MENYATUKAN TIKET ANTARMODA
Gambar 1. Rute Kapal Ternak 2018
SAMARINDA BALIKPAPAN
= Trayek RT.1
TJ. PRIOK
CIREBON
= Trayek RT.2
ATAPUPU = Trayek RT.3
= Trayek RT.4
WAINGAPU WINI = Trayek RT.5
BIMA
KUPANG = Trayek RT.6
= Pelabuhan Muat
= Pelabuhan Bongkar
Tabel 1. Trayek Kapal Ternak 2018
No. Pangkalan Kode
Target Operator Provinsi
Frekuensi Per
(Nautical
1 Round
Tanggal 1 Jan
MI)
Voyage
2018 s/d 31 Des 2018
Kupang-201-Waingapu-887-
1. Kupang NTT RT-1
KM. Camara
Nusantara 1
Tanjung Priok - 150- Cirebon -
15 24 PT. PELNI
1038 Kupang Kupang - 1054- Tanjung Priok
2. Kupang NTT RI-2
KIA Camara
-150Cirebon - 1038 Kupang - 1038
Nusantara 3
Cirebon -462- Bengkulu -462-
32 11 PT. PELNI
Cirebon - 1038 Kupang
3. Kupang NTT RI-3
KM. Camara
Kupang -99-Wini-26- Atapupu-1121
Nusantara 2
Tanjung Priok - 1054. Kupang
14 26 PT ASOP
Bima - 107- Bedes-115- Lember
PT. SUBSEA
4. Bima, NTB RI-4
KM. Camara
GLOBALINDO 5. Bima, NTB
Nusantara 4
-365ParePare 246-Balikpapan
KM. Camara
Bima -107. Badas -666. Tanjung
LINE Celukan
Nusantara 6
Priok -743- Bima -107-Badas -363
19 19 PT. LUAS
Banjarmasin -429-Bima
Celukan Bawang-541-Tanjung
6. Bawang, RT-6
21 17 PT. ASDP Bali
KM. Camara
Priok - 1054- Kupang -99-Wini-
Nusantara 5
26- Atapupu1041- Samarinda -494- Celukan Bawang
Kapal Ternak Menunjang Program Gambar 2. Contoh muatan balik yang dapat diangkut Tol Laut
menggunakan Kapal Ternak
Tujuan kapal ternak secara spesifik adalah untuk mendukung distribusi daging sapi/kerbau nasional dalam upaya mencapai swasembada daging BENIH BIIBIT PAKAN
sekaligus mengimplentasikan prinsip BERMOTOR animal welfare (kesejahteraan hewan).
TERNAK
DAN PERTANIAN TANAMAN HIAS
KENDARAAN
Selain itu untuk mengurangi biaya transportasi pengadaan sapi dari pusat-pusat peternakan sapi yang
dibawa ke kota-kota besar seperti PERALATAN
ELEKTRONIK BARANG
PERKEBUNAN/ PERTANIAN/
RUMAH TANGGA/ PERALATAN PERKANTORAN
Jakarta, Surabaya dan Bandung.
BANGUNAN
Dengan kelancaran pendistribusian sapi dari berbagai sentra sapi di Indonesia timur, diharapkan harga sapi di Jawa dan sekitarnya akan lebih
BARANG-BARANG LAIN DALAM
terjangkau. KEMASAN (Dapat BAHAN MAKANAN)
MEUBEL
BAHAN KAYU OLAHAN/
SELAMA BARANG TERSBUT TIDAK
BANGUNAN
TERKONTAMINASI OLEH BAU TERNAK (BARANG DAPAT DITEMPATKAN DI
Pelayanan angkutan khusus ternak,
DALAM DAN DI ATAS PALKA)
menurut Pelaksana tugas (Plt) Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut (Dirlala) Kemenhub Capt. Wisnu Handoko, merupakan bagian
harga daging yang murah, berkat dari pengembangan tol laut yang
menjadi bagian tak terpisahkan
transportasi yang lancar dan murah. bertujuan mendistribusikan barang-
dari pendistribusian barang-barang
kebutuhan pokok bagi masyarakat
barang secara mudah agar disparitas
Dalam rangka upaya menekan biaya harga antardaerah dapat teratasi.
pinggiran dan pedalaman.
operasi yang sangat tinggi yang Melalui pengembangan sarana
dibebankan kepada negara, maka dan prasarana tol laut termasuk
Keberadaan kapal ternak, diharapkan
perlu adanya pemanfaatan ruang pengadaan kapal ternak, maka
dapat menciptakan pemerataan
muatan kapal terhadap produk- konektivitas antar daerah produsen
ekonomi secara lebih baik.
produk atau hasil industri dari daerah daging dengan daerah konsumen
Pelayanan angkutan dari daerah
konsumen ternak ke daerah penghasil daging dapat terjalin.
penghasil sapi, memungkinkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat
ternak pada saat pelayaran balik.
setempat menjadi lebih baik.
