B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan mengenai latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah laba sebelum bunga dan pajak mempunyai pengaruh terhadap
dividen tunai? 2.
Apakah arus kas dari aktivitas operasi mempunyai pengaruh terhadap dividen tunai?
3. Apakah laba sebelum bunga dan pajak dan arus kas dari aktivitas operasi
secara simultan mempunyai pengaruh terhadap dividen tunai?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba sebelum bunga dan pajak terhadap dividen tunai.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh arus kas dari aktivitas
operasi terhadap dividen tunai. 3.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba sebelum bunga dan pajak dan arus kas dari aktivitas operasi secara simultan terhadap dividen
tunai.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan atas penelitian ini adalah:
1. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi
penelitiannya. 2.
Bagi peneliti, memperoleh dan memberikan tambahan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi dividen tunai perusahaan.
3. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para manajer dan investor pasar
modal, memberikan informasi penggunaan tolok ukur untuk mengukur kinerja perusahaan dan menberikan berbagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan berinvestasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan
Gambaran tentang perkembangan finansial dari suatu perusahaan dapat diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data finansial
dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan
sekumpulan informasi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disajikan dalam bentuk laporan sistematis yang mudah dibaca dan dipahami
oleh semua pihak yang membutuhkan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu usaha adalah para
pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili,
buruh serta pihak-pihak lainnya. Laporan Keuangan dibuat agar dapat digunakan untuk menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan.
Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK,2007:1 yaitu sebagai berikut :
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus
dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk
Universitas Sumatera Utara
skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta
pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Tujuan laporan keuangan sebagaimana dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia PSAK, 2007:2 yaitu :
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban stewardship manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan
keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan
Laporan keuangan yang disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai
oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan. Laporan keuangan beserta
pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan-keputusan investasi dan pendanaan.
Laporan keuangan harus memberikan informasi : a.
untuk keputusan investasi dan kredit, b.
mengenai jumlah dan timing arus kas, c.
mengenai aktiva dan kewajiban, d.
mengenai kinerja perusahaan, e.
mengenai sumber dan penggunaan kas, f.
penjelas dan interpretif, serta g.
untuk menilai stewardship .
Universitas Sumatera Utara
Pemakai laporan keuangan ialah semua pihak yang berkepentingan stakeholders akan kondisi keuangan perusahaan. Stakeholders yang
menggunakan informasi akuntansi dapat dibedakan menjadi 2 klasifikasi utama, yaitu: 1 pemakai internal, pengambil keputusan yang secara langsung
berpengaruh terhadap kegiatan internal perusahaan; 2 pemakai eksternal, pengambil keputusan yang berkaitan dengan hubungan mereka terhadap
perusahaan. Pemakai internal membutuhkan informasi untuk membantu dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan dan pengelolaan berbagai
sumber daya perusahaan. Pemakai eksternal meliputi pemakai sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha
lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi : a.
Investor Penanam modal beresiko berkepentingan dengan resiko yang melekat serta
pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi laporan keuangan untuk menentukan apakah harus membeli,
menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen. b.
Kreditor Kreditor berkepentingan dalam satu hal yaitu pembayaran kembali dengan
bunganya. Kreditor tertarik dengan informasi keuangan memungkinkan
Universitas Sumatera Utara
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat di bayar pada saat jatuh tempo.
c. Pemasok
Pemasok tertarik dengan informasi laporan keuangan yang memungkinkan mereka memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat
jatuh tempo. Pemasok juga berkepentingan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada kreditor kecuali kalau sebagai pelanggan utama,
mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. d.
Pelanggan Pelanggan berkepentingan dengan informasi laporan keuangan mengenai
kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan.
e. Karyawan
Karyawan berkepentingan dengan informasi laporan keuangan untuk bermacam-macam alasan seperti untuk mengharapkan janji-janji jangka
panjang seperti pensiun dan tunjangan kesehatan. f.
Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi
laporan keuangan untuk menetapkan kebijakan pajak dan sebagai alat untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
Universitas Sumatera Utara
g. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Dalam pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK No.1 paragraf 07
IAI, 2007 dinyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini :
a. Neraca;
b. Laporan laba-rugi;
c. Laporan perubahan ekuitas;
d. Laporan arus kas; dan
e. Catatan atas laporan keuangan
Neraca, pada suatu waktu tertentu, melaporkan sumber daya yang dimiliki perusahaan aktiva, kewajiban perusahaan pasiva atau utang, dan selisih
bersih antara aktiva dan kewajiban, yang mewakili equitas atau modal pemilik Stice, Stice, dan Skousen, 2004 :12. Laporan laba rugi, untuk rentang waktu
tertentu, melaporkan aktiva bersih yang dihasilkan oleh operasi perusahaan pendapatan, aktiva bersih yang digunakan beban, dan selisihnya, yang
disebut laba bersih. Laporan laba rugi merupakan usaha terbaik akuntan dalam mengukur kinerja ekonomis suatu perusahaan pada periode tertentu Stice, stice,
dan Skousen, 2004:12.
Universitas Sumatera Utara
Laporan perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau Penurunan akitiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan
yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang
berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan IAI: PSAK No.1 paragraf 66. Laporan cash flow, untuk rentang waktu tertentu,
melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan digunakan oleh perusahaan melalui tiga tipe akti vitas: operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan cash flow
merupakan laporan keuangan yang paling objektif karena tidak menggunakan berbagai estimasi dan penilaian akuntansi yang dibutuhkan untuk menyusun
neraca dan laporan laba rugi Stice, Stice, Skousen, 2004:12. Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian
jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan cash flow, dan laporan perubahan ekuitas, serta informasi tambahan seperti kewajiban
kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pedoman
Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar
PSAK No.1 paragraf 70.
Universitas Sumatera Utara
2. Laba Sebelum Bunga dan Pajak EBIT
Laba merupakan selisih pendapatan dan biaya. Berdasarkan pengertiannya, laba diharapkan dapat digunakan sebagai pengukur efisiensi, pengukur kinerja
entitas dan manajemen, dasar penentuan pajak, dan lain sebagainya. Pengembalian laba kepada pemegang sahamekuitas dalam bentuk dividen
untuk periode bersangkutan atau untuk laba ditahan return earnings dapat dicerminkan oleh earnings, sementara pos-pos dalam laporan laba-rugi merinci
bagaimana earnings di dapat atas kenaikan penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas. Earnings
mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Stice, stice dan Skousen 2004:226 menunjukkan konsep dasar dari
earnings adalah hasil dari investasi. Salah satu definisi dari earnings yang diterima lebih luas adalah jumlah yang dapat diberikan kepada investor sebagai
hasil investai dan kondisi perusahaan di akhir periode masih sama baiknya atau kayanya well-off dengan di awal periode.
a. Pengukuran dan Pengakuan
Konsep dalam pengukuran earnings ada dua, yaitu: 1.
Konsep pemeliaharaan modal keuangan Konsep ini berasumsi bahwa perusahaan memiliki laba hanya jika nilai
aktiva bersih perusahaan yang diukur dalam satuan uang pada akhir periode melebihi nilai aktiva bersih pada awal periode setelah dikurangi
dampak transaksi dengan pemilik.
Universitas Sumatera Utara
2. Konsep pemeliharaan fisik
Dalam konsep ini, laba terjadi hanya jika kapasitas produktif fisik perusahaan pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada
awal periode, juga setelah dikurangi dampak transaksi dengan pemilik. Konsep ini mengharuskan aktiva produktif persediaan, gedung, dan
peralatan dinilai pada biaya saat ini current cost. Modal produktiif terpelihara hanya jika nil ai sekarang dari aktiva modal dipelihara.
Earnings diukur berdasarkan akuntansi akrual, tujuan utama akuntansi akrual adalah pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran earnings
adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Pengakuan pendapatan revenue recognition adalah titik awal pengukuran laba. Dua kondisi wajib
untuk dapat diakui adalah bahwa pendapatan harus: 1.
Telah atau dapat di realisasi realized or realizable Untuk dapat diakui, suatu perusahaan harus telah mendapatkan kas
atau komitmen andal untuk mendapatkan kas, sepertipiutang yang sah. 2.
Telah dihasilkan earned Perusahaan harus menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada
pembeli, yaitu proses perolehan laba harus telah selesai. Ketika pendapatan telah diakui, biaya yang berhubungan dikaitkan dengan
pendapatan atau pengaitan beban expense matching untuk menghitung earnings. Beban diakui saat terjadinya ekonomi yang terkait, bukan saat
keluarnya kas.
