd. dan Prof. Dr. Mustaji, M.Pd.) dan dosen PGSD Universitas Negeri Surabaya yang memiliki kualifikasi di bidang pendidikan sekolah dasar (Ganes Gunansyah, M.Pd. dan Drs. Masengut S., M.Pd.); (3) sumber data mengenai implementasi model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV di SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya mencakup tentang: (a) sumber data siswa meliputi: 1) aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE; 2) respons siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; 3) kemampuan siswa kelas

IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah; (b) sumber data guru meliputi: 1) aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE; 2) keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya; 3) respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (c) sumber data siswa dan guru meliputi hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) teknik catatan lapangan digunakan untuk mengetahui proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD; (b) Teknik validasi digunakan untuk menilai kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD; (c) teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya . Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE, dan hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa; (d) teknik angket berbentuk ceklis skala penilaian digunakan untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya; (e) teknik angket tertutup digunakan untuk mengetahui respons siswa dan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (f) Teknik tes prestasi digunakan untuk mengukur kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) instrumen panduan catatan lapangan digunakan untuk melakukan proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD; (b) instrumen panduan validasi digunakan untuk acuan kelayakan kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD; (c) instrumen panduan observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE, dan hambatan- hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa; (d) instrumen lembar angket digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya, respons siswa dan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (e) instrumen butir soal tes prestasi digunakan untuk memperoleh informasi sejauh mana kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah.

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) prosedur pengumpulan data mengenai proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD dilakukan dengan cara: 1) membuat catatan yang berisi peristiwa dan hasil pengamatan yang dibuat dalam bentuk kategori umum secara singkat sehingga dapat menggambarkan situasi setting penelitian; 2) membuat diari pengalaman lapangan yang bentuknya mirip dengan catatan lapangan, namun biasanya dibuat dalam bentuk yang lebih sistematis dan ditulis beberapa waktu setelah observasi dilakukan; 3) membuat catatan mengenai unit-unit sistematis yang lebih rinci sesuai dengan tema penelitian yang muncul; 4) catatan yang dibuat secara kronologis dengan membuat jangka waktu pencatatan dan disertai dengan nomor urut; 5) membuat peta konteks berupa peta, sketsa, atau diagram konteks tempat terjadinya observasi, misalnya ruang kelas, gerakan orang yang diamati, yang dicatat pada peta tersebut untuk mengikhtisarkan uraian verbal yang dibuat secara berkelanjutan; 6) membuat entri menurut sistem taksonomi atau kategori untuk mewakili hasil penelitian yang telah dilakukan; 7) melakukan diskusi yang bertujuan untuk menghimpun informasi yang dilihat dan didengar; 8) menyusun ratting scale dan check-list sebagai pedoman bagi peneliti, khususnya dalam mengadakan observasi untuk mengumpulkan data atau informasi yang akan diambil; (b) prosedur pengumpulan data mengenai kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah

Debrine Stefany, Pengembangan Model Pembelajaran MIKASE Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD

siswa kelas IV SD dilakukan dengan cara: 1) membuat sintaks model pembelajaran MIKASE; 2) menentukan kegiatan berpikir ilmiah yang akan dikembangkan oleh siswa; 3) membuat silabus, RPP, dan lembar penilaian; 4) membuat instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian; 5) memberikan hasil desain pengembangan kepada tim validator untuk divalidasi; (c) prosedur pengumpulan data mengenai aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE, dan hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa dilakukan dengan cara membuat catatan lapangan berdasarkan hasil pengamatan pada guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran dari awal hingga akhir; (d) prosedur pengumpulan data mengenai keterlaksanaan model pembelajaran yang dikembangkan untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dilakukan dengan cara membuat ratting scale dan check-list; (e) prosedur pengumpulan data mengenai respons siswa dan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE dilakukan dengan cara membagikan lembar angket di akhir pembelajaran; (f) prosedur pengumpulan data mengenai kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah dilakukan dengan cara memberikan tes prestasi pada masing-masing siswa.

Teknik penganalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) teknik deskriptif digunakan untuk menganalisis data tentang proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD, hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa, respons siswa dan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE; (b) teknik statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data tentang kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD, aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE, keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya, dan kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah.

