Jenis Pestisida dan Cara Kerjanya

sehingga seluruh permukaannya tertutupi.Contohnya adalah Larvin 250 ST Harahap,1994.

2.1.4 Jenis Pestisida dan Cara Kerjanya

Menurut Djarafuddin 1996, adapun beberapa jenis pestisida dan cara kerjanya terbagi atas : 1. Akarisida, berasal dari kata akari yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Akarisida sering juga disebut sebagai mitesida. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu. 2. Algisida, berasal dari kata alga yang dalam bahasa latinnya berarti ganggang laut. Berfungsi untuk melawan alge. 3. Avisida, berasal dari kata avis yang dalam bahasa latinnya berarti burung. Berfungsi sebagai pembunuh atau zat penolak burung serta pengontrol populasi burung. 4. Bakterisida, berasal dari kata latin bacterium atau kata Yunani bacron. Berfungsi untuk melawan bakteri. 5. Fungisida, berasal dari kata latin fungus atau kata Yunani spongos yang berarti jamur. Berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan Semangun,1996. 6. Herbisida, berasal dari kata latin herba yang berarti tanaman setahun. Berfungsi membunuh gulma tumbuhan pengganggu. Herbisida dibedakan atas herbisida kontak berfungsi mematikan jaringan gulma yang terkena terutama bagian atasnya tetapi bagian bagian akarnya tetap hidup sedangkan herbisida sistemik ketika diabsorbsi oleh akar atau daun dan masuk kedalam pembuluh gulma maka akan mengalami kematian total Wudianto, 2001. Universitas Sumatera Utara 7. Insektisida, berasal dari kata latin insectum yang berarti potongan, keratan atau segmen tubuh. Berfungsi untuk membunuh serangga. Adapun cara masuk insektisida kedalam tubuh serangga sasaran dibedakan atas tiga kelompok diantaranya: a. Racun Lambung Racun Perut,Stomach Poison adalah insektisida yang membunuh serangga sasaran bila insektisida tersebut masuk kedalam organ pencernaan serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan . Selanjutnya, insektisida tersebut dibawa oleh cairan tubuh serangga ketempat sasaran yang mematikan misalnya kesusunan syaraf serangga. Oleh karena itu, serangga harus terlebih dahulu memakan tanaman yang sudah disemprotkan dengan insektisida dalam jumlah yang cukup untuk membunuhnya Jumar, 2000. b. Racun Kontak adalah insektisida yang masuk kedalam tubuh serangga lewat kulit bersinggungan langsung. Serangga hama akan mati bila bersingungan kontak langsung dengan insektisida tersebut Jumar, 2000. c. Racun Pernapasan adalah insektisida yang bekerja lewat saluran pernapasan. Serangga hama akan mati bila menghirup insektisida dalam jumlah yang cukup. Kebanyakan racun napas berupa gas atau bila wujud asalnya padat atau cair yang segera berubah atau menghasilkan gas dan diaplikasikan sebagai fumigansia. Misalnya metil bromida, aluminium fosfida. Rukmana, Rahmat dan Sugandi UU,1997. 8. Larvisida, berasal dari kata Yunani lar. Berfungsi untuk membunuh ulat atau larva. Universitas Sumatera Utara 9. Molluksisida, berasal dari kata Yunani molluscus yang berarti berselubung tipis lembek. Berfungsi untuk membunuh siput. 10.Nematisida, berasal dari kata latin nematoda atau bahasa Yunani nema yang berarti benang. Berfungsi untuk membunuh nematoda semacam cacing yang hidup di akar. 11.Ovisida, berasal dari kata latin ovum yang berarti telur. Berfungsi untuk membunuh telur. 12.Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis berarti kutu, tuma. Berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma. 13.Piscisida, berasal dari kata Yunani piscis yang berarti ikan. Berfungsi untuk membunuh ikan. 14.Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodera yang berarti pengerat. Berfungsi untuk membunuh binatang pengerat, seperti tikus Djafaruddin,2008. 15.Predisida, berasal dari kata Yunani praeda yang berarti pemangsa. Berfungsi untuk membunuh pemangsa predator. 16.Silvisida, berasal dari kata latin silva yang berarti hutan. Berfungsi untuk membunuh pohon. 17.Termisida, berasal dari kata Yunani termes yang berarti serangga pelubang daun. Berfungsi untuk membunuh rayap. Berikut ini beberapa bahan kimia yang termasuk pestisida, namun namanya tidak menggunakan akhiran sida: a. Atraktan, zat kimia yang baunya dapat menyebabkan serangga menjadi tertarik. Sehingga dapat digunakan sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan perangkap. Universitas Sumatera Utara b. Kemosterilan, zat yang berfungsi untuk mensterilkan serangga atau hewan bertulang belakang. c. Defoliant, zat yang dipergunakan untuk menggugurkan daun supaya memudahkan panen, digunakan pada tanaman kapas dan kedelai. d. Desiccant. Zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian tanaman lainnya. e. Disinfektan, zat yang digunakan untuk membasmi atau menginaktifkan mikroorganisme. f. Zat pengatur tumbuh. Zat yang dapat memperlambat, mempercepat dan menghentikan pertumbuhan tanaman. g. Repellent, zat yang berfungsi sebagai penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnya. Contohnya kamper untuk penolak kutu, minyak sereh untuk penolak nyamuk. h. Sterilan tanah, zat yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma. i. Pengawet kayu, biasanya digunakan pentaclilorophenol PCP. j. Stiker, zat yang berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan. k. Surfaktan dan agen penyebar, zat untuk meratakan pestisida pada permukaan daun. l. Inhibitor, zat untuk menekan pertumbuhan batang dan tunas. m. Stimulan tanaman, zat yang berfungsi untuk menguatkan pertumbuhan dan memastikan terjadinya buah Wudianto,2001. Universitas Sumatera Utara 2.2 Penggolongan Pestisida 2.2.1 Bahan Aktif Pestisida

Dokumen yang terkait

Hubungan Personal Hygiene dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pada Petani Dengan Infeksi Cacing di Desa Paribun Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2004

2 46 76

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

5 44 184

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

1 3 16

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 2

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 5

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 2 2

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014 Appendix

0 0 74

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 15

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 2

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

1 3 6