Analisis Kelayakan Usaha Pertanian
D. Analisis Kelayakan Usaha Pertanian
Selain analisis produktvitas, biaya, penerimaan, dan keuntungan dalam menghitung kelayakan usaha pertanian atau evaluasi proyek pertanian, analisis produktivitas tenaga kerja ddibandingkan dengan upah, RC Ratio dibandingkan dengan nilai 1, rentabilitas (produktivitas modal) dengan tingkat suku bunga bank, serta pendapatan dengan sewa lahan juga digunakan untuk menghitung proyek tersebut. Menurut Suratiyah (2006:93) suatu usahatani dikatakan layak jika RC rasio > 1; produktivitas modal atau rentabilitas ( πC) dikali 100 persen > bunga bank berlaku; produktivitas tenaga kerja > tingkat upah yang berlaku; dan pendapatan usahatani > sewa lahan.
Proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan manfaat (Kadariah, 1978:76). Kelayakan usahani pertanian dapat dilihat dari manfaat atau benefit yang ditunjukan. Selama usaha tersebut dapat memberikan manfaat maka usaha tersebut layak untuk diusahakan. Kelayakan usahatani dapat dilihat di antaranya menggunakan analisis, produktivitas tenaga kerja, dan rentabilitas (Rate of Profit). Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan termasuk modal dan tenaga kerja (Ravianto, 1986:34). Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil kerja persatuan waktu, yaitu :
Hasil Usaha (Rp)
Produktivitas Kerja = --------------------------------------- ................ (II.18)
Jumlah Curahan kerja (JKO)
Kriteria pengujian : Jika produktivitas TK > upah (dalam hal ini usaha pertanian) maka usaha tersebut layak diusahakan, sebaliknya jika produktivitas TK < upah maka usahatani padi organik tidak layak diusahakan. Produktivitas dapat diukur dan diperbandingkan antara satu organisasi, kumpulan organisasi dan seluruh organisasi disuatu negara. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain pendidikan dan latihan, gizi dan kesehatan, penghasilan dan jaminan sosial, kesempatan kerja, kemampuan manajerial petani dan kebijakan pemerintah. Salah satu cara mengetahui kelayakan dan kemajuan usaha adalah dengan menggunakan angka, yaitu perbandingan antara penerimaan dalam nilai uang dengan besarnya biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tersebut (Soekartawi, 2002:67). Kemudian RC ratio dengan Kriteria pengujian : jika RC
rasio > 1, maka usaha yang dilakukan efisien, dan layak diusahakan, sebaliknya jika RC rasio <1, maka usaha tidak efisien tidak layak diusahakan, yang di rumuskan sebagai berikut :
R
RC Rasio = ----- ........................................................................ (II.19)
C
Menurut Suratiyah (2006:24) masalah rate of Profit atau rentabilitas adalah masalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan selama periode tertentu, yang dihasilkan dengan perbandingan antara laba dengan aktiva atau antara laba dengan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Analisis rentabilitas dengan kriteria pengujian, yaitu jika nilai rentabilitas > bunga bank, maka usaha yang dilakukan layak diusahakan, sedangkan jika nilai rentabilitas < bunga bank, maka usaha tidak layak diusahakan dengan rumus yang digunakan sebagai berikut :
π
Rentabilitas = ----- x 100 ....................................................... (II.20)
C
Dalam menganalisis kelayakan usahatani padi organik di Kabupaten Bantul digunakan analisis keuntungan, RC Rasio, Produktivitas tenaga kerja, dan rentabilitas atau produktivitas modal (Agus, dkk, 2006:140-142). Analisis keuntungan menunjukkan bahwa usahatani padi organik menguntungkan, sehingga layak untuk diusahakan. Nilai keuntungan yang diperoleh adalah Rp 5.251.602hektar untuk jangka waktu usaha selama 2 bulan. Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan dalam usahatani. Rata-rata harga beras organik adalah Rp.3.873kg. Sebenarnya keuntungan yang diperoleh dapat lebih tinggi jika petani langsung menjual kepada konsumen. Dari hasil pengumpulan data diperoleh harga beras organik tertinggi adalah Rp.4.200kg dan terendah Rp.3.700kg. Mayoritas petani sampel menjual beras organik kepada kelompok tani, dan kelompok tanilah yang kemudian akan memasarkannya kepada konsumen.
Analisis RC rasio menunjukan nilai 1,81. Nilai tersebut lebih besar dari 1, sehingga dapat dinyatakan bahwa usahatani padi organik layak dilakukan. Nilai RC rasio sebesar 1,81 memberikan arti bahwa dengan
mengeluarkan modal Rp 1 akan mampu menghasilkan pendapatan Rp 1,81. Dari sini dapat dilihat bahwa usahatani padi organik layak karena pendapatan yang diperoleh masih lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (1,81 > 1). Sedangkan Nilai produktivitas tenaga kerja sebesar 56.928,56, masih lebih besar dari rata-rata upah per hari sebesar Rp.16.500. Ini berarti bahwa setiap hasil usaha yang diperoleh pada setiap curahan kerja yang dilakukan lebih besar dan nilai upah yang diperoleh. Tabel II.7 Analisis Kelayakan Usahatani Padi Organik per Hektar
di Kabupaten Bantul
1. Produktivitas beras (kg)
3.059 kg
2. Biaya (Rp)
Rp 6.475.681
3. Penerimaan (Rp)