Karakteristik Aliran Perhitungan Empiris Kedalaman Gerusan Lokal

Pola gerusan disekitar pilar dengan variasi bentuk menunjukkan adanya pendangkalan kedalaman gerusan yang terbesar paada pilar persegi dengan sisi depan miring, dimana pada bagian belakang pilar terlihat penumpukan material dasar sedimen yang diakibatkan adanya proses transpor sedimen. Dari gambar 45 di atas ternyata terjadi perbedaan pola kedalaman gerusan yang disebabkan oleh perbedaan bentuk. Hal ini dikarenakan bentuk pilar mempengaruhi besarnya kedalaman proses penggerusan.

4.5 Perhitungan Empiris Kedalaman Gerusan Lokal

4.5.1 Karakteristik Aliran

B = 0.076 m h = 0. 12 m Q = 1.0 lts d 50 = 0.45 mm Gs = 2.65  Menghitung kecepatan U: U = � � = � �ℎ = 0.001 0.076 � 0.12 = 0.109 ms  Menghitung angka Reynold Re: Re = �ℎ � = 0.109� 0.12 10 −6 = 13080 Re 1000 maka aliran turbulen  Menghitung angka Froude Fr: Fr = � ��ℎ = 0.109 √9.81�0.120 = 0.1005 Fr 1 disebut aliran sub kritis Universitas Sumatera Utara  Menghitung jari-jari hidraulis R: A = B h P = B + 2h R = � � = �ℎ �+2ℎ = 0.076 � 0.12 0.076+20.12 = 0.0288 m  Menghitung koefisien Manning n: n = � 50 1 6 21 = 0.00045 1 6 21 = 0.0131  Menghitung kemiringan saluran s: U = C √� � C = 1 � � 1 6 U = 1 � � 2 3 � 1 2 S = � � � � � 2 3 � 2 = � 0.109 � 0.0131 0.0288 2 3 � 2 = 0.00023  Menghitung selisih massa relatif Δ: ∆ = � � −� � = Gs -1 = 2650 – 1000 = 1650  Menghitung tegangan geser � : � = � � ℎ � = 1000 x 9.81 x 0.12 x 0.00023 = 0.271 Nm 2  Menghitung kecepatan geser � ∗ : � ∗ = � � � � � 0.5 = � 0.271 1000 � 0.5 = 0.0164 ms Berdasarkan grafik Shield untuk d 50 = 0.45 dan u = 0.0164 ms, didapat koefisien Shield � � = 0.04 Persamaan Shield: � � = � � � � ∆ � = � ∗� 2 � ∆ � Universitas Sumatera Utara  Menghitung tegangan geser kritik � � : � � = � � � ∆ � = 0.04 x 9.81 x 1650 x 0.00045 = 0.291 Nm 2  Menghitung kecepatan geser kritik � ∗ � = �� � � ∆ � = √0.04� 9.81 � 1650 � 0.00045 = 0,54 ms Dimana � � � � ∗ � � ∗ butiran bergerak Sehingga analisis didasarkan pada persamaan clear water scour, akan tetapi jika ditinjau rasio kecepatan aliran yang terjadi yaitu kecepatan aliran permukaan dan kecepatan aliran kritik, maka analisisnya adalah: U c = u c �5,75 ��� � ℎ 2� 50 � + 6� = 0,54 �5,75 ��� � 0.12 2 � 0.00045 � + 6� = 9.838 ms Dari hasil tersebut diatas bahwa U c = 9.838 ms dan U = 0.109 ms sehingga U c U untuk UU c = 0.011 1.0 yang berarti proses transportasi sedimen belum terjadi.  Menghitung standar deviasi geometrik: � � = � � 84 � 50 � 0.5 = � 1.4 0.45 � 0.5 = 1.76 Dari gambar 7 yaitu hubungan antara diameter ukuran butiran material dasar dengan koefisien simpangan baku K � fungsi standar deviasi geometri ukuran butir � � pada d 50 0.7 mm di peroleh nilai K � = 0.8. Koefisien bentuk pilar K s dapat dilihat dari tabel 2 yang tersedia. Untuk pilar persegi Ks = 1.22, sedangkan untuk pilar persegi dengan sisi depan miring Ks = 0.76. Universitas Sumatera Utara Nilai � � 50 = 76 0.45 = 168.89 Dari nilai dapat dicari koefisien ukuran butiran K dt = 1 pada gambar 9. Dari nilai � � = 120 76 = 1.58 maka dapat dicari koefisien kedalaman aliran Kd = 0.55 pada gambar 10. 4.5.2 Kedalaman Gerusan Lokal Menurut Persamaan Raudkivi 1991 a. Pilar persegi dengan debit aliran Q = 1.0 lts K � = 0.8 K s = 1.22 K � = 1.0 K dt = 1.0 K d = 0.55 Maka, kedalaman gerusan dapat dicari dengan menggunakan persamaan 12 hal. 28 yaitu: y se = 2.3 K σ K s K α K dt K d = 2.3 x 0.8 x 1.22 x 1.0 x 1.0 x 0.55 = 1.235

b. Pilar persegi dengan sisi depan miring dengan debit aliran Q = 1.0 lts