Instrumen penganalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) instrumen pedoman model analisis data berlangsung atau mengalir (flow model analysis) digunakan untuk melakukan proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD dan hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa; (b) instrumen pedoman tabel klasifikasi digunakan untuk acuan kelayakan kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD, aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE, dan kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah; (c) instrumen pedoman

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya . Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

angket digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya, respons siswa dan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE.

Prosedur penganalisisan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) prosedur penganalisisan data mengenai proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD dan hambatan-hambatan apa saja yang ditemukan selama pelaksanaan model pembelajaran MIKASE terhadap kemampuan berpikir ilmiah siswa dilakukan dengan cara: 1) mengecek hasil pengumpulan data yang diperoleh sesuai dengan catatan di lapangan; 2) melakukan reduksi data sebagai bentuk analisis yang tajam, ringkas, terfokus, membuang data yang tidak penting, dan mengorganisasikan data; 3) membuat display data dalam bentuk narasi; 4) melakukan verifikasi dan menarik kesimpulan; (b) prosedur penganalisisan data mengenai kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD, aktivitas siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran MIKASE, aktivitas guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam menerapkan model pembelajaran MIKASE, dan kemampuan siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya dalam berpikir ilmiah dilakukan dengan cara: 1) memberikan skor terhadap butir-butir kriteria yang perlu diberi skor; 2) memberikan kode terhadap butir-butir kriteria yang tidak diberi skor;

3) melakukan rekapitulasi data yang telah diperoleh; 4) mengubah jenis data (disesuaikan dengan teknik analisis yang akan digunakan); 5) mengolah data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian yang telah ditentukan.

Rumus penilaian:

Nilai Akhir =

Setelah itu, hasil yang diketahui akan dicocokkan dan diinterpretasikan berdasarkan tabel berikut ini.

Tabel 1 Skala dan interpretasi penilaian kualitas model pembelajaran MIKASE

Skala Nilai

Belum dapat digunakan dan masih 1 Kurang Baik

0% − 25% memerlukan konsultasi lebih lanjut 2 Cukup Baik

Dapat digunakan dengan banyak revisi 3 Baik

Dapat digunakan dengan sedikit revisi 4 Sangat Baik

Dapat digunakan tanpa revisi

Tabel 2 Interpretasi penilaian hasil pengamatan aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran

Kriteria

Persentase

Kurang baik

Cukup baik

Sangat baik

Debrine Stefany, Pengembangan Model Pembelajaran MIKASE Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD

Tabel 3 Interpretasi penentuan ketuntasan atau keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran

Kriteria Skor

A Baik sekali

B Baik

C Cukup

D Kurang

E Tidak tuntas

(c) prosedur penganalisisan data mengenai keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE untuk siswa kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya, respons siswa dan respons guru kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya terhadap model pembelajaran MIKASE dilakukan dengan cara: 1) memberikan skor terhadap butir-butir kriteria yang perlu diberi skor; 2) memberikan kode terhadap butir-butir kriteria yang tidak diberi skor; 3) melakukan rekapitulasi data yang telah diperoleh;

4) mengubah jenis data (disesuaikan dengan teknik analisis yang akan digunakan); 5) mengolah data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang sesuai dengan pendekatan penelitian yang telah ditentukan dan mendeskripsikan hasil alternatif jawaban yang muncul berdasarkan uraian pertanyaan yang tercantum pada angket tersebut.

Rumus penilaian:

Nilai Akhir =

Setelah itu, hasil yang diketahui akan dicocokkan dan diinterpretasikan berdasarkan tabel berikut ini.

Tabel 4 Interpretasi penilaian hasil pengamatan keterlaksanaan model pembelajaran MIKASE, respon siswa dan guru selama pembelajaran

Kriteria

Persentase

Kurang baik

Cukup baik

Sangat baik

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pengembangan model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD melalui tahap pengembangan model pembelajaran yang telah dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut. (1) Tahap Pendefinisian

Pada tahap ini, beberapa hal yang telah dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut. (a) Analisis Kurikulum 2013

Pada tahap ini, kegiatan menganalisis Kurikulum 2013 dilakukan pada tanggal 7 − 12 Oktober 2013. Hasil yang diperoleh adalah mengetahui

implementasi Kurikulum 2013. Berdasarkan implementasi tersebut, dapat diketahui permasalahan yang muncul pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu kemampuan siswa dalam melatih keterampilan berbahasa kurang optimal.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya . Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

Jika hal ini tidak dapat diatasi, maka berdampak pada kemampuan berpikir ilmiah siswa.