Universitas Sumatera Utara
Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban, untung dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Laba kotor gross profit yang
disebut juga margin kotor gross margin merupakan selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan. Laba kotor mengindikasikan seberapa jauh
perusahaan mampu menutupi biaya produknya. Indikator ini tidak relevan khususnya untuk perusahaan jasa dan tekhnologi, di mana biaya produksi
hanyalah bagian kecil dari total biaya. Dalam penelitian ini, laba yang digunakan adalah laba sebelum bunga dan
pajak EBIT, sebagaimana namanya, merupakan laba dari operasi berjalan sebelum cadangan untuk bunga dan pajak penghasilan. Laba sebelum bunga dan
pajak tidak termasuk dalam laba operasi yang merupakan selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba bersih dari operasi
berjalan merupakan laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga dan pajak.
3. Arus Kas Operasi
Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 IAI:2002 dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi cash flow from operation merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai
Universitas Sumatera Utara
unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait laba. Aktivitas operasi meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang
berasal dari aktivitas operasi terkait. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi dengan beberapa pengecualian kecil dan dengan pos-pos
operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran di muka, utang dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi
transaksi dan peristiwa yang tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan.
Tabel 2.1 Aktivitas Operasi
Kas diterima dari : Kas dikeluarkan untuk:
1. Penjualan barang atau jasa 1. pembelian persediaan,
2. Penjualan efek yang diperdagangkan 2. gaji dan upah, 3. Pendapatan bunga,
3. pajak, 4. Pendapatan dividen
4. beban bunga 5. beban lainnya
6. pembelian efek Sumber : Stice,Stice,Skousen 2004;320
Analisis arus kas operasi dapat dilakukan dengan menghitung free cash flow. Free cash flow adalah kas yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan setelah dikurangi untuk pengeluaran pendanaan dan pengeluaran pemeliharaan modal. Pertumbuhan internal dan flexibilitas keuangan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan sangat tergantung pada jumlah free cash flow yang dimiliki perusahaan Darsono dan Ashari, 2005:55. Perhitungan free cash flow adalah
sebagai berikut: FCF = Arus Kas Operasi – pengeluaran pemeliharaan modal + dividen
4. Dividen a. Pengertian
Menurut Dyckman et al 2001:439 “dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan
penerbit, sedangkan menurut Stice et al 2004:902 dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai
dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada
pemegang sahamnya disebut dividen tunai cash dividend. Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi tiga kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar
dividen tunai: 1.
Laba ditahan yang mencukupi, 2.
Kas yang memadai,
3. Tindakan formal dari dewan komisaris.
Universitas Sumatera Utara
b. Jenis Dividen
Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham terbagi dalam beberapa jenis dividen. Dividen yang paling disukai oleh para
pemegang saham adalah dividen tunai atau dividen kas. Jenis dividen menurut Dyckman 2001:439 adalah sebagai berikut:
1. Paling umum
a. dividen tunai, yaitu distrisbusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah
korporasi kepada pemegang sahamnya, b.
properti, yaitu dividen dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang,
atau setiap aktiva non kas lainnya. c.
dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada pemegang saham.
2. Khusus
a. dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan
bukan modal ditahan, b.
dividen skrip atau wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan
mengalami kekurangan kas.
c. Prosedur Pembayaran Dividen
Biasanya perusahaan membayar dividen secara kuartalan. Persetujuan akhir pembayaran dividen adalah dari dewan direksi. Setelah kebijakan
dividen perusahaan telah disusun, beberapa rincian prosedur baru diatur. Menurut Keown, at al 2000:626 menyatakan bahwa ada beberapa prosedur
yang ada dalam pembayaran dividen adalah sebagai berikut : 1.
Tanggal Pencatatan Adalah tanggal yang ditetapkan oleh dewan direksi pada saat dividen
diumumkan, dimana dilakukan pendaftaran para pemegang saham yang berhak menerima dividen. Apabila sesudah saham didaftarkan kemudian
dijual maka pembeli tidak berhak menerima dividen yang dibagi itu karena nama yang terdaftar adalah pemegang saham lama. Saham yang
dijual sesudah didaftarkan disebut “stock ex dividends”.
Universitas Sumatera Utara
2. Tanggal Tanpa Dividen
Adalah tanggal pertama dimana pembeli saham tidak berhak lagi untuk menerima dividen yang baru saja diumumkan.