Program tol laut, mencakup
Adapun muatan balik yang dapat pendistribusian barang-barang
Sementara daerah-daerah lain yang
diangkut oleh kapal ternak adalah konsumsi termasuk daging,
membutuhkan daging sapi, juga akan
mendapatkan keuntungan dengan
muatan yang bersifat tidak muatan yang bersifat tidak
Biaya Angkut Kapal Ternak
Dengan adanya kapal ternak, maka diharapkan biaya angkutan untuk komoditas sapi atau daging menjadi murah. Kapal tersebut juga diharapkan dapat mengurangi risiko kematian sapi dan penyusutan bobot sapi. Peternak dari NTT, dapat memanfaatkan kapal khusus ternak yang disediakan pemerintah. Pengangkutan sapi menggunakan kapal khusus ternak diharapkan dapat memangkas biaya transportasi 80% dari Rp 500-600 ribu per ekor menjadi Rp 200 - 230 ribu per ekor.
Penurunan biaya angkut, diharapkan dapat menekan harga daging sapi di Jakarta dari Rp 120.000 / kg menjadi kisaran Rp 75.000 /kg. Program kapal ternak ini akan menguntungkan konsumen dan sekaligus juga menguntungkan peternak di NTT.
Dengan daya tampung kapal sekitar 450-500 ekor sapi, dan jarak tempuh perjalanan sekitar 2 minggu sekali, maka diperkirakan satu kapal ternak mampu mengangkut sapi sebanyak 1.000 ekor per bulan. Sesuai rencana, daya angkut maksimal semua kapal
ternak yang dioperasikan dapat mencapai 6.000 ekor sapi per bulan. Kementerian Perhubungan kini terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah agar pengiriman ternak dari tangan petani ke tempat pengumpulan di karantina bisa berjalan lancar.
Pemerintah juga terus berupaya memudahkan transportasi ternak dari wilayah wilayah timur Indonesia yang diprediksi akan meningkatkan pendistribusian ternak-ternak lokal. Melalui pelayanan yang diberikan, diharapkan para peternak lokal dapat memiliki alternatif yang lebih baik bagi pemasaran komoditas sapi yang mereka budidayakan.
Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan berharap peran sektor lain bagi pengembangan budi daya ternak sapi di daerah-daerah tersebut terus dilakukan agar stok sapi yang akan diangkut cukup melimpah. Saat ini produksi ternak lokal masih mengandalkan peternakan tradisional yang meskipun jumlahnya cukup untuk didistribusikan secara rutin ke kota-kota besar, namun berpotensi habis jika tidak ada upaya pembudidayaan secara besar- besaran.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur sendiri mengakui stok sapi di
NTT cukup memenuhi kebutuhan kuota yang diperlukan daerah lain dalam rentang waktu lima tahun. Namun, jika tidak ada upaya pengembangan peternakan sapi secara memadai, dapat jadi stok sapi di daerah mereka akan habis.
Tujuan kapal ternak secara spesifik adalah untuk mendukung distribusi daging sapi/ kerbau nasional dalam upaya mencapai swasembada daging sekaligus mengimplentasikan prinsip animal welfare (kesejahteraan hewan).
