Tindakan Menghindari Resiko Keracunan Pestisida

2. Gunakan pestisida yang diperuntukkan bagi organisme pengganggu tanaman sasaran yang diizinkan untuk tanaman yang dimaksud. 3. Sedapat mungkin gunakan pestisida yang spesifik untuk sasaran tertentu, selektif dan seminimal mungkin merugikan organisme nontarget. 4. Gunakan pestisida yang tidak persisten agar mudah diurai. 5. Gunakan pestisida dengan takaran penggunaan sesuai dengan rekomendasi. Bila mungkin, gunakan pestisida yang takarannya rendah, agar tidak terlalu berat membebani lingkungan. 6. Aplikasikan pestisida dengan volume aplikasi secukupnya. 7. Jangan menyemprot bila hari akan hujan karena pestisida akan tercuci air hujan dan mencemari lingukungan. 8. Jangan mencampur pestisida, mencuci alat-alat aplikasi dan mencuci pakaian kerja yang terkontaminasi diair yang mengalir. 9. Jangan membuang sisa pestisida disembarang tempat. 10.Perhatikan arah angin dan jangan menyemprot bila angin terlalu kuat. 11.Gunakan droplet ukuran sedang untuk segala keperluan penyemprotan. Bila perlu gunakan ukuran droplet sangat halus dan aplikasikan dengan ekstra hati-hati. 12.Jangan membuang bekas kemasan pestisida disembarang tempat. 13.Wadah berupa kertaskarton dan plastik sebaiknya dibakar. 14.Wadah berupa gelas sebaiknya dipecah dan dikubur ditempat yang aman. 15. Kemasan dari kaleng sebaiknya dilubangi, dihancurkan, dan dikubur ditempat yang aman Djojossumarto, 2000.

2.6 Tindakan Menghindari Resiko Keracunan Pestisida

Universitas Sumatera Utara Untuk menekan resiko dan menghindari dampak negatif penggunaan pestisida bagi petani, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni : 1. Peraturan Perundangan Banyak peraturan yang mengatur pestisida, termasuk cara penggunaanya serta tindakan keselamatan yang perlu diambil dan dilaksanakan serta ditaati Mukono,2005. 2. Pendidikan dan Latihan Pengguna pestisida perlu dibekali informasi yang memadai dan jujur tentang seluk-beluk pestisida dan cara penggunaannya yang legal, benar dan bijaksana. Latihannya dapat disisipkan pada penyuluhan-penyuluhan pertanian Mukono,2005. 3. Peringatan Bahaya Setiap kemasan pestisida atau brosur yang menyertainya selalu memuat petunjuk penggunaannya, peringatan bahaya dan petunjuk serta syarat-syarat keselamatan yang harus dipenuhi oleh pengguna Wudianto,2001. 4. Penyimpanan Pestisida Pestisida sebaiknya disimpan ditempat khusus dan aman bagi siapapun, terutama anak-anak. Tempat untuk menyimpan pestisida harus terkunci dan tidak mudah dijangkau oleh anak-anak atau bahkan hewan peliharaan Wudianto, 2001. 5. Tempat Kerja Tempat kerja untuk mencampur pestisida harus bersih, terang dan berventilasi baik. Pencampuran pestisida harus dilakukan diluar ruangan. Sediakan pasir atau serbuk gergaji dan air didekat tempat kerja yang berfungsi untuk Universitas Sumatera Utara menyerap atau membersihkan pestisida yang tumpah dan air yang digunakan untuk mencuci tangan bila terkena pestisida. 6. Kondisi Kesehatan Pengguna Badan yang sehat, kuat dan perut cukup terisi tidak menjamin bebas dari keracunan pestisida , tetapi kondisi yang kurang sehat dan perut kosong akan memperburuk keadaan bila terjadi kontaminasi atau keracunan. 7. Penggunaan PakaianPeralatan Pelindung Pakaian dan peralatan pelindung tubuh harus dipakai bukan saja waktu aplikasi, tetapi sejak mulai mencampur dan mencuci peralatan aplikasi sesudah aplikasi selesai. Beberapa peralatan pelindung yang harus digunakan adalah : a. Pakaian sebanyak mungkin menutupi tubuh, seperti celana panjang dan dan kemeja lengan panjang yang terbuat dari bahan yang cukup tebal dan tenunnannya rapat. b. Adanya celemek appron yang dapat dibuat dari plastik atau kulit. Digunakan ketika menyemprot tanaman yang tinggi. c. Penutup Kepala, misalnya topi lebar atau helm khusus untuk menyemprot. d. Pelindung mulut dan lubang hidung, misalnya berupa masker sederhana atau sapu tangan. e. Pelindung mata, misalnya kaca mata, goggle atau face shield f. Sarung tangan yang tidak tembus air. g. Sepatu boot untuk menyemprot dilahan basah sawah serta dilahan kering juga dipergunakan . Ketika menggunakan sepatu boot, ujung celana panjang Universitas Sumatera Utara jangan dimasukkan kedalam sepatu, tetapi ujung celana harus menutupi sepatu boot Djojosumarto, 2000. 2.7 Alat Pelindung Diri 2.7.1 Pengertian Alat Pelindung Diri

Dokumen yang terkait

Hubungan Personal Hygiene dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pada Petani Dengan Infeksi Cacing di Desa Paribun Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2004

2 46 76

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

5 44 184

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

1 3 16

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 2

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 0 5

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014

0 2 2

Perilaku Petani Dalam Penggunaan Pestisida Dan Alat Pelindung Diri (Apd) Serta Keluhan Kesehatan Petani Di Desa Sukajulu Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo Tahun 2014 Appendix

0 0 74

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 15

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 2

Personal Hygiene, Alat Pelindung Diri (APD) serta keluhan penyakit kulit pada petani di Desa Gundaling II Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo Tahun 2017

1 3 6