Stasiun Kereta Vertikal

Stasiun Kereta Vertikal

Ketika kereta tiba di tanah dan bergerak secara horisontal, maka bangku- bangku tersebut akan terkunci dan menjadi bangku statis.

Kereta tersebut tak hanya memenuhi kebutuhan calon penumpang yang menginginkan akses cepat, melainkan juga untuk mengurangi emisi karbondioksida, meningkatkan keamana energi, serta memperlancar bisnis dan perdagangan internasional.

Proyek ini rencananya akan menjadi bagian dari infrastruktur gedung modular yang dapat diterapkan untuk mendukung tata kota di seluruh dunia. Stasiun kereta pencakar langit ini akan menghubungkan ke seluruh stasiun bawah tanah yang memiliki jarak hingga 300 mil dalam waktu 30 menit.

Bentuk bangunan stasiun vertikal diharapkan dapat menunjang pengembangan tata ruang kota yang lebih baik. Konsep Hyper Speed Vertical Train Hub diharapkan juga dapat menjadi salah satu solusi dari persoalan keterbatasan lahan seiring dengan pertumbuhan penduduk kota yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. o

Keberadaan Hyper Speed Vertical Train Hub berawal dari pemikiran dua sosok arsitek handal, yaitu Christopher Christophi dan Lucas Mazarrasa. Menurut mereka, hal tersebut dilakukan guna mengatasi tantangan yang terjadi di kota-kota besar pada 2075. Ide mereka pun mendapatkan apresiasi dalam pagelaran Evolo 2014 Skyscraper Competition.

“Lucas dan saya mengikuti kompetisi tersebut karena kami memiliki kepentingan dalam solusi futuristik yang dapat menantang beberapa isu yang dihadapi kota,” kata Christopher.

Ia melanjutkan, di beberapa negara lainnya, seperti Inggris dan Amerika Serikat sudah mulai mengonsolidasikan proposal untuk rel kecepatan tinggi. Menurut mereka, hal ini menjadi momen yang tepat dalam menyampaikan ide dan gagasan pembangunan Hyper Speed Vertical Train Hub tersebut.

Keberadaan Hyper Speed Vertical Train Hub berawal dari pemikiran dua sosok arsitek handal, yaitu Christopher Christophi dan Lucas Mazarrasa.

Menurut mereka, hal tersebut dilakukan guna mengatasi tantangan yang terjadi di kota-kota besar pada 2075. Ide mereka pun mendapatkan apresiasi dalam pagelaran Evolo 2014 Skyscraper Competition.

P esawat supersonik

pertama buatan Uni Soviet itu bernama

Tupolev Tu-144. Dirancang langsung oleh Biro Desain Tupolev. Desainer utamanya adalah Andrei Nicholayvich Tupolev, seorang perintis dan desainer pesawat Soviet.

yang ada di Eropa. Selanjutnya burung besi

berkecepatan supersonic ini tampil perdana di Paris Air Show pada 1971. Condcordski memukau semua yang hadir dengan penampilannya di udara. Menurut Ilya Grinberg, ahli penerbangan dan profesor teknik penerbangan Soviet di Buffalo State University, pesawat Condcordski menjadi kebanggan seluruh elemen Soviet. Bahkan menurutnya pesawat itu memiliki desain yang lebih baik dan cantik dari pada Concorde.

Layanan Penumpang dan

berdimensi panjang 65,5 meter, rentang sayapnya 28,8 meter dengan tinggi 12,5 meter. Pesawat berbobot lepas landas 207 ton ini, diawaki tiga orang kru dan mampu mengangkut hingga 140 penumpang.

Pada 16 Mei 1970, dalam sebuah demonstrasi penerbangan, Condcordski berhasil melesat ke angkasa biru dengan kecepatan hingga 2.35 Mach. Kecepatan yang berhasil dibukukan Condscordski ini selaras kecepatan suara, yaitu lebih cepat dari semua pesawat penumpang sipil

Tercatat, pengembangan pesawat ini telah dimulai sejak 26 Juli 1963.