Tabel 2. Tarif Muatan Kapal Ternak 2018
No. TRAYEK
TARIF TERNAK (Rp/Ekor)
1. Atapupu - Tanjung Priok 788,700 2. Atapupu - Samarinda
749,700 3. Badas - Lembar
250,000 4. Badas - Pare-Pare
371,000 5. Badas - Balikpapan
653,900 6. Badas - Tanjung Priok
558,300 7. Badas - Banjarmasin
362,200 8. Balikpapan - Bima
368,800 9. Banjarmasin - Bima
367,000 10. Bengkulu - Cirebon
369,700 11. Bengkulu - Kupang
1,130,600 12. Bima - Badas
250,000 13. Bima - Lembar
351,700 14. Bima - Pare-Pare
433,700 15. Bima - Balikpapan
670,000 16. Bima - Tanjung Priok
661,000 17. Celukan Bawang - Tanjung Priok
429,100 18. Cirebon - Kupang
774,200 19. Kupang - Waingapu
350,100 20. Kupang - Tanjung Priok
TARIF TERNAK (Rp/Ekor)
21. Kupang - Cirebon
22. Kupang - Bengkulu
23. Kupang - Wini
24. Kupang - Atapupu
25. Kupang - Wini
26. Kupang - Atapupu
27. Kupang - Samarinda
28. Lembar - Pare-Pare
29. Lembar - Balikpapan
30. Pare-Pare - Balikpapan
31. Samarinda - Celukan Bawang
32. Tanjung Priok - Cirebon
33. Tanjung Priok - Bengkulu
34. Tanjung Priok - Kupang
35. Tanjung Priok - Bima
36. Waingapu - Tanjung Priok
37. Waingapu - Cirebon
38. Wini - Atapupu
39. Wini - Tanjung Priok
40. Wini - Atapupu
4.1 Wini - Samarinda
Oleh karena itu, Pemprov NTT perlu menetapkan jumlah kuota pengiriman komoditas sapi melalui kapal ternak ini.
Prioritas utama kebijakan pemerintah daerah adalah peningkatan swamsembada ternak terlebih dahulu dan menambah jumlah armada transportasi yang lebih banyak. Jika swasembada tidak menjadi prioritas pemerintah maka peluang Indonesia mengurangi impor sapi dari negara lain akan sulit tercapai.
Pemerintah akan melakukan evaluasi terkait data stok sapi di NTT terutama progres jumlah sapi yang dapat diangkut. Data terkait pasokan sapi yang ada selama ini perlu dilakukan update secara terus menerus. Hal ini penting dilakukan karena data semua sapi-sapi yang tercatat di pemerintah daerah maupun Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten, dapat mencerminkan kondisi riil di lapangan. Bagi para pelaku usaha, kebijakan pemerintah menyediakan layanan angkutan kapal ternak memberikan banyak kemudahan. Selain harga angkutan lebih murah, sapi yang diangkut dengan kapal ternak hanya mengalami penyusutan
sekitar 8 kg per ekor. Ini berbeda dengan pengangkutan sapi menggunakan kapal kargo swasta yang dapat menyusut 18 kg per ekor. “Penambahan jumlah kapal khusus ternak dan dengan kapasitas yang besar saat ini cukup membantu pendistribusian sapi ke luar NTT,” ujar salah satu pelaku usaha perdagangan sapi DKI Jakarta, Tono Sutami.
Hingga kini, jumlah stok sapi yang dapat didistribusikan dari NTT masih cukup untuk memenuhi kebutuhan kota-kota besar DKI Jakarta, Surabaya dan kota lainnya. Kepala Cabang PT Pelni Kupang, Adrian, mengakui antusias pengusaha memanfaatkan jasa kapal ternak cukup besar. Ini karena biaya angkutan kapal ternak hanya Rp 230 ribu per ekor, jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya angkut sapi dengan kapal kargo yang mencapai Rp 500 ribu per ekor. Setiap tahun rata-rata pengiriman sapi ke luar NTT mencapai 65 ribu ekor. Jumlah itu belum mencakup pendistribusian kerbau yang rata-rata mencapai 5 ribu ekor dan kuda 6 ribu ekor pertahun.
Jumlah sapi yang diangkut kapal kargo swasta lebih besar. Rata- rata satu kapal kargo swasta dapat mengangkut 1.000 ekor sapi. “Umumnya pengiriman sapi oleh kapal kargo swasta menuju Kalimantan,” ujar Adrian sembari
mengungkapkan harga sapi di Kalimantan lebih tinggi dibandingkan dengan harga sapi di Jakarta maupun kota besar lain di Indonesia.
Pembatasan pengiriman dengan kuota oleh pemerintah provinsi NTT dilakukan agar stok sapi di daerah tidak cepat habis. Saat ini, pemerintah daerah juga terus menggalakkan program pengembangan industri peternakan sapi secara besar- besaran. Salah satu langkah pemerintah provinsi NTT untuk menjaga stok sapi adalah dengan pembudidayaan bibit yang melibatkan investasi swasta. Selain itu kerja sama dengan instansi lain mutlak dilakukan agar program swasembada daging secara nasional dapat tercapai. Sinergi dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian sektoral lainnya menentukan keberhasilan program swasembada daging.
Peran Kementerian Perhubungan dengan menyediakan layanan angkutan kapal ternak ini telah mempermudah pelaku usaha dalam mendistribusikan sapi- sapi yang selama ini perlu dukungan. Pengadaan kapal ternak juga merupakan salah satu fokus kerja Kementerian Perhubungan terkait peningkatan kapasitas dan pengembangan konektivitas nasional melalui program tol laut.
