: Information technology relatedness berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Tabel 5 Hasil Pengujian Non Response Bias Berdasarkan Cara Pengiriman
t-test Variabel
Levene Test
Respon
Mean
F Sig.
Asumsi
Sig. Kesimpulan (2-tailed)
ITR Melalui pos
-0.780 0.437 Sama Penyampaian Langsung
equal variances
assumed
Melalui pos
KMC
Penyampaian Langsung
-1.605 0.112 Sama Melalui pos
equal variances
equal variances
Penyampaian Langsung
Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Masing-Masing Variabel
No.
Variabel
Composite Reliability
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Masing-Masing Konstruk
No.
Variabel
Composite Reliability
Uji Kualitas Data
dengan menggunakan convergent validity.
Uji kualitas data meliputi uji realibilitas Convergent validity dari measurement model
dan uji validitas. dengan indikator refleksif dapat dilihat dari korelasi antara masing-masing skor indikator
Uji Realibilitas
dengan skor konstruknya (Ghozali 2006).
Uji reliabitas dilakukan dengan melihat Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi nilai composite reliability yang dihasilkan jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk dari perhitungan PLS untuk masing-masing yang ingin diukur, namun menurut Chin (1998) variabel maupun konstruk. Suatu variabel dalam Ghozali (2006) untuk penelitian pada maupun konstruk dikatakan reliabel jika tahap awal pengembangan skala pengukuran memberikan nilai composite reliability > 0,70
nilai 0,5 sampai dengan 0,6 dianggap cukup. (Werts et al.1974 dalam Ghozali 2006). Hasil
Hasil uji validitas dengan menggunakan nilai uji reliabilitas disajikan pada Tabel 6 dan 7.
convergent validity yang dihitung dengan PLS Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7 dapat
dapat dilihat pada Tabel 8.
diketahui bahwa baik variabel maupun masing- Berdasarkan Tabel 8 semua indikator
masing kontruk penelitian ini reliabel. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai
composite yang dipakai baik variabel independen, reliability > 0,70. dependen maupun moderasi valid. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai original sample
Uji Validitas
estimate diatas 0,5. Seperti yang disarankan Uji validitas dilakukan dengan mengguna-
oleh Chin (1998) dalam Ghozali (2006) kan evaluasi measurement (outer) model yaitu
dimana untuk penelitian pada tahap awal
68 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2011, Volume 8 - No. 1, hal 54 - 77
Tabel 8 Hasil Uji Validitas
Original Sample Estimate
Keterangan
CP CP1
Valid CP2
Valid CP3
Valid CP4
Valid CP5
Valid CP6
Valid CP7
Valid CP8
Valid CP9
Valid ITRSMP ITSMP1
Valid ITSMP2
Valid ITSMP3
Valid ITRVMP ITVMP1
Valid ITVMP2
Valid ITVMP3
Valid ITVMP4
Valid ITHRMP ITHRMP1
Valid ITHRMP2
Valid ITHRMP3
Valid ITHRMP4
Valid ITHRMP5
Valid ITINF ITINF1
Valid ITINF2
Valid ITINF3
Valid ITINF4
Valid ITINF5
Valid ITINF6
Valid ITINF7
Valid PKMC PKMC1
Valid PKMC2
Valid PKMC3
Valid PKMC4
Valid CKMC CKMC1
Valid CKMC2
Valid CKMC3
Valid CKMC4
Valid MKMC MKMC1
Valid MKMC2
Valid MKMC3
Valid MKMC4
pengembangan skala pengukuran nilai 0,5 variabel (information technology relatedness, sampai dengan 0,6 dianggap cukup.
knowledge management capability dan corporate performance) signifikan karena
Analisis Data
memiliki nilai t-statistics > 1.96 dan signifikan
Uji Outer Model
pada p < 0.05.