(b) Analisis Siswa Pada tahap ini, kegiatan menganalisis siswa dilakukan pada tanggal 14 −

19 Oktober 2013. Hasil yang diperoleh adalah mengetahui siswa yang memiliki tingkat kemampuan beragam dengan cara memerhatikan ciri dan pengalaman belajar siswa, baik sebagai kelompok maupun individual agar keterampilan berbahasa siswa dapat dilatih dan kemampuan berpikir ilmiah siswa dapat dikembangkan berdasarkan karakteristik siswa kelas IV.

Jumlah siswa di kelas IV SDN Dukuh Menanggal II/425 Surabaya adalah

27 orang yang terdiri dari 9 laki-laki dan 18 perempuan. Tingkat kemampuan yang dimiliki siswa beragam, ada yang bersifat tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan, ciri-ciri gaya belajar siswa di kelas tersebut, antara lain: gaya belajar dengan cara visual; gaya belajar dengan cara audio; gaya belajar dengan cara audio-visual.

Selain itu, pengalaman belajar siswa diperoleh secara individu melalui hasil pengalaman diri sendiri yang telah dimiliki, baik yang dilihat maupun didengar dan pengalaman belajar siswa secara kelompok diperoleh melalui kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi secara klasikal.

(c) Analisis Konsep dan Analisis Tugas Pada tahap ini, ke giatan menganalisis siswa dilakukan pada tanggal 21 −

26 Oktober 2013. Hasil yang diperoleh adalah menemukan rancangan RPP yang dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa sehingga menghasilkan materi yang akan dipelajari oleh siswa secara sistematik dan menemukan tahap-tahap penyelesaian tugas yang tepat agar kompetensi dasar yang telah ditentukan dapat tercapai. Berdasarkan analisis tersebut, diperoleh

tema 8 “Tempat Tinggalku” dengan subtema 3 “Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku” dan nampak pada pembelajaran 3, 5, dan 6. Materi yang akan dipelajari dan tahap-tahap penyelesaian tugas yang harus dilakukan oleh siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(d) Perumusan Tujuan Pembelajaran Sesuai dengan Kurikulum 2013 Pada tahap ini, kegiatan merumuskan tujuan pembelajaran dilakukan pada tanggal 28 − 31 Oktober 2013. Hasil yang diperoleh adalah menentukan indikator terlebih dahulu berdasarkan perpaduan analisis siswa, konsep, dan tugas sehingga menghasilkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil perpaduan analisis tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

(2) Tahap Perancangan Pada tahap ini, beberapa hal yang telah dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut. (a) Sintaks Model Pembelajaran

Pada tahap ini, kegiatan merancang sintaks model pembelajaran dilakukan pada tanggal 4 Nopember − 31 Desember 2013. Hasil yang

diperoleh adalah sintaks model pembelajaran MIKASE dan menemukan instrumen penilaian yang akan digunakan pada penerapan model tersebut. Sintaks model pembelajaran MIKASE akan tertuang pada RPP yang dirancang sedangkan instrumen penilaian digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD.

Debrine Stefany, Pengembangan Model Pembelajaran MIKASE Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD

(b) Desain Awal Pengembangan Model Pembelajaran Pada tahap ini, kegiatan mendesain model pembelajaran dilakukan pada tanggal 6 Januari − 24 Februari 2014. Hasil yang diperoleh sebagai berikut.

1) Silabus disusun mengacu pada Kurikulum 2013.

2) RPP disusun sesuai dengan sintaks model pembelajaran MIKASE berdasarkan tema 8 “Tempat Tinggalku” dan subtema 3 “Aku Bangga dengan Daerah Tempat Tinggalku” untuk tiga kali pertemuan. RPP

merupakan pedoman langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas melalui kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan untuk setiap kali pertemuan 6 jp x 35 menit. RPP yang dikembangkan mengacu pada prinsip-prinsip penyusunan RPP yang terdapat pada standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

3) Lembar kegiatan individu disusun untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa dan dapat dijadikan panduan bagi siswa untuk belajar mandiri dalam memahami serta menguasai keterampilan berbahasa.