Pengadaan kapal ternak juga merupakan
salah satu fokus kerja Kementerian Perhubungan terkait peningkatan kapasitas dan pengembangan konektivitas nasional melalui program tol laut.
3 4 5 Aktivitas KM Camara Nusantara I yang
merupakan Kapal Ternak dalam pendistribusian sapi dan kerbau di dalam negeri.
Perlunya Pengembangan Industri Peternakan
Ketua Komite Daging Sapi DKI Jakarta, Sarman Simanjorang, menyarankan agar pemerintah dapat membangun industri peternakan sapi berskala besar. Kalau hanya mengandalkan peternakan sapi tradisional, harapan Indonesia dapat menjadi negara swasembada daging sapi menghadapi tantangan besar.
4 Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga akhir 2017, terdapat sekitar
14 juta ekor sapi. Sementara tingkat kelahiran anak sapi hanya 20 persen dari
5 jumlah tersebut. Sementara konsumsi sapi untuk tahun 2018 sebanyak 3,9 juta ekor. Jadi jika hanya mengandalkan peternakan tradisional, maka dalam waktu kurang lebih 5 tahun, populasi sapi di daerah-daerah akan langka. “Ini karena yang dipotong jauh lebih banyak dibanding sapi baru yang lahir,” ujarnya.
Oleh sebab itu pemerintah perlu membuka investasi untuk sektor industri peternakan sapi. Jika perlu, pemerintah menetapkan pulau-pulau khusus di antara puluhan ribu pulau di Indonesia yang tak berpenghuni untuk dijadikan lokasi peternakan sapi bagi perusahaan tertentu. “Ditambah dengan insentif lain seperti pajak yang murah dan sebagainya. Maka akan banyak investor asing dari dalam maupun luar negeri. Sebab Indonesia butuh 40-50 juta ekor sapi dalam negeri kalau memang mau total stop impor daging sapi,” jelas Sarman.
Jika populasi sapi dalam negeri melimpah, maka pasokan daging sapi dalam negeri juga akan membanjiri pasar. Dengan adanya pasokan yang cukup gejolak harga daging sapi seperti sebelumnya terjadi tidak akan terjadi lagi. Apalagi dengan adanya kesiapan kapal pengangkut ternak yang sudah disediakan pemerintah, maka distribusi pemasaran sapi ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia dapat berjalan lancar. o
Keperintisan Angkutan Udara di Tapal Batas Negeri
Salah satu upaya Pemerintah untuk menjahit konektivitas seluruh wilayah Indonesia - dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote - adalah dengan memberikan subsidi untuk angkutan udara perintis bagi masyarakat di daerah perbatasan. Penyediaan layanan penerbangan perintis ini dilakukan di sejumlah wilayah perbatasan, seperti Tarakan (Kalimantan Utara) dan Merauke (Papua), yang menjadi beranda negeri ini.
Gerbang Internasional
Sebagaimana telah diatur dalam
1 Kegiatan di Bandara Mopah, Merauke, Papua.
Peraturan Menteri Perhubungan No.
9 Tahun 2016 tentang Kriteria dan
2 Bandara Internasional Juwata Tarakan, Kalimantan Utara.
Penyelenggaraan Kegiatan Angkutan Udara Perintis, kehadiran layanan angkutan perintis memiliki tiga tujuan utama. Pertama, menghubungkan daerah terpencil, tertinggal, dan
(kargo). Sementara di Papua terdapat daerah yang belum terlayani oleh
tersedia 109 rute perintis penumpang. moda transportasi lain, serta secara
Jumlah tersebut melengkapi layanan komersil belum menguntungkan.
angkutan perintis di seluruh wilayah Indonesia, dengan total 209 rute
Kedua, mendorong pertumbuhan dan perintis penumpang dan 41 rute pengembangan wilayah. Sedangkan,
angkutan perintis barang. tujuan ketiga adalah mendorong
terwujudnya stabilitas pertahanan dan keamanan negara, khususnya di wilayah perbatasan.
Sebagai kawasan perbatasan, Tarakan memiliki peran strategis sebagai gerbang internasional. Demikian pula halnya dengan Merauke yang berada di Provinsi Papua.
Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara)
Sebagai kawasan
merupakan provinsi termuda yang berada di ujung utara Indonesia dan
perbatasan, Tarakan
berbatasan langsung dengan Negara
memiliki peran strategis
Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia.
sebagai gerbang
Sedangkan, Merauke adalah wilayah yang berada di ujung paling timur
internasional.
