BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para
investor. Untuk mengurangi kemungkinan resiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang
diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari
perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan.
Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi
return baik berupa pendapatan dividen dividend yield maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya capital gain. Dalam
hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena dengan stabilitas dividen dapat
meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan sehingga mengurangi ketidakpastian investor dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan.
Pembagian dividen diatur dalam kebijakan dividen. Perusahaan, dalam kebijakan dividen, diharapkan pada keputusan atau pilihan penggunaan
Universitas Sumatera Utara
keuntungan earnings yang diperoleh dibagikan dalam bentuk dividen, ditahan untuk tambahan investasi, atau gabungan keduanya. Horne 2005:498
menyatakan bahwa beberapa investor lebih memilih deviden daripada capital gain. Pembayaran deviden dapat menghilangkan kebimbangan para investor
mengenai keuntungan perusahaan. Deviden diterima menurut dasar periode berjalan, sementara prospek realisasi capital gain diperoleh di masa depan.
Dividen yang bisa diperoleh oleh para investor ada dua jenis, yaitu dividen tunai dan non tunai. Dividen tunai cash dividend adalah dividen yang
dibayarkan perusahaan pada investor dalam bentuk uang tunai. Sedangkan dividen non tunai non cash dividend adalah dividen yang dibayarkan kepada investor
dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu, misalnya dividen saham dan dividen aktiva. Pada kenyataannya para investor lebih tertarik pada pembayaran
dividen dalam bentuk uang tunai, sebab dapat meminimalisir ketidakpastian atas investasinya pada suatu perusahaan.
Dari sisi emiten kebijakan dividen sangat penting bagi mereka, apakah sebagai keuntungan perusahaan akan lebih banyak digunakan untuk membayar
deviden dibanding retained earning atau sebaliknya. Dalam penetapan kebijaksanaan mengenai pembagian deviden, faktor yang menjadi perhatian
manajemen adalah besarnya laba yang dihasilkan perusahaan. Ada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas.
Laba akuntansi adalah laba dari kacamata perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan
Universitas Sumatera Utara
terandalkan. Laba akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba yang didapat dari selisih hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-
biaya operasi laba sebelum bunga dan pajak. Jumlah laba yang dihasilkan perusahaan akan menjadi salah satu faktor yang akan dipertimbangkan perusahaan
dalam membayarkan dividen bagi pemegang saham. Biasanya perusahaan yang memiliki laba yang tinggi akan membagikan dividen yang besar. Dengan kata
lain, semakin tinggi laba bersih semakin tinggi dividen yang diberikan perusahaan bagi pemegang saham.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu
dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus kas operasi memiliki pengaruh terhadap dividen tunai,
semakin tinggi arus kas operasi maka semakin tinggi pula dividen tunai. Hal ini dikarenakan dalam arus kas operasi digambarkan kinerja perusahaan dimana
kinerja perusahaan yang baik akan menghasilkan laba yang tinggi sehingga perusahaan dapat meningkatkan pembayaran dividen tunai.
Universitas Sumatera Utara
Sagala 2006 meneliti tentang pengaruh earnings dan arus kas operasi terhadap deviden tunai yang diterima oleh pemegang saham pada perusahaan
manufaktur di BEJ tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa earnings dan arus kas berpengaruh terhadap deviden tunai
yang diterima oleh pemegang saham dan nilai earnings jauh lebih signifikan jika dibandingkan dengan arus kas operasi.
Siregar 2010 dalam penelitiannya yang menganalisis pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap deviden kas pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI, periode penelitian dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba akuntansi dan laba tunai secara
simultan berpengaruh terhadap dividen kas. Sedangkan secara parsial hanya laba akuntansi yang berpengaruh terhadap deviden kas.
Sitanggang 2011 meneliti tentang pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap deviden tunai pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI,
periode peneltian dari tahun 2007 sampai 2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen berpengaruh positif terhadap dividen tunai
secara bersama-sama, tetapi secara parsial laba bersih berpengaruh positif signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh
terhadap dividen tunai. Sibarani 2011 dalam penelitiannya yang menganalisis hubungan laba
akuntansi, arus kas operasi dengan deviden tunai pada industri perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kedua
Universitas Sumatera Utara
variabel independen mempunyai hubungan yang signifikan dengan deviden tunai, tetapi yang mempunyai hubungan yang paling signifikan dan kuat adalah laba
akuntansi. Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian
dikarenakan perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menjual produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus mulai dari
pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi produk yang siap dijual. Dimana hal ini dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut sehingga
membutuhkan sumber dana yang akan digunakan pada aktiva tetap perusahaan. Perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk
membiayai operasi perusahaan mereka salah satunya dengan investasi saham oleh para investor.
Berdasarkan penjelasan di atas penulis termotivasi untuk meneliti pengaruh laba sebelum bunga dan pajak dan arus kas dari aktivitas operasi terhadap dividen
tunai. Peneliti ingin mengetahui informasi mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dividen tunai dan mengetahui informasi yang lebih akurat antara
laba sebelum bunga dan pajak serta arus kas yang mempengaruhi dividen tunai. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang dilakukan pada perusahaan-
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam pengujiannya, penelitian ini dibatasi dengan menggunakan informasi laba
sebelum bunga dan pajak dan arus kas dari aktivitas operasi sebagai variabel independen dan informasi dividen tunai sebagai variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
B. Perumusan Masalah