3. Tanggal Penggunaan
Adalah tanggal dimana dewan direksi mengumumkan jumlah dan tanggal pembayaran dividen berikutnya.
4. Tanggal pembayaran
Adalah tanggal dimana perusahaan membayarkan dividen yang diumumkan.
5. Rencana Reinvestasi Dividen Dividend Reinvestment Plan
Adalah pilihan rencana yang memungkinkan pemegang saham untuk menginvestasikan dividen yang diterimanya secara langsung dalam
bentuk tambahan saham.
d. Kebijakan Dividen
Kebijakan pembagian dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian laba akan dibagikan kepada para pemegang saham dan
akan ditahan dalam perusahaan selanjutnya diinvestasikan kembali. Kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham
RUPS. Kebijakan dividen penting bagi perusahaan dengan dua alasan, yaitu:
1. Pembayaran dividen mungkin akan mempengaruhi nilai perusahaan
yang tercermin dari harga saham perusahaan tersebut. 2.
Laba ditahan biasanya merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa tetap tidak mengalami perubahan dan bisa mengalami perubahan ada kenaikan atau penurunan dari
dividen yang dibagikan sebelumnya. Menurut Gitosudarmo 1995:238, “secara umum kebijakan dividen
yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend policy, fluctuating dividend policy, kombinasi stable dividend policy
dan fluctuating dividend policy ”. 1.
Stable Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang
dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin menurun. Jadi, besarnya dividen yang
dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan
mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen.
2.
Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen
yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya
dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga
rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya.
3.
Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy.
Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat
proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih
mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen
yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif.
e. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Keown et al 2000:621 terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang meliputi hal-hal seperti di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
1. Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum merupakan salah satu faktor yang turut mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Pembatasan hukum
dapat terbagi menjadi dua kategori. Pertama, pembatasan hukum menurut undang-undang dan kedua, pembatasan hukum karena
kebijakan perusahaan itu sendiri untuk membatasi pembagian dividen saham biasa.
2. Posisi Likuiditas
Posisi likuiditas menggambarkan seberapa banyak aset lancar yang tersedia. Guna memenuhi pembagian dividen dalam berbagai jenis
dividen salah satunya adalah ketersediaan kas yang digunakan untuk membayar dividen kas kepada para investor. Ketersediaan kas
mempunyai pengaruh yang penting dalam kebijakan membagikan dividen dalam bentuk kas selain posisi laba ditahan yang cukup besar.
Hal itu didasari karena laba ditahan yang cukup besar kurang menjamin ketersediaan perusahaan untuk membayar dividen dalam bentuk kas jika
kas yang tersedia kurang memadai.
3. Tidak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain
Perusahaan besar relatif mempunyai pendanaan eksternal guna melakukan pembayaran dividen kas sedangkan pada perusahaan kecil
pendanaan perusahaan hanya berasal dari pihak internal sehingga jika ketersediaan dana internal kurang memadai maka akan berdampak pada
kebijakan dividen yang diambil.
4. Kemampuan peramalan laba
Kemampuan peramalan laba menjadi salah satu faktor karena perusahaan yang mampu meramalkan pendapatnya pada masa yang akan
datang relatif dapat meramalkan kebijakan dividen seperti apa yang akan diambil. Jika perusahaan mempunyai tren pendapatan yang stabil maka
jumlah dividen dalam bentuk kas yang dibayarkan akan besar dan sebaliknya.
5. Kontrol kepemilikan
Kontrol kepemilikan berpengaruh terhadap kebijakan dividen yang diambil oleh suatu perusahaan, hal itu didasari dengan ketersediaan dana
yang digunakan dalam perluasan perusahaan. Perusahaan yang relatif kecil, kontrol kepemilikan merupakan skala prioritas, hal ini berkaitan
dengan perluasan perusahaan yang memerlukan dana yang besar. Jika perusahaan tidak mempunyai sumber pendanaan di luar perusahaan
maka perusahaan akan menerbitkan utang guna mendanai perluasan tersebut. Selain itu dana juga didapat dari alokasi laba sehingga
berdampak pada jumlah yang akan dibagikan dalam bentuk dividen.