Indonesia dan berbatasan langsung
Demikian pula halnya
dengan Negara Papua Nugini.
dengan Merauke yang berada di Provinsi Papua.
Di awal tahun 2018, di Kaltara, tersedia 10 rute perintis penumpang dan 2 rute perintis angkutan barang
Subsidi
Dari Bandara Internasional Juwata, Tarakan Kalimantan Utara (Kaltara), layanan penerbangan perintis tersedia, baik untuk penumpang maupun kargo. Untuk layanan angkutan perintis penumpang dari Tarakan, tersedia rute Tarakan—Long Bawan (pp) dan Tarakan—Maratua (pp).
Angkutan perintis penumpang di Kaltara juga melayani rute dari beberapa wilayah lainnya, seperti
Long Bawan—Malinau, Long Bawan— Nunukan, Long Apung—Malinau (pp), Long Apung—Tanjung Selor (pp), Malinau—Long Layu (pp), dan Binuang—Malinau.
Setiap rute tersebut memiliki frekuensi penerbangan yang berbeda. Misalnya rute Tarakan—Long Bawan (pp) tersedia 4 kali penerbangan dalam seminggu. Sementara, rute Long Bawan—Nunukan (pp) hanya layanan tersedia 2 kali seminggu. Begitu pun rute Tarakan—Maratua (pp) baru tersedia sekali dalam seminggu. Hingga saat ini, penerbangan perintis tersebut dilayani oleh Maskapai Susi Air yang menggunakan jenis pesawat caravan B 208.
Untuk membantu masyarakat, terutama yang berada di daerah perbatasan dan pedalaman, pemerintah melalui Kementerian
Perhubungan juga memberikan subsidi bagi rute perintis. Subsidi ini diberikan untuk rute perintis di Kaltara yang dalam setahun mencapai 2.070 penerbangan.
Dengan adanya subsidi pemerintah, harga tiket untuk rute perintis menjadi terjangkau bagi masyarakat. Sebagai contoh, harga tiket untuk rute Tarakan—Long Bawan adalah sebesar Rp 1,5 juta. Dengan subsidi Pemerintah, masyarakat cukup membayar Rp 435 ribu saja.
“Kehadiran layanan angkutan perintis ini mendapat respon positif dari masyarakat. Bahkan, mereka menginginkan layanan ini ditambah kapasitasnya, baik dari sisi frekuensi penerbangan maupun kapasitas pesawatnya,” jelas Kepala Bandara Internasional Juwata, Tarakan—Asri Santoso.
Sementara itu, untuk angkutan perintis kargo, tersedia rute Tarakan— Long Bawan dan Tarakan—Long Apung dengan frekuensi 2 kali dalam seminggu. Angkutan kargo dapat mengangkut muatan hingga
1 ton. Angkutan perintis kargo ini, ke depannya, diharapkan dapat terkoneksi dengan Program Tol Laut yang telah berjalan di Sebatik dan Nunukan. Dalam hal ini, logistik yang diangkut kapal Tol Laut hingga sampai di Sebatik dan Nunukan, dapat didistribusikan ke berbagai wilayah di Kaltara—khususnya daerah terpencil, pelosok, dan pedalaman—dengan angkutan udara perintis kargo.
Dengan membuka akses transportasi dan distribusi logistik bagi masyarakat di perbatasan dan pedalaman, maka layanan keperintisan juga dapat dirasakan oleh mereka.
“Seperti halnya angkutan penumpang, masyarakat berharap angkutan kargo dapat lebih sering dan lebih banyak mengangkut logistik bagi masyarakat di daerah 3T. Dengan frekuensi 2 kali dalam seminggu dan kapasitas angkut maksimal 1 ton, maka dalam seminggu hanya dapat mengantarkan sekitar 2 ton logistik. Sementara, kebutuhan logistik masyarakat di pedalaman Kaltara cukup tinggi sehingga belum dapat terpenuhi saat ini,” papar Asri.
Bandar Udara Nunukan, Kalimantan Utara.
Bandar Udara Maratua, Kalimantan Utara.
Bandar Udara Mozes Kilangin, Papua.
Bandar Udara Okaba, Papua.
Tantangan
Dari 109 rute angkutan perintis penumpang di Papua, pada tahun 2017 ada 20 rute diantaranya dilayani oleh Bandara Mopah, Merauke. Bandara yang dibangun pada tahun 1943 ini merupakan bandara bersejarah yang dulunya digunakan untuk keperluan darurat perang.