INDIKATOR KONSUMSI

4.5. INDIKATOR KONSUMSI

4.5.1 Pengeluaran Penduduk menurut Jenis Komoditi

Pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, pengeluaran untuk konsumsi makanan masih relatif besar (mendekati 50%) dari total pengeluaran per kapita. Sebaliknya pada negara maju pengeluaran per kapita yang bersifat sekunder seperti aneka barang dan jasa yang mencakup pengeluaran untuk perawatan kesehatan, rekreasi, olah raga, pendidikan dan lain-lain, adalah merupakan bagian terbesar dari pengeluaran per kapita.

Berdasarkan hasil pengolahan data Susenas 2011 pada gambar 4.11, proporsi pengeluaran nonmakanan rumah tangga di Kota Jayapura selama 1 bulan adalah sebesar 55,30 persen sedangkan proporsi pengeluaran makanan adalah sebesar 44,7 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa rumah tangga di Kota Jayapura masih terfokus dalam pemenuhan kebutuhan pangan, mengingat proporsi pengeluaran makanan dan nonmakanannya hampir seimbang.

Jika ditilik lebih lanjut pada nilai pengeluaran perkapita per bulan, secara rata-rata pengeluaran perkapita perbulan untuk komoditi makanan adalah Rp398.271,00 dan untuk komoditi nonmakanan adalah Rp492.800,00. Sehingga, jika ditotal secara rata-rata pengeluaran penduduk Kota Jayapura pada tahun 2011 adalah Rp891.071,00. Hal ini berarti secara rata-rata pengeluaran perkapita penduduk Kota Jayapura ini masih di atas garis kemiskinan mengingat garis kemiskinan Kota Jayapura adalah Rp504.235,00 (Tahun 2010).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Indeks Pembangunan Manusia

 IPM Kota Jayapura Tahun 2012 sebesar 76.64 atau naik 0.35 point jika dibandingkan capaian IPM tahun 2011

2. Indikator Kependudukan

 Terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 2,98 persen selama periode tahun 2008-2012.  Jumlah penduduk Kota Jayapura Tahun 2012 adalah sejumlah 273.928 jiwa, yang terdiri dari 144.742 jiwa penduduk laki-laki dan 129.186 jiwa

penduduk perempuan.  Jumlah rumah tangga di Kota Jayapura tahun 2012 adalah 67.677 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga adalah 4 orang.  Berdasarkan hasil penghitungan Dependency Ratio, secara rata-rata 1 orang penduduk usia produktif menanggung 2 orang penduduk usia tidak produktif.

3. Indikator Pendidikan

Pembangunan pendidikan di Kota Jayapura secara umum dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari :  Target angka buta huruf pada penduduk berusia 15- 24 tahun ≥ 95 %

dapat dicapai. Bahkan untuk penduduk golongan umur 15-19 tahun semuanya telah melek huruf.

 Tingkat pendidikan penduduk 15 tahun ke atas pada umumnya telah menyelesaikan jenjang pendidikan SMP atau jenjang di atasnya yaitu

sebanyak 81,15 persen. Hal ini sejalan dengan gambaran rata-rata lama sekolah penduduk Kota Jayapura sebesar 11,06 tahun yang berarti penduduk Kota Jayapura pada umumnya telah menyelesaikan program wajib belajar 9 tahun atau jenjang SMP.

4. Indikator Ketenagakerjaan

 Kota Jayapura memiliki potensi angkatan kerja laki-laki lebih banyak dari pada angkatan kerja perempuan.  Lebih dari 70 persen penduduk yang bekerja di Kota Jayapura bekerja di sektor Jasa kemasyarakatan, perdagangan, dan angkutan.

5. Indikator Perumahan

 Secara umum rumah tangga di Kota Jayapura pada umumnya telah menempati bangunan permanen.

6. Indikator Konsumsi

 Komposisi pengeluaran untuk non makanan di Kota Jayapura pada tahun 2011 adalah 55,3 persen

Saran yang diberikan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Jayapura adalah : Pelaksanaan pembangunan sebaiknya dilaksanakan secara menyeluruh dan terintegrasi untuk meningkatkan capaian pembangunan manusia terutama terkait dengan peningkatan daya beli penduduk Kota Jayapura. Adapun saran berdasar temuan permasalahan adalah sebagai berikut:  Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata, pemerintah Kota

Jayapura sebaiknya memprioritaskan pengembangan wilayah kota di daerah Muara Tami maupun kelurahan maupun kampung yang berbatasan dengan distrik tersebut .

 Perlu adanya penambahan infrastruktur kesehatan  perlu mengoptimalkan program ekstrakulikuler maupun penanaman jiwa

wirausaha sejak dini sehingga mereka siap terjun ke lapangan kerja.  Memperluas kesempatan kerja dengan mengoptimalkan potensi Kota Jayapura untuk menarik investor, memberikan kredit lunak, dan menumbuhkan jiwa berwiraswasta dalam diri masyarakat.

 Mengaktifkan organisasi wanita dan posyandu sebagai sarana peningkatan kreativitas dan kemampuan ibu dalam menciptakan lapangan usaha serta dapat meningkatkan kualitas fisik ibu dan anak.

 Penyuluhan akan pentingnya ASI dan meningkatkan kesadaran penduduk bahwa kehadiran penduduk di rumah sakit, puskesmas, dokter, dll bukan hanya dalam rangka penyembuhan (kuratif), namun juga dalam usaha preventif.

 Penyuluhan mengenai bahaya melahirkan di usia dini dan penggunaan kondom selain sebagai alat kontarasepsi juga sebagai pencegah penularan HIV/AIDS.

 Penyuluhan lengkap mengenai kesehatan lingkungan oleh pihak terkait.  Pembukaan lahan perumahan yang tetap memprioritaskan pembangunan

berkelanjutan dan penyediaan kredit rumah yang dapat dijangkau oleh penduduk berpendapatan menengah ke bawah.