Universitas Sumatera Utara
6. Inflasi
Inflasi merupakan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan. Idealnya jika suatu aset tetap rusak dan usang, dana yang
dihasilkan dari depresiasi digunakan untuk mendanai penggantian. Karena dalam periode inflasi terjadi kenaikan harga maka untuk
mengganti aset yang diperlukan dalam aktiva operasional perusahaan dibutuhkan pembatasan laba dan ini berarti pengurangan jumlah laba
yang akan dibagi dalam bentuk dividen.
f. Indikator Kebijakan Deviden
Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada dua macam. Pertama, hasil dividen dividend yield. Dividend yield adalah
suatu rasio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagau
berikut Warsono, 2003:275 :
Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada.
Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha
menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi.
Indikator kedua yang digunakan unyuk mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen Dividend Payout Ratio atau DPR. DPR
merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia
Universitas Sumatera Utara
bagi para pemegang saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut Warsono,2003:275:
DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan dividend yield.
5. Pengaruh laba sebelum bunga dan pajak dan arus kas operasi terhadap deviden tunai.
Dari sisi investor, dividen merupakan salah satu motivator untuk menanamkan dana di pasar modal. Tingkat keuntungan yang diharapkan para
investor tentunya lebih besar daripada apabila mereka menanamkan dananya pada obligasi pemerintah atau tingkat bunga deposito. Rencana dividen yang
akan dibagikan perusahaan tergantung kepada kebijakan deviden masing- masing perusahaan. Namun, pada umumnya dividen dibagikan dalam bentuk
tunai. kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan indikator utama.
Beberapa perusahaan membayarkan dividen dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi adakalanya saat laba
yang diperoleh perusahaan menurun, dividen yang diberikan perusahaan justru lebih besar dari tahun sebelumnya. Laba yang tinggi belum tentu
mencerminkan kas atau uang tunai tersedia dalam jumlah yang besar. Berdasarkan fenomena tersebut, laba sebelum bunga dan pajak juga dapat
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi dividen yang diberikan perusahaan, hal ini dapat dilihat bahwa
laba sebelum bunga dan pajak merupakan bagian dari laba tunai yang diperoleh dari jumlah arus kas dari aktivitas operasi yang terdapat dalam
laporan arus kas, yang secara teori mempengaruhi dividen tunai. Faktor lain yang dapat dipertimbangkan pihak manajemen dalam menetapkan besarnya
dividen tunai ialah arus kas. Sebagian para ahli menyebutkan bahwa arus kas mempunyai hubungan dengan jumlah pembayaran dividen yang terjadi dalam
satu tahun setelah arus kas bermanfaat bagi pemegang saham. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa menganda;kan sumber pendapatan.
Bagi perusahaan, arus kas adalah hal utama yang harus dipenuhi dan dijaga. Jangan sampai satu sisi perusahaan memberikan dividen dalam jumlah
besar, sedangkan disisi lain menghadapi problem likuiditas di internal perusahaan,kondisi inilah yang harus dijaga oleh manajemen. Meskipun ada
perusahaan yang berhasil mencatat laba cukup besar tapi enggan membagi dividen,hal itu biasanya dilakukan demi menjaga arus kas supaya tetap sehat,
dan perusahaan tetap bisa menjalankan ekspansi usaha sesuai rencana. Oleh karena itu, arus kas perusahaan jangan sampai dikorbankan demi
membayar dividen yang besar. Kondisi arus kas cukup menentukan dalam penentuan kebijakan dividen. Semakin kuat arus kas perusahaan, semakin
Universitas Sumatera Utara
besar kemungkinan untuk membayar dividen dengan porsi tinggi, dan begitu juga sebaliknya.
Untuk menunjukkan pengaruh laba sebelum bunga dan pajak dan arus kas operasi terhadap dividen tunai, dapat dihitung dengan menggunakan rasio
Quality of income dengan rumus : Quality of income = Arus kas operasi laba sebelum bunga dan pajak
Analisis quality of income menunjukkan varians antara arus kas dengan laba bersih, maka makin tinggi rasio maka makin tinggi kualitas laba karena
makin besar bagian laba operasi yang direalisasikan dalam bentuk kas. Dengan demikian semakin besar juga dividen tunai perusahaan.
