Oleh-oleh Khas
Oleh-oleh Khas
Gagal move on dari lezatnya daging rusa? Jangan khawatir, Anda pun bisa membawa pulang kelezatan daging rusa dan berbagi bersama keluarga dan kerabat di rumah. Beragam olahan daging rusa bisa dijadikan pilihan buah tangan Anda, seperti Abon Rusa dan Dendeng Rusa.
Perlu diketahui, bahwa daging
rusa ini “aman” untuk Anda yang sedang berdiet atau mengurangi konsumsi daging. Daging rusa memiliki kandungan kalori dan lemak yang rendah. Sebaliknya, kandungan proteinnya cukup tinggi, hingga mencapai 27,6% sehingga dapat membantu asupan gizi harian Anda agar tetap sehat. o
Djoko Setijowarno,
Peneliti Laboratorium Transportasi dan Staf Pengajar Prodi Teknik Sipil
Unika Soegijapranata, Semarang
P elabuhan Sungai Aki Betawol
berada di Desa Pembeliangan, Kec. Sebuku, Kab. Nunukan,
Prov. Kalimantan Utara. Pelabuhan ini dibangun dengan menggunakan APBD Provinsi Kalimantan Timur tahun 2014 senilai Rp 23 miliar. Saat itu, Provinsi Kalimantan Utara belum terbentuk. Untuk menuju Pelabuhan Sungai Aki Betawol, kita harus melewati jalan paralel perbatasan Malinau-Seimanggaris di KM 90 ke arah selatan sejauh 8 kilometer. Jalan akses selebar 7 meter itu sudah beraspal mulus. Di sana terdapat
Kantor Kecamatan Sebuku dan ada pula Pos Penjagaan TNI.
Selama ini Desa Pembeliangan menjadi tempat singgah pertama bagi masyarakat yang akan keluar dan masuk melalui jalan darat ke Kecamatan Sembakung, Kecamatan Sembakung Atulai, Kecamatan Lumbis, Kecamatan Lubis Ogong dan Kecamatan Tulin Onsoi. Bahkan juga yang menuju Malinau.
Pelabuhan ini dapat melayani aktivitas bongkar muat baik berupa kebutuhan pokok masyarakat maupun jasa lainnya. Tidak ketinggalan, aktivitas penumpang pun cukup tinggi. Pelabuhan ini melayani mobilitas warga menuju Pulau Nunukan dengan menggunakan speedboat berkapasitas 10 orang. Perjalanan membutuhkan waktu 2 jam dengan tarif Rp 250 ribu per orang.
Pelabuhan Sungai Aki Betawol tidak dilengkapi dengan petugas yang siap setiap saat. Minimal mengawasi saat keberangkatan dan ketibaan. Informasi keberangkatan, ketibaan dan
Pelabuhan Sungai Aki Betawol Perlu Pengawasan
tarif speedboad belum ada. Personil pelabuhan yang harus bertanggung jawab atas kegiatan operasional pelabuhan tidak ditemukan. pelabuhan tidak ditemukan. Jadi, jangan harap ada proses manifest penumpang yang berangkat. Karena kurang diawasi dengan ketat, pelabuhan ini sangat rawan menjadi gerbang penyelundupan barang dan narkoba. Secara fisik, bangunannya sudah cukup baik, namun kelemahan ada pada sistem dan SDM yang mengelola.
Kendati sejak tahun 2015, Kemenhub sudah menetapkan PM 25 Tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan. Kurangnya sosialisasi regulasi dan standar keselamatan hingga ke daerah, telah membikin hampir semua operasi angkutan sungai masih jauh dari standar keselamatan.
Standarnya meliputi SDM (pengelola pelabuhan sungai, awak angkutan sungai dan pengawas alur pelayaran sungai), sarana (pelabuhan sungai, Standarnya meliputi SDM (pengelola pelabuhan sungai, awak angkutan sungai dan pengawas alur pelayaran sungai), sarana (pelabuhan sungai,
Tidak banyak Pemerintah Daerah yang mengetahui aturan tersebut
pemahaman pemda belum sampai di sini. Oleh sebab itu perlulah ada intervensi dari Kemenhub bekerjasama dengan Kemendagri untuk memberikan pemahaman pentingnya transportasi umum yang murah, selamat, aman dan nyaman bagi warga di daerahnya.
Terlebih transportasi sungai masih menjadi andalan warga sekitarnya. Keselamatan bagi penumpang, awak kapal dan pengelola pelabuhan belum menjadi perhatian di daerah. Ditjen Perhubungan Darat sebagai institusi yang menaungi transportasi sungai harus lebih intensif lagi ke daerah untuk melakukan tugas monitoring dan pengawasan terhadap regulasi standar keselamatan angkutan sungai, danau dan penyeberangan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2015.
Sungai masih berperan sebagai urat nadi perekonomian bagi masyarakat di Kabupaten Nunukan. Keselamatan transportasi air masih harus terus dikumandangkan. Selain itu angkutan lanjutan juga lebih diperhatikan dengan memberikan layanan transportasi umum yang murah. Walapun daerah perbatasan, bukan berarti fasilitas layanan transportasi juga harus terbatas. o
Pemukiman (SP) 1, 2 dan 3 Rp 50 ribu, Kecamatan Tulin Onsoi Rp 70 ribu, Desa Sembakung Atulai Rp 100 ribu, Desa Sujau Rp 100 ribu, Desa Bebanas Rp 70 ribu, Desa Melasu Baru Rp 50 ribu, Desa Tetaban Rp 70 ribu, Desa Semunad Rp 70 ribu, Desa apas Rp 40 ribu, Desa Kekayap Rp 40 ribu, Desa Kunyit Rp 50 ribu.
Angkutan regular masih mahal, karena tidak mendapat subsidi operasional dari pemerintah daerah. Secara keseluruhan tarif menggunakan transportasi umum
masih mahal dan cukup membebankan warga.
karena kurangnya sosialisasi. Padahal sejak otonomi daerah diberlakukan, pengelolaan angkutan sungai telah diserahkan ke Pemda Sejak otonomi daerah, pengelolaan angkutan sungai diserahkan ke daerah.
Angkutan sungai masih butuh banyak NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) untuk operasional dan perlu pengawasan dengan standar tinggi.