Para ahli penerbangan Barat menjulukinya dengan sebutan ‘Condscordski’ yang berarti ‘Concorde dari Uni Soviet’. Julukan ini disandangkan karena Condcordski dianggap memiliki desain yang mirip dengan pesawat Concorde dari Perancis. Meski demikian, sejarah menunjukkan bahwa pesawat ini telah lebih dulu terbang daripada Concorde, yakni pada 31 Desember 1968, dua bulan sebelum pesawat Concorde terbang. Pesawat Condcordski

Pesawat Condcordski merupakan satu-satunya pesaing pesawat Concorde. Condcordski yang berukuran lebih besar ini pun menjadi kebanggaan Uni Soviet. Ironisnya, perjalanan pesawat supersonik ini tidak berjalan mulus.

Condcordski

Pesawat Supersonik Pertama Negara Tirai Besi, Uni Soviet

sehingga membuat sayap pesawat putus. Akibatnya, pesawat terbakar di udara lalu terhempas ke Desa Goussainville yang menewaskan enam orang di dalam pesawat dan delapan warga desa, termasuk menghancurkan

15 rumah. Kecelakaan tersebut membuat Soviet menunda pengembangan Concordski selama empat tahun. Sehingga, Concorde dapat memimpin persaingan dengan membuka layanan penumpang lebih dulu pada 1975.

Dua tahun kemudian, tepatnya 1 November 1977, Concordski akhirnya membuka layanan penerbangan dengan rute penerbangan berdurasi dua jam antara Moskow Alma-Ata (sekarang Almaty) ibukota Kazakhstan. Kota ini dipilih karena melewati daerah-daerah yang jarang penduduknya. Pesawat ini membawa penumpang dengan kecepatan sekitar 1.200 mph dengan ketinggian pada 52.000 kaki.

Berukuran kabin relatif sempit dan cenderung berisik, penerbangan mingguan Condcordski hanya mampu terisi setengah dari kapasitas penumpang yang tersedia. Dampaknya, Condcordski

Pesawat Garuda Indonesia Airways di Bandara Kemayoran

Menara Trafic Control Bandara Kemayoran

Terminal Bandara Kemayoran.

Penerbangan terakhir Condcordski dilakukan oleh NASA pada 1998 untuk

program penelitian

gabungan selama tiga tahun.

lebih banyak mengangkut kargo dan surat daripada penumpang.

Pada 23 Mei 1978, terjadi insiden kebakaran di dalam pesawat yang menewaskan dua insinyur penerbangan Soviet, dan mengharuskan pesawat melakukan pendaratan darurat. Kejadian ini mengakhiri layanan komersil Condcordski yang hanya berumur 7 bulan. Penerbangan untuk penumpang secara resmi ditutup pada 1 Juni 1978.

Sejak saat itu, pengganti Condcordski atau Tu- 144 ini terus diusulkan dengan teknologi dan desain yang lebih baru. Namun tidak ada yang berhasil mencapai tahap produksi, karena kerap mengalami kegagalan dalam serangkaian uji coba penerbangan, mulai dari kerusakan mesin hingga bunyi alarm yang tak bisa dimatikan. Rentetan kegagalan ini mendorong pelarangan penuh atas penerbangan Condcordski dan pendanaannya pun dihentikan pemerintah Uni Soviet.

Kini pesawat komersil super cepat ini tinggal sejarah. Condcordski tidak lagi memproduksi pesawat sejak 1984. Secara

keseluruhan, Condcordski hanya melakukan 55 penerbangan dan membangun 17 model pesawat selama periode 1963-1984. Sebagian prototipenya dibatalkan dan didonasikan ke museum penerbangan di Rusia dan Jerman.

Penerbangan terakhir Condcordski dilakukan oleh NASA pada 1998 untuk program penelitian gabungan selama tiga tahun. Jenis pesawat Condcordski yang dipergunakan adalah seri Tu-144D yang di-upgrade menjadi Tu-144LL standar. Pesawat ini dioperasikan bersama Rusia dan Amerika Serikat (AS) untuk proyek penelitian pesawat supersonik High Speed Civil Transport (HSCT).

Pesawat ini berhasil melakukan 27 penerbangan penelitian untuk tes teknologi mesin supersonik, sistem bahan bakar, kontrol penerbangan tingkat lanjut, teknik pengurangan kebisingan, dan konsep lain yang bertujuan terciptanya pesawat berkecepatan supersonik yang ekonomis dan ramah lingkungan. Ironisnya, pesawat jenis ini berakhir dengan dijual kepada seseorang melalui situs penjualan eBay seharga $11 juta pada 2001. o