Selain itu, menurut Pradhono 2004:140 untuk menganalisis kinerja laporan keuangan dengan menggunakan laporan arus kas adalah analisis rasio
laporan arus kas. Analisis laporan arus kas ini menggunakan komponen dalam laporan arus kas dan laporan laba-rugi sebagai alat analisis rasio. Salah atu
diantara rasio laporan arus kas yang berhubungan terhadap pengaruh laba sebelum bunga dan pajak dan arus kas operasi terhadap dividen tunai adalah
cash flow return on asset dengan rumus sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Peneltian Terdahulu Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Tahun Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1 Dewi
Natalia Sagala
2006 Variabel Independen:
Earnings, Arus kas operasi Variabel Dependen:
Deviden Tunai Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara serempak variabel
independen berpengaruh terhadap deviden tunai yang
diterima oleh pemegang saham.
Secara parsial earnings dan arus kas operasi
berpengaruh terhadap deviden tunai yang diterima
oleh pemegang saham tetapi earnings lebih berpengaruh
signifikan.
2 Shahlan
Habibi Siregar
2010 Variabel Independen:
Laba Akuntansi, Laba Tunai
Variabel Dependen: Deviden Kas
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba
akuntansi dan laba tunai secara simultan berpengaruh
terhadap dividen kas. Laba akuntansi secara
parsial berpengaruh terhadap dividen kas. Laba
tunai secara parsial tidak berpengaruh terhadap
dividen kas.
3. Lintong S
Sitanggang 2011
Variabel Independen: Laba bersih, Arus kas
Variabel Dependen: Deviden Tunai
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua
variabel independen berpengaruh positif terhadap
dividen tunai secara bersama-sama, tetapi secara
parsial laba bersih berpengaruh positif
signifikan terhadap dividen tunai, sedangkan arus kas
operasi tidak berpengaruh terhadap dividen tunai.
Universitas Sumatera Utara
No. Peneliti
Tahun Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
4. Surya
Warni Sibarani
2011 Variabel Independen:
Laba Akuntansi, Arus kas Variabel Dependen:
Deviden Tunai Penelitian ini
menyimpulkan bahwa kedua variabel independen
mempunyai hubungan yang signifikan dengan deviden
tunai, tetapi yang mempunyai hubungan yang
paling signifikan dan kuat adalah laba akuntansi.
Sumber : Diolah Oleh Peneliti 2013 Sagala 2006 melakukan penelitian tentang pengaruh earnings dan arus
kas operasi terhadap dividen tunai yang diterima oleh pemegang saham. Sampel diambil dari perusahaan manufaktur Tbk di Bursa Efek Jakarta dengan
periode penelitian dari tahun 2003-2005. Jumlah perusahaan yang digunakan sebanyak 34 perusahaan. Model statistik digunakan dalam penelitian ini untuk
menguji tingkat signifikan rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel independen
berpengaruh terhadap deviden tunai yang diterima oleh pemegang saham. Secara parsial earnings dan arus kas operasi berpengaruh terhadap deviden
tunai yang diterima oleh pemegang saham tetapi earnings lebih berpengaruh signifikan.
Siregar 2010 melakukan penelitian tentang analisis pengaruh laba akuntansi dan laba tunai terhadap dividen kas. Sampel diambil dari
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel bebas independent yang digunakan adalah laba akuntansi dan laba tunai. Sampel
dari penelitian ini adalah 8 perusahaan perbankan selama kurun waktu 2005- 2008. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji
Universitas Sumatera Utara
statistik menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan
level of significance 5. Hasil dari penelitian ini laba akuntansi dan laba tunai secara simultan berpengaruh terhadap dividen kas. Sementara secara parsial
hanya variabel laba akuntansi yang berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.
Sitanggang 2011 yang meneliti mengenai pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen tunai pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI . Sampel terdiri dari 35 perusahaan dengan periode penelitian dari tahun 2007-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan,
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai. Secara parsial variabel laba bersih berpengaruh positif signifikan terhadap dividen
tunai sedangkan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividen tunai. Sibarani 2011 melakukan penelitian tentang analisis hubungan laba
akuntansi, arus kas operasi dengan deviden tunai pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan yang digunakan
sebanyak 10 perusahaan dalam kurun waktu 2007-2009. Variabel independen yang digunakan adalah laba akuntansi dan arus kas operasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kedua variabel independen mempunyai hubungan yang signifikan dengan deviden tunai, tetapi yang mempunyai hubungan yang
paling signifikan dan kuat adalah laba akuntansi
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual Gambar 2.1