4) Lembar kegiatan kelompok disusun untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa dan dapat dijadikan panduan bagi siswa untuk belajar bersama teman sebaya dalam melakukan diskusi serta memecahkan masalah berdasarkan permasalahan yang diberikan oleh guru, kemudian mereka diminta untuk menuliskan hasil pemikiran mereka bersama anggota kelompok yang akan dipresentasikan pada kelompok lain sehingga kelompok lain dapat memberikan tanggapan.

5) Tes hasil belajar disusun untuk mengukur pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa sebanyak 15 butir soal yang terdiri dari lima butir soal berbentuk pilihan ganda, lima butir soal berbentuk isian singkat, dan lima butir soal berbentuk uraian.

6) Lembar pengamatan aktivitas siswa disusun berdasarkan kemampuan berpikir ilmiah siswa (mengamati, menanya, menalar, mencoba, membuat jejaring) yang diamati setiap lima menit sekali sejak guru memulai pembelajaran hingga mengakhiri pembelajaran.

7) Lembar pengamatan aktivitas guru disusun berdasarkan kemampuan guru selama mengelola kegiatan pembelajaran untuk melatih kemampuan berpikir ilmiah siswa (mengamati, menanya, menalar, mencoba, membuat jejaring) yang diamati ketika guru memulai pembelajaran hingga mengakhiri pembelajaran.

8) Lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran model MIKASE disusun berdasarkan sintaks model MIKASE yang tertuang pada RPP.

9) Lembar angket respons siswa disusun berdasarkan uraian pertanyaan yang mewakili alternatif jawaban siswa terhadap pembelajaran pengembangan model MIKASE.

10) Lembar angket respons guru disusun berdasarkan uraian pertanyaan yang mewakili alternatif jawaban guru terhadap pembelajaran pengembangan model MIKASE.

11) Lembar pengamatan kendala/hambatan selama proses pembelajaran disusun berdasarkan kendala/hambatan yang ditemui oleh guru maupun siswa selama proses pembelajaran dimulai dan diakhiri.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya . Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

(c) Validasi Desain Awal Pengembangan Model Pembelajaran Pada tahap ini, kegiatan validasi untuk desain model pembelajaran dilakukan pada tanggal 5 − 7 Mei 2014. Hal yang dilakukan adalah menyerahkan seluruh komponen yang dirancang kepada empat orang validator untuk memberikan penilaian terhadap validasi RPP, validasi model pembelajaran MIKASE, dan validasi tes hasil belajar.

(3) Tahap Pengembangan Pada tahap ini, beberapa hal yang telah dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut. (a) Revisi Hasil Validasi

Pada tahap ini, kegiatan merevisi hasil validasi dilakukan pada tanggal 19 − 31 Mei 2014. Hal yang dilakukan adalah menindaklanjuti hasil masukan dari para validator guna mengetahui hasil validasi RPP, hasil validasi model pembelajaran MIKASE, dan hasil validasi butir soal tes kemampuan hasil belajar siswa yang dirancang sehingga layak untuk disimulasikan dan diuji cobakan.

(b) Uji Coba Terbatas Pada tahap ini, kegiatan uji coba terbatas dilakukan pada tanggal 7 Juni 2014. Uji coba terbatas dilakukan di kelas IV dengan mengambil 12 orang secara acak untuk mengetahui tingkat efektivitas skenario model pembelajaran yang dikembangkan, kemudian hasil pelaksanaan yang telah dilakukan dapat dijadikan bahan refleksi.

(c) Uji Coba Luas Pada tahap ini, kegiatan uji coba luas dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Uji coba luas pertemuan 1 dilakukan pada tanggal 9 Juni 2014. Uji coba luas pertemuan 1 dilakukan di kelas IV dengan menyertakan seluruh siswa yang berjumlah 27 orang untuk mengetahui data berupa aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran, keterlaksanaan pembelajaran model MIKASE, respons siswa dan guru di akhir pembelajaran, nilai tes hasil belajar siswa sebagai alat ukur ketercapaian tujuan pembelajaran, serta kendala/hambatan selama pembelajaran yang ditemui oleh guru maupun siswa.

Sedangkan, uji coba luas pertemuan 2 dilakukan pada tanggal 11 Juni 2014. Kegiatan pada uji coba luas pertemuan 2 ini memiliki tahapan yang sama dengan uji coba luas pertemuan 1.

