Agama Buddha (Buddha Sasana)

25. Agama Buddha (Buddha Sasana)

Sama seperti agama Brahma/Hindu, agama Buddha juga berasal dari India, tepatnya India Utara (sekarang masuk kekuasaan Nepal). Agama Buddha dibabarkan dan diajarkan oleh Sang Buddha Gotama, seorang putra Sakya yang rela meninggalkan anak, istri, ayah dan seluruh kekayaannnya demi membebaskan umat manusia dari jurang penderitaan yang tiada hentinya. Buddha itu bukanlah suatu nama diri, tapi adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang telah dapat membebaskan dirinya dari penderitaan.

Seperti agama-agama lainnya, agama Buddha juga mempunyai kitab suci. Kitab suci agama Buddha dinamakan Tipitaka yang berarti tiga keranjang. Tipitaka secara garis besamya dibagi menjadi tiga bagian. Bagian yang pertama diberi nama Vinaya Pitaka (Keranjang Peraturan). Di dalamnya berisikan peraturan-peraturan untuk para Bhikkhu dan Samanera untuk dijadikan pedoman dalam melakukan suatu perbuatan agar perbuatannya tidak akan merugikan dirinya sendiri maupun makhluk lain. Bagian yang kedua berisikan tentang Sutta-Sutta (Khotbah/Wejangan) yang disabdakan oleh Sang Buddha. Sedangkan bagian yang ketiga berisikan tentang filsafat, metafisika dan ilmu jiwa.

Kitab Tipitaka ini ditulis dengan menggunakan bahasa Pali (Maghada) yaitu bahasa yang digunakan oleh Sang Buddha dalam membabarkan Dhamma. Seluruh ajaran Sang Buddha dapat disarikan menjadi satu kata, yaitu: Dhamma (Pali) atau Dharma (Sanskrit).

TIRATANA

Tiratana adalah suatu bagian yang terpenting dan yang menjadi dasar agama Buddha. Tiratana terdiri dari dua kata, Ti yang berarti tiga dan Ratana yang berarti permata. Arti keseluruhannya adalah Tiga Permata Mulia.

Permata yang pertama ialah BUDDHA, seseorang yang telah mencapai Penerangan Sempurna dengan kemampuannya sendiri tanpa bantuan dari makhluk- makhluk lain. la mempunyai kemampuan untuk menguraikan

pengetahuan kepada makhluk¬makhluk lain.

dan

membabarkan

Permata yang kedua ialah DHAMMA, yaitu ajaran-ajaran yang diberikan dan dibabarkan oleh Sang Buddha.

Permata yang ketiga ialah ARIYA S AṄGHA, yaitu persaudaraan para pengikut Sang Buddha yang telah melaksanakan Dhamma dengan sempurna dan yang telah mencapai Magga (Jalan) dan Phala (Hasil). Dapat juga dikatakan persaudaraan para pengikut Sang Buddha yang telah mencapai tingkat-tingkat kesucian baik tingkat pertama (Sot āpanna), kedua (Sakadāgāmi), ketiga (Anāgāmi) maupun yang keempat (Arahat).

1. Untuk dapat mencapai tempat tujuan seorang buta akan menggunakan Tongkat untuk menuntun dan membimbingnya agar tidak tersesat atau memilih jalan yang salah. Demikian juga kita yang masih dalam kegelapan batin ini sangat membutuhkan suatu pegangan yang dapat dijadikan panutan dan pembimbing yang dapat membawa dan membimbing kita ke jalan yang benar.

Satu-satunya pegangan bagi umat Buddha adalah Sang Tiratana. Sang Tiratana adalah tempat kita bernaung dan berlindung yang paling aman. Tiratana adalah tempat yang sesuai dan tepat bagi kita untuk menanamkan dan mengembangkan keyakinan. Seorang laki- laki yang memegang Sang Tiratana sebagai pelindungnya dinamakan Buddham āmaka. Sedangkan seorang wanita yang memegang Sang Tiratana sebagai pelindungnya dinamakan Buddham āmikā.

2. Untuk dapat diakui dan diterima sebagai umat Buddha, seseorang harus mengucapkan Tisar anaāpatha atau Tiga Perlindungan.

Biasanya Tiga Perlindungan ini diucapkan dengan menggunakan bahasa Pali, bukan terjemahannya. Tisaranap ātha dalam bahasa Pali telah menjadikan suatu ketentuan yang umum, jadi Tisaranap ātha dalam bahasa Pali saja yang digunakan oleh umat- umat Buddha sedunia. Hanya iramanya sajalah yang berbeda antara suatu negara dengan negara lain.

BUDDHA Ṁ SARANAṀ GACCHĀMI – Aku berlinding pada Buddha.

DHAMMA Ṁ SARANAṀ GACCHĀMI – Aku berlindung pada Dhamma.

SA ṆGHAṀ SARANAṀ GACCHĀMI – Aku berlindung pada Saṅgha.

DUTIYAMPI BUDDH AṀ SARANAṀ GACCHĀMI – Untuk kedua kalinya aku berlindung pada Buddha.

DUTIYAMPI DHAMMA Ṁ SARANAṀ GACCHĀMI – Untuk kedua kalinya aku berlindung pada Dhamma.