Gambar 2 merupakan hasil estimasi
perhitungan dengan menggunakan PLS untuk Uji Inner Model
menguji H1, H2 dan H3. Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan
Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square ditunjukkan gambar 2, diketahui bahwa semua
dari model penelitian. Dengan simpulan
Luluk Muhimatul Ifada, Pengelolaan Knowledge Management Capability dalam Memediasi Dukungan… 69
Gambar 2 Hasil Outer Model
Tabel 9 Uji Inner Model Atau Structural Model
variabel independen mampu menjelaskan variabel corporate performance hanya sebesar variabilitas variabel dependennya. Variabel 34,6% dan sisanya dijelaskan oleh variabel information technology relatedness mampu
lainnya. Ditunjukkan dalam Tabel 9. menjelaskan variabilitas variabel knowledge
Setelah melakukan penilaian fit model management capability sebesar 56,4 % dan dengan menilai outer model atau measurement
sisanya dijelaskan oleh variabel lainnya. model dan menilai inner model atau structural Sedangkan variabel information technology model, dapat dilihat model telah mempunyai relatedness dan knowledge management convergent validity yang baik dan diperoleh capability mampu menjelaskan variabilitas full model SEM (disajikan dalam Gambar 3).
70 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2011, Volume 8 - No. 1, hal 54 - 77
Gambar 3 Full Model SEM
Tabel 10 Result for Inner Weights
Pengaruh antar
Original Sample
Kesimpulan Variable
Standard Deviation
Diterima KMC -> CP
Diterima ITR -> CP
Pengujian Hipotesis
teknologi informasi yang dilakukan oleh Dalam pengujian hipotesis ini, batas perusahaan dalam hal ini infrastruktur, strategi, untuk menolak dan menerima hipotesis yang sumber daya manusia, dan vendor akan secara diajukan adalah hasil estimasi t-statistik diatas
bersamaan mampu menciptakan sinergi 1.960 untuk p < 0.05. Untuk mengkonfirmasi
sehingga dapat meningkatkan knowledge hipotesis ini dapat dilihat hasil estimasi management capability lintas unit. t-statistik pada result for inner weight Tabel 10.
Penelitian ini mengkonseptualisasi knowledge Adapun kesimpulan yang diperoleh hipotesa management capability perbankan terkait satu, dua dan tiga berhasil diterima.
dengan kemampuan perbankan untuk memanfaatkan knowledge synergy lintas
ANALISIS HASIL PENELITIAN
unit. Eksploitasi knowledge synergy lintas unit memerlukan koordinasi sumber daya
Analisis Pengaruh Information pengetahuan komplementer dan terkait dalam Te c h n o l o g y r e l a t e d n e s s t e r h a d a p lintas unit bisnis perusahaan. Berdasarkan riset
Knowledge Management Capability
sebelumnya, penelitian ini mengkonseptualisasi Pengaruh positif dan signifikan antara
teknologi informasi dengan menggunakan information technology relatedness terhadap
konstruk information technology relatedness knowledge management capability meng- untuk mengkonseptualisasi koordinasi indikasikan bahwa berdasarkan konsep mekanisme berbasis information technology,
sinergi super additive dalam teori ekonomi dan untuk menjelaskan bagaimana complementarity, pengelolaan sumber daya mekanisme tersebut dapat mendukung serta
Luluk Muhimatul Ifada, Pengelolaan Knowledge Management Capability dalam Memediasi Dukungan… 71
memungkinkan implementasi knowledge mengelola sumber daya yang dimilikinya management capability lintas unit didalam dimana kemampuan tersebut dapat menjadi
perbankan. Misalnya dengan menggunakan mediator antara teknologi informasi dan mekanisme koordinasi berbasis information
kinerja perusahaan. Lebih tepatnya fenomena technology, maka kemampuan perusahaan knowledge management yang mengindikasikan dalam mentransfer pengetahuan terhadap bahwa knowledge management capability kebutuhan, pilihan, maupun perilaku membeli