(d) Analisis Data Hasil Penelitian Pada tahap ini, kegiatan menganalisis data berdasarkan hasil penelitian

dilakukan pada tanggal 13 − 23 Juni 2014. Hal yang harus dilakukan adalah mengolah data sesuai dengan sumber data dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh.

(e) Laporan Pada tahap ini, kegiatan menyusun laporan tesis dilakukan pada tanggal

24 Juni − 10 Juli 2014 sekaligus menghasilkan produk berupa buku model pembelajaran MIKASE yang bersifat inovatif sehingga dapat diterapkan di SD. Buku model ini berisi sintaks model pembelajaran, tujuan model pembelajaran, skenario pelaksanaan model pembelajaran, dan gambaran tentang pengembangan kemampuan berpikir ilmiah siswa. Buku ini disusun untuk memberikan motivasi pada guru SD agar mampu melakukan berbagai inovasi pembelajaran di kelas sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang telah

Debrine Stefany, Pengembangan Model Pembelajaran MIKASE Untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD

ditentukan. Pada bagian akhir juga dilampirkan contoh RPP yang terkait dengan model tersebut.

Kualitas model pembelajaran MIKASE untuk mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah siswa kelas IV SD dapat ditentukan dari hasil validasi. Adapun hasil validasi yang akan diuraikan sebagai berikut.

(1) Hasil validasi RPP Penilaian terhadap RPP oleh validator berupa revisi dan saran untuk perbaikan RPP dan atas koreksi serta saran validator tersebut telah dilakukan perbaikan sebelum diuji cobakan di lapangan. Hasil penilaian validasi RPP untuk uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 mengalami peningkatan dalam memperbaiki RPP yang dikembangkan sehingga layak untuk digunakan pada kegiatan penelitian. Hasil peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5 Rekapitulasi hasil penilaian validasi RPP

Keterangan validasi

V1 V2 V3 V4 rata

Uji coba

RPP dinyatakan valid dan boleh terbatas

digunakan setelah direvisi kecil. Uji coba luas

RPP dinyatakan sangat valid dan

pertemuan 1 sangat baik untuk digunakan. Uji coba luas

RPP dinyatakan sangat valid dan

pertemuan 2 sangat baik untuk digunakan.

(2) Hasil validasi model pembelajaran MIKASE Hasil revisi validasi model pembelajaran MIKASE yang disarankan oleh validator dapat disimpulkan bahwa hasil validasi model pembelajaran MIKASE pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 menunjukkan bahwa ada peningkatan dari beberapa komponen yang telah direvisi berdasarkan hasil angket penilaian masing-masing validator sehingga model pembelajaran MIKASE layak untuk digunakan dalam kegiatan penelitian yang ditunjang pada RPP agar terwujud di dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Hasil peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6 Rekapitulasi hasil penilaian validasi model pembelajaran MIKASE

Skor

Hasil validasi

Rata-

Keterangan

V1 V2 V3 V4 rata

Model pembelaja-ran MIKASE Uji coba

dinyatakan sangat valid/ layak dan sangat terbatas baik untuk digunakan.

Uji coba luas Model pembelaja-ran MIKASE 90 93 94 80 89 dinyatakan sangat valid/ layak dan sangat

pertemuan 1 baik untuk digunakan.

Model pembelaja-ran MIKASE Uji coba luas

pertemuan 2

dinyatakan sangat valid/ layak dan sangat baik untuk digunakan.

(3) Hasil validasi butir soal tes kemampuan hasil belajar siswa Hasil validasi tes hasil belajar dari validator terdapat revisi dan saran, secara ringkas dapat disimpulkan bahwa hasil validasi butir soal tes kemampuan hasil belajar siswa pada uji coba terbatas, uji coba luas pertemuan 1 dan 2 menunjukkan bahwa layak untuk digunakan sebagai tolok ukur kemampuan siswa dalam mencapai

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan: Tema “Implementasi Kurikulum dan Problematikanya . Pascasarjana Unesa1 November 2014 ISSN: 2407-1293 Halaman 13-34

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Hasil angket penilaian secara keseluruhan dari validator dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7 Rekapitulasi hasil penilaian validasi butir soal tes kemampuan hasil belajar siswa

Aspek yang dinilai

Kesimpulan Rata-rata san soal Uji coba

Hasil validasi Validitas isi Bahasa dan penuli-

terbatas 53,5 49,5 58,25 53,75