dapat menjadi perantara antara teknologi dari pelanggan yang relevan diantara unit-unit
informasi dan kinerja perusahaan. Beberapa bisnis (dalam hal ini kemampuan manajemen
penelitian dalam sistem informasi diantaranya dalam mengelola sumber daya pengetahuan Alawi dan Leidner (2001), Gold et al. (2001) perusahaan terhadap customer) akan dan Schultze dan Leidner (2002) mendukung meningkat. Hal tersebut kemudian diiringi bahwa information technology relatedness dengan penerapan keseluruhan dimensi dapat meningkatkan knowledge management knowledge management capability baik capability organisasi. produk, customer maupun manajerial. Ketika
perbankan mentransfer pengetahuan terhadap Analisis Pengaruh Knowledge
kebutuhan, pilihan, maupun perilaku membeli
Management Capability terhadap
dari pelanggan yang relevan diantara unit-unit
Kinerja Perusahaan
bisnis disertai implementasi seluruh dimensi Pengaruh positif dan signifikan antara knowledge management capability maka hal knowledge management capability terhadap ini akan lebih meningkat dengan penggunaan
kinerja perusahaan (dalam hal ini kantor mekanisme koordinasi berbasis information
cabang perbankan) melalui pendekatan technology.
model reflective second order factor terbukti, Knowledge management (manajemen menunjukkan bahwa complementarity tiga pengetahuan) berawal dan berdasarkan pada dimensi knowledge management capability satu kata, yaitu berbagi-bersama (share)
menciptakan dan memanfaatkan sinergi lintas dengan kesenangan hati berbagi pengetahuan unit atas product knowledge management bersama (Putu 2006). Kemampuan knowledge
capability, customer knowledge management management tersebut akan semakin meningkat
capability, dan managerial knowledge diterapkan dalam perbankan tatkala infra-
management capability yang diterapkan struktur teknologi beserta penerapan ketiga bersama, membentuk sinergi knowledge lintas
aspek lainnya dalam information technology unit dan dapat meningkatkan kinerja kantor relatedness secara komplementer sudah cabang perbankan. Temuan penelitian ini dibangun sehingga akan memperlancar konsisten dengan Tanriverdi (2005). pertukaran pengetahuan. Perkembangan di
Hal tersebut juga menguatkan teori bidang teknologi informasi berpengaruh terhadap
efficiency-based view yang lebih sering dikenal sharing knowledge pada dunia perbankan dengan
sebagai resource-based view. Resource- pengumpulan semua knowledge yang ada yang
based view dapat diartikan sebagai model bertujuan untuk menghasilkan nilai tambah bagi
berbasis sumber daya yang memfokuskan perbankan, dan merupakan pendekatan efektif
pada pengembangan atau perolehan sumber untuk mencapai keuntungan kompetitif dari daya dan kapabilitas yang berharga yang sulit pemeliharaan organisasi.
atau tak mungkin ditiru oleh para pesaing Hasil penelitian ini, information technology
(Hamdan 2007). Complementarity knowledge re l a t e d n e s s b e r p e n g a r u h p o s i t i f d a n management capability menjadi tidak mudah signifikan terhadap knowledge management untuk diamati dan dikenali oleh para pesaing capability mendukung kebanyakan sehingga menjadi “skills or knowledge penelitian sekarang yang lebih melihat pada sets” yang digunakan perusahaan untuk kemampuan perusahaan dalam mengatur dan menghasilkan suatu competitive sustainability
72 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juni 2011, Volume 8 - No. 1, hal 54 - 77
advantage yang pada gilirannya mampu information technology infrastructure terhadap meningkatkan kinerja perusahaan.
kinerja perusahaan, dalam penelitian ini adalah Para ahli teori organisasi terkemuka pada konteks perbankan di Jawa Tengah. telah mempopulerkan konsep knowledge
Teknologi informasi dan praktek management sebagai keunggulan bersaing. manajemen teknologi informasi dapat Mereka menyarankan bahwa agar dapat tetap diterapkan pada lintas suatu cakupan luas dalam bersaing, organisasi harus secara efisien dan
bisnis. Demikian pula perbankan mempunyai efektif menciptakan, mengalokasikan dan peluang mengeksploitasi sinergi information menangkap serta membagi pengetahuan technology antar unitnya dengan menerapkan dan keahliannya untuk mengaplikasikan praktek manajemen teknologi informasi dan pengetahuan dalam menyelesaikan masalah sumber daya teknologi informasi yang dimiliki dan mengekploitasi peluang (Elnath 2005). pada berbagai unit (cabang) nya. Lebih lanjut Studi-studi knowledge management capability
sintesa dari diversifikasi Resource-based mengungkapkan pentingnya organisasi view dan teori ekonomi complementarity,
mengembangkan pengetahuan sebagai aset menyebutkan relatedness dan complementarity agar mampu menghadapi persaingan (Carneiro
sumber daya teknologi informasi berturut- 2000; Lee 2001; Rowley 1999). Contoh turut menciptakan sinergi sub-adiditive cost kantor cabang perbankan selalu berupaya dan sinergi nilai super-additive. Information menggabungkan pengetahuan pelanggan technology relatedness dalam penelitian yang relevan antar unit-unit bisnis untuk ini merupakan complementarity dari empat memperoleh wawasan pelanggan yang baru dan
dimensinya, dapat menciptakan sinergi dipergunakan untuk menghadapi persaingan.
nilai super-additive. Sinergi super-additive Peningkatan kemampuan menghadapi atas penggunaan kesatuan komplementer persaingan tentunya mengindikasikan adanya information technology relatedness akan peningkatan kinerja. Hal ini menguatkan menjadi competitive sustainability advantage penerapan knowledge management capability
bagi perusahaan. Sehingga eksploitasi sinergi mampu menciptakan sinergi knowledge
ini dalam pengelolaan teknologi informasi dan dapat digunakan oleh kantor cabang antar unit bisnis akan berpengaruh secara perbankan sebagai competitive sustainability
positif terhadap kinerja perusahaan. advantage sehingga dapat meningkatkan
Information technology adalah item kinerja perusahaan. Penelitian ini mendukung investasi yang relatif tinggi pada perbankan, penelitian Teece (1998) dalam Tanriverdi terbukti investasi teknologi informasi di (2005) yang menunjukkan bahwa knowledge
Indonesia, khususnya pada bidang perbankan management capability memberikan manfaat dengan banyaknya penyediaan fasilitas kompetitif dan meningkatkan kinerja layanan berbasis teknologi untuk mendukung perusahaan.
operasionalnya menunjukkan bahwa bank mengalokasikan investasi yang relatif tinggi
Analisis Pengaruh Information dalam teknologi informasi. Bahkan anggaran Technology relatedness terhadap Kinerja dana untuk investasi teknologi informasi pada
Perusahaan
salah satu bank di Indonesia mencapai 200
Pengaruh positif information technology juta dolar Amerika (Departemen Keuangan relatedness terhadap kinerja perusahaan
Republik Indonesia 2006). Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa information technology dipergunakan untuk pembenahan jaringan, relatedness yang terdiri dari empat dimensi pelatihan sumber daya manusia, pengelolaan yaitu information technology strategy making manajemen hingga menjalin kerjasama dengan processes, information technology vendor
operator seluler dalam rangka penyediaan management processes, information technology
fasilitas electronic delivery channel yang human resource management processes dan
diharapkan mendorong kinerja perusahaan.
Luluk Muhimatul Ifada, Pengelolaan Knowledge Management Capability dalam Memediasi Dukungan… 73
Tabel 11
Pengaruh Tidak Langsung Information Technology Relatedness terhadap Kinerja